Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 1, No. 1, Ed. April 2013, Hal.

1-66

APLIKASI KETERAMPILAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM


DI MAN RUKOH

Eriawati
Dosen Prodi Pendidikan Biologi FITK IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
Email: eriawati.az@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul aplikasi keterampilan metakognitif dalam pembelajaran ekosistem di MAN Rukoh,
pada hakekatnya penelitian ini tentang keterampilan metakognitif pada siswa di MAN Rukoh, yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas
X MAN Rukoh serta untuk mengetahui hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar
kognitif siswa kelas X MAN Rukoh. Metode yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan jumlah
sampel 23 orang siswa. Rata-rata hasil belajar siswa setelah Proses Belajar Mengajar (PBM) 71, rata-rata
keterampilan metakognitif siswa adalah 27. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan
keterampilan metakognitif dengan hasil belajar adalah uji korelasi product moment pada taraf signifikan
0,05. Korelasi antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif diperoleh rhitung = 0.669,
sedangkan rtabel = 0,413, dimana r hitung lebih besar dari pada r tabel yang berarti Ha diterima sedangkan
Ho ditolah. Hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar diperoleh 0,669 yang berarti
memiliki hubungan yang cukup diantara kedua variabel tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Keterampilan metakognitif mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa kelas X-4 MAN Rukoh, dan ada
hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar.

Kata Kunci: Aplikasi, Keterampilan Metakognitif dan Pembelajaran Ekosistem

ABSTRACT

The study is entitled the application of metacognitive skills in learning ecosystem in MAN Rukoh. This
research has two aims, namelty to determine the effect of metacognitive skills on cognitive learning
outcomes of students Class X MAN Rukoh and to investigate the relationship between metacognitive skills
and cognitive learning outcomes of students Class X MAN Rukoh. The method used is pre-experimenta.
The samples were 23 students. The average of students’ learning outcomes after Teaching and Learning
(PBM) was 71, the average of students metacognitive skills was 27. The product moment correlation was
used to analyze the data of the relationship of metacognitive skills to learning outcomes at the significance
level of 0.05. The correlation between metacognitive skills and cognitive learning outcomes obtained rcounting
= 0.669, while rtable = 0.413, where r-count is higher than the r-table meaning while Ha was accepted and
Ho was rejected. The relationship between metacognitive skills to the learning outcomes obtained 0.669
which means having a sufficient relationship between the two variables. The conclusion of this study is the
metacognitive skills affect cognitive achievement grade 4 X-MAN Rukoh, and there is a positive
relationship between metacognitive skills to learning outcomes.

Keywords: Application, Metacognitive Skills and Learning Ecosystems

PENDAHULUAN
elajar adalah suatu proses usaha yang aspek kognitif (intelektual) yang dilaksanakan
dilakukan seseorang untuk memperoleh melalui berbagai bentuk pendekatan, strategi, dan
suatu perubahan tingkah laku yang baru model pembelajaran tertentu [1].
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya Metakognisi adalah pengetahuan (knowled-
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ge) dan regulasi (regulation) pada suatu aktivitas
Perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui kognitif seseorang dalam proses belajarnya [2].
proses belajar secara keseluruhan meliputi aspek Aktivitas kognitif seseorang seperti
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada praktek- perencanaan, monitoring, dan mengevaluasi
nya, proses pembelajaran di sekolah lebih cende- penyelesaian suatu tugas merupakan metakognisi
rung menekankan pada pencapaian perubahan secara alami [3].

[60]
Aplikasi Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Ekosistem di MAN Rukoh

