Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, JUMLAH UMKM DAN


INVESTASI UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
KABUPATEN PASURUAN

oleh:
Charis Muhammad
150432601424

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Mei 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh jumlah tenaga kerja,
jumlah UMKM dan investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Pasuruan”
terselasaikannya proposal penelitian ini tidak lepas dari berbagai bantuan baik tenaga, pikiran,
motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

A. Januar Kustiandi, S. Pd,. M.Pd selaku dosen matakuliah Metode Penelitian Kuantitaif.
B. Orang tua yang senantiasa mendukung dan memberikan doa, motivasi dan semangat.
C. Pacar, Teman dekat, Teman yang kelihatan dan tidak kelihatan dan yang katanya teman
D. Serta semua pihak yang telah membantu proses penyusunan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal penelitian ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga proposal
penelitian ini dapat menambah pengetahuan, referensi, wawasan, serta dapat memberikan
manfaat.

Malang, 6 Mei 2018

Charis Muhammad
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Manfaat Penelitian.........................................................................
D. Asumsi Penelitian ..........................................................................
E. Hipotesis Penelitian ......................................................................
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ................................
G. Definisi Opersional Variabel .........................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ..............................................................................
1. Tenaga kerja ............................................................................
2. Investasi ...................................................................................
3. UMKM ....................................................................................
4. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................
B. Kerangka Konseptual/Kerangka Berpikir .....................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................
B. Instrumen Penelitian .....................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
D. Uji Validitas .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Selain kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia, UMKM dipandang sebagai
sektor yang handal dalam menghadapi terpaan krisis ekonomi. Hal ini terbukti ketika terjadi
krisis ekonomi pada tahun 1998, UMKM masih tetap eksis sementara usaha besar banyak
yang gulung tikar (Indonesian Economic & Small Medium Enterprises Outlook 2011). Selain
itu, UMKM merupakan penopang pertumbuhan ekonomi nasional dan berdampak langsung
pada pertumbuhan ekonomi negara maju atau berkembang. Adanya peningkatan produktivitas
UMKM, maka pertumbuhan UMKM dapat ditingkatkan sehingga dapat berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor perekonomian yang sangat
penting di Indonesia. Jika ditelaah secara sektoral, usaha kecil dan menengah memiliki
keunggulan dalam bidang usaha yang memanfaatkan sumber daya alam, seperti pertanian
tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Setidaknya terdapat tiga alasan yang
mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan UMKM
(Berry, dkk, 2001). Alasan pertama adalah karena kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam
hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya,
UMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan
teknologi. Ketiga, UMKM sering diyakini memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas
ketimbang usaha besar. Kuncoro (2000) juga menyebutkan bahwa usaha kecil dan usaha
rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja,
meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga.
Selain potensi yang dimiliki UMKM terdapat keunggulan-keunggulan UMKM
dibandingkan dengan usaha besar yaitu: (1) inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah
terjadi dalam pengembangan produk; (2) berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat
memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian; (3) kemampuan
menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja; (4)
fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan
cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis; (5)
terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan; (6) dimiliki dan dilaksanakan
oleh masyarakat lokal sehingga mampu 3 mengembangkan sumber daya manusia; (7) tersebar
dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan:
a. Seberapa besar pengaruh jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pasuran?
b. Seberapa besar pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Pasuruan?
c. Seberapa besar pengaruh investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Pasuruan?
d. Seberapa besar pengaruh jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi UMKM
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan?
e. Variabel manakah dari jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi UMKM yang
pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Pasuruan?

C. Tujuan:
a. Untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
b. Untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Pasuruan.
c. Untuk menganalisis besarnya pengaruh investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Pasuruan.
d. Untuk menganalisis besarnya pengaruh jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi
UMKM secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
e. Untuk mengetahui variabel manakah dari jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan
Investasi UMKM yang pengaruhnya paling dominan terhadap terhadap pertumbuhan
ekonomi di kabupaten Pasuruan.
D. ASUMSI PENELITIAN
Asumsi-asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (PPKI, 2010). Asumsi
penelitian ini berdasarkan kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. Adapun asumsi penelitian
ditetapkan sebagai berikut.
1. Jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan Investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.
2. Jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan Investasi berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN


Penelitian yang akan dilakukan dibatasi ruang lingkupnya sehingga hasil yang dicapai
tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Adapun ruang lingkup dan
keterbatasan dari penelitian ini. Permasalahan dalam penelitian dapat berkembang menjadi
masalah yang lebih luas. Oleh sebab itu perlu adanya suatu batasan dalam penelitian yang
diharapkan memberikan arahan supaya terhindar dari penyimpangan pokok pembahasan yang
diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan Studi kasus .


b. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pasuruan.
1. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini menunjuk kepada sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini hanya terbatas pada Data BPS Kabupaten Pasuruan.
b. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Pasuruan.
c. Data yang digunakan dalam penelitian ini data tahun 2015-2017.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari
website Pemerintah.
F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang terdapat dalam penelitian ini
secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah aspek-aspek alokasi dana desa yang
terdiri dari:
a. Jumlah Tenaga kerja
b. Jumlah UMKM
c. Investasi UMKM
2. Variabel terikat (Dependent variabel)
a. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja (manpower) menurut UU N0. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun pengertian menurut ILO (International Labour
Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15–64 tahun. Namun,
kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas karena pada
usia tersebut seorang penduduk sudah dianggap mulai dapat bekerja. Penduduk usia kerja ini
dibedakan lagi menjadi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (not in the labor force).
Menurut KBBI tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai,
dan sebagainya.
Klasifikasi yang dibagi adalah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
merupakan seorang penduduk yang memiliki usia produktif 15-64 Tahun baik yang ingin mencari
kerja, belum bekerja ataupun yang sudah bekerja. Yang kedua adalah Bukan angkatan kerja adalah
seorang penduduk yang memiliki usia lebih dari 10 tahun yang berkegiatan seperti sekolah, mengurus
rumah tangga dan sebagainya. Contoh kategori ini adalah seperti mahasiswa, anak sekolah, ibu rumah
tangga atau pengangguran sukarela. Secara kualitas juga klasifikasi dari tenaga kerja dibedakan
menjadi tiga diantaranya.

1. Tenaga Kerja Terlatih, tenaga kerja jenis ini mempunyai suatu kelebihan dalam
pengalamannya seperti apoteker, mekanik dan ahli bedah.
2. Tenaga Kerja Terdidik, tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian dari pendidikan yang ia
jalani baik itu formal atau non formal, pengacara, guru dan dokter.
3. Tenaga Kerja Tidak Terlatih dan Tidak Terdidik, jenis ini seperti pekerja kasar yang
mengandalkan tenaga yang dimiliki seperti buruh angkut, asisten rumah tangga dan kuli.

Berbicara Tenaga Kerja tentunya berbicara juga masalah ketenagakerjaan yang banyak dialami
orang-orang. Masalah dari ketenagakerjaan ini ada karena beberapa faktor diantaranya seperti
pendidikan yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan kesempatan mendapatkan kerja
yang minim. Untuk dapat mengatasi masalah seperti ini tentunya dilakukan berbagai cara seperti
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan meningkatkan
kedua poin tersebut secara beringingan masalah yang dialami oleh ketenagakerjaan tersebut pun dapat
teratasi. Tapi mengatasi masalah seperti ini tidak semudah membalikan tangan karena masalah seperti
ini selalu muncul di beberapa negara tidak hanya di indonesia. Masalah yang sering muncul di negara
ini biasanya seperti :

1. Kesempatan Kerja Yang Minim


kesempatan kerja yang minim ada karena beberapa hal salah satunya adalah
produktivitas masyarakat yang rendah sehingga lapangan kerja yang ada jumlahnya
tidak sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia. Dengan banyaknya orang yang setiap
tahunnya membutuhkan kerja tetapi lapangan pekerjaan yang sedikit membuat
masalah ini selalu timbul.

2. Kualitas Tenaga Kerja Yang Rendah


Untuk masalah ini sebenarnya ada karena tingkat pendidikan yang ada di
indonesia masih terbilang cukup rendah baik formal ataupun non formal. Masalah ini
juga sebabnya berhubungan dengan ekonomi masyarakat indonesia, karena banyak
yang tidak dapat menempuh pendidikan yang cukup akibatnya berimbas kepada
penurunan kualitas dari setiap individunya.

3. Penyebaran Tenaga Kerja Yang Kurang Rata


Kembali lagi berawal dari permasalahan ekonomi yang membuat penyebaran
tenaga kerja kurang merata. Karena biasanya lapangan pekerjaan yang tersedia lebih
banyak di pusat oleh sebab itu tenaga kerja dari luar jawa datang ke jawa dengan
harapan mendapatkan pekerjaan yang baik membuat tenaga kerja hanya
mengharapkan pekerjaan yang ada di pusat. Sehingga tingkat kesejahteraannya pun
tidak seimbang dari satu daerah ke daerah lain. Dengan itu juga dapat menyebabkan
penyebaran penduduk yang tidak rata.

