Anda di halaman 1dari 57

STUDI TENTANG CARA PEMISAHAN RUGI-RUGI HYSTERESIS DAN

EDDY CURRENT PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

( Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana )

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan


sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Oleh

ANTONI SIAGIAN

050402007

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


STUDI TENTANG CARA PEMISAHAN RUGI-RUGI HYSTERESIS DAN
EDDY CURRENT PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

( Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana )

Oleh :

ANTONI SIAGIAN

050402007

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik

Disetujui oleh :

Pembimbing

Ir. Panusur SM.L.tobing

NIP: 19491123 197603 1 002

Diketahui oleh:

Pelaksana Harian

Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,

Ir. Surya Tarmizi Kasim M.si

NIP:19540531 19860 1 001

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

2010

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------------- i

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- ii

DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------- iv

DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------------- vii

DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------------ ix

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ----------------------------------------------------------1

I.2 Alasan Penulisan Judul-------------------------------------------------2

I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ---------------------------------------2

I.4 Batasan Masalah --------------------------------------------------------2

I.5 Metode Penulisan -------------------------------------------------------2

I.6 Sistematika Penulisan --------------------------------------------------3

BAB II TRANSFORMATOR

II.1 Umum -------------------------------------------------------------------5

II.2 Konstruksi Transformator --------------------------------------------7

II.3 Klasifikasi Transformator---------------------------------------------8

II.4 Prinsip Kerja Transformator ------------------------------------------9

II.4.1 Transformator Beban Nol ------------------------------------ 10

II.4.2 Transformator Berbeban ------------------------------------ 13

II.5 Rangkaian Ekivalen Transformator ------------------------------- 14

II.6 Diagram Vektor Transformator ----------------------------------- 17

II.6.1 Transformator Tanpa Beban----------------------------------- 17

II.6.2 Transformator Berbeban --------------------------------------- 19

Universitas Sumatera Utara


II.6.2.1 Transformator Beban Tahanan Murni ----------------- 19

II.6.2.2 Transformator Beban Induktif -------------------------- 20

II.6.2.3 Transformator Beban Kapasitif ------------------------ 21

II.7 Transformator Tiga Phasa ------------------------------------------ 22

II.7.1 Umum ----------------------------------------------------------- 22

II.7.2 Konstruksi Transformator Tiga Phasa ----------------------- 23

II.7.3 Hubungan Transformator Tiga Phasa- ---------------------- 24

II.7.4 Jenis-jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa- ---------- 28

BAB III RUGI-RUGI TRANSFORMATOR DISRIBUSI

III.1 Umum ---------------------------------------------------------------------- 30

III.2 Pengujian Transformator beban nol ------------------------------------ 31

III.3 Pengujian transformator hubung singkat ------------------------------- 35

BAB IV PEMISAHAN RUGI-RUGI HYSTERESIS DAN EDDY CURRENT

IV.1 Umum ------------------------------------------------------------------------38

IV.2 Peralatan ---------------------------------------------------------------------39

IV.3 Rangkaian Percobaan ----------------------------------------------------- 39

IV.4 Prosedur percobaan ------------------------------------------------------- 40

IV.5 Data Percobaan------------------------------------------------------------- 41

IV.6 Analisa data------------------------------------------------------------------42

IV.6.1 Metode grafik ------------------------------------------------ 42

IV.6.2 Metode perhitungan ----------------------------------------- 44

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------------- 46

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------- 50

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

STUDI TENTANG CARA PEMISAHAN RUGI-RUGI HYSTERESIS DAN


EDDY CURRENT PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

( Aplikasi pada PT. Morawa Electric Transbuana )

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan

untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya Tugas

Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang tulus dan

sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua, abang, kakak dan adik saya yang tidak pernah berhenti

memberi dukungan, semangat dan doanya kepada saya dengan segala

pengorbanan dan kasih sayang yang tidak ternilai besarnya.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim M.SI, selaku pelaksana tugas harian Ketua

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dan

Bapak Rahmat Fauzi, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Panusur S.M L.Tobing sebagai dosen pembimbing tugas akhir saya

yang sangat besar bantuannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


4. Bapak Ir. Sumantri Zulkanen selaku Dosen Wali penulis selama

menyelesaikan pendidikan di kampus Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf Pengajar dan pegawai Departemen Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Pak Herbet, dan Manager PT. Morawa Electric Transbuana, yang sangat

kooperatif pada penulis selama proses pengambilan data.

7. Teman-teman stambuk 2005: Mangiring, Joseph, Elis, Sadak, Eko, Colin dan

teman-teman 2005 lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

8. Kepada semua pihak yang banyak memberi dukungan kepada penulis yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak luput dari kesalahan-

kesalahan, baik dari segi tata bahasa maupun dari segi ilmiah. Untuk itu, penulis akan

menerima dengan terbuka, segala saran dan kritik yang ditujukan untuk memperbaiki

Tugas Akhir ini.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan april 2011 Penulis,

Antoni Siagian

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Transformator merupakan suatu alat listrik statis, yang dipergunakan untuk

memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari rangkaian satu kerangkaian

lain melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

elektromagnetik.