Metakognitif berarti pengetahuan tentang kemampuan yang lain terabaikan, maka oleh
pembelajaran diri sendiri atau tentang bagaimana karena itu penulis mencoba melihat apakah ada
belajar. Kemampuan berpikir dan kemampuan hubungan antara keterampilan metakognitif siswa
studi adalah contoh kemampuan berpikir dengan hasil belajar konitif.
metakognitif. Siswa dapat diajarkan strategi-
strategi untuk menilai pemahaman mereka sendiri, METODE PENELITIAN
dengan mencaritahu berapa banyak waktu yang Penelitian ini mengunakan rancangan pra-
akan mereka butuhkan untuk mempelajari sesuatu eksperimental. Desain pra-eksperimental yang
dan memilih tindakan yang efektif untuk belajar digunakan adalah The One-Shot Case Study,
atau menyelesaikan soal-soal. dengan desain eksperimen sebagaimana terlihat
Menghadapi tantangan masa depan yang pada Tabel 1.
sangat berat dibutuhkan berbagai keterampilan
untuk dapat berhasil. Salah satu keterampilan yang Tabel 1. Desain Penelitian
dibutuhkan berkaitan dengan keterampilan Sampel Perlakuan Postes
metakognitif.
Acak X1 O2
Keterampilan metakognitif merupakan
istilah yang dikenalkan oleh Flavell yang berarti Keterangan:
kemampuan untuk memikirkan tentang bagaimana X1 = Pembelajaran Ekosistem Berbasis Lingkungan.
cara belajarnya. Melalui kemampuan memikirkan O2 = Tes setelah perlakuan [6].
cara belajarnya dapat diperoleh informasi
bagaimana keberhasilan belajar sehingga dapat Populasi dan Sampel Penelitian
diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya [4]. Populasi
Keterampilan metakognitif diperlukan untuk Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
kesuksesan belajar, mengingat keterampilan siswa kelas X dengan jumlah siswanya 214 siswa
metakognitif memungkinkan siswa mampu dan 6 ruangan kelas di MAN Rukoh Darussalam
mengelola kecakapan kognitif dan mampu melihat Banda Aceh, Tahun Ajaran 2012/2013.
kelemahannya sehingga dapat dilakukan perbaikan Sampel
pada tindakan-tindakan berikutnya. Lebih lanjut, Pengambilan Sampel penelitian dilakukan
dinyatakan bahwa siswa yang menggunakan secara acak atau dikenal dengan istilah Random
keterampilan metakognitifnya memiliki prestasi Sampling. Adapun cara yang digunakan dalam
yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak Random Sampling pada penelitian ini adalah
menggunakan keterampilan metakognitifnya. Hal dengan undian. Dalam teknik ini semua individu
ini karena keterampilan metakognitif dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
memungkinkan siswa untuk melakukan bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk
perencanaan, mengikuti perkembangan, dan dipilih menjadi anggota sampel [7]. Sampel dalam
memantau proses belajarnya [5]. penelitian ini adalah kelas X-4, yang mana kelas
Keterampilan metakognitif mengacu kepada X-4 ini dengan jumlah siswanya sebanyak 23
keterampilan prediksi (prediction skills), orang.
keterampilan perencanaan (planning skills),
keterampilan monitoring (monitoring skills), dan Instrumen Penelitian
keterampilan evaluasi (evaluation skills). Intrumen yang dipergunakan dalam
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penelitian ini adalah:
yang telah peneliti lakukan, ternyata dalam Paper dan Pencil Tes (Perangkat tes)
pembelajaran Biologi, guru cenderung Tes hasil belajar siswa berupa soal-soal
melaksanakan pembelajaran dengan tujuan objektif yang merujuk ke Taksonomi Bloom yaitu
kemampuan kognitif siswa meningkat dan Kriteria soal dari C1 sampai C6 menggunakan tes bentuk
Ketuntatasan Minimum (KKM) tercapai. Begitu pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Setiap
juga halnya di MAN Rukoh Darussalam yang jawaban yang benar diberi skor 1. Sedangkan
menjadi tolak ukur keberhasilan belajar hanya jawaban yang dijawab salah diberi skor 0.
pada kemampuan kognitif siswa dan pencapaian Tes ini berguna untuk mengukur
KKM yang telah di tetapkan. Sedangkan kemampuan kognitif (C1-C6). Adapun tes yang

