Anda di halaman 1dari 11

PERANCANGAN ULANG MESIN PENCETAK PELLET TIPE EXTRUDER

Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya

Disusun Oleh
Muhajir
NIM 1410504058

PROGRAM STUDI DPLOMA III TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2017
PERANCANGAN ULANG MESIN PENCETAK PELLET TIPE EXTRUDER
1 2 3
Muhajir _A. Noor Setyo H.D _Nurhadi
Program Studi Diploma III Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Tidar
Jl. Kapten S. Parman
1
39 Potrobangsan Magelang Utara, Jateng 56116
e-mail: muhajir126@gmail.com
2
noorsetyo@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan dari pembuatan laporan akhir ini adalah untuk melakukan rancang
bangun mesin pencetak pellet tipe extruder. Dalam perancangan ulang ini
menggunakan daya motor 4,103 kW dengan putaran 3600 rpm, sedangkan
diameter poros motor penggerak berukuran 20 mm, dan diameter mesin pencetak
pellet tipe extruder 35 mm. Penggerak memakai sabuk V tipe A sebanyak satu
buah, dengan jarak antar poros 600 mm. Hasil akhir yang dicapai dalam proyek
akhir ini yaitu mesin pencetak pellet tipe extruder dengan kapasitas produksi
optimal 30 kg/jam dengan campuran antara lain katul, ikan, dan umbi-umbian.
Diharapkan mesin pencetak pellet tipe extruder ini dapat dimanfaatkan oleh para
peternak, dan pembudidaya ikan sebagai teknologi tepat guna untuk meningkatkan
hasil dibidang peternakan dan perikanan, sehingga para petani tidak bergantung
lagi pada persediaan pakan dipasaran, karena mereka dapat membuat pakan sendiri
dengan harga bahan baku yang lebih murah.
Kata Kunci: mesin,pellet, extruder, dan diameter.

ABSTRACT

The purpose of this final report is to design a pellet type extruder printing
machine. In this redesign it uses 4.103 kW motor power with 3600 rpm rotation,
while the motor drive shaft axis diameter is 20 mm, and the diameter of the 35 mm
pellet molding machine. The drive uses one type A type V belt, with a spacing
between the 600 mm axis. The final result achieved in this final project is extruder
pellet-type printing machine with optimum production capacity of 30 kg / hour
with mixture among others katul, fish, and tubers. Expected machine printing
pellet extruder type can be utilized by the breeders, and fish farmers as appropriate
technology to improve the results of livestock and fishery, so that farmers do not
depend again on the supply of feed market, because they can make their own feed
with cheaper raw material prices.

Keywords: machine, pellets, extruder, and diameter.


1. PENDAHULUAN

Budidaya perikanan dan peternakan merupakan salah satu kegiatan yang


terus mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah agar produksi
perikanan dan peternakan nasional meningkat. Pesatnya perkembangan
perikanan dan peternakan di Indonesia membuat kebutuhan pakan menjadi
meningkat. Meningkatnya kebutuhan pakan tersebut tentunya harus diimbangi
dengan pemenuhan kapasitas pakan untuk ternak. Peternak tidak mungkin
hanya mengandalkan pakan alami saja karena tidak akan mencukupi kapasitas
pakan yang dibutuhkan. Suplai pakan yang kurang, akan berimbas pada
buruknya perkembangbiakan ikan dan ternak. Dengan demikian, dibuatlah
sebuah mesih pencetak pellet tipe extruder, yang berguna untuk membuat pakan
ikan atau hewan ternak sendiri oleh para peternak, sehingga peternak tidak hanya
mengandalkan tersedianya pakan di pasar, yang hanya tergantung oleh harga
pasar, sehingga keuntungannya pun tidak dapat maksimal. Dengan pembuatan
pelet sendiri diharapkan dapat meningatkan hasil yang didapatkan oleh para
peternak ikan, dan hewan ternak.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian
terdahulu untuk mengetahui perbedaaan, dan kesamaan yang khas antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian
pernah dilakukan berhubungan dengan rancang bangun mesin pencetak pellet.
Salah satu penelitian dilakukan oleh Denos Gwijangge (2001), merencanakan
rancang bangun pembuatan pellet pada mekanisme roll penekan dengan
mengunakan piringan pencetak pellet pada kapasitas 81,08 kg/jam dan motor
listrik yang direncanakan. Bahan baku pembuatan pellet dari bahan tepung ikan,
dedak, tepung gaplek dan sebagainya. Mesin ini memerluhkan modifikasi
piringan pencetakan agar digunakan untuk membuat pellet pakan ternak lainnya.