Pada umumnya transformator terdiri atas sebuat inti yang terbuat dari besi yang

berlapis dan dua buah kumparan yaitu primer dan sekunder. Kedua kumparan ini tidak

terhubung secara langsung melainkan terhubung secara magnetik.Satu. Dalam

transformator ada dua bagian yang secara aktif “membangkitkan” panas, yaitu : besi

(inti) dan tembaga (kumparan). Panas yang dihasilkan dari besi (inti) dan tembaga

dinamakan dengan rugi-rugi transformator.

Menurut British Standard (BS 171) batas rugi- rugi transformator yang diijinkan

tidak boleh lebih dari 30%, maka pengujian rugi-rugi transformator harus dilakukan.

Pengujian ini dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode grafik dan metode

kalkulasi.

Universitas Sumatera Utara


I.2 Alasan Penulisan Judul

Adapun alasan saya dalam penulisan judul ini adalah untuk mengetahui besar

rugi- rugi hysteresis dan eddy current transformator tiga phasa.

I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan utama penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui perhitungan rugi-rugi pada trafo

2. Memperdalam pengetahuan tentang transformator.

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini mengetahui perhitungan rugi- rugi trafo tiga phasa

I.4 Batasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka penulisas perlu

membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam Tugas Akhir

ini adalah :

1. Tidak membahas spesifik mekanik transformator.

2. Hanya membahas perhitungan rugi-rugi trafo

3. Transformator yang digunakan tiga phasa.

4. Data-data yang diperlukan diperoleh dari PT. MORAWA ELECTRIC

TRANSBUANA.

Universitas Sumatera Utara


I.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Studi literatur

Yaitu dengan mempelajari buku referensi, buku manual, artikel dari media

cetak dan internet, dan bahan kuliah yang mendukung dan berkaitan

dengan topik tugas akhir ini.

2. Studi Bimbingan

Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh

pihak Departemen Teknik Elektro USU mengenai masalah-masalah yang

timbul selama penulisan Tugas Akhir berlangsung.

3. Studi Lapangan

Yaitu melaksanakan percobaan di PT. Morawa Elektric Transbuana

I.6 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika pembahasan berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar

belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TRANSFORMATOR

Bab ini membahas transformator, konstruksi transformator, prinsip

kerja transformator, inti, kumparan, rangkaian ekivalen.

Universitas Sumatera Utara


BAB III : RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR

Berisikan tentang teori rugi –rugi transformator, rugi-rugi beban nol ,

rugi-rugi berbeban.

BAB IV : PEMISAHAN RUGI-RUGI HYSTERESIS DAN EDDY

CURRENT

Bab ini membahas mengenai data, analisa data, dan perbandingan

metode grafik dengan metode kalkulasi

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis data-

data yang telah diperoleh.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TRANSFORMATOR

II.1 Umum

Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat

memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-

balik dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan

magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi

berlapis, dan dua buah kumparan yaitu kumparan perimer dan kumparan sekunder.

Kedua kumparan ini tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara

kedua kumparan adalah fluks magnetik bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu

dari kedua kumparan transformator tadi dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-

balik dan kumparan kedua (serta ketiga jika ada) akan mensuplai daya ke beban.

Kumparan transformator yang terhubung kesumber daya dinamakan kumparan primer

sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan sekunder, jika terdapat

kumparan ketiga dianamakan kumparan tersier.

Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun

elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan

terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya,

kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan

transformator yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting

dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus

bolak–balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga

listrik. Pada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian sebesar I2R watt, kerugian ini

Universitas Sumatera Utara


akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan. Dengan demikian saluran-saluran

tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi.

Tegangan yang paling tinggi di Indonesia pada saat ini adalah 500 kV. Hal ini

dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi. Dan menaikkan

tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara

6-20 kv pada awal saluran transmisi, dan menurukannya pada ujung saluran itu

ketegangan yang lebih rendah, dilakukan dengan transformator. Transformator yang

dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator tenaga.

Disamping itu, ada jenis – jenis transformator lain yang banyak dipergunakan,

dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil.Misalnya

transformator yang dipakai dirumah tangga, yang dipakai pada lampu TL, pesawat

radio, televisi dan berbagai alat elektronika lainnya.

II.2 Konstruksi Transformator

Pada umumnya kontruksi transformator terdiri atas bagian-bagian sebagai

berikut:

Inti (core) yang dilaminasi.

1. Dua buah kumparan, kumparan primer dan sekunder.

2. Tangki.

3. Sistem pendingin.

4. Terminal.

5. Bushing.

Universitas Sumatera Utara


Secara umum transformator dapat dibedakan dua jenis menurut konstruksinya, yaitu:

1. Tipe inti

2. Pada transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti dan kontruksi dari

intinya berbentuk huruf L atau huruf U.

Gambar 2.1 Kontruksi transformator tipe inti.

3. Tipe cangkang

Pada transformator tipe cangkang, kumparan atau belitan transformator dikelilingi

oleh inti dan kontruksi intnya berbentuk huruf E, huruf I, dan huruf F..

Gambar 2.2 Kontruksi transformator tipe cangkang.

Universitas Sumatera Utara


II.3 Klasifikasi Transformator

Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi : [7]

a. Transformator daya ( > 500 kVA).

b. Tranformator distribusi ( 3-500 kVA).

c. Transformator instrument, digunakan untuk pengukuran yang terdiri

atas transformator arus dan transformator tegangan.