4. Pengangguran Yang Menjamur


Pengangguran adalah suatu masalah paling besar dalam ketenagakerjaan
indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya populasi penduduk indonesia yang tidak
disesuaikan dengan kesempatan kerja yang baik. Disamping itu, rendahnya kualitas
tenaga kerja dan ekonomi tetap menjadi penyebab munculnya masalah ini.
2. Investasi
Secara etimologi, investasi berasal dari kata invest yang artinya menanam uang atau
modal. Dengan kata lain, pengertian dari investasi adalah penanaman modal atau penanaman
uang dalam proses produksi. Pengertian investasi menurut ilmu ekonomi adalah pengeluaran
penanam modal maupun perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan juga
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang serta jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Sedangkan pengertian investasi menurut ahli ekonomi
Indonesia (Salim HS dan Budi Sutrisno) adalah penanaman modal yang dilakukan oleh
investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka
untuk investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Jika dilihat dari ruang lingkup dalam melakukan usaha, investasi umumnya terbagi
menjadi dua macam diantaranya:
a. Investasi aktiva nyata
Merupakan tindakan investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara fisik. Misalnya
seperti membangun rumah, pabrik atau bisa juga dengan membeli emas, berlian dan lain-
lain.
b. Investasi pada aktiva finansial
Merupakan tindakan investasi dengan bentuk surat-surat berharga. Misalnya seperti
deposito, obligasi, saham dan lain-lain. Terdapat dua cara dalam berinvestasi terhadap aktiva
finansial, diantaranya seperti:
1. Investasi langsung
Maksudnya dengan memiliki surat-surat berharga pemilik surat tersebut dapat
menentukan jalannya kebijakan-kebijakan yang dapat berpengaruh terhadap investasi
surat berharga yang dimilikinya, misalnya seperti pada Saham.
2. Investasi tidak langsung
Maksudnya pengelolaan surat-surat berharga diwakilkan oleh suatu lembaga
atau suatu badan usaha yang dapat mengelola investasi para pemegang surat-surat
berharga, dan sebisa mungkin berusaha untuk menghasilkan keuntungan yang dapat
memberikan kepuasan terhadap pemegang surat-surat berharga.

Jika dilihat dari segi kepastian dalam mendapatkan keuntungan, investasi di bagi menjadi beberapa
macam, diantaranya:

a. Investasi bebas resiko

Yaitu jika berinvestasi seseorang tidak akan menanggung resiko yang bisa saja terjadi.
Investasi bebas resiko diantaranya seperti tabungan, deposito dan obligasi.

b. Investasi beresiko

Yaitu jika berinvestasi seseorang akan menanggung resiko yang bisa saja terjadi. Investasi
beresiko diantaranya seperti menanam saham, modal usaha dan lain-lain.

Tapi jika diperhatikan dan di amati, sebenarnya dalam berinvestasi tidak ada namanya
investasi bebas Resiko. Investasi Bebas Resiko maksudnya nilai keuntungan yang di peroleh relatif
terjamin dan jalannya investasi cukup aman. Tentunya resiko akan selalu ada dalam berinvestasi maka
yang harus dilakukan adalah meminimalisir resiko tersebut. Karena investasi selalu dipengaruhi oleh
faktor yang merujuk ke arah ketidakpastian.
Tujuan Investasi

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah Untuk:

a. Mendapatkan penghasilan yang tetap dalam setiap periode. Misalnya seperti bunga, royalti,
uang sewa, dan lain-lain yang dimana penghasilannya dapat digunakan untuk kebutuhan
hidup.
b. Mendapatkan dana khusus, misalnya dana tersebut digunakan untuk keperluan sosial,
memperluas usaha dan lain-lain.
c. Menjamin tersedianya bahan baku dan memperoleh pasar untuk menjual produk yang telah di
produksi.
d. Mengontrol perusahaan, dengan cara melalui kepemilikan aset-aset perusahaan tersebut.
e. Mengurangi persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
f. Menjaga hubungan baik antara perusahaan maupun cabang perusahaan.

Beberapa Manfaat Investasi,Adapun beberapa manfaat yang bisa di dapatkan dalam berinvestasi,
misalnya seperti:

a. Dapat meningkatkan aset

Misalnya kamu menabung untuk masa depan merupakan salah satu cara yang tepat untuk
berinvestasi. Atau kamu dapat membeli tanah saat ini untuk sebuah investasi, kemudian menjualnya
di masa yang akan datang dengan nilai yang berkali-kali lipat dari harga saat membelinya, atau pada
tanah tersebut bisa di bangun apartemen dan di sewakan atau di jual.
b. Dapat memenuhi kebutuhan hidup di masa depan