[61]
Eriawati

digunakan terdiri dari 60 pertanyaan berupa tes Tabel 3. Interpretasi Reliabilitas Butir Soal Tes
objektif. Sebelum digunakan dalam penelitian, Batasan Kategori
seperangkat butir soal tersebut telah di uji coba 0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi (Sangat Baik)
pada siswa kelas XI di salah satu sekolah MAN di
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi (Baik)
Banda Aceh untuk mengetahui Validitas,
0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup (Sedang)
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah (Kurang)
Validitas Butir Soal
≤ 0,20 Sangat Rendah (Sangat Kurang)
Validitas soal dianalisa dengan
menggunakan rumus korelasi biserial dengan
rumus sebagai berikut: Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Untuk mengidentifikasi soal-soal mana yang
baik dan mana yang kurang baik atau jelek,
M − M p dilakukan analisis butir soal, sehingga dapat
γ =
S q diketahui tingkat kesukaran dan daya pembeda
dari masing-masing soal.
Keterangan: Penentuan tingkat kesukaran (TK)
γ = Koefisien korelasi biserial ditentukan oleh rumus sebagai berikut:
Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab
SA
betul bagi item yang dicari validitasnya TK =
Mt = Rerata Skor Total N
Keterangan:
St = Standar Deviasi dari skor total
TK = Tingkat kesukaran
p = Proporsi yang menjawab benar
SA = Banyak siswa yang menjawab benar
q = Proporsi yang menjawab salah [8]
N = Banyak siswa
Tabel 2. Kriteria Validitas Butir Tes
Interpretasi indeks kesukaran suatu tes
Validitas Kategori ditunjukkan pada Tabel 4.
0,800 – 1000 Sangat Tinggi (Valid)
0,600 – 0,799 Tinggi (Valid) Tabel 4. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
0,400 – 0,599 Cukup (Valid) Tes
0,200 – 0,399 Rendah (Valid) Tingkat Kesukaran (TK) Klasifikasi
0,000 – 0,199 Sangat Rendah (Tidak Valid) 0,00 – 0,30 Soal Sukar
0,31 – 0,70 Soal Sedang
Reliabilitas Butir Soal 0,71 – 1,00 Soal Mudah
Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik
belah dua Spearman-Brown sebagai persamaan: Sedangkan untuk menghitung daya pembeda
(DP) menggunakan rumus sebagai berikut:
2× r /
r = DP = PA – PB
1+ r /
PA = BA/JA = proporsi siswa kelompok atas
Keterangan: yang menjawab benar
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah PB = BB/JB = proporsi siswa kelompok bawah
disesuaikan yang menjawab benar
r1/21/2 = korelasi skor-skor setiap belahan tes [8] JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya siswa kelompok bawah
Harga dari r1/21/2 dapat ditentukan dengan BA = banyaknya siswa kelompok atas yang
menggunakan rumus korelasi product moment menjawab soal itu dengan benar
Pearson. Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang
ditunjukkan pada Tabel 3. menjawab soal itu dengan benar

[62]
Aplikasi Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Ekosistem di MAN Rukoh

Interpretasi indeks daya pembeda suatu tes Intepretasi terhadap koefisien korelasi
ditunjukkan pada Tabel 5. dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakan
pedoman dalam Tabel 6.
Tabel 5. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu
Tes Tabel 6. Intepretasi Koefisien Korelasi Product
Indeks Daya Pembeda (DP) Kualifikasi Moment
Besarnya “r”
0,71 – 1,00 Baik Sekali Intepretasi
product moment
0,41 – 0,70 Baik 0.00 – 0,200 Korelasi antara variable X
0,21 – 0,40 Cukup dengan variabel Y sangat
0,00 – 0,20 Jelek lemah/rendah sehingga dianggap
Negatif Tidak Baik tidak ada korelasi
0.200 – 0.400 Korelasi lemah atau rendah
0.400 – 0.700 Korelasi sedang atau cukup
Rubrik penilaian keterampilan metakog-
0.700 – 0.900 Korelasi kuat atau tinggi
nitif (Perangkat non tes) 0.900 – 1.000 Korelasi sangat kuat atau sangat
Rubrik penilaian keterampilan metakognitif tinggi
ini digunakan untuk mengukur keterampilan
metakognitif siswa, sebelum rubrik keterampilan
metakognitif ini digunakan dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
terlebih dahulu divalidasi oleh tim ahli selanjutnya Keterampilan Metakognitif
baru dipergunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata kemampuan metakognitif yang dimiliki siswa
Analisis Data MAN Rukoh kelas X-4 sebesar 27. Skor ini
Untuk analisis data adanya hubungan antara merupakan skor total keterampilan metakognitif
keterampilan metakognitif dengan hasil belajar yang meliputi keterampilan perencanaan (planning
kognitif siswa menggunakan rumus untuk skills), keterampilan monitoring (monitoring
mencari koefisien korelasi product moment skills), dan keterampilan evaluasi (evaluation
yaitu [9]. skills).
Keterampilan metakognitif ini di dapatkan
Σxy dari hasil observasi berdasarkan rubrik
r = ketelampilan metakognitif dari setiap siswa, yang
N. SD . SD
mana setiap keterampilan metakognitif tersebut
mempunyai skor totalnya, untuk keterampilan
Keterangan:
perencanaan 9, keterampilan monitoring 9 dan
rxy = Korelasi antara kemampuan kognitif dan
keterampilan evaluasi 12. Selengkapnya besarnya
keterampilan metakognitif
skor rata-rata masing-masing keterampilan
Σxy = jumlah kemampuan kognitif dan
metakognif disajikan dalam Tabel 7.
keterampilan metakognitif
N = Jumlah siswa
Tabel 7. Skor Rata-Rata Keterampilan Metakog-
SD = Standar Deviasi
nitif Siswa
No Parameter Rata- Skor
Dengan standar deviasi Rata total
1 Keterampilan Perencanaan 8.6 9
(planning skills)
= 2 Keterampilan Monitoring 7.9 9
(monitoring skills)
3 Keterampilan Evaluasi 10.6 12
Keterangan: (evaluation skills)
SD = Standar Deviasi
Σx2 = Jumlah semua deviasi setelah Keterampilam metakognitif siswa MAN
dikuadratkan Rukoh kelas X-4 yang dinilai meliputi
N = Jumlah keterampilan perencanaan (planning skills),

