Anda di halaman 1dari 53

Ø PENGERTIAN

Salah satu ciri – ciri makhluk hidup adalah kemampuannya untuk beraeaksi terhadap
rangsangan.Sistem sensori manusia berkembang pesat dan memproses ribuan pesan yang masuk
secara serentak.Kerumitan ini memungkinkan kita untuk waspada terhadap lingkungan di sekitar kita.
Manusia mempunyai lima (panca) indera itu yaitu : indera pencium(hidung), indera pengecap(lidah),
indera penglihatan(mata), indera pendengaran(telinga), indera peraba(kulit).
Alat indera kita berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan, dan setiap reseptor
berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu saja.

I. Struktur Indera Penglihat

Alat indera penglihat pada manusia adalah mata.Indera penglihat (mata) disebut juga
fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya.Mata memiliki sejumlah reseptor
khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Selain itu terdapat alat tambahan yang terdiri
dari :
A. Alis mata
B. Bulu mata
C. Otot penggerak bola mata
D. Kelopak mata
E. Kelenjar air mata

 Alis mata
Terdiri dari rambut kasar melintang di atas mata, berfungsi untuk mempercantik wajah dan
berfungsi melindungi mata dari sinar yang terlalu terik sehingga menjaga keringat yang terakumulasi
di dahi sehingga tidak mengalir ke mata.
 Bulu mata
Merupakan barisan rambut yang terdapat pada ujung kelopak mata, berfungsi melindungi bola
mata dari masuknya debu dan partikel. Pada bulu mata terdapat kelenjar sebasea(kelenjar minyak)
yang disebut kelenjar zeis, terletak pada akar bulu mata.
*Otot penggerak bola mataàPada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menghubungkan bola.
 Kelopak mata
Kelopak mata terdiri dari dua bagian yaitu pada kelopak mata atas dan kelopak mata bawah yang
berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Mulai dari dalam nenuju ke arah luar, kelopak mata
terdiri atas 5 lapis, yaitu:
konjungtiva, adalah selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan melapisi juga
permukaan bola mata.
Kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah pelekatan kedua kelopak
mata.
 Kelenjar Air Mata
Pada indera penglihatan kita di dalamnya terdapat Kelenjar air mata (Aparatus lakrimalis).
Kelenjar air mata letaknya disudut lateral atas pada rongga mata, dan berfungsi untuk
menghasilkan air mata. Dari kelenjar ini keluar kurang lebih dua belas duktus lakrimalis, yaitu
saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju ke konjungtiva kelopak mata atas.
BAGIAN – BAGIAN MATA
a. Bola Mata
Bola mata manusia berdiameter kira-kira 2,5 cm dengan 5/6 bagian nya terbenam dalam rongga
mata dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak dari luar dengan bagian depan yang bening. Bola
mata bagian luar tersusun atas lapisan jaringan ikat yang berwarna putih dan kuat yang disebut
sklera dan lapisan dalam mempunyai pigmen tipis dan banyak pembuluh darah yang disebut koroid.
b. Sklera
Dipermukaan sklera terdapat sel-sel epitel yang membentuk membran mukosa dan berfungsi
untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang
transparan (tembus cahaya) yang disebut kornea, dan berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang
masuk kedalam mata. Kornea dilindungi oleh selaput yang disebut konjungtiva, kornea tidak
mengandung pembuluh darah tetapi banyak mengandung serabut saraf.
c. Koroid
Koroid yaitu lapisan tipis yang dibentuk oleh jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh
darah dan sejumlah sel pigmen.Dengan adanya pembuluh darah koroid ini berperan sebagai
penyuplai makanan kelapisan retina mata.Koroid terletak sebelah dalam sklera, bagian belakang
lapisan mata ini ditembus oleh saraf optik (saraf otak II).
d. Iris
Iris merupakan selaput yang menggantung diantara lensa dan kornea.Iris dikenal sebagai selaput
pelangi dan berperan mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola
mata.Pengaturan ini berlangsung diluar kesadaran kita (otonom).Lubang bulat ditengah iris di sebut
pupil.Didalamnya terdapat otot dilator pupil yang berfungsi untuk memperkecil diameter pupil. Iris
banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen, jumlah pigmen akan menentukan warna mata.
e. Retina
Retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri dari tiga lapisan neuron yaitu:
Lapisan sel batang dan sel kerucut.
Lapisan neuron bipolar.
Lapisan neuron ganglion.
f. Lensa Mata
Lensa mata terletak dibelakang pupil dan iris, berbentuk cembung, bersifat transparan, serta
dikelilingi oleh jaringan yang mengikatnya ( ligamentum suspensorium). Lensa mata terdiri atas
lapisan serat protein. Apabila lensa mata menjadi keruh maka akan mengganggu penglihatan, ini
disebut katarak.
Lensa mata membagi mata menjadi dua ruangan yaitu ruang antara kornea dengan lensa (ruang
muka), dan ruang belakang lensa (ruang belakang).Kedua ruang tersebut berisi cairan kental dan
transparan seperti jeli.Ruang muka berisi aqueous humor, yang berfungsi menjaga bola mata serta
memberi nutrisi untuk kornea dan lensa. Sedang ruang belakang berisi vitreus humor, yang berfungsi
untuk menyokong struktur lensa dan bola mata.
II. Struktur indera pencium

Hidung merupakan indera pembau pada manusia.Hidung merupakan indera khusus yang terletak
di dalam rongga hidung.Daerah sensitive pada indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung.
 Struktur indera pencium terdiri dari :
 Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
 Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor
 Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir
hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak
I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.
 Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component
principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600
aroma yang berbeda. Alat pembau biasa juga disebut dengan organon olfaktus, yang dapat
menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut pula
Chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior
dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
Bagian-bagiannya adalah :
a) Concha superior
b) Concha medialis
c) Concha inferior
d) Septum nasi (sekat hidung)
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menepel pada lapisan jaringan yang
diselaputi lendir dan disebut olfactory mucosa. Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35
hari. Bila mati, baik karena sebabyang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut
akan digantikan olehreseptor-reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory
bulbs yang akan dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan
koneksi sinapsis yang terputus. Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :
a) Susunan rongga hidung.
Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada masing-masing orang tidak sama.
Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan lebih luas daripada yang berhidung pesek
b) Variasi fisiologis
Contohnya pada wanita, saat sebelum menstruasi atau pada saat hamil muda akan menjadi
sangat peka.
c) Spesies
Pada spesies tertentu yang kemampuan survivalnya tergantung pada pembauan, akan memiliki
indera pembau yang lebih peka contohnya anjing.
Besarnya konsentrasi dari substansi yang berbau misalnya skatol (bau busuk yang terdapat pada
kotoran atau faeces) memiliki konsentrasi yang kuat karena memiliki kemampuan menguap yang
tinggi. Bila konsentrasinya kuat makabaunya busuk, sebaliknya bila konsentrasinya rendah akan
menimbulkan bau yang berbeda(contohnya pada bunga yang mengandung skatol dalam konsentrasi
rendah maka baunyaakan harum).
III. Fisiologi pernafasan bagian atas yaitu:

a. Rongga Hidung.
Rongga hidung terdiri atas :
(1) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
(2) Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya
yangberlapis.
(3) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidungkanan
dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
b. Faring
Fungsi utama faring adalah sebagai saluran alat pencernaaan yang membawa makanan dari
rongga mulut hingga ke esophagus.Hubungan faring dengan rongga hidung dan laring ini membuat
faring menjadi cukup penting dalam produksi suara, serta memungkinkan manusia untuk bernafas
menggunakan mulut.
c. Laring
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi.Laring jugamelindungi
jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring seringdisebut sebagai kotak
suara dan terdiri atas:
Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat menutup saat proses menelan.
b. Glotis : memungkinkan terjadinya vokalisasi
c. Kartilago Thyroid