Tentunya kita tidak tahu kebutuhan apa saja yang diperlukan di masa depan. Untuk mencapai
target yang telah di rencanakan di masa yang akan datang misalnya kita ingin membeli rumah,
kendaraan dan kebutuhan lainnya. Maka hal tersebut akan lebih cepat tercapai jika mulai melakukan
mengumpulkan uang atau berinvestasi mulai dari saat ini.Bukan hanya menabung di bank saja tapi
kita juga dapat merencanakan masa depan seperti persiapan untuk pendidikan, kesehatan dan pensiun
dari pekerjaan. Jadi jangan hanya berinvestasi pada satu bidang saja, tapi berinvestasilah pada bidang
lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan dari satu
investasi, maka ada cadangan di investasi yang lainnya.

c. Hidup jadi lebih hemat

Investasi dapat membuat seseorang menjadi lebih hemat. Misalnya dengan cara menabung,
orang akan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menabung dan hasil uang yang terkumpul
dari menabung tersebut dapat dinikmati di masa yang akan datang atau jika di butuhkan. Bisa juga
berinvestasi dalam bentuk asuransi, seseorang yang berinvestasi dengan cara asuransi harus
membayar biaya asuransi setiap bulannya atau dalam jangka waktu tertentu, dan hasil dari investasi
asuransi tersebut dapat dinikmati di masa yang akan datang.

d. Mencegah dari jeratan hutang

Seiring berkembangnya jaman maka banyak sekali kebutuhan hidup yang harus dipenuhi,
terutama mengenai kebutuhan akan gaya hidup. Pastinya setiap orang memiliki gaya hidupnya
masing-masing, misalnya seperti keinginan untuk membeli barang-barang tertentu yang harganya
tergolong relatif mahal. Mungkin saja karena ingin memenuhi gaya hidupnya orang tersebut
memaksakan diri dan memutuskan untuk meminjam uang untuk memenuhi gaya hidupnya dan
tentunya dia akan terjerat hutang. Maka dengan investasi kita dapat mencegah terjerat hutang, karena
kita akan selalu memiliki komitmen yang kuat untuk menghindari jeratan hutang yaitu dengan cara
gaya hidup hemat.

e. Menciptakan kebahagiaan bagi keluarga


Dengan berinvestasi secara tepat, maka kita dapat menciptakan kebahagiaan dalam keluarga,
misalnya kesehatan hidup keluarga lebih terjamin dengan adanya asuransi, pendidikan anak lebih
terjamin dan cadangan keuangan selalu ada jika diperlukan.

3. UMKM
Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha
Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta
berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama
ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan
yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus
mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik pemerintah.

Tujuan Usaha Mikro :


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang
berkeadilan.

Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Menurut
Rudjito (2003) usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau
mendekati miskin. Usaha mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya kredit yang
dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha mikro adalah usaha produktif secara individu atau
tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta.Kriteria Usaha Mikro Kriteria Usaha
Mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6, Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan atau badan usaha Perorangan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
:

1.

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

Ciri-ciri Usaha Mikro, yaitu:

1. Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu;


2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu;
3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak
memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya
manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai;
4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah;
5. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah
akses ke lembaga keuangan non bank;
6. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya
termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4. PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi seringkali dikaitkan dengan kemajuan atau pencapain sautu negara
dalam kurun waktu tertentu, akan tetapi itu merupakan bahasa awamnya, pengertian pertumbuhan
ekonomi adalah kondisi prekonomian suatu negara untuk menuju yang lebih baik secara
berkelanjutan/berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat dilihat dengan membandingkan peningkatan kapasitas ekonomi untuk memproduksi barang dan
jasa, dibandingkan dari satu periode waktu ke periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan kemajuan
suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukkan oleh
perubahan output nasional.

Menurut Adam Smith pemerintah memiliki tiga fungsi utama dalam mendukung
perekonomian yaitu (1) memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan; (2) menyelenggarakan
peradilan; dan (3) menyediakan barang‐barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta, seperti
infrastruktur dan fasilitas umum. Pemerintah membutuhkan anggaran untuk menyelenggarakan
fungsinya dengan baik dan mekanisme penyelenggaraannya anggaran tersebut dilakukan melalui
kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal mencerminkan besaran, pertumbuhan, maupun struktur dari
anggaran pemerintah yang dianut oleh suatu negara.