Berdasarkan jumlah fasanya transformator dibagi atas 2 yaitu :[7]

1. Transformator satu fasa.

2. Transformator tiga fasa.

I1.4 Prinsip Kerja Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan

menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian ke

rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan prinsip

induksi elektromagnetik. Transformator di gunakan secara luas baik dalam bidang

tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga

memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap

keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak

jauh.

Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder ) yang

bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan

secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila

kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks

Universitas Sumatera Utara


bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut

membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di

kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction )

dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari

kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang

menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus

sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer

keseluruhan (secara magnetisasi ).

Dimana : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]

N = jumlah lilitan


= perubahan fluks magnet
dt

II.4.1 Keadaan Transformator Beban Nol

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer Io yang juga sinusoid

dan dengan menganggap belitan N1 reaktif murni. Io akan tertinggal 900 dari V1. Arus

primer Io menimbulkan fluks (Ф) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid. Pada

Gambar 2.3 dapat dilihat suatu transformator tanpa beban.

Universitas Sumatera Utara


φ

I1

N1 E2 V2
V1 E1 N2

Gambar 2.3 Transformator dalam keadaan tanpa beban.

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan. Induksi е1 ( Hukum Faraday )[7]

Dimana :

= gaya gerak listrik induksi

N1 = jumlah belitan di sisi primer

ω = kecepatan sudut putar

Φ = fluks magnetik

Universitas Sumatera Utara


Harga efektifnya

Dimana :

= gaya gerak listrik induksi efektif

f = frekuensi

Bila rugi tahanan dan adanya fluksi adanya fluksi bocor di abaikan akan

terdapat hubungan :[7]

Apabila, a < 1, maka transformator berfungsi untuk menaikkan tegangan

(step up)

a > 1, maka transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan

(step down)

Dimana :

= ggl induksi di sisi primer (Volt)

Universitas Sumatera Utara


= ggl induksi di sisi sekunder (Volt)

= tegangan terminal di sisi primer (Volt)

= tegangan terminal di sisi sekunder (Volt)

= jumlah belitan di sisi primer

= jumlah belitan di sisi sekunder

a = faktor transformasi

I1.4.2 Keadaan Transformator Berbeban

Apabila kumparan sekunder di hubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada

kumparan sekunder, dimana I2 = V2 / ZL dengan θ2 = faktor kerja beban, seperti pada

Gambar 2.4.

φ1
φ2
φ2’

I1 I2

N1 E2 V2
V1 E1 N2 Z

Gambar 2.4 Transformator dalam keadaan berbeban.

Universitas Sumatera Utara


Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet ( ggm ) N2 I2 yang

cenderung menentang fluks ( Ф ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan Im.

Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir

arus I2’, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga

keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi :[7]

Bila komponen arus rugi tembaga (Ic) diabaikan, maka Io = Im, sehingga :

Dimana:

I1 = arus pada sisi primer (ampere)

Io = arus penguat (ampere)

Im = arus pemagnetan (ampere)

Ic = arus rugi-rugi tembaga (ampere)

I1.5 Rangkaian Ekivalen Transformator

Tidak semua fluks (Φ) yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM merupakan

fluks bersama (ΦM), sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer (Φ1) atau

kumparan primer saja (Φ2). Rangkaian ekivalen digunakan untuk menganalisis kerja

suatu transformator, adanya fluks bocor Φ1 dan Φ2 yang dinyatakan sebagai

reaktansi X1 dan X2. Sedangkan untuk rugi tahanan dinyatakan dengan R1 dan R2.

Rangkaian ekivalen suatu transformator seperti Gambar 2.5 [7]

Universitas Sumatera Utara


R1 X1 I1 I2 R2 X2
I0
IC IM
V1 E1 E2 V2 ZL
RC XM

Gambar 2.5 Rangkaian ekivalen transformator.

Sehingga persamaan (2.10) menjadi :

Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, maka

harganya perlu dikalikan dengan faktor a2, dimana a = E1/E2, sehingga rangkaian

ekivalennya seperti Gambar 2.6.

Universitas Sumatera Utara


R1 X1 I1 I2 ' a2R2 a2X2
I0
IC IM
V1 aV2 a2ZL
RC XM

Gambar 2.6 Rangkaian ekivalen transformator dilihat dari sisi primer.

Untuk memudahakan perhitungan, model rangkaian Gambar 2.6 diatas dapat

diubah menjadi seperti Gambar 2.7.

' R1 X1 2 a2X2
I1 I2 a R2
I0
IC IM
V1 aV2 a2ZL
RC XM

Gambar 2.7 Penyederhanaan Rangkaian ekivalen transformator.

Maka dari Gambar 2.7 diperoleh : [7]

Sehingga Gambar 2.7 dapat disederhanakan menjadi seperti Gambar 2.8.

Universitas Sumatera Utara


I1 I2' Rek Xek
I0
IC IM
V1 aV2 a2ZL
RC XM

Gambar 2.8 Hasil akhir penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator.

