Proposal Penelitian Charis Muhammad
Proposal Penelitian Charis Muhammad
oleh:
Charis Muhammad
150432601424
A. Januar Kustiandi, S. Pd,. M.Pd selaku dosen matakuliah Metode Penelitian Kuantitaif.
B. Orang tua yang senantiasa mendukung dan memberikan doa, motivasi dan semangat.
C. Pacar, Teman dekat, Teman yang kelihatan dan tidak kelihatan dan yang katanya teman
D. Serta semua pihak yang telah membantu proses penyusunan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal penelitian ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga proposal
penelitian ini dapat menambah pengetahuan, referensi, wawasan, serta dapat memberikan
manfaat.
Charis Muhammad
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Manfaat Penelitian.........................................................................
D. Asumsi Penelitian ..........................................................................
E. Hipotesis Penelitian ......................................................................
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ................................
G. Definisi Opersional Variabel .........................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ..............................................................................
1. Tenaga kerja ............................................................................
2. Investasi ...................................................................................
3. UMKM ....................................................................................
4. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................
B. Kerangka Konseptual/Kerangka Berpikir .....................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................
B. Instrumen Penelitian .....................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
D. Uji Validitas .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Selain kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia, UMKM dipandang sebagai
sektor yang handal dalam menghadapi terpaan krisis ekonomi. Hal ini terbukti ketika terjadi
krisis ekonomi pada tahun 1998, UMKM masih tetap eksis sementara usaha besar banyak
yang gulung tikar (Indonesian Economic & Small Medium Enterprises Outlook 2011). Selain
itu, UMKM merupakan penopang pertumbuhan ekonomi nasional dan berdampak langsung
pada pertumbuhan ekonomi negara maju atau berkembang. Adanya peningkatan produktivitas
UMKM, maka pertumbuhan UMKM dapat ditingkatkan sehingga dapat berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor perekonomian yang sangat
penting di Indonesia. Jika ditelaah secara sektoral, usaha kecil dan menengah memiliki
keunggulan dalam bidang usaha yang memanfaatkan sumber daya alam, seperti pertanian
tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Setidaknya terdapat tiga alasan yang
mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan UMKM
(Berry, dkk, 2001). Alasan pertama adalah karena kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam
hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya,
UMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan
teknologi. Ketiga, UMKM sering diyakini memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas
ketimbang usaha besar. Kuncoro (2000) juga menyebutkan bahwa usaha kecil dan usaha
rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja,
meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.
Selain potensi yang dimiliki UMKM terdapat keunggulan-keunggulan UMKM
dibandingkan dengan usaha besar yaitu: (1) inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah
terjadi dalam pengembangan produk; (2) berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat
memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian; (3) kemampuan
menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja; (4)
fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan
cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis; (5)
terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan; (6) dimiliki dan dilaksanakan
oleh masyarakat lokal sehingga mampu 3 mengembangkan sumber daya manusia; (7) tersebar
dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan:
a. Seberapa besar pengaruh jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pasuran?
b. Seberapa besar pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Pasuruan?
c. Seberapa besar pengaruh investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pasuruan?
d. Seberapa besar pengaruh jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi UMKM
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan?
e. Variabel manakah dari jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi UMKM yang
pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Pasuruan?
C. Tujuan:
a. Untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
b. Untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Pasuruan.
c. Untuk menganalisis besarnya pengaruh investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Pasuruan.
d. Untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi
UMKM secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
e. Untuk mengetahui variabel manakah dari jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan
Investasi UMKM yang pengaruhnya paling dominan terhadap terhadap pertumbuhan
ekonomi di kabupaten Pasuruan.
D. ASUMSI PENELITIAN
Asumsi-asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (PPKI, 2010). Asumsi
penelitian ini berdasarkan kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. Adapun asumsi penelitian
ditetapkan sebagai berikut.
1. Jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan Investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
2. Jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
1. Tenaga Kerja Terlatih, tenaga kerja jenis ini mempunyai suatu kelebihan dalam
pengalamannya seperti apoteker, mekanik dan ahli bedah.
2. Tenaga Kerja Terdidik, tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian dari pendidikan yang ia
jalani baik itu formal atau non formal, pengacara, guru dan dokter.