[63]
Eriawati

keterampilan monitoring (monitoring skills), dan mempersiapkan perlengkapan untuk dapat


keterampilan evaluasi (evaluation skills). Skor berlangsungnya PBM (Proses Belajar Mengajar) di
untuk masing-masing keterampilan tersebut dapat lingkungan sekalah. Keterampilan monitoring
dilihat pada lampiran, dari skor tersebut (monitoring skills) skor rata-ratanya adalah 7.9
menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan dengan skor total juga 9 dan 3 item penilaian, skor
metakognitif siswa MAN Rukoh kelas X-4 adalah ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan
27. Siswa yang mendapatkan skor dibawah rata- skor rata-rata keterampilan pencanaan, hal ini
rata adalah 30 %, sedangkan siswa yang dipengaruhi oleh kemampuan kognitif dari siswa
mendapatkan skor diatas atau sama dengan rata- yang bersangkutan, karena setiap siswa memiliki
rata adalah 70 %. Persentase skor keterampilan kemampuan kognitif yang berbeda-beda dan hanya
metakognitif siswa MAN Rukoh kelas X-4 dapat siswa yang berkemampuan kognitif tinggi bisa
dilihat pada Gambar 1. mendapatkan skor yang tinggi pada keterampilan
monitoring ini. Dan keterampilan evaluasi
(evaluation skills) dengan skor rata-rata sebesar
10.6 dan skor totalnya adalah 12 dengan 4 item
penilaian. Perolehan skor pada keterampilan ini
juga dipengaruhi oleh kemampuan kognitif dan
kesungguhan siswa sehingga hanya siswa-siswa
tertentu yang mendapatkan skor tinggi untuk
keterampilan evaluasi ini. Adapun skor rata-rata
untuk keseluruhan keterampilan metakognitif
Gambar 1. Persentase Skor Keterampilan adalah 27 dengan skor totalnya 30, jadi umumnya
Metakognitif Siswa MAN Rukoh siswa kelas X-4 MAN Rukoh menunjukkan bahwa
kelas X-4. keterampilan metakognitifnya mendekati
sempurna. Rata-rata skor dari setiap keterampilan
Berdasarkan persentase rata-rata perolehan metakognitig dan keseluruhan metakognitif dapat
skor diatas menggambarkan bahwa keterampilan dilihat pada Tabel 8.
metakognitif siswa kelas X-4 MAN Rukoh secara
umumnya sudah bagus walaupun masih ada Tabel 8. Skor Rata-Rata Keterampilan Metakog-
sebagian kecil yang keterampilan metakognitifnya nitif dan Keseluruhan Keterampilan
perlu ditingkatkan dan diperbaiki untuk proses Metakognitif Siswa MAN Rukoh
pembelajaran selanjutnya. Karena apabila No Parameter Rata- Skor
keterampilan metakognitifnya bagus juga akan Rata Total
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. 1 Keterampilan Perencanaan 8.6 9
Besarnya skor metakognitif menunjukkan bahwa (planning skills)
siswa tersebut respek atau peduli akan proses 2 Keterampilan Monitoring 7.9 9
pembelajaran yang sedang berlangsung dan (monitoring skills)
3 Keterampilan Evaluasi 10.6 12
tertarik untuk mempelajari materi tersebut
(evaluation skills)
sehingga mereka akan berusaha untuk mengikuti
4 Total Keterampilan 27 30
PBM secara serius dan semangat. metakognitif
Setiap keterampilan metakognitif rata-rata
skor yang diperoleh berbeda-beda, hal ini karena
setiap keterampilan metakognitif tersebut memiliki Hasil Belajar Kognitif
kriteria tersendiri, setiap kriteria memiliki bobot Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
nilai yang berbeda-beda. Keterampilan rata hasil belajar kognitif siswa kelas X-4 MAN
perencanaan (planning skills) skor rata-rata Rukoh sebesar 71. Hasil belajar kognitif siswa
perolehan siswa sebesar 8.6 dengan skor totalnya 9 didapatkan bervariasi, hal ini berdasarkan
(3 item penilaian), disini hampir seluruh siswa kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa
memperlihatkan keseriusan mereka untuk berbeda tentunya. Adapun KKM (Kriteria
mengikuti proses pembelajaran dan keterampilan Ketuntasan Minimal) pada MAN Rukoh sebesar
perencanaan ini hanya menuntut siswa 70. Berdasarkan KKM tersebut maka siswa yang