I1.6 Diagram Vektor Transformator

Diagram vector adalah penggambaran hubungan antara fluks magnetic,

tegangan dan arus yang mengalir dalam bentuk vector. Hubungan yang terdapat di

antara harga-harga tersebut akan tergantung pada sifat beban, impedansi lilitan

primer, dan sekunder, serta rugi-rugi transformator.

I1.6.1 Transformator Tanpa Beban

Apabila transformator tidak dibebani, arus yang mengalir dalam transformator

hanya arus pemagnetan (Io) saja. Dalam hal ini :[7]

1. Fluks magnet (Φo) sephasa dengan arus primer tanpa beban (Io) dan lagging

90° terhadap tegangan sumber V1.

2. Gaya gerak listrik induksi pada sisi primer (E1) besarnya sama dengan V1,

tetapi berbeda phasa 180° terhadap tegangan sumber V1.

3. Gaya gerak listrik induksi pada sisi sekunder (E2 = aE1), lagging 90° terhadap

fluks magnet (Φo).

Dalam penggambaran, V1 = -E1, dengan menganggap :

Universitas Sumatera Utara


1. Rugi-rugi arus pusar dan rugi-rugi hysteresis di dalam inti tidak ada.

2. Rugi-rugi tahanan kawat tembaga tidak ada.

3. Fluks bocor pada kumparan primer dan kumparan sekunder tidak ada,

maka vector diagramnya seperti Gambar 2.9.

Φo

Io

90° 90°
V1 = -E1 E2 E1
0

Gambar 2.9 Diagram vektor transformator ideal tanpa beban.

Karena transformator tidaklah mungkin ideal, maka rugi-rugi pada

transformator harus diperhitungkan, maka :[9]

1. Arus primer tanpa beban (Io) tidak sephasa dengan fluks magnet (Φo), dimana

arus primer tanpa beban dapat diuraiakan atas dua komponen yaitu :

2. Besarnya ggl induksi E1 tidak sama lagi dengan V1 karena adanya impedansi

kumparan primer Z1, sehingga dipeoleh hubungan :

Universitas Sumatera Utara


Φo

Io Im

I oR
-E1 E2 E1

1
Ic
1
Io X

0
V1
Gambar 2.10 Diagram vektor transformator tak ideal tanpa beban.

I1.6.2 Transformator Berbeban

Bila transformator diberi beban maka pada sisi sekunder terdapat arus (I2)

yang mengalir. I2 yang mengalir akan menyebabkan adanya perubahan pada arus yang

mengalir di sisi primer. Transformator yang berbeban ini dapat dibagi menjadi 3

bagian ditinjau dari bebannya yaitu tahanan murni, beban induktip dan beban

kapasitip.

I1.6.2.1 Beban Tahanan Murni

Apabila pada sisi sekunder transformator ( Gambar 2.5) dihubungkan dengan

tahanan murni (R), maka arus akan mengalir pada sisi sekunder transformator sebesar

I2. I2 akan berbeda fasa terhadap E2 sebasar θ2.[7]

Universitas Sumatera Utara


Φ

I1
Io Im
I1 R -I2
1
φ 1 θ1 E1 E2
1
I1 X

-E1 Ic 0 θ2
I2 V2

2
V1 I2 (R

I2 X
+R
2)

Gambar 2.11 Diagram vektor transformator berbeban tahanan murni.

I1.6.2.2 Beban Induktif

Apabila transformator berbeban induktif, berarti pada sisi sekunder

transformator (Gambar 2.5) terdapat R2 + jX2 dan RL + jXL. Dengan adanya harga R2

+ jX2 dan RL + jXL, akan mengakibatkan pergeseran phasa antara I2 dan E2 sebesar θ2.

Dimana : [7]

Dan dengan adanya harga R2 + jX2 dan RL + jXL, juga akan mengakibatkan

pergeseran phasa antara I2 dan V2 sebesar φ2. Dimana :

Universitas Sumatera Utara


Φ

I1
Io Im
I1 R -I2
1
φ 1 θ1 E1 E2
1
I1 X

-E1 Ic 0 θ2
I2 φ2 V2 I
2R

2
I2 X
V1 2
I2 R
I2X
L
L

Gambar 2.12 Diagram vektor transformator berbeban induktif.

I1.6.2.2 Beban Kapasitif

Jika ( Gambar 2.5 ) dihubungkan dengan beban kapasitif, maka arus akan

mengalir pada sisi sekunder transformator sebesar I2. Beban kapasitif tersebut akan

mengakibatkan pergeseran phasa antara I2 dan E2 sebesar θ2, dan juga akan

mengakibatkan pergeseran phasa antara I2 dan V2 sebesar φ2. Dimana : [7]

Universitas Sumatera Utara


Φ

I2R
L
I2
Io Im

I2X
I1 R I1
θ2

L
1 E1 E2
φ1
I1X1

-E1 Ic 0 φ2

I 2X
2
V1 -I2
I2R
2
V2

Gambar 2.13 Diagram vektor transformator berbeban kapasitif.