IV. Struktur Indera Pengecap

Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah, terdapat reseptor perasa
yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh
reseptor yang baru setiap 10 hari sekali. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian
atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla,
pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan.Apabila pada bagian lidah
tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.
 Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:
1. Papilla filiformis
2. papilla fungiformis
3. papilla circumvalata
Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste buds). Setiap putting pengecap
terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :
1. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar dari pengecap.
2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.
Sekarang diketahui ada lima rasa dasar yaitu manis, asam, asin, pahit, dan umami. Sebuah rasa
dasar adalah rasa berbeda yang khas yang tidak dapat diciptakan meskipun dengan cara
mengkombinasikan rasa-rasa lainnya.
a. Manis : pada puncak atau ujung lidah.
b. Asin : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan).
c. Asam : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan).
d. Pahit : pada pangkal lidah.
e. Umami : rasa gurih

Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu untuk mengatur letak makanan ketika
dikunyah, membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan) dan sebagai alat
bantu dalam berbicara. Selain itu, indera lain yang turut berperan pada persepsi pengecap adalah
indera pembau.
Kemampuan mengecap seseorang tergantung pada:
1. Faktor Individual, misalnya pada seseorang yang sedang sakit, maka kepekaan
mengecapnya akan berkurang.
2. Nilai Ambang, misalnya seseorang yang sudah terbiasa makan makanan yang asam, akan
lebih tinggi daripada orang yang tidak biasa makan asam. Nilai ambang ini tergantung
darikebiasaan seseorang.
3. Konsentrasi, misalnya pada seseorang yang makan satu mangkok garam, lama
kelamaantidak akan merasakan asin lagi seperti pertama kali memakannya.
Ketidakmampuan seseorang untuk mengenali bau disebut sebagai anosmia,
sedangkanketidakmampuan seseorang untuk mengenali rasa disebut ageusia.
Adapun cara memelihara indera pengecap agar tetap berfungsi adalah sebagai berikut:
1. Jangan dibiasakan makan dan minum yang masih panas, karena akan berpengaruh
terhadapindera pengecap.
2. Menggosok gigi secara teratur untuk mengatasi terjadinya infeksi pada gigi.
3. Kurangi merokok bagi perokok berat agar tidak terjadi bercak-bercak putih pada
inderapengecap. Sebaiknya bagi perokok berhentilah merokok mulai dari sekarang jika
anda.
V. Struktur Indera Pendengaran

Indera pendengar manusia adalah telinga, selain sebagai indera pendengar telinga berfungsi
sebagai alat keseimbangan.Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga
bagian tengah, dan telinga bagian dalam.
a. Telinga Luar
Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga.
Saluran telinga luar berfungsi menghasilkan minyak serumen. Saluran telinga luar yang dekat
dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus untuk menjaga agar benda asing tidak
masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran telinga luar dan
gendang telinga tidak kering. Bagian terdalam dari telinga luar adalah gendang telinga, berupa
selaput tipis yang berbatasan dengan telinga tengah. Gendang telinga berfungsi untuk menangkap
gelombang bunyi.
b. Telinga Tengah
Telinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang dilapisi
jaringan mukosa.
Pada telinga bagian tengah terdapat :
Tulang-tulang pendengaran, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang
sanggurdi (stapes). Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk
mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.
c. Saluran eustachius
Saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, saluran ini berfungsi menjaga
keseimbangkan tekanan udara di luar dan di dalam telinga sehingga gendang telinga tidak rusak.
Telinga bagian tengah berfungsi untuk meneruskan getaran bunyi dari telinga luar ke telinga dalam.
d. Telinga Dalam
Jendela oval berfungsi untuk menerima bunyi.Koklea atau rumah siput berupa tabung yang
melingkar seperti spiral dan berisi cairan limfa.Di dalam koklea terdapat kortiyang banyak
mengandung ujung-ujung sel saraf pendengaran.Sel-sel saraf pendengaran ini berupa sel-sel rambut
yang peka terhadap rangsangan bunyi.Di telinga dalam terdapat bagian yang berfungsi untuk
mengendalikan keseimbangan tubuh dan untuk mendeteksi posisi tubuh. Bagian tersebut berbentuk
setengah lingkaranyang tersusun menjadi satu kesatuan, yaitu tiga saluran setengah lingkaran.
VI. Struktur Indera Peraba

Jika dilihat di bawah mikroskop, kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan epidermis dan lapisan
dermis. Jaringan epidermis biasa disebut juga jaringan pelindung. Pengertian jaringan epidermis
adalah lapisan jaringan paling luar yang berfungsi sebagai pelindung atau menutupi seluruh organ.
Dermis adalah yang kedua, atau menengah, lapisan kulit seseorang.Ini mengandung serat
kolagen dan elastin, yang merupakan protein penting. Kolagen dan elastin di lapisan kulit ini
membentuk lapisan mesh seperti yang tahan lama. Dermis juga mengandung fibroblast, sel-sel yang
penting bagi kesehatan secara keseluruhan kulit, pembuluh darah kecil yang disebut kapiler, dan
kelenjar getah bening.Selain itu, dermis mengandung kelenjar sebasea, folikel rambut, kelenjar
keringat, dan saraf.
Orang-orang tidak dapat melihat dermis karena berada di bawah epidermis, lapisan atas kulit,
dan tersembunyi dari pandangan.Fakta bahwa dermis tersembunyi dari pandangan tidak
membuatnya kurang penting, namun.Ini lapisan kulit lebih tebal dari lapisan terluar dan memiliki
tugas memberikan kelenturan kulit dan kekencangan.Hal ini juga membantu tubuh mempertahankan
suhu dan bahkan mengirim nutrisi ke bagian epidermis. Karena dermis mengandung saraf, juga
membantu seseorang untuk mengenali berbagai sensasi, termasuk nyeri, sentuhan, dan kehangatan
atau dingin.
Pada umumnya setiap jenis reseptor hanya mampu menerima satu jenis rangsangan saja. Tipe
rasa dan jenis reseptor itu adalah :
Nyeri
Reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan baik di bagian
luar maupun dalam bagian alat dalam.Panas dan dingin Reseptor untuk rasa panas berupa ujung
saraf.Sentuhan
Reseptornya berupa korpus Meissner, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut, yang
semuanya terdapat di dekat permukaan kulit. Sedangkan korpus Ruffini berfungsi pada sentuhan
yang kuat.
Tekanan
Reseptor tekanan adalah korpus Paccini, korpus Ruffini dan korpus Krause, yang terletak agak
dalam pada kulit.
Pada bibir, ujung jari, ujung lidah, dan alat kelamin mengandung banyak sekali serabut saraf
sensorik. Sehingga ujung jari dapat digunakan untuk membedakan halus dan kasarnya suatu bahan
atau dapat digunakan untuk membaca huruf braile bagi penderita tuna netra.
A. ANATOMI FISIOLOGI OTOT, SKELETAL, FUNGSI DAN SENDI

Anatomi fisiologi skeletal


1. Tengkorak :
Tulang cranium
a. 1 tulang oksipital ( tulang Kepala Belakang)
b. 2 tulang parietal (tulang ubun-ubun)
c. 1 tulang frontal (tulang dahi)
d. 2 tulang temporal (tulang pelipis)
e. 1 tulang etmoid (tulang tapis)
f. 1 tulang sfenoid (tulang Baji)
Tulang wajah Bagian rahang:
a. 2 Os maksila (tulang rahang atas)
b. 1 Os mandibula (tulang Rahang bawah)
c. 2 Os zigomatikum (tulang pipi)
d. 2 Os palatum (tulang Langit-langit)
Bagian Hidung:
a. 2 Os nasale (tulang Hidung)
b. 1 Os vomer (sekat rongga hidung)
c. 2 Os lakrimalis (tulang mata)
d. 2 Os konka nasal (tulang karang hidung)
 Tulang-Tulang Batang Tubuh (Rangka Dada)
 Sternum (tulang Dada) = 1 buah
 Iga (costae) = 12 pasang
 Kolumna Vertebralis = 12 ruas
 Tulang2 iga
 7 pasang iga sejati (I-VII), karena melekat pada sternum melalui tulang rawan
 5 pasang iga palsu (VIII-XII) , karena iga VIII – X melekat pada tulang rawan iga di atasnya &
XI – XII melayang bebas pada ujung anteriornya
 Vertebra
 7 vertebra servikalis
 12 vertebra torakalis
 5 vertebra lumbalis
 5 vertebra sakralis
 4 vertebra koksigis
 Tulang Extremitas Atas
 Tulang gelang bahu:
 Skapula 2 buah
 Klavikula 2 buah
 Humerus 2 buah
 Lengan bawah
 Radius 2 buah
 Ulna 2 buah
 Angan
 8 pasang tulang karpal
 5 pasang tulang metacarpal
 4 pasang tulang falange

