1|Page
Bidang –bidang usaha tertentu adalah bidang usaha di sektor kegiatan
ekonomi yang mendapat prioritas tnggi dalam skala nasional.
Contoh Perhitungan
Contoh 1: Bila Peredaran Bruto Kurang dari atau sama dengan 4,8 Milyar
Peredaran bruto PT ARYA dalam tahun pajak 20xx sebesar Rp4.500.000.000,00
(empat miliar lima ratus juta rupiah) dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Penghitungan pajak yang terutang:
Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran bruto tersebut dikenai
tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif Pajak Penghasilan badan yang berlaku
karena jumlah peredaran bruto PT ARYA tdak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat
miliar delapan ratus juta rupiah).
Pajak Penghasilan yang terutang:
(50% x 25%) x Rp500.000.000,00 = Rp70.000.000,00
7|Page
Aktva tetap berwujud adalah aktva berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun yang diperoleh dalam bentuk siap pakai untuk
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tdak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan atau dipindahtangankan. Perluasan dari
usaha yang telah ada adalah suatu kegiatan dalam rangka peningkatan
kuanttas, kualitas produk, diversifikasi produk, atau perluasan wilayah dan
produksi perusahaan.
Perluasan dari usaha yang telah ada merupakan suatu kegiatan dalam rangka
peningkatan kuanttas/kualitas produk, diversifikasi produk, atau perluasan
wilayah operasi dalam rangka pengembangan kegiatan dan produksi
perusahaan.
Bidang-bidang usaha tertentu adalah bidang usaha di sektor kegiatan ekonomi
yang mendapat prioritas tnggi dalam skala nasional.
Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai
potensi yang layak dikembangkan.
8|Page
100 milyar = Rp 5 milyar setap tahunnya selama 6 tahun yang dimulai sejak tahun
pemberian fasilitas.
b. Penyusutan dan amortsasi dipercepat, sebagai berikut:
9|Page
maka atas dividen hanya akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia
sebesar 10%. Namun apabila investor X tersebut bertempat kedudukan di suatu
negara yang telah memiliki P3B dengan Pemerintah RI dengan tarif pajak dividen
tersebut dikenakan PPh di Indonesia sesuai tarif yang diatur dalam P3B tersebut.
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tdak lebih dari 10
(sepuluh) tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru pada bidang usaha tertentu yang dilakukan di
kawasan industri dan kawasan berikat;
2. Tambahan 1 tahun:
Apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500 orang tenaga kerja Indonesia
selama 5 (lima) tahun berturut-turut;
3. Tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru memerlukan Investasi/pengeluaran untuk
infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar
Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah);
4. Tambahan 1 tahun:
Apabila mengeluarkan biaya penelitan dan pengembangan di dalam negeri
dalam rangka pengembangan produk atau efisiensi produksi paling sedikit 5%
dari investasi dalam jangka waktu 5 tahun; dan/atau
5. Tambahan 1 tahun:
Apabila menggunakan bahan baku dan atau komponen hasil produksi dalam
negeri paling sedikit 70% sejak tahun ke-4.
Contoh:
PT ABC pada tahun 2007 ini, melakukan penanaman modal di kawasan industri di
kota Maumere (Nusa Tenggara Timur) dengan mendirikan pabrik bumbu masak dan
penyedap masakan. Pabrik tersebut mempekerjakan 750 orang tenaga kerja tetap
dan direncanakan dipekerjakan sampai tahun 2014. Bahan baku dan komponen
yang dipergunakan PT ABC dalam memproduksi bumbu masak dan penyedap
makanan tersebut adalah bahan baku dan komponen produksi dalam negeri.
Terhadap PT ABC diberikan fasilitas Pajak Penghasilan antara lain berupa
kompensasi kerugian selama 5 tahun + 3 tahun atau 8 tahun.
10 | P a g e
Permohonan diajukan ke Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan
melampirkan:
a. Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
b. Surat persetujuan untuk penanaman modal baru atau surat persetujuan perluasan
penanaman modal yang diterbitkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal atau instansi lain yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dilengkapi dengan rinciannya;
c. Fotokopi akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia, khusus bagi perusahaan penanaman modal asing baru; dan
d. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) bagi perusahaan yang sudah
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan LKPM. selanjutnya Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal menyampaikan usulan kepada Menteri Keuangan
melalui Direktur Jenderal Pajak.
Pemberian fasilitas Pajak Penghasilan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan yang diterbitkan dalam jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya usulan dari Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal secara lengkap dan benar.
Wajib Pajak setelah mendapat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut,
wajib mengajukan permohonan untuk Penetapan Saat Dimulainya Produksi Komersial
dan permohonan untuk Penetapan Penambahan Jangka Waktu Kompensasi Kerugian
kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penetapan Saat Dimulainya Produksi
Komersial dan Penetapan Penambahan Jangka Waktu Kompensasi Kerugian diterbitkan
dalam jangka waktu paling lama 30 (tga puluh) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima.
Hal lain apa yang perlu diperhatkan sehubungan dengan pemberian fasilitas ini
fasilitas Pajak Penghasilan tersebut dapat dinikmat oleh Wajib Pajak setelah Wajib
Pajak bersangkutan merealisasikan rencana penanaman modal paling sedikit 80%.
Bagi WP yang telah memiliki izin penanaman modal sebelum berlakunya PP
Nomor 52 Tahun 2011 (22 Desember 2011), dapat diberikan fasilitas PPh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PP Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan
Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah
Tertentu sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PP Nomor 52 Tahun
2011 sepanjang:
11 | P a g e
Memiliki rencana penanaman modal paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah); dan
Belum beroperasi secara komersial pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku.
Wajib Pajak yang mendapat fasilitas sebelum lewat jangka waktu 6 (enam) tahun
sejak tanggal pemberian fasilitas dilarang:
Menggunakan aktva tetap yang mendapatkan fasilitas untuk tujuan selain yang
diberikan fasilitas; atau
Mengalihkan sebagian atau seluruh aktva tetap yang mendapatkan fasilitas
kecuali aktva tetap yang dialihkan tersebut digant dengan aktva tetap baru.
Apabila Wajib Pajak yang telah mendapatkan fasilitas ternyata tdak sesuai dengan
ketentuan yang diatur, maka:
Fasilitas PPh tersebut dicabut;
Terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, dan
Tidak dapat lagi diberikan fasilitas.
16 | P a g e
1. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang
maupun terlepas, tdak termasuk suku cadang, dimana impor tersebut:
a) Diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak
b) Diimpor oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak
tersebut
c) Tidak dipindahtangankan atau digunakan tdak sesuai dengan tujuan semula,
baik sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak impor
dan atau perolehan.
Catatan: Apabila pada butr (c) diatas ternyata tdak dipenuhi maka PPN yang telah
dibebaskan tetap wajib dibayar dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak barang
modal tersebut dialihkan penggunaannya atau dipindahkan, sedangkan PPN yang
telah dibayarkan tdak dapat dikreditkan.
2. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan
makanan ternak, unggas, dan ikan;
3. Barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, pertenakan, perburuan atau
penangkapan, maupun penangkaran atau perikanan bari dari penangkapan atau
budidaya, yang dipetk langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari
sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia
simpan atau mempermudah proses lebih lanjut;
4. Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan.
17 | P a g e
b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.011/2008 tentang Pembebasan
Bea Masuk Atas Impor Barang Modal Dalam Rangka Pembangunan dan
Pengembangan Industri Pembangkit Tenaga Listrik Untuk Kepentngan Umum,
beserta perubahannya.
Pasal 26 Undang-Undang Kepabeanan No. 10/1995 jo Undang-Undang No.
17/2006. Pasal 26 mengatur tentang Pembebasan dan Keringanan Bea Masuk atas
barang impor sbb :
Pembebasan bea masuk yang diberikan dalam pasal ini yaitu pembebasan yang
relatf, dalam art bahwa pembebasan yang diberikan didasarkan pada beberapa
persyaratan dan tujuan tertentu, sehingga terhadap barang impor dapat diberikan
pembebasan atau hanya keringanan bea masuk.
1. Barang dan Bahan untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri Dalam Rangka
Penanaman Modal;
Yang dimaksud dengan penanaman modal yaitu penanaman modal asing dan
penanaman modal dalam negeri sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku
2. Mesin Untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri;
Yang dimaksud dengan mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri
yaitu setap mesin, permesinan, alat perlengkapan instalasi pabrik, peralatan,
atau perkakas yang digunakan untuk pembangunan dan pengembangan
Pengertan pembangunan dan pengembangan industri meliput pendirian
perusahaan atau pabrik baru serta perluasan (diversifikasi) hasil produksi,
modernisasi, rehabilitasi untuk tujuan peningkatan kapasitas produksi dari
perusahaan atau pabrik yang telah ada.
3. Barang dan Bahan Dalam Rangka Pembangunan dan Pengembangan Industri untuk
Jangka Waktu Tertentu;
Yang dimaksud dengan barang dan bahan yaitu semua barang atau bahan, tdak
melihat jenis dan komposisinya, yang digunakan sebagai bahan atau komponen
untuk menghasilkan barang jadi, sedangkan batas waktu akan diatur dalam
keputusan pelaksanaannya.
4. Peralatan dan Bahan yang Digunakan Untuk Mencegah Pencemaran Lingkungan;
18 | P a g e
5. Bibit dan Benih untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri Pertanian,
Peternakan, atau Perikanan;
Yang dimaksud dengan bibit dan benih yaitu segala jenis tumbuh-tumbuhan
atau hewan yang diimpor dengan tujuan benar-benar untuk dikembangbiakkan
lebih lanjut dalam rangka pengembangan bidang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, atau perikanan.