I1.7 Transformator Tiga Phasa

II.7.1 Umum

Transformator tiga phasa pada prinsipnya sama dengan transformator satu

phasa, perbedaannya adalah pada transformator tiga phasa mengenal adanya

hubungan bintang, segitiga dan hubungan zig-zag, dan juga system bilangan jam yang

sangat menentukan kerja pararel tiga phasa. Untuk menganalisa transformator tiga

phasa dilakukan dengan cara menganggap bahwa transformator tiga phasa sebagai

transformator satu phasa, teknik perhitungannya pun sama, hanya untuk nilai akhir

biasanya parameter tertentu (arus, tegangan, dan daya) transformator tiga phasa

dikalikan dengan nilai .

Transformator tiga phasa dikembangkan untuk alasan ekonomis, biaya lebih

murah karena bahan yang digunakan lebih sedikit dibandingkan tiga buah

Universitas Sumatera Utara


transformator satu phasa dengan jumlah daya yang sama dengan satu buah

transformator tiga phasa, penerjaannya lebih cepat.

Transformator tiga fasa adalah trafo yang sering dipakai hal ini dikarenakan :

a. Untuk daya yang sama tidak memerlukan ruang yang besar.

b. Mempunyai nilai ekonomis.

c. Pemeliharaan persatuan barang lebih murah dan lebih mudah.

II.7.2 Konstruksi Transformator Tiga Phasa

Untuk mengurangi rugi-rugi yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti,

rangkaian magnetik biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Dua jenis konstuksi

yang biasa digunakan pada transformator tiga phasa seperti pada Gambar 2.14 dan

Gambar 2.15.

Np1 Np2 Np3

Ns1 Ns2 Ns3

Gambar 2.14 Transformator tiga phasa tipe inti.

Universitas Sumatera Utara


Np1 Np2 Np3

Ns2
Ns1 Ns3

Gambar 2.15 Transformator tiga phasa tipe cangkang

II.7.3 Hubungan Transformator Tiga Phasa

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu : [9]

1. Hubungan Bintang (Y)

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-

ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-

ujung lilitan merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan

yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.[9]

A IA

IB
B
ZB

N
A
Z

IN
ZC
C IC

Gambar 2.16 Transformator tiga phasa hubungan bintang.

Dari gambar 2.16 diperoleh bahwa :

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

= tegangan line to line (Volt)

= tegangan phasa (Volt)

= arus line (Ampere)

= arus phasa (Ampere)

2. Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara

penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung

mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa

ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan

kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda

120°.

Universitas Sumatera Utara


IA
ICA IAB

IC

IB IBC

Gambar 2.17 Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.

Dari gambar 2.17 diperoleh bahwa : [9]

Dimana :

= tegangan line to line (Volt)

= tegangan phasa (Volt)

= arus line (Ampere)

= arus phasa (Ampere

3. Hubungan Zigzag

Transformator zig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah

satu aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak

memiliki titik netral. Pada transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa

Universitas Sumatera Utara


dibagi menjadi dua bagian dan masing–masing dihubungkan pada kaki yang

berlainan.

Gambar 2.18 Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.

Perbandingan Rugi-rugi untuk tiap kumparan yang terhubung Y, Δ, Zig-zag adalah[7]:

Dimana :

iY = arus pada kumparan yang terhubung Y

ρ = hambatan jenis tembaga

LY = panjang kumparan yang terhubung Y

AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y

AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ

AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag

Universitas Sumatera Utara


II.7.4 Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa

Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi

sekunder dapat dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan

segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan

sekunder dapat dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh

kombinasi Δ-Z, dan Y-Z. Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa,

hubungan ini digunakan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila

dihubungkan secara bintang dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini

pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara umum :

1. Hubungan Wye-wye (Y-Y)

Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada

primer dan sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi

pergeseran fasa sebesar 30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa

(L-L) pada sisi primer dan sekundernya.

Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban

seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan

sama dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus

netral yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.

Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 2.20. Pada

hubungan Y-Y, tegangan masing-masing primer phasa adalah :[7]

Universitas Sumatera Utara


Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan

perbandingan belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer

dengan tegangan sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :

R r

N1R N2r

R s
S s
r
S V2ph
N1S
N1S N2s
V2ph V2L
V1

N1R N2s N2r V1L V1ph


ph

V2L
V1L
N1T N2t
T t
T t
N1T N2t

Gambar 2.19 Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.

2. Hubungan Wye-delta (Y-Δ)

Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai

penaik tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3

kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan

sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau

trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar 2.21. Pada

hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa

primer ( ), dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan

Universitas Sumatera Utara


tegangan phasa ( ), sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada

hubungan Y-Δ adalah :[7]

Gambar 2.20 Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.

3. Hubungan Delta-wye (Δ-Y)

Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari

tegangan transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat

pada Gambar 2.22. Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama

dengan tegangan phasa primer ( ), dan tegangan sisi sekundernya (

), maka perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :[7]

R r

V1ph N1R N2r V2ph V2L


V1L
s
R V2L
r S s

V1L
h
1p

N2s N1S N2s


V

N1R N2r
S N1T V2ph
N1S
N2t
T t
T t
N1T N2t

Gambar 2.21 Transformator 3 phasa hubungan Δ-Y.