[64]
Aplikasi Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Ekosistem di MAN Rukoh

mencapai KKM sebesar 65% hal ini menunjukkan Hubungan Keterampilan Metakoknitif dan
bahwa kelas X-4 secara klasikal telah tuntas. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif yang didapatkan oleh Keterampilan metakognitif dan hasil belajar
masing-masing siswa sangat ditentukan oleh kognitif menunjukkan adanya saling berhubungan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri, atau saling terkait. Hubungan atau korelasi yang
hampir 70 % itu dari diri sendiri sedangkan dari dihasilkan adalah korelasi positif, di mana
lingkungan hanya 30 %. Hal ini dipertegas oleh kenaikan variabel pertama diikuti oleh kenaikan
(Sudjana, 2006 ) “Hasil belajar yang dicapai siswa variabel kedua. Pada penelitian ini didapatkan
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari bahwa semakin tinggi keterampilan metakognitif
dalam diri siswa dan faktor dari luar”. seorang siswa semakin tinggi pula hasil belajar
Faktor dalam diri siswa merupakan kognitifnya. Hubungan antara keduanya terlihat
perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti dari hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas
yang dikemukakan oleh Clark pada tahun 1981 X-4 MAN Rukoh.
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% Hasil penelitian menunjukkan siswa yang
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% keterampilan metakognitifnya tinggi memiliki
dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga hasil belajar kognitif yang tinggi pula. Hal ini
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang terlihat pada saat proses pembelajaran
paling dominan berupa kualitas pembelajaran. berlangsung, dimana siswa yang memperoleh skor
Rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas X-4 keterampilan kognitif yang bagus lebih aktif dalam
MAN Rukoh dapat dilihat pada Tabel 9. bertanya dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan
dari kawanya. Tanggapan-tanggapan yang mereka
Tabel 9. Tabulasi Nilai Rata-Rata Hasil Belajar berikan juga lebih terarah dan tepat sasaran,
Kognitif Siswa kemudian juga jawaban tes akhirnya lebih banyak
benar dibandingkan kesalahan.
Hasil Belajar
No Parameter Keterampilan metakognif dan hasil belajar
Kognitif
kognitif menunjukkan adanya saling berhubungan,
1 Rata-rata 71
dimana hasil belajar kognitif dipengaruhi oleh
2 Standar deviasi 2.156
keterampilan metakognitif dari siswa yang
3 Persentase kelulusan (%) 65
bersangkutan. Menggunakan uji korelasi hal ini
dapat dibuktikan hubungan antara keterampilan
Hasil belajar kognitif siswa MAN Rukoh metakognitif dan hasil belajar kognitif pada taraf
kelas X-4 sebagaimana terlihat pada Tabel 9 di signifikan (α = 0,05) dan dk=n. Uji korelasi
atas menunjukkan bahwa kemapuan rata-rata product moment diperoleh rhitung = 0,669 dan rtabel
siswanya adalah 71. Namun secara perorangan = 0,413, karena rhitung > rtabel maka Ha diterima
masih ada siswa yang skornya dibawah rata-rata. yang berarti ada hubungan antara keterampilan
Banyak faktor yang menyebabkan skor siswa metakognitif dengan prestasi belajar siswa dan
di bawah rata-rata, salah satunya adalah hubungannya diyatakan cukup karena berada pada
kemampuan siswa tersebut dalam memahami interval 0,400 s.d 0,700. Hubungan ini juga dapat
materi pelajaran yang disampaikan guru, kemudian dilihat pada Gambar 2.
tingkat kepedulian (respons) siswa terhadap
rangsangan-rangsangan yang diberikan guru, salah
satunya ketika guru menyarankan supaya mereka
lebih banyak lagi belajar (membaca) materi-materi
yang berkenaan dengan ekosistem di rumah,
karena kalau mereka cukupkan dengan informasi
yang mereka dapatkan pada saat tatap muka saja
dikhawatirkan akan terbatasnya informasi yang
diperoleh siswa, hal ini mengingat keterbatasan
waktu pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, terutama dikhawatirkan bagi siswa- Gambar 2. Korelasi antara Keterampilan Kognitif
siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata. dengan Hasil Belajar Kognitif