B. KERANGKA KONSEPTUAL/KERANGKA BERPIKIR

Permasalahan Strategi Solusi

1. Prospek Jumlah UMKM dan


pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pasuruan

Timbal balik
1. Seberapa besar pengaruh jumlah
UMKM terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten
Pasuruan? Analisis data :
2. Seberapa besar pengaruh jumlah
1. Regresi
tenaga kerja terhadap
2. Uji F dan uji T
pertumbuhan ekonomi di
3. Korelasi
Kabupaten Pasuruan?
3. Seberapa besar pengaruh
investasi UMKM terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Pasuruan?
4. Seberapa besar pengaruh jumlah
UMKM, jumlah tenaga kerja dan 1. pengaruh jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di
investasi UMKM terhadap Kabupaten Pasuuan
pertumbuhan ekonomi di 2. pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Pasuruan? Kabupaten Pasuruan
5. Variabel manakah dari jumlah 3. pengaruh investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di
UMKM, jumlah tenaga kerja dan Kabupaten Pasuruan
investasi UMKM yang 4. pengaruh jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja dan investasi
pengaruhnya paling dominan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan
terhadap pertumbuhan ekonomi 5. jumlah tenaga kerja dan investasi UMKM yang pengaruhnya
di kabupaten Pasuruan? paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten
Pasuruan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Menurut PPKI (2010) rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, maka rancangan penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

X1

Y X2

X3

Gambar 3.1
Keterangan:
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
X1 = Jumlah tenaga kerja
X2 = Jumlah UMKM
X3 = Investasi UMKM
Y = Pertumbuhan Ekonomi
Rancangan penelitian pada penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan variabel
bebeas/independen terhadap variabel terikat/dependen. Variabel independen terdiri dari empat
variabel yaitu Jumlah tenaga kerja (X1), Jumlah UMKM (X2), Investasi UMKM (X3).Sedangkan
variabel dependen terdiri dari satu variabel, yaitu Pertumbuhan ekonomi (Y). Penelitian ini
termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif karena penelitian ini berfokus pada hubungan
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan teori yang objektif sesuai
dengan keadaan di lapangan.
B. Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang dianjurkan (Sugiyono, 2013:206).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik regresi
berganda, untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat dan variabel bebas. Teknik analisis data
yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range (Ghozali,
2011). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier, dan untuk menentukan penaksiran linier
terbaik, maka harus memenuhi asumsi-asumsi klasik dalam model regresi linier berganda.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik antara lain.
a. Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah variabel
penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam hal ini analisis regresi
mengisyaratkan harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Santoso (2000:212)
untuk menguji tingkat kenormalan data dapat digunakan grafik Normal Probabilitas Plot.
Deteksi normalitas dapat dilihat dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh di garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Kolinearitas
Uji kolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009: 95). Kolinieritas dapat di deteksi dengan
melihat nilai dari Valur Inflastion Factor (VIF). VIF merupakan pengukur adanya
kolinieritas antara variabel-variabel bebas. Menurut Santoso (2005: 240) dasar
pengambilan keputusan ini yaitu:
1) Apabila nilai VIF > 10, maka terjadi kolinieritas
2) Apabila nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi kolinieritas
c. Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t-10). Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk
melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada
korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Untuk mendeteksi
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Nilai Durbin Watson
kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel.
Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut:
1) Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasipositif
2) Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasinegatif
3) Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4) Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan.
d. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas diartikan sebagai tidak samanya varians bagi variabel
independen diuji dalam setting yang berbeda. Santoso (2000:208) uji heteroskedastisitas
digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut.
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis
a. Regresi berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat. Formula regresi berganda dapat digambarkan sebgai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan
X1 : Jumlah Tenaga Kerja
X2 : Jumlah UMKM
X3 : Investasi UMKM
β1- β2 : Koefisien regresi dari tiap variabel bebas
e : Variabel pengganggu

b. Uji Parsial (Uji Statistik t)


Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji statistik t. Uji
t ini bertujuan untuk mengetahui ada Jumlah tenaga kerja, jumlah UMKM dan Investasi
UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Uji t dilakukan dengan menggunakan taraf
signifikan α = 0,05
Hipotesis yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Jika signifikansi t ≤ 0,05 maka Ho di tolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat
Jika signifikansi t > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat
Kondisi perekonomian total Kabupaten Pasuruan jika dilihat dari nilai Produk

Domestik Regonal Bruto (PDRB) dengan harga konstan tahun 2000 pada tahun

2006 - 2010 selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2006 nilai

PDRB Kabupaten Pasuruan sebesar 5,403 triliun rupiah dan pada tahun 2007 nilai

PDRB Kabupaten Pasuruan meningkat menjadi sebesar 5,737 triliun rupiah. Untuk

tahun 2008, nilai PDRB Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan kembali

menjadi sebesar 6,075 triliun rupiah dan pada tahun 2009 tetap terjadi kenaikan

nilai PDRB sehingga menjadi sebesar 6,397 triliun rupiah dan akhirnya pada tahun

2010 nilai PDRB Kabupaten Pasuruan meningkat menjadi sebesar 6,970 triliun

rupiah.
TABEL 5
PDRB ADHK TAHUN 2006-2010
ADHK TAHUN 2000 (JUTAAN RUPIAH)
SEKTOR 2006 2007 2008 2009 2010
PRIMER 1.421.452,74 1.467.954,13 1.512.196,89 1.585.743,65 1.660.594,02