Universitas Sumatera Utara


4. Hubungan Delta - delta (Δ-Δ)

Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan

phasa sama untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN),

maka perbandingan tegangannya adalah : [7]

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :

Dimana :

IL = arus line to line

IP = arus phasa

R r

V1ph N1R N2r V2ph V2L


V1L

R r s
S
V2ph
V1L V2L
h
1p

N1S N2s
V

N1R N2r
S N1T N2t s
N1S
N2s
T t
T t
N1T N2t

Gambar 2.22 Transformator 3 phasa hubungan Δ-Δ.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

III.1 Umum

Rugi-rugi pada transformator dapat digambarkan seperti pada blok diagram

dibawah ini: [9]

Gambar 3.1 Blok diagram rugi-rugi Transformator

Ada dua jenis kerugian dalam transformator, yaitu rugi inti dan rugi

tembaga.Untuk mengukur rugi inti dilakukan dengan pengujian trafo tanpa beban dan

untuk mengukur rugi tembaga dilakukan dengan pengujian trafo hubung singkat.

Universitas Sumatera Utara


III.2. Pengujian Transformator Beban Nol

Pengujian trafo tanpa beban (beban nol) dimaksudkan untuk mengukur rugi-

rugi pada inti trafo. Rugi inti trafo disebabkan oleh proses magnetisasi dan histerisis.

Pengukuran rugi inti seperti Gambar 3.2 . Bagian primer trafo dipasang wattmeter dan

voltmeter. Bagian sekunder trafo tanpa beban.

Dimana : Rugi-rugi inti trafo = penunjukan wattmeter

Gambar 3.2 Rangkain pengujian Transformator beban nol

Sebuah trafo dalam pengukuran tanpa beban penunjukan voltmeter U,

penunjukan wattmeter W dipasang ampermeter penunjukan arus I. Maka dapat

dilakukan analisis rugi-rugi trafo sebagai berikut.

S = U I (3.1)

Z = U/I (3.2)

Cos φ = P / S (3.3)

Transformator tanpa beban, yang mengalir hanya arus sisi primer Io yang

melalui tahanan tembaga Rcu. Arus tanpa beban Io terdiri atas arus magnetisasi Im

Universitas Sumatera Utara


yang melalui induktansi XL dan arus aktif IR yang melewati tahanan inti besi RFE

dengan sudut φ.

Gambar 3.3 Rangkain ekivalen beban nol

Vektor tegangan U tegak lurus dengan arus magnetisasi Im. Sedangkan

tegangan U beda sudut phasa dengan arus I0 sebesar φ. Arus I0 terukur oleh

amperemeter dibagian primer sebenarnya merupakan komponen arus magnetisasi Im

dan arus aktif IR.

Pada percobaan transformator dengan beban nol pembacaan dari wattmeter tersebut

merupaka penjumlahan dari rugi-rugi arus pusar (eddy current) dan rugi-rugi

hysteresis. Dimana besar setiap komponen rugi –rugi tersebut berbeda.

a. Rugi Arus Pusar (eddy current)

Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan yang

diinduksi oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90o terhadap arah fluks

seperti terlihat pada gambar 4.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.4. Arus pusar yang berputar pada material inti

Dengan adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat

menimbulkan panas sehingga mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut bahkan

hingga membuat transformer terbakar. Untuk mengurangi efek arus pusar maka

material inti harus dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat disusun hingga sesuai

tebal yang diperlukan Rugi arus pusar dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan :[9]

Dimana :

Pe = Rugi arus pusar [w/kg]

ke = Konstanta material inti

f = frekuensi [Hz]

t = ketebalan material [m]

Bmax = Nilai puncak medan magnet [T]

Universitas Sumatera Utara


b.Rugi Hysterisis

Rugi hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini

terjadi karena masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material, jadi

saat arus eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun

perlahan-lahan menuju 0. Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai mengalir

kembali atau dengan kata lain arus sudah bernilai tidak sama dengan 0 sehingga akan

membangkitkan fluks kembali. Grafik hysterisis dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3. 5. Grafik hysterisis Iex terhadap Φ

Rugi hysterisis ini memperbesar arus eksitasi karena medan magnetik residu

mempunyai arah yang berlawanan dengan medan magnet yang dihasilkan oleh arus

eksitasi. Untuk mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari besi lunak yang umum

digunakan adalah besi silikon. Besarnya rugi hysterisis dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan 3.5. [9]

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

Ph = Rugi arus pusar [w/kg]

kh = Konstanta material inti

f = frekuensi [Hz]

Bmax = Nilai puncak medan magnet [T]

n = Nilai eksponensial, tergantung material dan Bmax

Rugi hysteresis maupun rugi arus pusar bernilai tetap, tidak bergantung pada besarnya

beban.

III.3. Pengujian Transformator Hubung Singkat

Pengujian Trafo hubung singkat dilakukan untuk mengukur besarnya kerugian

tembaga pada trafo. Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh

konduktor/tembaga yang digunakan sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini

diakibatkan oleh adanya resistansi bahan. Nilai resistansi konduktor dapat dihitung

dengan Persamaan 12. [9]

R = Tahanan (Ohm)

ρ = Tahanan jenis (Ohm.m)

l = Panjang (m)

A = Luas penampang (m2)

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan untuk menghitung kerugian tembaga itu sendiri dapat mempergunakan

Persamaan 13, untuk sisi primer dan Persamaan 14.untuk sisi sekunder.