3. Tenaga Kerja Tidak Terlatih dan Tidak Terdidik, jenis ini seperti pekerja kasar yang
mengandalkan tenaga yang dimiliki seperti buruh angkut, asisten rumah tangga dan kuli.
Berbicara Tenaga Kerja tentunya berbicara juga masalah ketenagakerjaan yang banyak dialami
orang-orang. Masalah dari ketenagakerjaan ini ada karena beberapa faktor diantaranya seperti
pendidikan yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan kesempatan mendapatkan kerja
yang minim. Untuk dapat mengatasi masalah seperti ini tentunya dilakukan berbagai cara seperti
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan meningkatkan
kedua poin tersebut secara beringingan masalah yang dialami oleh ketenagakerjaan tersebut pun dapat
teratasi. Tapi mengatasi masalah seperti ini tidak semudah membalikan tangan karena masalah seperti
ini selalu muncul di beberapa negara tidak hanya di indonesia. Masalah yang sering muncul di negara
ini biasanya seperti :
Jika dilihat dari segi kepastian dalam mendapatkan keuntungan, investasi di bagi menjadi beberapa
macam, diantaranya:
Yaitu jika berinvestasi seseorang tidak akan menanggung resiko yang bisa saja terjadi.
Investasi bebas resiko diantaranya seperti tabungan, deposito dan obligasi.
b. Investasi beresiko
Yaitu jika berinvestasi seseorang akan menanggung resiko yang bisa saja terjadi. Investasi
beresiko diantaranya seperti menanam saham, modal usaha dan lain-lain.
Tapi jika diperhatikan dan di amati, sebenarnya dalam berinvestasi tidak ada namanya
investasi bebas Resiko. Investasi Bebas Resiko maksudnya nilai keuntungan yang di peroleh relatif
terjamin dan jalannya investasi cukup aman. Tentunya resiko akan selalu ada dalam berinvestasi maka
yang harus dilakukan adalah meminimalisir resiko tersebut. Karena investasi selalu dipengaruhi oleh
faktor yang merujuk ke arah ketidakpastian.
Tujuan Investasi
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah Untuk:
a. Mendapatkan penghasilan yang tetap dalam setiap periode. Misalnya seperti bunga, royalti,
uang sewa, dan lain-lain yang dimana penghasilannya dapat digunakan untuk kebutuhan
hidup.
b. Mendapatkan dana khusus, misalnya dana tersebut digunakan untuk keperluan sosial,
memperluas usaha dan lain-lain.
c. Menjamin tersedianya bahan baku dan memperoleh pasar untuk menjual produk yang telah di
produksi.
d. Mengontrol perusahaan, dengan cara melalui kepemilikan aset-aset perusahaan tersebut.
e. Mengurangi persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
f. Menjaga hubungan baik antara perusahaan maupun cabang perusahaan.
Beberapa Manfaat Investasi,Adapun beberapa manfaat yang bisa di dapatkan dalam berinvestasi,
misalnya seperti:
Misalnya kamu menabung untuk masa depan merupakan salah satu cara yang tepat untuk
berinvestasi. Atau kamu dapat membeli tanah saat ini untuk sebuah investasi, kemudian menjualnya
di masa yang akan datang dengan nilai yang berkali-kali lipat dari harga saat membelinya, atau pada
tanah tersebut bisa di bangun apartemen dan di sewakan atau di jual.
b. Dapat memenuhi kebutuhan hidup di masa depan
Tentunya kita tidak tahu kebutuhan apa saja yang diperlukan di masa depan. Untuk mencapai
target yang telah di rencanakan di masa yang akan datang misalnya kita ingin membeli rumah,
kendaraan dan kebutuhan lainnya. Maka hal tersebut akan lebih cepat tercapai jika mulai melakukan
mengumpulkan uang atau berinvestasi mulai dari saat ini.Bukan hanya menabung di bank saja tapi
kita juga dapat merencanakan masa depan seperti persiapan untuk pendidikan, kesehatan dan pensiun
dari pekerjaan. Jadi jangan hanya berinvestasi pada satu bidang saja, tapi berinvestasilah pada bidang
lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan dari satu
investasi, maka ada cadangan di investasi yang lainnya.