Pertanian 1.363.847,93 1.405.681,76 1.450.610,01 1.516.730,88 1.589.323,22


Pertambangan
& Penggalian 57.604,81 62.272,37 61,586.88 69.012,77 71.270,80

SEKUNDER 1.981.623,29 2.131.108,55 2.266.322,83 2.361.365,06 2.501.238,11


Industri
Pengolaha 1.728.540,34 1.852.982,07 1.968.515,81 2.047.448,13 2.169.003,57
n
Listrik, Gas,
& Air 111.343,80 120.158,20 127.268,49 133.231,36 146.323,81
Bersih
Bangunan 141.739,15 157.968,28 170.538,53 180.685,57 185.910,73

TERSIER 2.000.858,48 2.138.447,21 2.296.772,16 2.450.763,45 2.629.110,35


Perdagangan,
Hotel & 1.118.344,48 1.203.165,99 1.305.126,90 1.389.212,43 1.503.899,95
Restoran
Angkutan &
Komunikasi 155.151,40 163.270,04 170.455,35 187.808,48 206.649,56
Keuangan,
Persewaan 206.791,03 220.885,04 235.864,50 254.601,37 270.818,59
& Jasa
Jasa-Jasa 520.571,57 551.126,14 580.030,71 619.141,16 647.742,24

(PDRB) 5.403.934,51 5.737.509,89 6.075.291,88 6.397.872,16 6.790.942,48


Sumber : BPS Kabupaten Pasuruan 2011.

Apabila dilihat dari kontribusi PDRB Kabupaten Pasuruan, sektor sekunder

dari tahun ke tahun kontribusinya terhadap PDRB selalu mengalami peningkatan.

Pada tahun 2006, kontribusi sektor sekunder terhadap PDRB Kabupaten Pasuruan

sebesar 36,67% dan mengalami peningkatan sebesar 0,16% menjadi sebesar

36,83% pada tahun 2010. Untuk sektor tersier, pada tahun 2006 kontribusinya

terhadap PDRB sebesar 37,03% dan meningkat hingga tahun 2010 menjadi sebesar

39,15%. Sedangkan Sektor Primer kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten

Pasuruan mengalami penurunan dari tahun 2006 yang kontribusinya mencapai


26,31% dan kontribusinya menurun terus hingga
tahun 2010 menjadi 24,45%. Adapun informasi mengenai kontribusi sektoral yang

dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama terhadap PDRB Kabupaten Pasuruan

dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini :

TABEL 6
KONTRIBUSI SEKTOR TERHADAP PDRB ADHK TAHUN 2006-2010

%
SEKTOR
2006 2007 2008 2009 2010
PRIMER 26,31 25,59 24,98 24,79 24,45
Pertanian 25,24 24,50 23,88 23,71 23,40
Pertambanga
n& 1,07 1,09 1,10 1,08 1,05
Penggalian
SEKUNDER 36,67 37,14 37,30 36,90 36,83
Industri
Pengolaha 31,99 32,30 32,40 32,00 31,94
n
Listrik,
Gas, & Air 2,06 2,09 2,09 2,08 2,15
Bersih
Bangunan 2,62 2,75 2,81 2,82 2,74
TERSIER 37,03 37,28 37,72 38,31 39,15
Perdagangan
, Hotel & 20,70 20,97 21,48 21,71 22,15
Restoran
Angkutan &
Komunikasi 2,87 2,85 2,81 2,94 3,04
Keuangan,
Persewaan & 3,83 3,85 3,88 3,98 3,99
Jasa
Jasa-Jasa 9,63 9,61 9,55 9,68 9,54
Sumber : BPS Kabupaten Pasuruan 2011.

Dari tabel 6 di atas menginfomasikan bahwa Sektor Pertanian pada tahun

2006 kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Pasuruan mencapai sebesar 26,31%

dan setiap tahunnya selalu mengalami penurunan sehingga pada tahun 2010

menjadi sebesar 23,40%. Penurunan sektor primer tersebut untuk sektor pertanian

dikarenakan oleh beberapa hal antara lain : banyaknya alih fungsi lahan sawah dari

fungsi pertanian menjadi fungsi lain di luar pertanian, adanya perubahan pola tanam
yang dipengaruhi oleh kondisi iklim karena pergeseran musim hujan yang

mempengaruhi jadwal tanam,serta masuknya barang impor produk hasil-hasil

pertanian yang lebih murah harganya sehingga sektor ini kurang diminati.