 Tulang Panggul (Pelvis)


 Tulang sakrum : gabungan dari 5 vetebra sakralis
 Tulang koksigis : gabungan dari 3 vetebra koksigis
 Tulang coxae : Ilium (tulang usus), Pubis (tulang kemaluan), Iskhium (tulang duduk)
 Tulang Ekstremitas Bawah
 Tulang pangkal paha (Os coxae)
 Ilium (tulang usus)
 Pubis (tulang kemaluan)
 Iskhium (tulang duduk)
 Femur: 2 buah
 Patela: 2 bua
 Tungkai bawah
 Fibula: 2 bh
 Tibia: 2 bh
 Tulang2 Kaki :
 Tarsal: 14 buah
 Metatarsal: 10 buah
 Falangus: 28 buah

I. FISIOLOGI SISTEM TULAN


1. Fungsi tulang secara umum:
a. Formasi kerangka (penentu bentuk dan ukuran tubuh)
a. Formasi sendi (penggerak)
b. Perlengketan otot
c. Pengungkit
d. Menyokong berat badan
e. Proteksi (membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, seperti otak,
jantung dan paru)
f. Haemopoesis (pembentukan sel darah (red marrow)
g. Fungsi Imunologi: RES sumsum tulang membentuk limfosit B dan makrofag
h. Penyimpanan Mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
2. Fungsi tulang secara khusus:
a. Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suara
b. Email gigi: memotong, menggigit dan menggilas makanan
c. Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara
d. Panggul wanita: memudahkan proses partus
II. ANATOMI FISIOLOGI OTOT
1) Otot adalah organ yang meungkinkann tubuh dapat bergerak, terdapat lebih 600 otot dalam
tubuh manusia.
2) Fungsi system otot
a. Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot terrsebut melekat dan bergerak dalam
bagian organ internal tubuh
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot penopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk atau
berdiri
c. Produksi panas
Kontraksi otot menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal
1) Jenis otot
a. Otot rangka
 Otot lurik, volunteer, dan melekat pada rangka
 Berbentuk silinder
 Inti sel dibagian perifer
 Kontraksinya cepat, kuat, dan cepat lelah
b. Otot jantung
 Otot serat lintang, involunter
 Intinya ditengah
 Kontraksinya ototmatis dan ritmis
 Otot polos
 Tidak berlurik dan involunter
 Berbentuk gelondong
 Intinya ditengah
 Kontraksinya kuat, lambat dan lama
3. Kontraksi otot
 Krontraksi isometric (panjang otot tetap dan tonus otot meningkat)
 Kontraksi isotonok (otot memendek dan tonus otot tetap)
4. Tonus otot
Pada saat keadaan otot tidak digerakkan otot tersebut dalam keadaan fleksi namun terdapat
regangan dalam satuan tertentu antar otot keadaan regangan inilah yang disebut dengan tonus otot
(kontraksi yang dipertahan kan oleh otot). Keadaan tonus otot menurun dinamakan hipotoni, keadaan
tonus otot meningkat dinakana hipertoni.
III. JENIS SENDI BERDASARKAN STRUKTUR
a. Jenis Sendi Berdasarkan Struktur :
 Sendi ‘fibrous
 Tulang akan bergabung secara tetap dengan tisu fibrous atau kartilej.
 Sendi ‘cartilagenous’
 Tulang akan disambung dengan kartilej atau diikat dengan ligament
 Sendi ‘sinovial’
 Diselaputi cecair sinovial untuk mengurangkan geseran antara dua tulang
b. Jenis jenis sendi sinovial
 Engsel
 Merupakan hubungan antara tulang yang menghasilkan pergerakan satu arah. Contoh sendi
engsel ialah lutut dan siku.
 Paksi
 Merupakan hubungan antara tulang yang menghasilkan pergerakan supinasi atau pronasi.
Contoh sendi paksi ialah radius dan ulna.
Gelungsur
Merupakan hubungan antara tulang yang menghasilkan gerakan badan melengkung ke depan,
belakang atau memutar. Contohnya, karpal dengan metakarpal.

Pelana
Merupakan hubungan antara tulang yang menghasilkan pergerakan dua arah. Contoh sendi
pelana ialah tulang telapak tangan dan ibu jari.

Lesung
Merupakan hubungan antara tulang yang menghasilkan pergerakan bebas ke semua arah.
Contoh sendi lesung ialah hubungan antara tulang pada gelang bahu dan lengan atas.

Kondil
Merupakan hubungan antara tulang yang menghasilkan pergerakan

PERSENDIAN
SENDI adalah:Tempat dimana dua tulang atau lebih saling berhubungan, dimana di antara tulang-
tulang ini dapat terjadi pergerakan atau tidak
Komponen sendi :
1. Ligamen
• Jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang
2. Tendon
• Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang
3. Cairan Sinovial
• Cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi
4. Tulang Rawan Hialin
• Jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian
• Berguna untuk menjaga persendian dari benturan keras
Klasifiskasi sendi
Berdasarkan Jaringan Penghubungnya
1. Sendi fibrosa
Suatu persendian, dimana permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa,
sehingga kemungkinan geraknya sangat sedikit
2. Sendi kartilagenosa
a. Sendi kartilaginosa primer
Suatu persendiaan yang tulang-tulangnya disatukan oleh suatu lempeng atau potongan
rawan hyalin (pada persendiaan ini tidak ada pergerakan yang mungkin dilakukan )
b. Sendi kartilaginosa sekunder
Suatu persendian yang tulang-tulangnya disatukan oleh suatu lempeng rawan fibrosa dan
permukaan sendi ini diliputi oleh lapisan rawan hialin yang tipis (pergerakan yang mungkin
dilakukan tergantung pada sifat fisik rawan fibrosa)
3. Sendi synovial
Suatu persendian yang mempunyai kemungkinan gerak banyak sekali, karena terdapatnya
diskontinuitet diantara tulang-tulang yang bersendi (terdapatnya rongga sendi)
Berdasarkan Hubungan Antar Tulang (Artikulasi)
1. Sinartrosis
Persendian yang tdk dpt digerakkan, misalnya hubungan antar tulang kepala
2. Amfiartrosis
Persendian yang menggerakkan dengan gerakan yang sangat terbatas
3. Diartrosis
Persendian yang paling bebas gerakannya
Macam-macam sendi gerak :
1. Sendi peluru

2. Sendi engsel

3. Sendi putar

4. Sendi pelana

5. Sendi Luncur

ANATOMI SISTEM PERNAFASAN


1. Hidung
 Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara
ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah
kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga
hidung.
 Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung
dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke
dalam rongga hidung. Hidung berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang
dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan
tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya
dengan membran mukosa. Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan
melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak,
memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh
membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam
cavum nasi :
1. Lubang hidung
2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara
concha media dan inferior
4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi membuka
kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
2. Saluran Pernapasan
 Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya
dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
 Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea,
kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis. Pita Suara terletak
disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua
tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh
berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-
sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
 Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai
kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus
(bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di
sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput
lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah
laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama
dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea
tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea
menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.
 Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis
kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-
bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah
cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang
dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum
dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
 Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada.
Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah
besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-paru adalah organ yang
berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada
klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas
diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam
yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan
yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
 Lobus paru-paru (belahan paru-paru) Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus
oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus
tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin
bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis,
berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di
dalamnya.
 Bronkus Pulmonaris, trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi
sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkus-bronkus
pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang mempertahankan struktur
serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan
tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang
rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.
 Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang
pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu jaringan
pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh Darah dalam Paru-Paru
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkial, bercabang
dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk
kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
 Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi
oksigen
 Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung
 Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara
utama.
 Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru.
 Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru-paru ke vena kava superior.
 Pebuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak,
 Persarafan, Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
 Kelenjar limfe, semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru-paru dapat menyalurkan
ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru-paru.
 Pleura. Setiap paru-paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat
melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari
yang lain

FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


Sebagian besar Sel dalam tubuh mempeeroleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan
oksigen dan pembuangan karbondioksida. Pertukaran gas pernapasan terjadi antara udara
dilingkungan dan darah. Terdapat tiga langkah dalam proses oksigenasi, yaitu : ventilasi, perfusi,
dan difusi. Supaya pertukaran gas dapat terjadi, organ, saraf, dan otot pernapasan harus utuh
dan sistem saraf pusat mampu mengatur siklus pernapasan.
 Struktur dan Fungsi
Pernapasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi
paru. Otot-otot pernapasan, ruang pleura, dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi,
dan pertukaran gas pernapasan.
 Kerja Pernapasan
Pernapasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru
berkontraksi. Kerja pernapasan ditentukan oleh tingkat kompliansi paru, tahanan jalan napas,
keberadaan ekspirasi yang aktif dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
Kompliansi merupakan kemampuan paru distensi (Dettenmeier, 1992) atau mengembang
sebagai respons terhadap peningkatan tekanan intraalveolar. Kompliansi menurun pada
penyakit, seperti edema pulmonar, interstisial, fibrosis pleura dan kelainan struktur traumatik
atau kongenital, seperti kifosis atau fraktur iga.
Pendekatan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigen (Difusi, ventilasi,
transportasi, dan respirasi dalam sel)
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan persarafan yang utuh.
Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma dipersarafai oleh saraf frenik,
yaitu keluar dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara
atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru
bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang kuat
2. Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi
ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran
kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran.
Peningkatan ketebalan membran merintangi proses difusi karena hal tersebut dapat
membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membran tersebut. Klien yang
mengalami edema pulmonar, infiltrasi pulmonar, atau efusi pulmonar memiliki ketebalan
membran alveolarkapiler yang meningkat akan mengakibatkan proses difusi yang lambat,
pertukaran gas pernapasan yang lambat dan menganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transportasi
Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya
karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke
jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara
normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa
ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan
sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)

5. PROSES OKSIGENASI
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri at as tiga tahapan, yaitu:
ventilasi, difusi, dan transportasi.
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proscs keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalem alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan twkanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka
twkanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat
tekanan udara semakin tinggi.
b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis.
c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot
polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan
simpatis dapat mc:nycbabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kcmudian kerja saraf
parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi schingga dapat mcnvebabkan vasokontriksi atau
proses penyempitan.
d. Adanya rcflcks batuk dan muntah.
e. Adanva peran mukus siliaris scbagai pcnangkal benda asing yang mengandung interveron dan
dapat rnengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah contpliemce recoil.
Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan
toraks.
2. Difusi gas
merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO, di kapiler dengan
alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru.
b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial
keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O„ hal ini dapat terjadi sebagaimana O, dari alveoli
masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan
O, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri
pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.

3. Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapile;r ke jaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb membentuk
Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb
membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi
HC03 berada pada darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranva:
a. Kardiak output yang dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.

6. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN OKSIGENASI


Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
1. SarafOtonomik
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memengaruhi kemampuan
untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat baik oleh simpatis maupun parasimpatis
ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk simpatis
dapat mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk
parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstriksi) karena pada
saluran pernapasan terdapat resoptor adrenergik dan reseptor kolinergik.
2. HormonaldanObat
Semua hormon termasuk derivat katekolamin dapat, melebarkan saluran pernapasan. Obat
yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropin, ekstrak
Belladona dan obat yang menghambat adrenergik tipe beta (khususnya beta-2) dapat
mempersempit saluran napas (bronkokontriksi), seperti obat yang tergolong beta bloker
nonselektif.
3. AlergipadaSaluranNapas
Baktor yang menimbulkan keadaan alergi, antara lain debu yang terdapat di dalam hawa
pernapasan, bulu binatang, serbuk benangsari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. lni
menyebabkan bersin. Apahila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila di saluran napas
bagian atas, dan bronkokontriksi terjadi pada asma bronkial, dan jika terletak saluran napes
bagian bawah menyebabkan rhinitis.
4. FaktorPerkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, mengingat usia
organ dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia
prematur, yaitu adanya kecenderungannya kurang pembentukan surfaktan. Demikian juga
setelah anak tumbuh menjadi dewasa kemampuan kematangan organ seiring dengan
bertambahnva usia.
5. FaktorLingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigen seperti faktor alergi, ketinggian,
maupun suhu. Kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
6. FaktorPerilaku
Perilaku yang dimaksud adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti
orang obesitas dapat memengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku
aktivitas yang dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, perilaku
merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain.

Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi


1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel, tanda yang
muncul seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan karena
menurunnya kadar Hb menurunnya difusi O, dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi
jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen.
2. Perubahan Pola Pernapasan
a. Tachypnea merupakan pernapasan yang memiliki frekuensi melebihi 24 kali per menit. Proses
ini terjadi karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.
b. Bradypnea merupakan pola pernapasan yang ditandai dengan pola lambat, kurang lebih 10 kali
permenit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang
disertai dengan konsumsi obat-obatan narkotika atau sedatif.
c. Hiperventilasi merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen
dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Proses ini ditandai dengan adanya
peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2 dan
lain-lain. Keadaan demikian dapat disebabkan karena adanya infeksi, ketidakseimbangan asam-
basa atau gangguan psikologis. Apabila pasien mengalami hiperventilasi dapat menyebabkan
hipokapnea, yaitu berkurangnya CO, tubuh di bawah batas normal, sehingga rangsangan
terhadap pusat pernapasan menurun.
d. Kusmaul merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang
dalam keadaan asidosis metaholik.
e. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yang
dilakukan pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya dalam penggunaan oksigen dengan
ditandai adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan
eletktrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis, otot-otot pernapasan lumpuh, depresi pusat
pernapasan, tahanan jalan udara pernapasan meningkat, tahanan jaringan paru dan toraks
menurun, compliance paru, dan toraks menurun. Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat:
saat pernapasan. lial ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja
berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.
f. Orthopnea merupakan keesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini
sering, ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.
g. Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mulamula naik kemudian
menurun dan berhenti dan kemudian mulai dari siklus baru.
h. Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru bergerak berlawanan
arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektaksis.
i. Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes akan tetapi
amplitudonya tidak teratur. Pola ini sering dijumpai pada rangsangan selaput otak, tekanan
intrakranial yang meningkat, trauma kepala, dan lain-lain.
j. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena pe;nyempitan pada saluran
pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakea, atau obstruksi laring.
3. Obstruksi jalan napas
merupakan suatu kondisi individu mengalami ancaman pada kondisi pernapasannya terkait
dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, yang dapat disebabkan oleh sekresi yang kental
atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, stasis sekresi dan batuk tidak efektif karena
penyakit persarafan seperti CV/1 (cerebro vaskular accident
d. Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.
4. Pertukaran gas
merupakan suatu kondisiindividu mengalami penurunan gas baik oksigen maupun karbon
dioksida antara alveoli paru dan sistem vaskular, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau
imobilisasi akibat penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang pada
paru.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
1. ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.
Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua lapisan:
1. Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
2. Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung atau epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium. Bagian kanan dan kiri jantung
masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang
sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu
arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.

A. STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1 Lapisan luar (Epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (Endokardium)

B. RUANG – RUANG JANTUNG


Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan 2 berdinding
tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub dan selanjutnya ke paru.
b) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh
tubuh melalui aorta. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus
papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang
disebut korda tendinae.
a) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis.
b) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui
aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

C. KATUP KATUP JANTUNG


1. Katup Atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara
atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup(Mitral). Memungkinkan darah
mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2. Katup Semilunar
a) Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel
kanan.
b) Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris.
Hanya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama
sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi pada waktu
masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan
didalam pembuluh darah arteri.

D. DENYUT JANTUNG
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan
oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom,
yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi
tidak memerlukan stimulasi saraf.
Kontraksi jantung disebut sistole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada
jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80
kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan
frekuensiyang lebih rendah. Bagian jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut
focus ektopik yang menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia.
Aritmia dapat disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin
karena hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus
NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul
dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada
hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi
dengan iramanya sendiri yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat
mempertahankan metabolisme otot.

E. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK ARTERI, VENA, KAPILER


Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh
tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, kapiler, dan vena.
1. Pembuluh Arteri (Nadi)
Pada saat jantung berkontraksi (sistol), darah akan keluar dari bilik menuju pembuluh nadi
(arteri), sehingga arah aliran darah dalam arteri meninggalkan jantung. Pembuluh ini tebal,
elastis (diameternya dapat berubah sesuai kebutuhan) hal tersebut berfungsi untuk menjaga
aliran darah konstan dan tidak tersendat.
Pembuluh tersebut memiliki sebuah katup yang disebut valvula semilunaris yang berada
tepat di luar jantung. Letak pembuluh nadi di dalam permukaan kulit, namun denyutnya masih
dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya kuat, sehingga jika terluka darahnya memancar.
Warna darah yang diangkutnya adalah merah segar. Darah dalam arteri kaya akan O2, kecuali
arteri paru-paru.
Pembuluh nadi tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu :
a. Lapisan pertama, berupa jaringan ikat yang kuat dan elastis.
b. Lapisan tengah, berupa otot polos yang berkontraksi secara tak sadar sehingga dapat
menguah diameter pembuluh nadi.
c. Lapisan ketiga, berupa jaringan endothelium yang melindungi jaringan di dalamnya.
2. Pembuluh Vena (Balik)
Vena berfungsi untuk mengedarkan darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya tipis dan
kurang elastis. Pembuluh ini memiliki banyak katup yang berfungsi mencegah darah mengalir
kembali ke jantung. Letak pembuluh vena dekat dengan permukaan kulit, denyutnya tidak
dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya lemah, sehingga jika terluka darahnya menetes.
Darah yang diangkut mengandung CO2, kecuali vena pulmonalis. Warna darah yang diangkutnya
adalah merah tua. Pembuluh vena yang masuk ke jantung yaitu :
a. Vena Cava Superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari tubuh bagian atas ke serambi kanan.
b. Vena Cava Inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari tubuh bagian bawah ke serambi kanan.
c. Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru – paru ke serambi kiri jantung.
3. Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang membentuk jalinan pembuluh di seluruh
jaringan dan menjadi penghubung antara pembuluh nadi dan pembuluh balik. Fungsinya sebagai
tempat difusi oksigen, karbon dioksida, sari makanan, hormon, dan zat sisa.

F. SIRKULASI FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER


Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonalis.
a) Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang
b) Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalai tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek
c) Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium
melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1. Aktifitas
2. Denyut jantung
3. Rangsang sistem syaraf simpatis

FISIOLOGI ANATOMI KARDIOVASKULER


Fungsi sistem jantung adalah mengantarkan oksigen, nutrien, dan substansi lain ke jaringan
dan membuang produk sisa metabolisme seluler melalui pompa jantung, sistem vaskular
sirkulasi, dan integrasi sistem lainnya. (misalnya sistem pernapasan, pencernaan, dan ginjal)
(McCance dan Huether, 1994)
 Struktur dan Fungsi
Ventrikel kanan memompa darah melalui sirkulasi pulmonar, sedangkan ventrikel kiri
memompa darah ke sirkulasi sistemik yang menyediakan oksigen dan nutrien ke jaringan dan
membuang sampah dari tubuh. Sistem sirkulasi mensuplai gas pernapasan, nutrien, dan produk
sampah antara darah dan jaringan.
 Pompa Miokard
Kerja pompa jantung sangat penting untuk mempertahankan aliran oksigen. Serabut otot
jantung (miokard) memiliki kontraktil yang memungkinkan akan meregang selama proses
pengisian darah. Pada jantung yang sehat, regangan ini secara proporsional berhubungan
dengan kekuatan kontraksi. Saat miokard meregang, maka kekuatan kontraksi berikutnya akan
meningkat. Peristiwa ini dikenal dengan hukum jantung Frank-Starling (Starling). Pada jantung
yang mengalami gangguan, hukum Starling tidak berlaku karena tegangan miokard diluar batas
fisiologis jantung. Respons kontraktil yang berikutnya mengakibatkan insufisiensi semprotan
vertikular (volume) dan darah mulai terkumpul di paru-paru (gagal jantung kiri) atau sirkulasi
sistemik (gagal jantung kanan)
 Perubahan Fungsi Pernapasan
Perubahan dalam fungsi pernapasan disebabkan penyakit dan kondisi-kondisi yang
mempengaruhi ventilasi atau transpor oksigen. Ketiga perubahan primer tersebut adalah
hiperventilasi, hipoventilasi, dan hipoksia.
a) Hiperventilasi
Merupakan suatu kondisi ventilasi, yang berlebihan, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi
karbondiaksida normal di vena, yang diproduksi melalui metabolisme selular. Ini disebabkan
oleh ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam-basa, dan hipoksia yang terkait
dengan embolus paru atau syok.
Ansietas akut dapat mengarah kepada hiperventilasi dan menyebabkan kehilangan kesadaran
akibat ekshalasi karbon dioksida yang berlebihan. Demam menyebabkan hiperventilasi. Untuk
setiap peningkatan satu derajat Fahrenheit, terdapat peningkatan kecepatan metabolisme
sebesar 7%, sehingga menyebabkan peningkatan produksi karbon dioksida. Respon klinis yang
dihasilkan ialah peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.
b) Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau
mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2
akan meningkat. Atelektasis akan menghasilkan hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps
alveoli yang mencegah pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam pernapasan. Karena
alveolikolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan hipoventilasi.
c) Hipoksia
Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan. Ini disebabkan
akibat defisiensi penghantar oksigen di selular. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
1) Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah
4) Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah
5) Perfusi darah
6) Kerusakan ventilasi
Tanda dan gejala klinis hipoksia termasuk rasa cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi,
penurunan tingkat kesadaran, pusing, perubahan prilaku.
d) Sianosis
Merupakan suatu perubahan warna kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan akibat
adanya hemoglobin yang tersaturasi di kapiler, merupakan tanda hipoksia tahap lanjut. Ada
tidaknya sianosis bukan merupakan alat pengukur status oksigenasi yang dapat dipercaya.
tinggi, mengindikasikan hipoksemia. Sianosis perifer, yang terlihat pada ekstremitas, bantalan
kuku, dan daun telinga seringkali merupakan akibat vasokontriksi dan aliran darah yang
mengalami stagnansi.
Hipoksia merupakan kondisi yang mengancam kehidupan. Apabila tidak ditangani, kondisi
ini menyebabkan disritmia jantung, yang mengakibatkan kematian. Hipoksia ditangani dengan
pemberian oksigen dan mengobati penyebab yang mendasari hipoksia, seperti obstruksi jalan
napas.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.

A. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan
enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Didalam
lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari:

1. Bagian superior

Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga

2. Bagian media

Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah

3. Bagian inferior

Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut
esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus –
“memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

1. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

2. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

3. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
1. Kardia.

2. Fundus.

3. Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai
gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

1. Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.

2. Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-
zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan
otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan
serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum,
yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus
dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu.

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

1. Kolon asendens (kanan)

2. Kolon transversum

3. Kolon desendens (kiri)

4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G. Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun
lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal
atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian
yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi
membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon


ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif
jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan
asam lambung.

K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.
Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani
untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena
porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi,
setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L. Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas
jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin


(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Limfatik


Limfe adalah cairan jaringan yang masuk kedalam pembuluh limfePembuluh limfe
berbentuk seperti tasbih karena mempunyai banyak katub sepanjang perjalanannya

Pembuluh limfe dimulai dari: kapiler limfe → pembuluh limfe kecil → pembuluh limfe
besar → masuk ke aliran darahLimfe sebelum masuk aliran darah, melalui satu atau
banyak kelenjar limfePembuluh limfe aferen adalah pembuluh limfe yang membawa
limfe masuk kelenjar limfePembuluh limfe eferen adalah pembuluh limfe yang
membawa limfe keluar kelenjar limfeLimfe masuk aliran darah pada pangkal leher
melalui: Ductus Limphaticus dexter dan Ductus thoracicus (Ductus Limphaticus
sinister)Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah.Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.Sebagian cairan
darah yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan masuk pembuluh darah melalui saluran
limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan.Hampir seluruh jaringan tubuh
mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari
ruang interstisial.Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem
saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.Limfe mirip
dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil.Kelenjar limfe
menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran
limfe.Limfe dalam pembuluh limfe digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan
dibantu oleh katup yang terdapat di sepanjang pembuluh limfe.

FUNGSI SISTEM LIMFATIK

Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.Mengangkut


limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi
dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran
lakteal (di mukosa usus halus)Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan
mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme itu ke dalam jaringan,
dan bagian lain tubuh.Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun
(antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme

SALURAN LIMFE

Terdapat dua saluran limfe utama, ductus thoracicus dan ductus limfaticus
dextra.Ductus thoracicus atau ductus limfaticus sinister, mengumpulkan cairan limfe
dari tubuh bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala
kiri, lengan kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena subclavia sinistraDuctus
Limphaticus Dexter ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari
kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan
isinya ke dalam vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan leher.Jika
terjadi infeksi, kelenjar limfe dapat meradang (kelenjar limfe bengkak, merah dan sakit),
proses ini biasa disebut nglanjer (limfadenitis)Limfadenitis menunjukan adanya infeksi
pada pembuluh limfe (jaringan) diatasnya

PEMBULUH LIMFE

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup
sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih.Pembuluh
limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium.Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat
kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.Pembuluh limfe
khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak (kilomikron), disebut
lacteal villi

KELENJAR LIMFE / LIMFONODI

Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang
pembuluh limfe.Kerjanya sebagai penyaring limfe dan dijumpai di tempat-tempat
terbentuknya limfosit.Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax,
abdomen, dan lipatan paha.

TONSIL

Tonsil merupakan kelenjar limfe yang terdapat cavum oris dan faring (tonsila faringialis,
tonsila palatina, tonsila lingualis)Tonsil merupakan garis depan pertahanan infeksi yang
terjadi di mulut, hidung dan tenggorokanTonsil yang gagal menahan infeksi akan
meradang yang disebut: tonsilitis

LIMPA / LIEN

Lien adalah kelenjar yang terletak di regio hipogastrium sinistra, didalamnya berisi
banyak jaringan limfe dan sel darahMembentuk eritrosit (terutama saat
janin)Memisahkan eritrosit mati dari sirkulasi darahMenghasilkan limfosit,
antibodiMenghancurkan leukosit dan trombosit

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PEREDARAN DARAH


Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh.
Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk
beraktivitas. Sistem peredaran ini dibedakan menjadi:
1. Sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran paru-paru)
Merupakan sistem peredaran yang membawa darah dari jantung ke paru-paru kembali
lagi ke jantung. Pada peristiwa ini terjadi difusi gas di paru-paru, yang mengubah darah
yang banyak mengandung CO2 dari jantung menjadi O2 setelah keluar dari paru-paru.
Mekanisme aliran darah sebagai berikut:
Ventrikel kanan jantung –> Arteri pulmonalis –> paru-paru –> vena pulmonalis –> atrium
kiri jantung

2. Sistem peredaran darah besar (peredaran darah sistemik)


Merupakan sistem peredaran darah yang membawa darah yang membawa darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Darah yang keluar dari jantung banyak mengandung oksigen.
Mekanisme aliran darah sebagai berikut:
Ventrikel kiri –> aorta –> arteri superior dan inferior –> sel / jaringan tubuh –> vena cava
inferior dan superior –> atrium kanan jantung

3. Sistem peredaran darah tertutup


Sistem peredaran darah tertutup adalah sistem peredaran darah yang dimiliki oleh
hewan tingkat tinggi dimana darahnya diedarkan melalui pembuluh darah ke seluruh
tubuhnya. Ketika darah diedarkan ke bagian tubuh, ia melewati pembuluh arteri.
Sedangkan ketika darah kembali kejantung darah akan melewati pembuluh vena.

4. Sistem peredaran darah terbuka


Sistem peredaran darah terbuka disebut sebagai sistem peredaran darah yang tidak
selalu melewati pembuluh darah. Biasanya darah hewan tersebut akan mengalir di
dalam tubuhnya secara langsung melalui bagian tubuh yang lain tanpa harus melewati
pembuluh darah. Akibatnya darah hewan ini tidak dapat dibedakan antara darah
dengan cairan interstisial yaitu cairan yan gmengisi ruangan di dalam sel.
Adapun hewan yang memiliki sistem peredaran darah terbuka seperti kelompok hewan
anthropoda yaitu: Belalang.

5. Sistem peredaran darah ganda


Sistem peredaran darah ganda adalah sistem peredaran darah yang dilakukan oleh
manusia dimana darah melewati jantung sebanyak 2 kali dalam 1 kali peredaran.
Dimana darah melewati jantung pada saat darah mengandung oksigen tinggi dan pada
saat darah mengandung karbondioksida yang tinggi.

E. Gangguan Sistem Peredaran Darah


Gangguan pada darah dan sistem peredaran darah dapat terjadi karena kerusakan,
faktor keturunan, dan lainnya. Gangguan tersebut, antara lain:

1. Anemia
Anemia adalah penyakit kekurangan darah. Hal ini disebabkan karena kekurangan zat
hemoglobin dan zat besi.

2. Leukimia (Kanker Darah)


Leukimia merupakan kelainan sistem peredaran darah yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel darah putih atau leukosit yang tidak terkendali. Sehingga, sel darah
putih berlebih dan memakan sel darah merah.

3. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, yang disebabkan karena penyempitan
pembuluh darah. Tekanan sistolnya sekitar 140 - 200 mmHg dan tekanan diastolnya
sekitar 90-110 mmHg. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah atau tersumbatnya arteri di otak. Hal ini dapat mengakibatkan
penderita meninggal dunia karena stroke.

4. Hipotensi
Hipotensi adalah tekanan darah rendah, tekanan sistolnya di bawah 100 mmHg.
Penderita hipotensi biasanya mengalami pusing-pusing dan jantung berdetak lebih
cepat.

5. Hemofili
Hemofili adalah penyakit keturunan berupa darah sukar membeku jika terjadi luka.
Darah akan terus mengalir lewat luka sekecil apapun sehingga penderita meninggal
karena kehabisan darah.

6. Penyakit Kuning pada Bayi (Eritroblastosis Fetalis)


Penyakit eritroblastosis fetalis disebabkan karena aglutinin atau anti rh darah ibu masuk
ke dalam darah anaknya yang memiliki rh+. Hal ini menyebabkan sel-sel darah anak
rusak atau menggumpal.

7. Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh balik (vena). Umumnya terjadi pada wanita hamil,
orang yang terlalu lama berdiri atau jongkok.

8. Trombus (embolus)
Trombus adalah kelainan pada jantung karena adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
Gumpalan ini menyebabkan penyumbatan di dalam nadi sehingga otot jantung
kekurangan makanan dan oksigen. Hal ini, menyebabkan sebagian otot jantung mati
sehingga terjadi serangan jantung.

9. Miokarditis
Miokarditis adalah kelainan pada otot jantung karena radang. Peradangan ini
menyebabkan kerja otot jantung terganggu.

10. Sklerosis
Sklerosis adalah kelainan pembuluh nadi yang mengeras. Hal ini menyebabkan
elastisitas pembuluh darah menurun sehingga tekanan darah meningkat. Jika sklerosis
terjadi pada arteriol di otak, maka akan menyebabkan stroke.

F. Gejala-gejala Penyakit Jantung


1. Nyeri
Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka
oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram
atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-
remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan
beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang
yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu
keadaan yang disebut silent ischemia).
Jika darah yang mengalir ke otot yang lainnya (terutama otot betis) terlalu sedikit,
biasanya penderita akan merasakan nyeri otot yang menyesakkan dan melelahkan
selama melakukan aktivitas (klaudikasio).

Perikarditis (peradangan atau cedera pada kantong yang mengelilingi jantung)


menyebabkan nyeri yang akan semakin memburuk ketika penderita berbaring dan akan
membaik jika penderita duduk dan membungkukkan badannya ke depan. Aktivitas fisik
tidak menyebabkan nyeri bertambah buruk. Jika menarik nafas atau menghembuskan
nafas menyebabkan nyeri semakin membaik atau semakin memburuk, maka
kemungkinan juga telah terjadi pleuritis (peradangan pada selaput yang membungkus
paru-paru).
Jika sebuah arteri robek atau pecah, penderita bisa merasakan nyeri tajam yang hilang-
timbul dengan cepat dan tidak berhubungan dengan aktivitas fisik. Kadang arteri utama
(terutama aorta) mengalami kerusakan. Suatu aneurisma (penonjolan aorta) bisa secara
mendadak mengalami kebocoran atau lapisannya mengalami robekan kecil, sehingga
darah menyusup diantara lapisan-lapisan aorta (diseksi aorta). Hal ini secara tiba-tiba
menyebabkan nyeri hebat yang hilang-timbul karena terjadi kerusakan yang lebih lanjut
(robeknya aorta) atau berpindahnya darah dari saluran asalnya. Nyeri dari aorta
seringkali dirasakan di leher bagian belakang, diantara bahu, punggung sebelah bawah
atau di perut.
Katup diantara atrium kiri dan ventrikel kiri bisa menonjol ke dalam atrium kiri pada saat
ventrikel kiri berkontraksi (prolaps katup mitralis). Penderita kadang merasakan nyeri
seperti ditikam atau ditusuk jarum. Biasanya nyeri terpusat di bawah payudara kiri dan
tidak dipengaruhi oleh posisi maupun aktivitas fisik.

2. Sesak Nafas
Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner). Pada stadium awal dari gagal jantung, penderita
merasakan sesak nafas hanya selama melakukan aktivitas fisik. Sejalan dengan
memburuknya penyakit, sesak akan terjadi ketika penderita melakukan aktivitas yang
ringan, bahkan ketika penderita sedang beristirahat (tidak melakukan aktivitas).

Sebagian besar penderita merasakan sesak nafas ketika sedang berada dalam posisi
berbaring karena cairan mengalir ke jaringan paru-paru. Jika duduk, gaya gravitasi
menyebabkan cairan terkumpul di dasar paru-paru dan sesak akan berkurang. Sesak
nafas pada malam hari (nokturnal dispneu) adalah sesak yang terjadi pada saat
penderita berbaring di malam hari dan akan hilang jika penderita duduk tegak.
Sesak nafas tidak hanya terjadi pada penyakit jantung; penderita penyakit paru-paru,
penyakit otot-otot pernafasan atau penyakit sistem saraf yang berperan dalam proses
pernafasan juga bisa mengalami sesak nafas. Setiap penyakit yang mengganggu
keseimbangan antara persediaan dan permintaan oksigen bisa menyebabkan sesak
nafas (misalnya gangguan fungsi pengangkutan oksigen oleh darah pada anemia atau
meningkatnya metabolisme tubuh pada hipertiroidisme).

3. Kelelahan atau Kepenatan


Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan
aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini
seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi
aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.

4. Palpitasi (jantung berdebar-debar)


Biasanya seseorang tidak memperhatikan denyut jantungnya. Tetapi pada keadaan
tertentu (misalnya jika seseorang yang sehat melakukan olah raga berat atau mengalami
hal yang dramatis), dia bisa merasakan denyut jantungnya. Jantungnya berdenyut
dengan sangat kuat atau sangat cepat atau tidak teratur. Dokter bisa memperkuat gejala
ini dengan meraba denyut nadi dan mendengarkan denyut jantung melalui stetoskop.
Palpitasi yang timbul bersamaan dengan gejala lainnya (sesak nafas, nyeri, kelelahan,
kepenatan atau pingsan) kemungkinan merupakan akibat dari irama jantung yang
abnormal atau penyakit jantung yang serius.

5. Pusing dan Pingsan


Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena
kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan. Gejala ini
juga bisa disebabkan oleh penyakit otak atau saraf tulang belakang, atau bisa tanpa
penyebab yang serius. Emosi yang kuat atau nyeri (yang mengaktifkan sebagian dari
sistem saraf), juga bisa menyebabkan pingsan.

ANATOMI DAN FISIOLOG ISISTEM INTEGUMENA.


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebutsebagai sistem integumen. Integument berasal dari bahasa yunani yaitu
integumentum
yangartinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit ,rambut ,kuku, dan
kelenjar. Sistemintegumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas
kulit danaksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).Kulit
merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berattubuh
sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegahterjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang adadi
lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan
bilaterjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration)
danmendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga
memungkinkanseseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit
membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan
luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

 .Anatomi Sistem integument


Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (
kulit ari), dermis (kulit jangat ataukorium)
dan lapisan subkutan/hipodermis

1.EpidermisEpidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisanteratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit
pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulitselain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis jugatersusun atas
lapisan:
 Melanosit,
yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit (sel
pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesisdan mengeluarkan
melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis

anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone,


MSH).Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,
semakingelap warnanya.. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet
dengandemikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultravioletdalam sinar matahari yang berbahaya.
 Sel Langerhans
yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yangmerangsang sel
Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigenkepada sel Limfosit T.
Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalamimunologi kulit.Sel-sel imun
yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruhepidermis. Sel Langerhans mengenali
partikel asing atau mikroorganisme yangmasuk ke kulit dan membangkitkan suatu
serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan
menyingkirkan sel-sel kulit displastik danneoplastik. Sel Langerhans secara fisik
berhubungan dengan saraf-sarah simpatis ,yang mengisyaratkan adanya hubungan
antara sistem saraf dan kemampuan kulitmelawan infeksi atau mencegah kanker kulit.
Stres dapat memengaruhi fungsi selLangerhans dengan meningkatkan rangsang
simpatis. Radiasi ultraviolet dapatmerusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
 Sel Merkel
, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi
dengan sistem neuroendokrin difus.
 Keratinosit
yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalamsebagai berikut:

 Stratum Korneum
lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa intidengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi
keratin yang tersusun tidak teratur sedangkanserabut elastis dan retikulernya lebih
sedikit sel-sel saling melekat erat.
 Stratum Lucidum
tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yanghomogen, terang jernih, inti
dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari
protein eleidin.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-selsudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekalidan tembus sinar. Lapisan
ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki
 Stratum Granulosum
lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonalgepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran selterdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerjasebagai penyaring selektif terhadap
masuknya materi asing, serta menyediakanefek pelindung pada kulit.
 Stratum Spinosum
stratum malphigi / pickle cell layer
, tersusun dari beberapalapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk
polihedris denganinti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehinggatampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling berhubungan dan
didalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum salingterikat
dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankankohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini
banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekanseperti telapak kaki.
 Stratum Basal/Germinativum
merupakan lapisan paling bawah pada epidermis(berbatasan dengan dermis), tersusun
dari selapis sel-sel pigmen basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat
melanin. Pada lapisan basal initerdapat sel-sel mitosis.
2.DermisLapisan
yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis (kira-kira0.25-2.55mm
ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisanepidermis dan
mengikatkannya pada lapisan dalam hypodermis.

A. Lapisan papilari
,Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan
selmakrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembuslapisan dermis. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan
kolagen. Lapisanini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk
memudahkan kirimannutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh
darah.
B. Lapisan reticular
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat dengansusunan
yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat elastindan
kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai jaring- jaring.
Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat, utuhkenyal
dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus
yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :
1) Kelenjar sebaceous/sebasea
(kelenjar lemak)Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida
bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang
mengandung banyak lipid. pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar
sebaseanyalebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh
kotoran,debuatau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi
pembengkakan. padagambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning
dan disebelahkanannya terdapat kelenjar keringat)

2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat


Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan
cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalamruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih
banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat jugamerupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekulorganik hasil pemecahan
protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar
keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
a).Kelenjar keringat apokrin
terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, sertaaktif pada usia pubertas dan
menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas.Kelenjar keringat apokrin bekerja
ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormonsehingga sel-sel mioepitel yang ada di
sekeliling kelenjar berkontraksi danmenekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya
kelenjar keringat apokrinmelepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan
luar.

Kelenjar keringat merokrin (ekrin)


terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.Sekretnya mengandung air, elektrolit,
nutrien organik, dan sampah metabolisme.Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari
kelenjar keringat merokrin adalahmengatur temperatur permukaan, mengekskresikan
air dan elektrolit sertamelindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing danmenghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF


Jaringan Saraf terdiri dari: 1. Neuron (sel saraf)
Bagian-bagian dari neuron :
- badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
- dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel

Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :


A Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu
cabang menuju perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf
spinal)
B Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit
C. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel
Fungsi neuron :
1). menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara
neuron (celah sinap / cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut
neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin,
gama-aminobutirat (GABA)
2). Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4
neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan
potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung
neuron
3). Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin,
karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi
saltatorik)

Pembagian sistem saraf secara anatomi :


1.SSP (Sistem Saraf Pusat)
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang
yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah
dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater
terdapat rongga epidural.
Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang
labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
a. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
b. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
c. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang
belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.

Otak besar (serebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau


sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian
penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.

Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus
yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga
merupakan pusat pendengaran.

Otak kecil (serebelum)


Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan
yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan.

Sumsum sambung (medulla oblongata)


Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula
spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan,
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.

Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.

Berdasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi lima yaitu:


Telensefalon (end brain)
Diensefalon (inter brain)
Mesensefalon (mid brain)
Metensefalon (after brain)
Mielensefalon (marrow brain)

Telensefalon(end brain) terdiri dari:


à Hemisfer serebri
kortek serebri
sistem limbik (Bangsal ganglia, hipokampus, Amigdala)
Diensefalon (inter brain) terdiri dari:
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus
Mesensefalon (mid brain) terdiri dari:
Kolikulus superior
Kolikulus inferior
Substansia nigra

Metensefalon (after brain) terdiri dari:


Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata

Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan
berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada
bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan
sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar
masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor
keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor)
yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor

Suplai darah otak


Otak mendapat suplai darah dari 2 arteri besar, yaitu :
1. Arteri karotis interna
2. Arteri vertebro basiler

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk
menjalankan otot dan organ tubuh.

Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang,
membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya
diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak
dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan
sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8


lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,
dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.


Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang
saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang
saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang


mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat
saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion
dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).


Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung.

Parasimpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih

Simpatik
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
Mekanisme Penghantaran Impuls

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong
(neuroglia dan Sel Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan
terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu
unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf
tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron
sistem saraf autonom (viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon,
diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Medula
spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui
kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis
sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf
kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria
yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya
akan beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran
venanya melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui
vena jugularis interna. (Wilson. 2005, Budianto. 2005, Guyton. 1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel
yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi
menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak
terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan
melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih
besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks)
pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini
memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur
di sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif
daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting
potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi
perubahan yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan
ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma.
Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks
cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi,
besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya
berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran
terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan
permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari
sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial
istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf.
Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi
lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat
dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan
menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran
plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan
mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)
Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis
(buah zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat keluarnya
semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada
pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona
menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi
darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga
bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri
dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.

1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke
bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah
dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir
sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen
berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis
adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar
cairan semen.

5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari
testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan
parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan
membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan,
masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi,
dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke
dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung
dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan
serabut-serabut saraf.

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas
(kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia
tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam
setelah ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-
100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti
(nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung
kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk
pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan ductus
ejakulotoris.

Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki


a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi, penting dalam
spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis
adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis


terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus
seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya
mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan
sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar
hipofisis yaitu:
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada
masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis.
Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I,
spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase
tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron)
tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik
kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari
kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang
laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi
bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah
dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan
dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput
yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à
panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap
labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas
labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di
Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis
pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak
melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah
lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2
buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan
mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri
Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

6. Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang
senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk
dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit,
konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior

7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus
levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.

2. Genetalia Interna

1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh
karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5.
keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum.
Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus
seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan
beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai
dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam.
Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri
dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir
kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi
segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi
desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk
silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi
vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus
ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus
adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil
dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8
mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi,
sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang
siap melakukan implantasi.

4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan
terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium
yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-
30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi wanita.
D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan
mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara
bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna
mempersiapkan endometrium.

F. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian
turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester
ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan
sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air
susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel matang.
Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu sel telur.
Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah folikel mulai
dari seorang wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap ovarium menghasilkan sekitar
20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan sel telur selama
wanita melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi
terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada
Gambar berikut.

Sumber : http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg
Gambar Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang menjadi
oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru yang
disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar
tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I. Selanjutnya
oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi, masing-
masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit
primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar. Dari
keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang menjadi ovum dan fungsional.
Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi perempuan
masih berada di dalam kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai tahap
metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk
mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja,
pematangan sel telur dalam folikel hanya melanjutkan tahap telofase II.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian Anatomi (susunan Tubuh) Adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk
tubuh makhluk hidup.
Sejarah anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi mulai dari
kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisa rumit akan bagian-
bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian memahami
fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu
berkembang, dari pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik
kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir.
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang khayal:
1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior)
Cabang-cabang Anatomi dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. anatomi makroskopik
2. anatomi mikroskopik

B. SARAN
Makalah ini masih sangat sederhana untuk itu kami berharap sumbang saran dari para pembaca
yang budiman demi perbaikan makalah ini.
Penyusun menyarankan agar makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi.http://bbiologi.blogspot.com/2012/03/


anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2012.
Riani, Intan. 2012. Pembentukan gamet Jantan
Spermatogenesis.http://intanriani.wordpress.com /pembentukan-gamet-jantan-
spermatogenesis/. Diakses pada tanggal 14 mei 2012.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
https://www.google.co.id/search?q=PANCA+INDERA+PENGLIHAT
http://ps-dasar.lab.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/Indera-Penciuman-dan-
Indera-Pengecap.pdf
http://ciidevitaaffandi.blogspot.com/p/sistem-panca-indera.html
Sila klik pautan laman web di bawah untuk menjawab kuiz
https://www.proprofs.com/quiz-school/story.php?title=mtc4mza4nqvkb4
http://marthaayu-1510031.blogspot.com/2015/11/anatomi-dan-fisiologi-sistem.html
Makalah

ANATOMI FISIOLOGI PADA MANUSIA

DI SUSUN OLEH

NAMA : MEYLAN HULOPI

JURUSAN : D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

T/A.2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin......

Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridhanya, akhirnya saya
dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai struktur anatomi tubuh manusia.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam menjalankan
syariatnya.
Saya mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak.
Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca,
dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah
ini kedepan. Semoga taufik, hidayah dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju
terciptanya keridhaan Allah SWT.

Amin ya Robbal Alamin......

Limboto, 12 juli 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................
B. Rumusan masalah...............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian……………………………………………………………..
C. Pembagian tubuh manusia…………………………………………….
F. Struktur dan jaringan tulang………………………………………….
G. Skeleton humanum (kerangka manusia)……………………………...

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anatomi merupakan cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi
makhluk hidup. Anatomi bisa juga kerap disebut sebagai ilmu urai tubuh. Anatomi terdiri dari
anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan aliasfitotomi. Tak hanya itu, ada juga
beberapa cabang ilmu anatomi lain, yakni anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi
manusia.
Ilmu Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi mulai
dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisa rumit akan
bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian
memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu
berkembang, dari pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik
kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir.
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang
memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum,
mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh
kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan,
berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam
aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal.
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak
tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak
bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak
merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia terdapat sistem
muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan
tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot
disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Anatomi
3. Pembagian tubuh manusia
5. Sel Dan Jaringan Tubuh Manusia
6. Struktur Dan Jaringan Tulang
7. Skeleton Humanum (Kerangka Manusia)

C. TUJUAN PENULISAN
Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami Pengertian
Anatomi, Bidang Anatomis, Pembagian tubuh manusia, Cabang – cabang Amatomi, Sel Dan
Jaringan Tubuh Manusia, Struktur Dan Jaringan Tulang, Skeleton Humanum (Kerangka
Manusia).

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Pengertian Anatomi (susunan tubuh) adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk
tubuh makhluk hidup.
Fisiologi (faal tubuh) adalah ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan
tubuh.
Posisi Anatomis Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi
anatomis, yaitu berdiri tegak, kedua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke
depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
Sejarah anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi mulai
dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisa rumit akan
bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian
memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu
berkembang, dari pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik
kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir.

Anda mungkin juga menyukai