Investasi dapat membuat seseorang menjadi lebih hemat. Misalnya dengan cara menabung,
orang akan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menabung dan hasil uang yang terkumpul
dari menabung tersebut dapat dinikmati di masa yang akan datang atau jika di butuhkan. Bisa juga
berinvestasi dalam bentuk asuransi, seseorang yang berinvestasi dengan cara asuransi harus
membayar biaya asuransi setiap bulannya atau dalam jangka waktu tertentu, dan hasil dari investasi
asuransi tersebut dapat dinikmati di masa yang akan datang.
Seiring berkembangnya jaman maka banyak sekali kebutuhan hidup yang harus dipenuhi,
terutama mengenai kebutuhan akan gaya hidup. Pastinya setiap orang memiliki gaya hidupnya
masing-masing, misalnya seperti keinginan untuk membeli barang-barang tertentu yang harganya
tergolong relatif mahal. Mungkin saja karena ingin memenuhi gaya hidupnya orang tersebut
memaksakan diri dan memutuskan untuk meminjam uang untuk memenuhi gaya hidupnya dan
tentunya dia akan terjerat hutang. Maka dengan investasi kita dapat mencegah terjerat hutang, karena
kita akan selalu memiliki komitmen yang kuat untuk menghindari jeratan hutang yaitu dengan cara
gaya hidup hemat.
3. UMKM
Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha
Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta
berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama
ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan
yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus
mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik pemerintah.
Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Menurut
Rudjito (2003) usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau
mendekati miskin. Usaha mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya kredit yang
dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha mikro adalah usaha produktif secara individu atau
tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta.Kriteria Usaha Mikro Kriteria Usaha
Mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6, Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan atau badan usaha Perorangan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
:
1.
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.
Pertumbuhan ekonomi seringkali dikaitkan dengan kemajuan atau pencapain sautu negara
dalam kurun waktu tertentu, akan tetapi itu merupakan bahasa awamnya, pengertian pertumbuhan
ekonomi adalah kondisi prekonomian suatu negara untuk menuju yang lebih baik secara
berkelanjutan/berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat dilihat dengan membandingkan peningkatan kapasitas ekonomi untuk memproduksi barang dan
jasa, dibandingkan dari satu periode waktu ke periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan kemajuan
suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukkan oleh
perubahan output nasional.
Menurut Adam Smith pemerintah memiliki tiga fungsi utama dalam mendukung
perekonomian yaitu (1) memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan; (2) menyelenggarakan
peradilan; dan (3) menyediakan barang‐barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta, seperti
infrastruktur dan fasilitas umum. Pemerintah membutuhkan anggaran untuk menyelenggarakan
fungsinya dengan baik dan mekanisme penyelenggaraannya anggaran tersebut dilakukan melalui
kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal mencerminkan besaran, pertumbuhan, maupun struktur dari
anggaran pemerintah yang dianut oleh suatu negara.
Timbal balik
1. Seberapa besar pengaruh jumlah
UMKM terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten
Pasuruan? Analisis data :
2. Seberapa besar pengaruh jumlah
1. Regresi
tenaga kerja terhadap
2. Uji F dan uji T
pertumbuhan ekonomi di
3. Korelasi
Kabupaten Pasuruan?
3. Seberapa besar pengaruh
investasi UMKM terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Pasuruan?
4. Seberapa besar pengaruh jumlah
UMKM, jumlah tenaga kerja dan 1. pengaruh jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di
investasi UMKM terhadap Kabupaten Pasuuan
pertumbuhan ekonomi di 2. pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Pasuruan? Kabupaten Pasuruan
5. Variabel manakah dari jumlah 3. pengaruh investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di
UMKM, jumlah tenaga kerja dan Kabupaten Pasuruan
investasi UMKM yang 4. pengaruh jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi
pengaruhnya paling dominan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan
terhadap pertumbuhan ekonomi 5. jumlah tenaga kerja dan investasi UMKM yang pengaruhnya
di kabupaten Pasuruan? paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten
Pasuruan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Menurut PPKI (2010) rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, maka rancangan penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
X1
Y X2
X3
Gambar 3.1
Keterangan:
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
X1 = Jumlah tenaga kerja
X2 = Jumlah UMKM
X3 = Investasi UMKM
Y = Pertumbuhan Ekonomi
Rancangan penelitian pada penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan variabel
bebeas/independen terhadap variabel terikat/dependen. Variabel independen terdiri dari empat
variabel yaitu Jumlah tenaga kerja (X1), Jumlah UMKM (X2), Investasi UMKM (X3).Sedangkan
variabel dependen terdiri dari satu variabel, yaitu Pertumbuhan ekonomi (Y). Penelitian ini
termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif karena penelitian ini berfokus pada hubungan
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan teori yang objektif sesuai
dengan keadaan di lapangan.
B. Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang dianjurkan (Sugiyono, 2013:206).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik regresi
berganda, untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat dan variabel bebas. Teknik analisis data
yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range (Ghozali,
2011). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier, dan untuk menentukan penaksiran linier
terbaik, maka harus memenuhi asumsi-asumsi klasik dalam model regresi linier berganda.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik antara lain.
a. Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah variabel
penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam hal ini analisis regresi
mengisyaratkan harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Santoso (2000:212)
untuk menguji tingkat kenormalan data dapat digunakan grafik Normal Probabilitas Plot.
Deteksi normalitas dapat dilihat dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh di garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Kolinearitas
Uji kolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009: 95). Kolinieritas dapat di deteksi dengan
melihat nilai dari Valur Inflastion Factor (VIF). VIF merupakan pengukur adanya
kolinieritas antara variabel-variabel bebas. Menurut Santoso (2005: 240) dasar
pengambilan keputusan ini yaitu:
1) Apabila nilai VIF > 10, maka terjadi kolinieritas
2) Apabila nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi kolinieritas
c. Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t-10). Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk
melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada
korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Untuk mendeteksi
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Nilai Durbin Watson
kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel.
Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut:
1) Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasipositif
2) Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasinegatif
3) Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4) Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan.
d. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas diartikan sebagai tidak samanya varians bagi variabel
independen diuji dalam setting yang berbeda. Santoso (2000:208) uji heteroskedastisitas
digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut.
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Regresi berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat. Formula regresi berganda dapat digambarkan sebgai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan
X1 : Jumlah Tenaga Kerja
X2 : Jumlah UMKM
X3 : Investasi UMKM
β1- β2 : Koefisien regresi dari tiap variabel bebas
e : Variabel pengganggu
Domestik Regonal Bruto (PDRB) dengan harga konstan tahun 2000 pada tahun
2006 - 2010 selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2006 nilai
PDRB Kabupaten Pasuruan sebesar 5,403 triliun rupiah dan pada tahun 2007 nilai
PDRB Kabupaten Pasuruan meningkat menjadi sebesar 5,737 triliun rupiah. Untuk
menjadi sebesar 6,075 triliun rupiah dan pada tahun 2009 tetap terjadi kenaikan
nilai PDRB sehingga menjadi sebesar 6,397 triliun rupiah dan akhirnya pada tahun
2010 nilai PDRB Kabupaten Pasuruan meningkat menjadi sebesar 6,970 triliun
rupiah.
TABEL 5
PDRB ADHK TAHUN 2006-2010
ADHK TAHUN 2000 (JUTAAN RUPIAH)
SEKTOR 2006 2007 2008 2009 2010
PRIMER 1.421.452,74 1.467.954,13 1.512.196,89 1.585.743,65 1.660.594,02
Pada tahun 2006, kontribusi sektor sekunder terhadap PDRB Kabupaten Pasuruan
36,83% pada tahun 2010. Untuk sektor tersier, pada tahun 2006 kontribusinya
terhadap PDRB sebesar 37,03% dan meningkat hingga tahun 2010 menjadi sebesar
TABEL 6
KONTRIBUSI SEKTOR TERHADAP PDRB ADHK TAHUN 2006-2010
%
SEKTOR
2006 2007 2008 2009 2010
PRIMER 26,31 25,59 24,98 24,79 24,45
Pertanian 25,24 24,50 23,88 23,71 23,40
Pertambanga
n& 1,07 1,09 1,10 1,08 1,05
Penggalian
SEKUNDER 36,67 37,14 37,30 36,90 36,83
Industri
Pengolaha 31,99 32,30 32,40 32,00 31,94
n
Listrik,
Gas, & Air 2,06 2,09 2,09 2,08 2,15
Bersih
Bangunan 2,62 2,75 2,81 2,82 2,74
TERSIER 37,03 37,28 37,72 38,31 39,15
Perdagangan
, Hotel & 20,70 20,97 21,48 21,71 22,15
Restoran
Angkutan &
Komunikasi 2,87 2,85 2,81 2,94 3,04
Keuangan,
Persewaan & 3,83 3,85 3,88 3,98 3,99
Jasa
Jasa-Jasa 9,63 9,61 9,55 9,68 9,54
Sumber : BPS Kabupaten Pasuruan 2011.