Sedangkan peningkatan kontribusi sektor sekunder dan tersier terhadap PDRB

Kabupaten Pasuruan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kontribusi dari Sektor

Industri Pengolahan (sektor sekunder) dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

(sektor tersier).

Dalam Sektor Industri Pengolahan terjadi peningkatan kontribusi terhadap

PDRB Kabupaten Pasuruan relatif besar yang pada tahun 2006 kontribusinya

mencapai sebesar 31,99% dan mengalami peningkatan pada tahun 2008

kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Pasuruan menjadi sebesar 32,40%, dan

terjadi penurunan terus hingga tahun 2010 menjadi 31,94%.. Untuk Sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran mengalami kenaikan kontribusinya terhadap

PDRB Kabupaten Pasuruan meskipun relatif kecil dari tahun 2006 sebesar 20,70%

dan naik hingga tahun 2010 menjadi sebesar 22,15%.

Meningkatnya kontribusi Sektor Industri Pengolahan dan Sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran menunjukkan adanya transformasi budaya dari

masyarakat agraris menuju industrialis yang juga diwarnai oleh adanya persaingan

usaha/produk sehingga sangat positif bagi kemajuan Kabupaten Pasuruan. Oleh

karenanya perlu diimbangi dengan penyiapan infrastruktur untuk mendukung

proses peralihan masyarakat itu, agar perubahan ini sekecil mungkin berdampak

pada masalah di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, dan stabilitas keamanan.

Sebagai konsekuensi perlu langkah antisipasi sebaik mungkin dengan menyediakan

pelayanan kesehatan, peningkatan mutu SDM, penataan ruang, pengendalian

pencemaran lingkungan dan pelayanan perumahan.


Namun demikian kontribusi Sektor Pertanian masih diperlukan mengingat

sektor ini masih menjadi tumpuan mata pencaharian sebagian besar penduduk

Kabupaten Pasuruan yang berprofesi sebagai petani yaitu mencapai 30,09%. Untuk

itu dibutuhkan upaya yang sistematis untuk meningkatkan kualitas produk,

kesejahteraan petani,
peningkatan kualitas SDM, dan penerapan teknologi pertanian yang sesuai. Upaya-

upaya tersebut akan lebih efektif jika Sektor Industri yang berperan sebagai

kontributor utama struktur PDRB Kabupaten Pasuruan dilibatkan untuk

memberdayakan sektor pertanian melalui penetapan seperangkat kebijakan/regulasi

yang menarik di bidang investasi dan distribusi produk.

Pertumbuhan sektoral ekonomi total Kabupaten Pasuruan berdasarkan nilai

PDRB ADHK tahun 2006-2010 tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.

Dimulai dari tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan hanya

mencapai sebesar 5,94% dan bergerak naik menjadi sebesar 6,17% pada tahun

2007. Untuk tahun 2008, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan menjadi

sebesar 5,89% dan mengalami penurunan lagi menjadi sebesar 5,31% pada tahun

2009, kemudian pada tahun 2010 meningkatmenjadi 6,14%. Untuk lebih jelasnya

informasi mengenai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada

tabel 7 berikut ini :

TABEL 7
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2006
– 2010 BERDASAR PDRB ADHK
TAHUN PERTUMBUHAN
(%)
2006 5,94
2007 6,17
2008 5,89
2009 5,31
2010 6,14
Sumber : BPS Kabupaten Pasuruan 2011.

Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi secara sektoral,

perkembangan pertumbuhan seluruh sektoral dari tahun 2006 - 2010 cenderung

berfluktuasi. Sektor yang selalu mengalami peningkatan pertumbuhan setiap

tahunnya yaitu sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Interpretasi Data

1. Analisis Pertumbuhan Ekonomi

Dalam analisis pertumbuhan ekonomi digunakan dua model yaitu : model

pertumbuhan trend linier dan pertumbuhan rata-rata. Dimana hasilnya nantinya

akan dilihat model mana yang lebih riil untuk diterapkan dalam kajian ini.

a. Analisis Pertumbuhan Trend Linier

Analisis pertumbuhan trend linier ini dipakai untuk menjelaskan

kecenderungan data yang ada dengan memakai persamaan linier yaitu :

Y’ = a + b X

Dimana :

Y’ : adalah besarnya pertumbuhan pada tahun


prediksi a : pertumbuhan tetap
b : konstanta
X : besaran waktu yang akan dianalisis