Pada pengamatan lain Syam Abdirrizal (2010), merencanakan peralatan


proses produksi pellet ikan. Bahan baku pellet ikan dari bahan tepung daging,
tepung kedelai, tepung jagung, dedak halus dan sebagainya. Mesin ini
mengunakan mekanisme screw conveyor pada daya motor listrik sebesar 0,25
Hp. Mesin tersebut terdapat kelemahan berupa terbatasnya kapasitas produksi.

Pengamatan lain juga dilakukan oleh Aria Triwissaka, dkk (ITS),


menggunakan geometri pellet sebesar 4mm dari lingkaran luar dengan gaya
torsi memutar screw press sebesar 5608,32 kgf/jam dan kapasitas yang diuji
sebesar 1,3 kg/jam, dimana perpindahan putaran diteruskan oleh gearbox.

3. METODOLOGI
3.1 Bahan Penelitian

No Nama Komponen Jumlah Spesifikasi Bahan


1. Plat besi siku 6 meter Ukuran 40x40x2 mm Besi
2. Pencetak pellet tipe 1 set Ukuran sedang Aluminium
extruder kapasitas 50-75 kg/jam
3. Puli (tersambung 1 buah Diameter 50,8 mm Aluminium
dengan poros motor
penggerak)
4. Puli (tersambung 1 buah Diameter 280 mm Aluminium
denggan poros
pencetak pellet tipe
extruder)
5. Motor penggerak 1 buah GENERAL GX160 Bahan bakar
(5.5 HP) bensin
6. Bearing 1 buah Bantalan gelinding Baja krom
nomer 630
7. Sabuk V 1 buah Sabuk V tipe A Karet sabuk V
8. Strip plat galvanum 1 lembar 100x100x0.1 mm Stainless steell
9. Corong aluminium 1 buah Ukuran sesuai dengan Aluminium
keluarnya pellet
10. Poros 1 buah Panjang 85 cm, dan Baja karbon
diameter 20 mm kontruksi mesin
S45C
11. Strip plat 1 buah 30x40x2 mm Besi
12. Baut, mur, ring 14 buah M 12 Besi
13. Baut, mur, ring 12 buah M 10 Besi
14 Bahan cat 1 set Epoxy, hardener, cat Cairan
3.2 Langkah-langkah Pengerjaan

Mulai

Observasi

Studi Pustaka

Analisis bahan dan elemen mesin

Pengukuran

Pengumpulan Data

ok

Tidak
Ya

Penyusunan Laporan

Selesai
3.3 Langkah Pengerjaan
 Mempersiapkan alat dan bahan
 Proses pengerjaan
a. Mengukur, dan memotong plat untuk membuat kerangka
b. Melakukan pengelasan
c. Pengecatan kerangka
d. Pemasangann komponen, cover penutup kerangka, dan corong

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Perbandingan Hasil
Berdasarkan hasil dari perancangan ulang, dan alat yang terpasang, maka
dapat dilakukan perbandingan seperti pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Perbandingan perancangan ulang dengan alat yang terpasang
Perancangan Keterangan
No Perbandingan Alat Terpasang
Ulang

4,103 kW >
1 Daya motor 4,103 kW 3,156 kW
3,156 kW, baik

Putaran motor 3600 rpm >


2 3600 rpm 2770 rpm
(rpm) 2770 rpm, baik

Diameter  20 mm  14 mm  25 mm > 
3 poros motor 14 mm, baik
penggerak

Diameter  35 mm  15 mm  35 mm > 
4 poros mesin 15 mm, baik
pencetak pellet

Sabuk-V Tipe A Sabuk-V Tipe A Berdasar


perbandingan,
( 1 Rangkaian ) ( 2 Rangkaian )
kontruksi
5 Sabuk Jarak sumbu Jarak sumbu
dinyatakan baik
poros poros