6. Hasil Laut yang Ditangkap dengan Sarana Penangkap Yang Telah Mendapat Izin;
Yang dimaksud dengan hasil laut yaitu semua jenis tumbuhan laut, ikan atau
hewan laut yang layak untuk dimakan sepert ikan, udang, kerang, dan kepitng
yang belum atau sudah diolah dalam sarana penangkap yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan sarana penangkap yaitu satu atau sekelompok kapal
yang mempunyai peralatan untuk menangkap atau mengambil hasil laut,
termasuk juga yang mempunyai peralatan pengolahan.
Yang dimaksud dengan sarana penangkap yang telah mendapat izin yaitu sarana
penangkap yang berbendera Indonesia atau berbendera asing yang telah
memperoleh izin dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan penangkapan
atau pengambilan hasil laut.
7. Barang yang Mengalami Kerusakan, Penurunan Mutu, Kemusnahan, atau
Penyusutan Volume atau Berat karena alamiah antara saat diangkut ke dalam
daerah pabean dan saat diberikan persetujuan impor untuk dipakai;
Dalam transaksi perdagangan kemungkinan adanya perubahan kondisi barang
sebelum barang diterima oleh pembeli dapat saja terjadi. Sedangkan prinsip
pemungutan bea masuk dalam undang-undang ini diterapkan atas semua
barang yang diimpor untuk dipakai sehingga, apabila terjadi perubahan kondisi
(kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan, atau penyusutan volume atau berat
karena sebab alamiah), barang tersebut tdak sepenuhnya dapat dipakai atau
memberikan manfaat sebagaimana diharapkan, wajar apabila barang yang
mengalami perubahan kondisi sebagaimana diuraikan di atas tdak sepenuhnya
dipungut bea masuk. Oleh karena itu pembatasan pada saat kapan terjadinya
perubahan kondisi barang tersebut, yaitu antara waktu pengangkutan dan
diberikannya persetujuan impor untuk dipakai.
19 | P a g e
8. Barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang Ditujukan untuk
Kepentngan Umum;
Yang dimaksud dengan kepentngan umum yaitu kepentngan masyarakat yang
tdak mengutamakan kepentngan di bidang keuangan, misalnya proyek
pemasangan lampu jalan umum.
9. Barang untuk Keperluan Olahraga Yang Diimpor oleh Induk Organisasi Olahraga
Nasional;
10. Barang untuk Keperluan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Pinjaman
dan/atau Hibah dari Luar Negeri;
11. Barang dan Bahan untuk Diolah, Dirakit, atau Dipasang pada Barang Lain dengan
Tujuan untuk Diekspor (KITE - Kemudahan Impor Tujuan Ekspor).
Syarat Diberikannya Fasilitas Bea Masuk
21 | P a g e
Strategi Memanfaatkan Seluruh Fasilitas Perpajakan Yang Ada
1. Pahami seluruh peraturan terkait fasilitas perpajakan yang dapat dimanfaatkan
2. Memilih lokasi perusahaan atau melakukan penanaman modal di bidang usaha
tertentu dan atau di bidang tertentu yang mendapat prioritas tnggi dalam skala
nasional dapat diberikan fasilitas perpajakan.
3. Untuk perusahaan yang berorientasi pada ekspor barang kena pajak,
manfaatkan fasilitas PPN yang diberikan di kawasan berikat. Dalam hal ini
perusahaan harus menjadi Pengusaha di Kawasan Berikat (PDKB). Dengan
demikian, atas ekspor BKP tersebut, PPN terutang sebesar 0%, sedangkan PPN
Masukannya dapat dikreditkan sepenuhnya.
4. Untuk rencana awal pendirian perusahaan, sebaiknya memilih jenis industri
atau usaha yang bisa meendapatkan fasilitas pembebasan pajak atau insentf
pajak.
Amnest pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Wajib Pajak meliput penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan
sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan
atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan
dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar
uang tebusan.
3. Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM)
22 | P a g e
Penanda tangan di Surat Pernyataan:
4. melunasi pajak yang tdak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang
seharusnya tdak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukt permulaan dan/atau penyidikan;
5. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki
kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan;
dan
6. mencabut permohonan:
o keberatan;
o banding;
23 | P a g e
o gugatan; dan/atau
Kapan berlakunya?
Amnest Pajak berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan terbagi kedalam 3
(tga) periode, yaitu:
Fasilitas
Fasilitas Amnesti Pajak yang akan didapat oleh Wajib Pajak yang mengikut program
Amnest Pajak antara lain:
1. penghapusan pajak yang seharusnya terutang (PPh dan PPN dan/atau PPn BM),
sanksi administrasi, dan sanksi pidana, yang belum diterbitkan ketetapan
pajaknya;
2. penghapusan sanksi administrasi atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan;
5. Penghapusan PPh Final atas pengalihan Harta berupa tanah dan/atau bangunan
serta saham
24 | P a g e
Konsekuensi
Harta yang direpatriasi wajib dinvestasikan ke dalam negeri selama 3 tahun sejak
dialihkan dalam bentuk:
Harta yang diungkapkan oleh Wajib Pajak tdak dapat dialihkan ke luar negeri selama
3 tahun sejak diterbitkan Surat Keterangan.
25 | P a g e