[65]
Eriawati

Gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik besarnya korelasi perhitungan yang didapatkan,


yang merupakan nilai sebenarnya tersebar di dekat maka korelasi tersebut tergolong sedang atau
garis estimasi, yang berarti terdapat hubungan cukup. Jadi kemapuan kognitif siswa MAN Rukoh
yang positif antara keterampilan metakognitif dengan kemampuan keterampilan metakognitif
dengan hasil belajar kognitif siswa. Hubungan menunjukkan hubungan keterkaitan.
yang ditunjukkan pada gambar adalah cukup
karena r hitung nya 0,669. Jadi hasil belajar kognitif KESIMPULAN
siswa sangat dipengaruhi oleh keterampilan Berdasarkan hasil penelitian dan
metakognitif siswa pada saat proses belajar pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan
mengajar berlangsung. Hubungan kedua variabel antara lain: 1) Keterampilan metakognitif
ini menentukan hasil dari pada penelitian ini. mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa kelas X
Pada gambar 2 memperlihatkan semakin MAN Rukoh; dan 2) Keterampilan metakognitif
tinggi nilai yang diperoleh siswa maka semakin dengan hasil belajar kognitif siswa kelas X MAN
tinggi juga keterampilan metakognitif siswa Rukoh menunjukkan adanya hubungan yang
tersebut, jadi grafik tersebut menunjukkan bahwa cukup atau sedang, dengan besarnya koefisien
hasil belajar kognitif siswa berhubungan dengan korelasinya adalah 0.669.
keterampilan metakognitifnya. Berdasarkan

DAFTAR PUSTAKA
[1] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor [6] Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Rineka Karya. Persada.
[2] Flavell, J. H. 1976. Metacognitive aspects [7] Margono. 2005. Metode Penelitian
of problem solving. In L. B. Resnick Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
(Ed.), The nature of intelligence. [8] Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Hillsdale, NJ: Erlbaum. http://tip.psycho Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
logy.org/meta.html Cipta.
[3] Livingston, J. 1997. Metacognition. An [9] Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian.
overview. Retrieved Sept. 23, 2005 from Yokyakarta: Lembaga Filsafat,
http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/c Kemasyarakatan, Kependidikan dan
ep564/Metacog.htm Perempuan (LSK2P).
[4] Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology:
Theory and Practice. Boston: Pearson
Education Inc.
[5] Susan Imel. 2002. Metacognitive Skills for
Adult Learnin. (online). (http://www.ce-
te.org/acve/docs/tia00107.pdf. Diakses 3
September 2012.

[66]

Anda mungkin juga menyukai