600 mm 567 mm
4.2 Pembahasan
1. Daya Motor (P)
Daya motor pada perancangan ulang lebih kecil daripada daya pada motor
penggerak yang asli, hal ini terlihat dalam tabel 4.1 yang menunjukkan daya
perancangan ulang adalah 3,156 kW dan daya motor penggerak asli adalah
4,103. Dengan demikian daya pada motor penggerak asli dinyatakan baik
menurut perhitungan, karena memang pada motor penggerak asli harus diatas
daya perhitungan, dan juga tidak boleh sama untuk daya motor penggerak asli
dengan perhitungan (P perhitungan < P riil), hal tersebut berhubungan dengan
faktor beban yang akan dipakai sehingga daya mesin tidak kurang. Daya
motor dihitung berdasarkan perkalian antara daya rencana atau Pd dengan
faktor koreksi fc.
2. Putaran Motor (n)
Putaran motor pada perancangan ulang lebih kecil dibanding dengan
putaran motor asli, hal ini terlihat dalam tabel 4.1 dimana putaran motor pada
perancangan ulang 2770 rpm,sedangkan putaran motor asli adalah 3600. Hal
ini disebabkan pada perbandingan pully atas, dan puli bawah, puli atas (mesin
pencetak pellet tipe extruder) harus lebih besar dibanding puli bawah (motor
penggerak), agar putaran yang dikeluarkan oleh oleh motor penggerak diubah
untuk memutarkan poros mesin pencetak pellet tipe extruder. Semakin besar
perbandingan puli bawah dibanding puli atas (puli motor penggerak : puli
mesin pencetak pellettipe extruder = semakin besar) maka semakin besar
kekuatan yang dihasilkan tetapi putaran lebih lambat, dan sebaliknya.
3. Diameter poros motor penggerak, dan diameter poros pencetak pellet
Diameter poros antara alat yang terpasang, dan perhitungan berbeda pada
poros motor penggerak, dan poros mesin pencetak pellet tipe extruder. U ntuk
diameter poros motor penggerak pada alat yang terpasang sebesar 20 mm
sedangkan pada perhitungan sebesar  14 mm, dan diameter poros mesin
pencetak pellet pada alat yang terpasang sebesar 35 mm sedangan pada
perhitungan sebesar  15 mm. Dalam perencanaan ulang diameter terhitung
dibandingkan dengan diameter asli lebih kecil (d hitung < d asli). Faktor yang
mempengaruhi perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan bahan poros yang
digunakan pada alat yang terpasang dengan perhitungan, dimana pada
perhitungan memakai bahan poros S45C, sedangkan pada alat yang terpasang
memakai bahan poros dibawah S45C. Perbedaan bahan poros mempengaruhi
perbedaan kekuatan tarik yang digunakan, dengan demikian berpengaruh pula
pada hasil yang diperoleh untuk besarnya diameter poros.
4. Sabuk
Sabuk pada mesin pencetak pellet tipe extruder menurut perhitungan
memakai sabuk V tipe A dengan jumlah sabuk 2 buah, sedangkan yang asli
memakai sabuk V tipe A berjumlah 1 buah.
5. Puli
Untuk puli yang digunakan pada mesin pencetak pellet tipe extruder
bagian atas lebih besar daripada yang yang bawah, yang atas terhubung
dengan poros mesin pencetak pellet tipe extruder, dan yang bawah terhubung
dengan motor penggerak. Alasan puli atas lebih besar daripada yang bawah
adalah untuk menciptakan putaran, dan kekuatan yang dihasilkan untuk
menghasilkan pellet, dan perbandingan antara puli atas, dan bawah dinamakan
perbandingan gear ratio. Besar kecilnya gear ratio ini yang menentukan
besar kecilnya putaran, dan kekuatan yang dihasilkan.