Pcp = Rugi konduktor primer

Pcs = Rugi konduktor sekunder

Ip = Arus pada kumparan primer

Is = Arus pada kumparan sekunder

Rp = Tahanan kumparan primer, didapat dari Persamaan 3.7

Rs = Tahanan kumparan sekunder, didapat dari Persamaan 3.8

Dengan memperhatikan Persamaan 3.7. dan Persamaan 3.8. terlihat bahwa besarnya

arus yang mengalir pada kumparan berpengaruh terhadap besarnya rugi konduktor,

dengan kata lain besarnya beban mempengaruhi besarnya nilai kerugian. Pengukuran

rugi-rugi tembaga dilakukan dengan cara seperti

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.6. Rangkaian percobaan hubung singkat

Trafo bagian primer dihubungkan dengan sumber tegangan yang bisa diatur besarnya,

dipasang ampermeter dan wattmeter. Belitan sekundernya dihubung singkatkan.

Besar tegangan primer U antara 5% sampai dengan 10% dari tegangan primer.

Tegangan diatur dari paling kecil, dinaikkan bertahap sampai ampermeter

menunjukkan arus primer

nominalnya In.

dimana : Besarnya rugi-rugi tembaga = penunjukan wattmeter

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PEMISAHAN RUGI-RUGI HYSTERESIS DAN EDDY CURRENT

IV.1 Umum

Pada pengujian rutin transformator tidaklah penting untuk memisahkan rugi-

rugi hysteresis dan eddy current pada rangkaian magnetik, tetapi pemisahan itu

penting untuk penelitian dalam memperbaiki rugi-rugi suatu tansformator. Dalam

pemisahan kedua komponen ada beberapa cara yaitu metode grafik dan metode

perhitungan. Dalam pengujian rugi rugi tersebut dilakukan dalam percobaan

frekwensi yang berbeda.

Umumnya pengujian rugi rugi tersebut dilakukan pada standar minimum 3

frekwensi,[4] contohnya 25, 50 dan 60 Hz. Dan dalam pengujian tersebut harus

memenuhi standar pengujian transformator, salah satunya dilakukan pada kerapatan

fluks tetap.

Studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara pemisahan rugi-rugi

hysteresis dan eddy current pada transformator.

Pengujian yang dilakukan cara mengukur rugi-rugi inti transformator dalam

pasokan frekwensi yang berbeda. Dimana percobaan yang dilakukan adalah

percobaan beban nol.[4]

Universitas Sumatera Utara


IV.2 Peralatan

Pengujian ini menggunakan beberapa peralatan

1. Transformator 3Ø 100 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dyn5

2. Transformator 3Ø 60 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dzn5

3. Voltage regulator

4. Wattmeter

5. Frekwensi changer

IV.3 Rangkain Percobaan

1. Percobaan pada transformator 3Ø 100 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dyn5

1. Gambar 4.1 Rangkaian percobaan transformator 3Ø 100 KVA 20 KV,

400/231 V Hub Dyn5

Universitas Sumatera Utara


2. Percobaan transformator 3Ø 60 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dzn5

1. Gambar 4.2 Rangakain Percobaan transformator 3Ø 60 KVA 20 KV,

400/231 V Hub DZn5

IV.4 Prosedur Percobaan

1. Percobaan pada transformator 3Ф 100 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dyn5.


a. Letakkan transformator pada tempat yang cukup aman.

b. Peralatan dirangkai seperti Gambar.

c. Hidupkan power supply PTAC.

d. Naikkan tegangan PTAC secara sampai 400 Volt.

e. Ubah frekwensi secara bertahap dari 45 Hz s/d 55 Hz

f. Catat pengukuran dari wattmeter dari setiap perubahan frekwensi

g. Turunkan kembali tegangan PTAC dan matikan power supply.

h. Percobaan selesai.

Universitas Sumatera Utara


2. Percobaan pada transformator 3Ф 60 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dzn5

a. Letakkan transformator pada tempat yang aman.

b. Peralatan di rangkain seperti pada Gambar

c. Hidupkan power supply PTAC.

d. Naikkan tegangan PTAC sampai 400 volt.

e. Ubah frekwensi secara bertahap dari 45 Hz s/d 55 Hz.

f. Catat pengukuran dari wattmeter dari setiap perubahan frekwensi.

g. Turunkan kembali tegangan PTAC dan matikan power supply.

h. Percobaan selesai.

IV.5 Data Percobaan

Transformator 3Ф 100 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dyn5

No f (Hz) Po (Watt)
1 55 251
2 54 243
3 53 230
4 52 221
5 51 210
6 50 202
7 49 192
8 48 183
9 47 175
10 46 169
11 45 161

Tabel 4.1 Data percobaan Transformator 3Ф 100 KVA 20 KV, 400/231 V


Hub Dyn5

Universitas Sumatera Utara


Transformator 3Ф 60 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dzn5

No f (Hz) Po (Watt)
1 55 220
2 54 210
3 53 194
4 52 181
5 51 172
6 50 163
7 49 154
8 48 146
9 47 139
10 46 132
11 45 125

Tabel 4.2 Data Percobaan Transformator 3Ф 60 KVA 20 KV, 400/231 V Hub


Dzn5

IV6 Analisa Percobaan

IV.6.1 Metode grafik

Pada metode ini rugi-rugi total yang diukur diubah kedalam rugi-rugi total

perdetik dengan cara dari pembagian total rugi-rugi dengan frekwensi. Dan akan

menghasilkan grafik yang linear (bentuk garis lurus). Pada sumbu vertikal besar rugi-

rugi pada frekwensi nol dan frekwensi yang lain menghasilkan perbandingan

hysteresis dan eddy current dalam ukuran perbandingan setiap detiknya. [4]

Universitas Sumatera Utara


a. Pada Transformator 3Ф 100 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dyn5

Total rugi-rugi dari tiga frekwensi yang berbeda di ubah ke dalam per detik.