Berdasarkan pada model tersebut dari data pertumbuhan ekonomi yang didapat dari

PDRB ADHK dihasilkan model pertumbuhan ekonomi berdasarkan model trend

linier sebagai berikut :

Y’ = 5,89 - 0,05X

Dimana persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi

yang tidak dipengaruhi waktu adalah sebesar 5,89% yaitu besarnya variable a

sedangkan konstanta yang akan mempengaruhi waktunya adalah sebesar -0,05

sehingga apabila dipakai model tersebut maka akan menghasilkan prediksi

pertumbuhan lima tahun kedepan adalah sebagai berikut :


TABEL
8
TREND PERTUMBUHAN EKONOMI 2011 – 2015
TAHU PERTUMBUHAN
N EKONOMI
2011 5,75
2012 5,71
2013 5,64
2014 5,59
2015 5,57
Sumber : Hasil analisis.

Dengan data runtut waktu yang hanya lima tahun menghasilkan

pertumbuhan yang semakin menurun, hal ini juga dapat diakibatkan data itu

sendiri pada waktu diambil mengalami kecenderungan menurun. Untuk

mengatasi masalah ini maka akan digunakan pertumbuhan ekonomi metode

rata-rata.

b. Analisis Pertumbuhan Rata-rata

Analisis pertumbuhan rata-rata ini memakai metode data pertumbuhan

ekonomi dalam runtut waktu lima tahun yaitu tahun 2006 sampai tahun 2010

dijumlahkan, kemudian dibagi dengan 5 (lima) akan menghasilkan rata-rata

pertumbuhan sebesar 5,89%. Dengan hasil tersebut maka akan ditambahkan

dengan pertumbuhan tahun terakhir yaitu tahun 2010 akan menghasilkan

prediksi pertumbuhan tahun 2011, demikian juga seterusnya untuk tahun

2012, 2013, 2014 dan 2015 yang kemudian menghasilkan seperti terlihat

pada tabel dibawah ini.


TABEL
9

TREND PERTUMBUHAN EKONOMI 2011 – 2015


TAHU PERTUMBUHAN
N EKONOMI
2011 6,20
2012 6,26
2013 6,32
2014 6,38
2015 6,43
Sumber : Hasil analisis.

Dengan demikian berdasarkan dari hasil yang didapat untuk

memprediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan pada lima tahun

kedepan yaitu tahun 2011 -2015 akan dipergunakan data pertumbuhan rata-

rata ini, yang tentunya akan digunakan sebagai dasar peningkatan PDRB

yang diinginkan.

2. Analisis Ekonomi Wilayah dengan memakai Analisis Spesialisasi

Dalam analisis spesialisasi ini dipakai perhitungan LQ, dimana

perhitungannya adalah dengan membandingan antara pangsa relatif

pendapatan sektor I pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah

dengan pangsa relatif pendapatan sektor I pada tingkat nasional terhadap

pendapatan nasional. Hal tersebut secara matematis dapat dinyatakan

sebagai berikut :

dimana :Si / Ni Si / S
LQ = =
S / N Ni / N

Si : besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di daerah


yang diteliti Ni: besaran total untuk kegiatan tertentu dalam daerah yang
lebih luas
S : besaran total untuk seluruh kegiatan di daerah
yang diteliti N : besaran total seluruh kegiatan di daerah
yang lebih luas

Apabila LQ suatu sektor ≥ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis,

dan apabila LQ suatu sektor ≤ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non

basis. Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapat hasil sebagai berikut.

TABEL 10
SPESIALISASI KABUPATEN PASURUAN
BERDASARKAN PDRB
NO SEKTO LQ
R
PRIMER 1,37
1 Pertanian 1,49
2 Pertambangan & Penggalian 0,48
SEKUNDER 1,08
3 Industri Pengolahan 1,10
4 Listrik, Gas,& Air Bersih 1,16
5 Bangunan 0,85
TERSIER 0,80
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,71
7 Angkutan & Komunikasi 0,63
8 Keuangan, Persewaan & Jasa 0,77
9 Jasa-Jasa 1,26
Sumber : Hasil analisa.
Berdasarkan tabel 10 dapatlah dijelaskan bahwa yang memiliki tingkat

spesialisasi diatas 1 adalah pada Sektor Primer dan Sektor Sekunder, dimana

sektor primer besarnya LQ adalah 1,37 dan sektor sekunder adalah 1,08. Hal

ini menunjukkan pada wilayah Jawa Timur, sektor primer dan sektor

sekunder Kabupaten Pasuruan cukup dapat membantu daerah lain untuk

pengadaan kedua sektor tersebut.

Anda mungkin juga menyukai