TINJAUAN PUSTAKA
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2002). Kunjungan ibu hamil atau ANC
adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dengan kegiatan mempertukarkan
informasi ibu dan bidan serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum
dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah,
2006). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi
perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan
keyakinan , nilai dan motivasi. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung (enabling
terakhir yang termasuk faktor pendorong (reinforcing factor) adalah sikap dan
perilaku petugas kesehatan, informasi kesehatan baik literature, media, atau kader
bertindak untuk mencapai tujuan tertentu, dalam keadaan ini tujuan ibu hamil adalah
Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk
mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap
kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat
diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
2006). Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan
diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko
tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan
janinnya. Dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin,
2002).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi :
Keluarga Berencana, Antenatal Care, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan
Obstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada setiap ibu
hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang
keguguran.
a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14 minggu
Tujuannya :
2) Perencanaan persalinan
Tujuannya :
perkemihan
c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan
Tujuannya :
kembang bayi
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
Menurut Depkes RI (1994), tujuan Antenatal care adalah untuk menjaga agar
ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan
pengawasan wanita selama kehamilannya secara berkala dan teratur agar bila timbul
Mengacu pada penjelasan di atas, bagi ibu hamil dan suami/keluarga dapat
mengubah pola berpikir yang hanya datang ke dokter jika ada permasalahan dengan
proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan selamat. Dan yang tak kalah
penting adalah kondisi bayi yang dilahirkan juga sehat, begitu pula dengan ibunya.
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
9. Tatalaksana kasus
a. Kebutuhan
Pemeriksaan kehamilan secara teratur akan dilakukan oleh ibu hamil, bila
kehamilan.
c. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada
dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan tenaga
Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan budaya
keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan
kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan
sesuai standar 3 kali lebih besar dibandingkan responden yang kurang mendapat
dukungan suami/keluarga.
e. Imbalan
seperti makanan tambahan, susu, atau vitamin secara gratis. Imbalan yang
positif ini akan semakin memotivasi ibu untuk datang ketenaga kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya.
f. Pengalaman
persalinan dan nifas yang lalu. Ibu yang memiliki pengalaman buruk dalam
g. Sikap
Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap (attitude) yaitu suatu
terhadap sesuatu keinginan yang dilakukan. Maka dapat dikatakan seorang ibu
akan mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan ANC. Hal ini dikarenakan
bahaya dan risiko yang mungkin terjadi selama hamil. Sikap ibu terhadap
OR = 2,83 yang berarti bahwa responden yang memiliki sikap positif akan
h. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat menyiapkan fisik atau
mental agar sampai akhir kehamilannya sama sehatnya, bilamana ada kelainan
fisik atau psikologis bisa ditemukan secara dini dan diobati, serta melahirkan
sebesar 3,853, artinya ibu yang pengetahuannya baik mempunyai peluang 3,8
kurang.
i. Ekonomi/Penghasilan
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan
(Effendy, N, 1998).
keluarga juga berperan bagi seseorang dalam bertindak termasuk tindakan yang
antenatal sesuai standar 2,42 kali dibandingkan dengan ibu yang berpenghasilan
rendah.
Yang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa
faktor biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak
gangguan lain. Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis
dan faktor non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak
kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah
Menurut Muhtar, (1998) faktor non-medis dan faktor medis yang dapat
serba kekurangan merupakan faktor non medis yang banyak terjadi terutama
menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari anamnesa tentang umur,
paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan pemeriksaan lengkap
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor risiko pada ibu hamil ada
3 kelompok yaitu :
a. Kelompok Faktor risiko I (ada potensi gawat obstetri), seperti primipara muda
terlalu muda umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil pertama
umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi,
terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35
tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm, riwayat persalinan yang
Deteksi ibu hamil berisiko kelompok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh
b. Kelompok Faktor Risiko II ( ada gawat obstetri), ibu hamil dengan penyakit,
pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di
Rumah Sakit.
c. Kelompok Faktor Risiko III (ada gawat obstetri), perdarahan sebelum bayi lahir,
pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelompok faktor risiko III, ini harus
segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah
buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga
1) Usia
Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia<
20 tahun. Pada usia< 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul
waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan
Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun,
kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh
usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan
2) Paritas
prematur
b) Multipara : Seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu anak
atau lebih.
risiko tinggi lebih banyak terjadi pada multipara dan grandemultipara, dimana
terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka implantasi plasenta
daerah tersebut menjadi tidak subur dan tidak siap menerima hasil konsepsi,
maksimal dan mengganggu sirkulasi darah ke janin. Hal ini akan berisiko pada
3) Jarak Kehamilan
Menurut Ramli (1997), jarak adalah selang waktu antara dua peristiwa, ruang
antara dua objek bagian. Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan.
plasenta.