Jarak antar poros atas dan bawah menurut perhitungan adalah 567 mm,
sedang pada alat yang terpasang adalah 600 mm karena jarak antar poros atas
dan bawah menurut perhitungan lebih kecil daripada alat yang terpasang,
maka dapat dikatakan kontruksi baik.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Mesin pencetak pellet tipe extruder ini menggunakan motor penggerak
dengan daya motor 5,5 Hp (4,103 kW) dengan putaran 3600 rpm. Diameter poros
motor penggerak berukuran 20 mm, sedang diameter poros pencetak pellet tipe
extruder berukuran 35 mm. Penggerak memakai sabuk V tipe A berjumlah 1
buah. Untuk jarak antar poros 600 mm.
Hasil perhitungan dalam perencanaan ulang diperoleh daya output 3,156
kW, pada putaran 2770 rpm. Sedangkan diameter poros motor penggerak, dan
diameter poros pencetak pellet tipe extruder menjadi 14 mm, dan 15 mm.
Penggerak memakai sabuk V tipe A berjumlah 2 buah. Dengan jarak antar poros
567 mm.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil, dan analisa, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. Tersedianya mesin pencetak pellet tipe extruder, diharapkan para peternak dan
pembudidaya ikan dapat membuat pakan sendiri, dan tidak bergantung pada
persediaan pakan di pasaran.
2. Adanya mesin pencetak pellet tipe extruder ini sangat bermanfaat untuk
meningkatkan hasill poduksi bagi para peternak dan pembudidaya ikan, karena
harga bahan baku untuk membuat pellet lebih murah daripada harus membeli
pellet di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Bawono, Baju, dan Era Satyorini. 2013. “Optimasi Sifat-sifat Mekanik Material
S45C”. Diakses pada tanggal 15 Juli pukul 20.42 WIB, melalui
http://ejournal.uauj.ac.id/5146/1/Jurnal.
Daryus,Asyari. 2012. “Material Teknik”. Diakses pada tanggal 12 Agustus pukul
02.13 WIB. Melalui https://jurnal+material+teknik&ie=utf-8&oe=utf
8#q=jurnal+rancang+bangun+pemilihan+bahan+logam+teknik.
Gwijangge, Denos. 2001. “Rancang Bangun Pembuatan Pellet dengan Mekanisme
Roll Penekan”. Diakses pada tanggal 2 Juli pukul 08.24 WIB, melalui
http://digilib.its.ac.id/public/ITS.
Luwar, Budi, Nur Husodo, dan Aria Triwissaka. 2010. “Rancang Bangun Mesin
Pelet Ikan dengan Mekanisme Screw Press Dari bahan Baku yang telah
Diproses Fermentasi”. Diakses pada tanggal 4 Juli pukul 09.45 WIB,
melalui http://digilib.its.ac.id/public/ITS.
Nugroho, Galih.2013. “ Rancang Bangun Mesin Peembuat Pelet Ikan Siap Pakai
dengan Kapasitas 36 kg/jam”. Diakses pada tanggal 18Juli pukul 09.15
WIB. Melalui https://jurnal+material+teknik&ie=utf-8&oe=utf-
8#q=jurnal+rancang+bangun+mesin+pencetak+pellet.
Sym, Abidirizal. 2010. “Perencanaan Proses Produksi Pellet Ikan”. Diakses pada
tanggal 2 Juli pukul 07.15 WIB, melalui http://digilib.its.ac.id/public/ITS.
Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 1997. “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin”. Pradnya Paramita: Jakarta.
Shigley, Joseph E. 1983. “Perencanaan Teknik Mesin”. Edisi ke-4. Erlangga.
Jakarta.
Sonawan, Heri.2010. ”Perancangan Elemen Mesin”. Alfabeta: Bandung.
Uslianti, Silvia, Junaidi, dan Muhammad Saleh. 2014. “ Rancang Bangun Mesin
Pellet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan”. Diakses pada tanggal
15 Juli pukul 20.30 WIB. Melalui
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/Elkha/article/view/9129

Anda mungkin juga menyukai