No f(Hz) Po( watt ) Po(watt/ persekon)

1 45 161 3,57

2 50 202 4,04

3 55 251 4,56

Tabel 4.3. Data percobaan untuk 3 jenis frekwensi pada transformator 3Ф 100 KVA

20 KV, 400/231 V Hub Dyn5

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1 Grafikal Pemisahan pada transformator 3Ф 100 KVA 20 KV, 400/231 V

Hub Dyn5

b. Pada Transformator 3Ф 60 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dzn5

Total rugi-rugi dari tiga frekwensi yang berbeda di ubah ke dalam per detik yaitu :

No f(Hz) Po( watt ) Po(watt/ persekon)

1 45 125 2,77

2 50 163 3,26

3 55 220 4,00

Tabel 4.4 Data Percobaan untuk 3 jenis frekwensi pada transformator 3Ф 60 KVA 20

KV, 400/231 V Hub Dzn5

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2 Grafikal Pemisahan pada transformator 3Ф 60 KVA 20 KV, 400/231 V

Hub Dzn5

IV.6.2 Metode Perhitungan.

Pada metode ini, komponen dari Hysteresis berbanding lurus dengan

frekwensi ( f ), sedangkan eddy current berbanding lurus dengan kuadrat dari

frekwensi ( f2 ). Setelah mengukur jumlah dari total dari 2 frekwensi yang berbeda dan

mengubahnya ke dalam total per detik.

Maka komponen rugi-rugi Hysteresis dan eddy current dapat di pisahkan dari jumlah

rugi-rugi total. Dengan persamaan :[4]

Universitas Sumatera Utara


Dimana : Ph = Rugi-rugi hysteresis

Pe = Rugi-rugi eddy current

Pf = Rugi-rugi total pada frekwensi f

Untuk mendapatkan nilai masing-masing komponen di buat persamaan dari

dua frekwensi yang berbeda.

Didapat :

P50 = 50.Ph + 2500.Pe

P45 = 45.Ph + 2025.Pe

Dengan mensubsitusi kedua persamaan didapat :

Selanjutnya dengan dapatnya komponen Pe maka di dapat Ph.

Universitas Sumatera Utara


a. Pada Transformator 3Ф 100 KVA 20 KV, 400/231 V Hub Dyn5

Dari table data di ketahui :

P50 = 202 = 50 Ph + 2500 Pe

P45 = 161 = 45 Ph + 2025 Pe

Dari persamaan

Maka :

Pe = 0.092 Watt

Jadi untuk menentukan nilai dari Ph di ambil data dari Po dari frekwensi tertentu :

P50 = 202 = Ph + Pe

202 = Ph + 0,092

Ph = 202 - 0,092

Ph = 201,908 Watt

Universitas Sumatera Utara


b. transformator 3Ø 60 KVA 20KV, 400/231 V Hub Dzn5

Dari table data di ketahui :

P50 = 163 = 50Ph+2500Pe

P45 = 125 = 45Ph+2025Pe

Dari persamaan

Maka :

= 0.096 Watt

Jadi untuk menentukan nilai dari Ph di ambil data dari Po dari frekwensi tertentu :

P50 = 163 = Ph + Pe

163 = Ph + 0,096

Ph = 163 - 0,096

= 162,904 Watt

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

V. Kesimpulan

Kesimpulan yang di peroleh studi di atas adalah :

1. Pada percobaan beban nol di dapat rugi-rugi inti besi, dimana semakin besar

frekwensi maka besar rugi-rugi akan semakin besar pula.

2. Berdasarkan hasil pemisahan komponen Ph > Pe

3. Dari kedua metode besar Ph selalu tetap untuk setiap perubahan frekwensi ,

sedangkan Pe berubah berbanding lurus dengan f2.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Chapman, Stephen J, “ Electric Machinery Fundamental ” McGraw-Hill Book

Company, 1985.

2. IEE Standard Test Code for Liquid-Imersed Distribution, Power, and

Regulating Transformer.

3. Kadir, Abdul “ Transformator ”, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000.

4. The J & P, “ Tansformer Book”, London, Newnes Butter Worths 1961.

5. Standar Perusahaan Listrik Negara ( SPLN ) 50 : 1987.

6. Standar Nasional Indonesia ( SNI ) 60076-8 : 2009.

7. Wijaya, Mochtar, S.T “ Dasar-Dasar Mesin Listrik ”, Jakarta, Djambatan,

2001.

8. Winders, Jr., John J., “ Power Transformer Principles and Aplications ”, New

York: Marcell Dekker, Inc., 2002.

9. Zuhal, “ Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya ”, Edisi Kelima ,

Penerbit Gramedia, Jakarta, 1995.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai