Anda di halaman 1dari 29

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

BAB 8
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DENGAN
KANTOR AGEN DAN KANTOR CABANG

KELOMPOK 8 :

- INDRA PRATAMA NASUTION


- MISNA WAGIARTI

STIE PETRA 2018


AKUNTANSI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena tanpa kuasa campur
tanganya kami tak dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah HUBUNGAN
KANTOR PUSAT DENGAN KANTOR AGEN DAN KANTOR CABANG.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini tentu banyak pihak-pihak
yang telah membantu memberikan masukan serta informasi-informasi yang kami
perlukan , oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terikamasih kepada : Dosen
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan Anita Nisa Kambey, SE. M.Acc Dan
Terimakasih juga kami berikan untuk Anggota kelompok 8 yang telah
memberikan kontribusi yang baik selama proses pengerjaan dan pembahasan
materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,
maka dari itu saran dan kritikan sangat penulis harapkan dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini. Selanjutnya Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuah pihak , khususnya bagi penulis dan pembaca. Terimakasih .

Bitung ,03 Juni 2018


Kelompok 8
DAFTAR ISI

Latar Belakang ………………………………………………………………….. i

1.1 Kantor agen dan kantor cabang ………………………………….. 1

1.2 Akuntansi kantor agen ……………………………………………….. 2

1.2.1 Contoh akuntansi kantor agen …....……………………… 4

1.3 Akuntansi kantor cabang ………………………........……………..6

1.3.1 Sistem desentralisasi ………………….........………………. 7

1.3.2 Sistem desentralisasi ………………………........…………. 14

1.4 Laporan keuangan konsolidasi ……………………….....……… 20

1.5 Rekonsiliasi R/K Kantor Cabang

dengan R/K Kantor Pusat……………………………………….…. 22


BAB 8
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DENGAN KANTOR AGEN DAN
KANTOR CABANG

1.1 KANTOR AGEN DAN KANTOR CABANG

Semua perusahaan pasti ingin meningkatkan laba yg di peroleh. Untuk


meningktkan laba perusahaan harus meningkatkan volume penjualan. Harus
disertai dengan usaha untuk memperluas daerah pemasaran.
Usaha untuk memperluas daerah pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa
cara, seperti melalui konsinyasi, membuk kantor agen atau agen penjualan
(sales agency) dan kantor cabang (branch).

Perbedaan utama antra kantor agen dengan kantor cabang terletak pada dua
hal, yaitu struktur organisasi dan kegiatan. Dilihat dari segi struktur organisasi
perusahaan, kantor agen berada diluar organisasi perusahaan. Jadi kantor agen
berdiri sendiri dan terlepas dari kantor pusat ( perusahaan yg diageni ). Oleh
karena itu suatu kantor agen dapat mengageni beberapa perusahaan. (bukan
merupakan bagian dri organisasi perusahaan).

Perbedaan yang kedua antara kantor agen dan kantor cabang terletak
pada kegiatan kantor agen terbatas pada usaha untuk mendapat pesanan atau
calon pembeli. Apabila sudah mendapat pesanan atau calon pembeli maka
pelayanan (tindak lanjut) dilakukan oleh kantor pusat. Jadi kegiatan kantor agen
hanya sebagian dari fungsi pemasaran, yaitu men dapatkan order (order
getting).

Kegiatan kantor agen tersebut jauh lebih sederhana bila dibandingkan


dengan kegiatan kantor cabang. Kegiatan kantor cabang tidak terbatas pada
usaha untuk memperoleh pesanan saja, melainkan mencakup juga kegiatan
untuk memenuhi pesanan. Untuk memenuhi pesann tersebut dapat
menggunakan barang barang yang berasal dari kantor pusat dan dapat juga
mengusahakan sendiri, baik dengan cara membeli maupun memproduksi
sendiri sesuai dengan jenis perusahaan. Jadi kegiatan kantor cbang pada
dasarnya sama dengan kegiatan perusahaanyang berdiri sendiri.
1
Perbedaan antara kantor dengan perusahaan yg berdiri sendiri biasanya
terletak pada 3 hal, yaitu tanggung jawab pengelola, hubungan dengan pemilik
dan kewenangan yang dimiliki. Pengelola kantor cabang tidak bertanggung
jawab kepada pemilik perusahaan ( rapat umum pemegang saham untuk
perusahaan yg berbentuk perseroan terbatas) tetapi kepada pengelola kantor
pusat. Demikian pula kewenangan kantor cabng biasanya di bawah kantor
pusat.
Perbedaan di dalam struktur organisasi dan kegiatan tersebut
mempengaruhi besarnya investasi yang dilakukan kantor pusat atau perusahan
yg diageni. Investasi di kantor agen biasanya terbatas pada modal kerja.
Mengenai tempat dan aktiva tetap biasanya menjadi tanggung jawab pengelola
kantor agen ( bukan kantor pusat ). Hal ini sangat berbeda dengan investasi di
kantor cabang, yg tidak terbatas pada modal kerja saja. Pada mulanya semua
kebutuhan kantor cabang disediakan oleh kantor pusat.

1.2 AKUNTANSI KANTOR AGEN


pada umumnya kantor agen tidak menyelenggarakan akauntansi.
Akuntansi kantor agen dilaksanakan oleh perusahaan yg diageni (kantor pusat).
Kegiatan kantor agen yang hanya terbatas pada usaha untuk mencari calon
pembeli biasanya dilakukan dengan menggunakan modsl krja yang berasal dari
kantor pusat. Penggunaan modal kerja ini serupa dengan penggunaan dana kas
kecil yang menggunakan system dana tetap (imprest system). Jadi pengelola
kantor agen mengumpulkan bukti bukti pemakaian modal kerja tersebut akan
dipakai sebagai dasar pencatatan oleh kantor pusat. Untuk mencatat kegiatan
kantor agen tersebut kantor pusat dapat menggunakan 2 metode, yaitu rugi –
laba kantor agen tidak dipisahakan dan rugi – laba kantor agen dipisahkan.
Akuntansi selengkapnya untuk masing masing metode adalah sebagai berikut :

1. rugi – laba kantor agen tidak dipisahakan


apabila rugi – laba kegiatan kantor agen tidak dipisahkan maka
pendapatan dan biaya yg berhubungan dengan kantor agen tidak perlu
dipisahkan dengan pendapatan (penjualan) hanya dapat mengetahui rugi
– laba perusahaan secara keseluruhan.

2
2. Rugi – laba kantor agen dipisahakan

Agar rugi atau laba masing masing kanrtor agen dapat dipisahakan maka
pendapatan dan biaya untuk masing masing kantor agen harus
dikumpulkan sendiri, dalam arti dipisahkan dari pendapatan dan biaya
kantor pusat. Untuk itu mka diperlukan rekening tersendiri. Pada
umumnya rekening buku besar yg berhubungan dengan kantor agen
terbatas pada 5 rekening saja, yaitu :

a. Modal kerja kantor agen


b. Penjualan kantor agen
c. Harga pokok penjualan agen
d. Biaya pemasaran kantor agen
e. Biaya administrasi dan umum kantor agen

Apabila dikehendaki rekening biaya kantor agen dapat dioerinci lebih


lanjut. Apabila perusahaan hanya mempunyai satu kantor agen maka
masing masing rekemning tersebut berfungsi sebagai buku besar. Apabila
suatu perusahaan mempunyai beberapa kantor agen maka akuntansi nya
dapat diselenggarakan dengan dua alternative. Alternative prtama untuk
setiap kantor agen (agen penjualan) kantor pusat menyelenggarakan
kelima rekening tersebut, sedangkan dalam alternative yang kedua
kantor pusat hanya menyelenggarakan satu rekening buku besar untuk
seluruh kantor agen, sedangkan untuk masing2 kantor agen hanya
diselenggarakan rekening pembantu.

3
1.2.1 Contoh akuntansi kantor agen
Pada awal tahun 1991 PT. ABC yang berkedudukan di Yogyakarta
membuka kantor agen di magelang. Ikhtisar transaksi keuangan selama
tahun 1991 adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan mengirimkan kas sebesar Rp. 1.000.000,00 untuk


membentuk modal kerja kantor agen.

2. Perusahaan mengirimkan barang dagangan sebesar harga pokok Rp.


250.000,00 untuk dipergunakan sebagai sampel.

3. Perusahaan melakukan pembelian barang degangan seharga Rp.


35.000.000,00

4. Penjualan :
- Langsung kantor pusat Rp. 32.000.000
- Melalui kantor agen Rp. 10.000.000,00
Harga pokok penjualan atas penjualan tersebut adalah Rp.
25.000.000 dan Rp. 8.000.000
5. Penagihan piutang dagang Rp. 40.000.000

6. Pelunasan hutang dagang Rp. 32.500.000

7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya :


- Biaya pemasaran kantor pusat Rp 2.850.000
- Biaya pemasaran kantor agen Rp 300.000
- Biaya administrasi & umum kantor pusat Rp 1.900.000
- Biaya administrasi & umum kantor agen Rp 200.000

8. Pengeluaran kas sebesar Rp. 650.000 untuk mengisi kembali modal


kerja kantor agen. Pemakaian modal kerja kantor agen adalah :
- Biaya pemasaran Rp. 350.000
- Biaya administrasi & umum Rp. 300.000

9. Penyusutan aktiva tetap kantor pusat :


- Biaya pemasaran Rp. 150.000
- Biaya administrasi & umum Rp. 100.000
4
10.Persediaan sampel tinggal Rp. 100.000

Jurnal yang dibuat oleh kantor pusat selama tahun tersebut untuk
masing – masing metode, apabila perusahaan mencatat persediaan
dengan system perpetual adalah sebagai berikut :

5
1.3 AKUNTANSI KANTOR CABANG
AKUNTANSI KANTOR CABANG
Akuntansi kantor cabang dapat diselenggarakan dengan 2 sistem,yaitu sistem
sentralisasi dan disentralisasi.

6
1.SISTEM SENTRALISASI
Didalam sistem ini akuntansi terhadap kantor cabang diselenggarakanoleh
kantor pusat. Jadi mirip dengan akuntansi terhadap kantor agen dipisahkan
dari rugi-laba kantor pusat,hanya istilah kantor agen diganti dengan kantor
cabang. Sistem ini cocok dipakai apabila :
a. Kantor cabang dekat dengan kantor pusat
b. Kegiatan kantor cabang masih terbatas

Contoh 2
Berikut ini adalah neraca PT ABC per 31 Desember 1991

7
8
9
10
11
12
2. SISTEM DESENTRALISAI
Di dalam sistem ini semua transaksi semua keuangan kantor cabang akan
dicatat oleh kantor cabang. Apabila dikehendaki akuntansi terhadap pos-pos
tertentu dapat saja diselenggarakan oleeh kantor pusat. Berdasakan pihak
yang terkait transaksi keuangan kantor cabang dapat dikelompokkan menjadi
2, yaitu :
13
1. Transaksi antara kantor cabang dengan pihak lain ( selain kantor pusat )
Transaksi ini tidak mempangaruhi hubungan antara kantor cabang
dengan kantor pusat. Oleh karena itu kantor pusat tidak akan mencatat.
2. Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat.
Transaksi ini mempengaruhi hubungan antara kantor cabang dengan
kantor pusat. Oleh karena itu akan dicatat baik oleh kantor cabang
maupun kantor pusat.

Di dalam sistem desentralisai hubungan antara kantor pusat dengan kantor


cabang adalah hubungan antara investor dengan nvestee, yaitu kantor pusat
sebagai investor dan kantor cabang sebagai investee. Untuk menujukkan
hubungan tersebut masing-masing pihak menyelenggarakkan rekening timbal
balik (reciprocal accounts), yaitu kantor pusat akan menyelenggarakkan
rekening koran kantor cabang (R/K – kantor cabang) dan kantor cabang akan
menyelenggarakan rekening koran kantor pusat (R/K – kantor pusat). Isi
masing-masing rekening dan hubungan antara kedua rekening timbal balik
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Rekening koran kantor cabang (branch account)

Rekening ini diselanggarakanoleh kantor pusat. Saldo rekening ini


menunjukkan investasi kantor pusat di kantor cabang atau hak kantor
pusat terhadap kantor cabang. Rekening ini akan didebit apabila hak
kantor pusat bertambah dan dan dikredit apabila hak kantor pust
berkurang. Rekening ini selalu bersaldo debit. Rekening koran kantor
cabang termasuk kelompok rekening aktiva.

b. Rekening koran kantor pusat

Rekening ini diselennggarakab oleh kantor cabang. Saldo rekening kora


kantor pusat menunjukkan kewajiban kantor cabang kepada pemilik.
Oleh karena kantor pusat adalah pemilik kantor cabng maka rekening
koran kantor pusat termasuk kelompok rekening modal.
14
Rekening ini akan di kredit apabila kewajiban kantor cabang kepada
kantor pusat bertambah dan akan didebit apabila kewajiban kantor
cabang kepada kantor pust berkurang.

Transaki yang mempengaruhi saldo kedua rekening tersebut dapat


dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

a. Transaksi yang berakibat saldo rekening timbal balik bertambah


Dilihat dari kantor pusat transaksi kelompok ini berakibat hak
terhadap kantor cabang bertambah. Oleh karena itu R/K kantor
cabang akan didebit. Dilihat dari kantor cabang transaksi kelompok
ini berakibat kewajiban kepada kantor pusat bertambah. Oleh karena
itu R/K kantor pusat kan dikredit.
Transaksi yg termasuk ini dan pencatatannya oleh masing masing
pihak adalah sebagai berikut :

15
16
b. Transaksi yang berakibat saldo rekenng timbal balik
berkurang
Dilihat dari kantor pusat transaksi kelompok ini berakibat hak terhadap
kantor cabang berkurang. Oleh karena itu R/K cabang akan dikredit. Dilihat
dari kantor cabang transaksi kelompok ini berakibat kewajiban kepada
kantor pusat berkurang. Oleh karena itu R/K kantor pusat akan didebit.

17
18
1.4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Dipandang dari segi ekonomi kantor pusat dan kantor cabang adalah
satu kesatuan ekonomi. Sesuai dengan konsep kesatuan usaha atau kesatuan
akuntansi, maka sebagai satu kesatuan ekonomi kantor pusat harus menyusun
laporan keuangan komsolidasi atau laporan keuangan gabungan (consolidated
financial statement) yang mencakup baik kantor pusat maupun kantor cabang.
Laporan keuangan konsolidasi dapat disusun dengan menggunakan salah satu
dari 2 sumber yang ada, yaitu :

a. Neraca saldo kantor pusat dan kantor cabang


b. Laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang.

Baik menggunakan sumber yang pertama maupun yang kedua hasilnya akan
sama.
Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah :
1) Membuat jurnal eliminasi
2) Membuat kertas kerja
3) Membuat laporan keuangan konsolidasi.

19
1) membuat jurnal eliminasi
tujuan pembuatan jurnal eliminasi adalah menghilangkan (eliminir) saldo
semua rekening timbal balik denagn cara mendebit rekening timbal balik
yang bersaldo kredit dan mengkredit rekening timbal balik yang bersaldo
debit. Karena jurnal eliminasi ini dibuat dalam rangka penyusunan
laporan keuangan konsolidasi maka jurnal eliminasi tidak boleh
doposting . jurnal eliminasi hanya akan dimasukkan kedalam kertas kerja
yang dibuat dalam kertas kerja yang dibuat dalam rangka penyususan
laporan keuangan konsolidasi . jurnal eliminasi yang harus dibuat
tergantung pada sistem akuntansi persediaan, yatu sistem fisik dan
sistem perpetual.

2) Jural kertas kerja

Pada dasarnya tujua penyusunan kertas kerja adalah untuk


mempermudah dan mempercepat penyusunan laporan keuangan
konsolidasi. Di dalam kertas kerja semua bahan untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasi diramu. bahan penyusunan laporan keuangan
kertas kerja ada 2, yaitu :

a) Laporan keuangan atau nerasa kantor saldo kantor pusat dan kantir
cabang

b) Jurnal eliminasi

Prosedur untuk menyusun kertas kerja adalah :

a) memasukkan angka-angka dari neraca saldo atau laporan keuangan


kantor pusat dan kantor cabang

b) memasukkan angka-angka dari jurnal eliminasi kedalam rekening dan


debit-kredit yang sesuai.

20
c) Menghitung angka-angka yang akan disajikan di dalam laporan
keuangan konsolidasi ,yang merupakan hasil kompilasi dari langkah a
dan b.

3) Membuat laporan keuangan konsolidasi


Karena tujuan pembuatan kertas kerja adalah untuk mempermudah dan
mempercepat penyusunan laporan keuangan konsolidasi, maka setelah
kertas kerja selesai disusun maka angka-angka di dalam kertas kerja
kolom laporan keuangan konsolidasi dipindahkan ke laporan keuangan
konsolidasi, sesuai dengan jenis rekenng masing-masing.

1.5 REKONSILIASI R/K KANTOR CABANG DENGAN R/K


KANTOR PUSAT
Di dalam sistem desentralisai semua transaksi yang menyangkut hubungan
antara kantor pusat pusat dan kantor cabang akan dicatat oleh kantor pusat
dan kantor cabang jumlah yang sama, akan tetapi dengan debit-kredit yang
berlawanan. Dengan demikian seharusnya saldo rekening yang menujukkan
hubungan antara kantor pusat denag kantor cabang, yaitu R/K – kantor cabang
dan R/K – kantor pusat harus bersaldo sama akan tetapi dengan debit-kredit
yang berlawanan , yaitu R/K – kantor cabang bersaldo debit dan R/K – kantor
pusat bersaldo kredit. Dalam kenyataan saldo kedua rekening tersebut tidak
selalu sama. Apabila hal ini terjadi maka sebelum menyusun laporan keuangan
konsolidasi harus membuat rekonsiliasi terhadap kedua rekening tersebut
terlebih dahulu , adapun prosedurnya adalah :

1) Mengecek kembali perhitungan saldo R/K – kantor cabang.

2) Mengecek kembali perhitungan saldo R/K – kantor pusat.

3) Mencari penyebab perbedaan


Pencarian penyebab perbedaan ini dilakukan dengan cara
membandingkan pencatatan (entry) terhadap R/K – kantor cabang
21
dengan pencatatan (entry) terhadap R/K – kantor pusat. Pembandingan
tersebut dilakukan sebagai berikut :

a. Membandingkan pendebitan terhadap R/K-kantor cabang dengan


pengkreditan terhadap R/K-kantor pusat. Pembandingan ini akan
menemukan 2 kelompok penyebab yaitu :
(1) Pendebitan terhadap R/K-kantor cabang belum diikuti
pengkreditan terhadap R/K-kantor pusat. Termasuk didalam
kelompok ini misalnya :
a) Pengiriman aktiva (biasanya barang dagangan) dari
kantor pusat ke kantor cabang yang masih dalam
perjalanan.
b) Pembebanan biaya oleh kantor pusat kepada kantor
cabang.

(2) Pengkreditan terhadap R/K-kantor pusat belum diikuti


pendebitan R/K-kantor cabang. Termasuk didalam kelompok
ini misalnya :
a) Laba kantor cabang yang belum /kurang diakui oleh
kantor pusat.
b) Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabang.

b. Membandingkan pengkreditan terhadap R/K-kantor cabang


dengan pendebitan R/K-kantor pusat. Pembandingan ini akan
menemukan 2 kelompok penyebab yaitu :
1) Pengkreditan terhadap R/K-kantor cabangbelum di ikuti
pendebitan terhadap R/K-kantor pusat. Termasuk di dalam
kelompuk ini misalnya penagihan piutang kantor cabang
oleh kantor pusat.

2) pendebitan terhadap R/K-kantor pusat belum diikuti


pengkreditan terhadap R/K-kantor cabang. Termasuk di
dalam kelompuk ini misalnya pengiriman aktiva (biasanya
kas) dari kantor cabang ke kentor pusat yg masih dalam
perjalanan. 22
4) Mengenalisa penyebab perbedaan

Berdasarkan pengaruhnya terhadap R/K – Kantor cabang dan R/K –


Kantor pusat penyebab perbedaan tersebut dikelompokkan lagi
menjadi 4 yaitu :

a. Penyebab yg berakibat saldo R/K – Kantor cabang terlalu besar


termasuk dalamkelompok ini antara lain :
(1) Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat yang masih
dalam perjalanan.
(2) Pengembalian barang dagangan dari kantor cabang yg masih
dalam perjalanan.
(3) Pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor cabang yg di catat
terlalu besar oleh kantor pusat.
(4) Pembebanan biaya kepada kantor cabang yg di catat terlalu
besar oleh kantor pusat.
(5) Pengakuan laba kotor kantor cabang yg terlalu besar atau rugi
yg terlalu kecil.

b. Penyebab yg berakibat saldo R/K – Kantor cabang terlalu kecil


termasuk dalam kelompok ini antara lain :
(1) Penagihan piutang kantor pusat yang dilakukan oleh kantor
cabang.
(2) Laba kantor cabang yg belum diakui atau diakui terlalu kecil
oleh kantor pusat.
(3) Pembebanan biaya kepada kantor cabang yg dicatat terlalu
kecil oleh kantor pusat.
(4) Pengiriman aktiva dari kantor pusat ke kantor cabang yg
dicatat terlalu kecil oleh kantor pusat.
(5) Pengiriman aktiva dari kantor cabang ke kantor pusat yg
dicatat terlalu besar oleh kantor pusat
(6) Rugi kantor cabang yg dicatat terlalu besar oleh kantor pusat.

23
c. penyebab yg berakibat saldo R/K – Kantor pusat terlalu besar,
termasuk dalam kelompok ini diantara lain :

(1) penagihan piutang kantor cabang yg dilakukan oleh kantor


pusat.
(2) Pengiriman aktiva dari kantor pusat ke kantor cabang yang
dicatat terlalu besar oleh kantor cabang.
(3) Pembebanan biaya oleh kantor pusat yg dicatat terlalu besar
oleh kantor cabang
(4) Pengiriman aktiva dari kantor cabang ke kantor pusat yg
dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang.

d. Penyebab yg berakibat saldo R/K – Kantor pusat terlalu kecil


Termasuk dalam hal ini antara lain:

(1) Pengiriman barang dari kantor pusat yg masih dalam


perjalanan.
(2) Pengiriman barang dari kantor pusat yg dicatat terlalu kecil
oleh kantor cabang.
(3) Pembebanan biaya oleh kantor pusat yg dicatat terlalu kecil
oleh kantor cabang.
(4) Pengiriman aktiva ke kantor pusat yg dicatat terlalu besar oleh
kantor cabang.

5) Mencari saldo yang benar untuk masing masing rekening


Besarnya saldo yang benar dapat dihitung sebagai berikut :
- Saldo per catatan ................................................ xxx
- Ditambah :
Penyebab yang berakibat saldo terlalu rendah ... xxx +
xxx
- Dikurangi :
Penyebab yang berakibat saldo teralu besar... xxx –
- Saldo yang benar .............................................. xxx
24
6) Membuat jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian
Setelah saldo yang benar dihitung, maka saldo per catatan harus
disesuaikan ke saldo yang benar melalui jurnal penyesuaian dan atau
jurnal koreksi tergantung pada penyebab terjadinya selisih tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa yang membuat rekonsiliasi adalah kantor
cabang. Oleh karena itu perlakuan selanjutnya terhadap penyebab
tersebut akan tergantung pada akibat yg ditimbulkan, yang dalam hal
ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Yang berakibat saldo R/K – Kantor cabang terlalu besar atau


terlalu kecil
Yang membuat rekonsiliasi adalah kantor pusat. Oleh karena itu
penyebab perbedaan yg memerlukan jurnal koreksi dan atau
jurnal penyesuaian adalah hanya penyebab yg mempengaruhi
saldo R/K – kantor cabang saja (yg diselenggarakan oleh kantor
pusat). Jurnal penyesuaian/ jurnal koreksi ini diposting ke rekening
yg bersangkutan.

b. Yang berakibat saldo R/K – Kantor pusat terlalu besar atau terlalu
kecil
Untuk penyebab yg memperngaruhi saldo R/K – kantor pusat ( yg
diselenggarakan oleh kantor cabang), kantor pusat tidak akan
membuat jurnal penyesuaian atau koreksi. Penyebab yg termasuk
kelompok ini akan diberitahukan kepada kantor cabang. Hanya
untuk keperluan penyusunan laporan keuangan konsolidasi
(kertas kerja) saja pos-pos ini juga dibuat jurnal koreksi atau jurnal
penyesuaian agar saldo kedua rekening timbal balik menjadi
sama.

25

Anda mungkin juga menyukai