Pada kehamilan dengan jarak > 3 tahun keadaan endometrium yang semula
Pada kehamilan dengan jarak > 4 tahun sel telur yang dihasilkan sudah
sindrom down dan pada saat persalinan pun berisiko terjadi perdarahan post
partum.Hal ini disebabkan otot-otot rahim tidak selentur dulu, hingga saat
haemoragic post partum (HPP), dan risiko terjadi pre eklamsia dan
kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang
antenatal perlu dilakukan secara dini, sehingga dapat ditemukan sedini mungkin
dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi. Oleh sebab itu ibu
orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar dari pada yang tidak
melakukan. Kata motivasi berasal dari kata motivation, yang dapat diartikan sebagai
dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai suatu tujuan
tertentu (Rivai, 2004). Sementara Gibson et.al (1996), menyatakan bahwa motivasi
sebagai suatu dorongan yang timbul pada atau didalam diri seorang individu yang
suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
lakunya.Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan,
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
a. Kebutuhan (Need)
b. Harapan (Expectancy)
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat
perbuatan.Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa
pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan tenaga
kesehatan (dokter, bidan, perawat) dan minat atau keinginan untuk mengetahui
2. Motivasi Ekstrinsik
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau
pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu. (Djamarah, 2002).
tetapi karena dorongan dari keluarga seperti : suami, orang tua, teman ataupun
anggota keluarga yang lain. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin
yang baik pula, sehingga akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
b. Imbalan
makanan tambahan (susu), suntik TT atau vitamin tambah darah. Imbalan yang
positif ini akan semakin memotivasi ibu hamil untuk datang ketenaga kesehatan
sehat.
a. Faktor Fisik
Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik, misal
status kesehatan dan status gizi ibu hamil (http://situs.kespro.info/kia/htm). Bila ibu
hamil merasa dalam status kesehatan yang baik, tidak ada keluhan maka mereka
menganggap bahwa tidak perlu melakukan pemeriksaaan kehamilan, jadi ibu hanya
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada
kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Ibu hamil yang mengalami
gangguan pada proses mental tentu sulit untuk membuat suatu keputusan bahwa
pemeriksaan kehamilan adalah suatu kebutuhan karena adanya gangguan pada proses
berfikir.
c. Faktor Hereditas
secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu yang mudah
Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar individu baik fisik, biologis,
g. Faktor Media
kesehatan (Sugiyono, 1999). Dengan adanya media ibu hamil menjadi lebih tahu
tentang pemeriksaan kehamilan dan pada akhirnya dapat menjadi motivasi untuk
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari yang
paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit
untuk dicapai atau didapat.Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
Aktualisasi diri
Penghargaan
Sosial
Keamanan
Faali
a. Kebutuhan fisiologis
kebutuhan biologis seperti bernafas, buang air besar, buang air kecil dan lain
sebagainya.
Misalnya : bebas dari diskriminasi, bebas dari ancaman, bebas dari rasa
Pada dasarnya manusia tidak pernah puas pada tingkat kebutuhan manapun,
tetapi untuk memunculkan kebutuhan yang lebih tinggi perlu memenuhi tingkat
kebutuhan yang lebih rendah terlebih dahulu. Dalam usaha untuk memenuhi segala
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang
sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi
2.3. Persepsi
diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga
individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati,
baik yang ada di luar maupun di dalam individu (Sunaryo, 2004). Menurut Wiliam
terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indera hasil pengolahan otak atau
ingatan. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun obyeknya sama.
Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003) persepsi dalam arti sempit adalah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas
atau mengartikan sesuatu. Walgito (1991) yang menyatakan bahwa persepsi itu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated
dalam diri individu. Sesuai dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh para ahli
suatu kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati.
obyek, situasi, peristiwa orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau, sikap,
Persepsi individu terhadap suatu objek tidak terjadi begitu saja, tapi ada
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam faktor
personal. Jadi persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli,
tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut
2. Sikap
3. Pendidikan (Pengetahuan)
4. Ekonomi/Penghasilan
Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang
ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti
terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan
individu terhadap objek yang ada. Walgito (1991) menyatakan bahwa terjadinya
a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
reseptor.
d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
(1996), menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan yang timbul pada atau di
dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Oleh karena
Teori motivasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori
motivasi menurut Djamarah (2002) dimana motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Yang termasuk dalam motivasi
Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003) persepsi dalam arti sempit adalah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas
atau mengartikan sesuatu. Walgito (1991) yang menyatakan bahwa persepsi itu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated
dalam diri individu. Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain : fungsional,
Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan
Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Motivasi :
Intrinsik :
- Kebutuhan
- Harapan
- Minat
Ekstrinsik :
- Dukungan Kunjungan Pemeriksaan
Suami/Keluarga Kehamilan (ANC)
- Imbalan
K4 Lengkap/K4 Tidak
Lengkap
Persepsi :