dan setiap tahunnya selalu mengalami penurunan sehingga pada tahun 2010
menjadi sebesar 23,40%. Penurunan sektor primer tersebut untuk sektor pertanian
dikarenakan oleh beberapa hal antara lain : banyaknya alih fungsi lahan sawah dari
fungsi pertanian menjadi fungsi lain di luar pertanian, adanya perubahan pola tanam
yang dipengaruhi oleh kondisi iklim karena pergeseran musim hujan yang
pertanian yang lebih murah harganya sehingga sektor ini kurang diminati.
Industri Pengolahan (sektor sekunder) dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
(sektor tersier).
PDRB Kabupaten Pasuruan relatif besar yang pada tahun 2006 kontribusinya
terjadi penurunan terus hingga tahun 2010 menjadi 31,94%.. Untuk Sektor
PDRB Kabupaten Pasuruan meskipun relatif kecil dari tahun 2006 sebesar 20,70%
masyarakat agraris menuju industrialis yang juga diwarnai oleh adanya persaingan
proses peralihan masyarakat itu, agar perubahan ini sekecil mungkin berdampak
sektor ini masih menjadi tumpuan mata pencaharian sebagian besar penduduk
Kabupaten Pasuruan yang berprofesi sebagai petani yaitu mencapai 30,09%. Untuk
kesejahteraan petani,
peningkatan kualitas SDM, dan penerapan teknologi pertanian yang sesuai. Upaya-
upaya tersebut akan lebih efektif jika Sektor Industri yang berperan sebagai
mencapai sebesar 5,94% dan bergerak naik menjadi sebesar 6,17% pada tahun
sebesar 5,89% dan mengalami penurunan lagi menjadi sebesar 5,31% pada tahun
2009, kemudian pada tahun 2010 meningkatmenjadi 6,14%. Untuk lebih jelasnya
TABEL 7
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2006
– 2010 BERDASAR PDRB ADHK
TAHUN PERTUMBUHAN
(%)
2006 5,94
2007 6,17
2008 5,89
2009 5,31
2010 6,14
Sumber : BPS Kabupaten Pasuruan 2011.
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi secara sektoral,
hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Interpretasi Data
akan dilihat model mana yang lebih riil untuk diterapkan dalam kajian ini.
Y’ = a + b X
Dimana :
Berdasarkan pada model tersebut dari data pertumbuhan ekonomi yang didapat dari
Y’ = 5,89 - 0,05X
yang tidak dipengaruhi waktu adalah sebesar 5,89% yaitu besarnya variable a
pertumbuhan yang semakin menurun, hal ini juga dapat diakibatkan data itu
rata-rata.
ekonomi dalam runtut waktu lima tahun yaitu tahun 2006 sampai tahun 2010
2012, 2013, 2014 dan 2015 yang kemudian menghasilkan seperti terlihat
kedepan yaitu tahun 2011 -2015 akan dipergunakan data pertumbuhan rata-
rata ini, yang tentunya akan digunakan sebagai dasar peningkatan PDRB
yang diinginkan.
sebagai berikut :
dimana :Si / Ni Si / S
LQ = =
S / N Ni / N
dan apabila LQ suatu sektor ≤ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non
TABEL 10
SPESIALISASI KABUPATEN PASURUAN
BERDASARKAN PDRB
NO SEKTO LQ
R
PRIMER 1,37
1 Pertanian 1,49
2 Pertambangan & Penggalian 0,48
SEKUNDER 1,08
3 Industri Pengolahan 1,10
4 Listrik, Gas,& Air Bersih 1,16
5 Bangunan 0,85
TERSIER 0,80
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,71
7 Angkutan & Komunikasi 0,63
8 Keuangan, Persewaan & Jasa 0,77
9 Jasa-Jasa 1,26
Sumber : Hasil analisa.
Berdasarkan tabel 10 dapatlah dijelaskan bahwa yang memiliki tingkat
spesialisasi diatas 1 adalah pada Sektor Primer dan Sektor Sekunder, dimana
sektor primer besarnya LQ adalah 1,37 dan sektor sekunder adalah 1,08. Hal
ini menunjukkan pada wilayah Jawa Timur, sektor primer dan sektor