Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan ilmu dalam pandangan Agama Kristen Protestan-Katolik

Dasar Alkitabiah
Jika kita membuka Alkitab atau Bible (Inggris), yang merupakan kitab suci orang
Kristen-Katolik, kita akan dapati sejumlah ayat yang berbicara mengenai pengetahaun, hikmat
dan akal budi.
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan…” (Amsal 1.7a).
“Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan…” (Mazmur. 111:10; Amsal 9:10) .
“Hukum yang terutama: “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”” (Matius 22:34).

Gereja dan Dinamika Pegembangan Ilmu


Tidak dapat dipungkiri bahwa tercatat berbagai peristiwa yang terjadi di sepanjang
sejarah pengembangan ilmu. Khususnya dalam kaitan dengan apa yang menjadi dasar
kepercayaan iman Kristen (Gereja) dengan gejolak perkembagan ilmu itu sendiri. Untuk
memahami apa yang menjadi latar belakang dari peristiwa-peristiwa tersebut, dibutuhkan
pemahaman yang komprenhensif mengenai Dogma Gereja waktu itu. Salah satu peristiwa yang
tidak dapat dilupakan begitu saja ialah “konfilik” antara Gereja dengan Galileo Galilei. Konflik
ini sesungguh bukanlah bentuk ketertutupan gereja terhadap sains namun sebenarnya persoalan
yang didasari atas pencarian “kebenaran”, yang mana kebenaran imaniah disandingkan dengan
kebenaran ilmu pengetahuan. Terjadi kepanikan dari pihak gereja akan terjadinya kesejangan
pemahaman antara “kebenaran” yang telah dipercaya mengenai alam semesta dengan tulisan-
tulisan Galileo yang mendukung hipotesis Copernicus. Hal terbukti bahwa pada akhirnya gereja
menyangkan yang telah terjadi dan dilakukan terhadap Galileo dan tulisan-tulisanya, walaupun,
perdamaian Gereja dengan sang ilmuwan berjalan sangat lamban, dimana pada 1822, gereja
mulai mengizinkan penerbitan buku-buku yang mengajarkan teori bahwa bumi bergerak.
Tigabelas tahun kemudian, Dialogue karya Galileo dicopot dari daftar buku-buku terlarang..
Pada 1982, Paus John Paul II membentuk Komisi Galileo yang terdiri dari empat kelompok
untuk meneliti persoalan Galileo. Dan baru sepuluh tahun kemudian Paus John Paul II dengan
terbuka menyatakan dukungannya atas pemikiran Galileo. Kaitannya dengan kasus ini Galileo
pernah menuliskan beberapa surat diantara tertulis “Aku percaya bahwa Tujuan Kitab Suci
adalah mengajak manusia menemukan kebenaran yang diperlukan demi tercapainya
keselamatan,” tulis Galileo dalam salah satu suratnya. “karena ilmu pengetahuan alam tidak akan
mampu melakukannya.”

Pemgembangan Ilmu dalam Perspektif Relegius Kristen Protestan dan Katolik.


Jika kita membaca sejarah pengembangan ilmu maka kita akan dapati bahwa Gereja
sesungguhnya tidaklah anti dengan ilmu pengetahuan. Sejarah perkembangan ilmu dalam
kaitanya dengan pandangan Kristen Protestan dan Katolik dapat di bagi dalam beberapa zaman
yakni:
1. Zaman Patristik
Patristik merupakan sebuah zaman yang berlangsung setelah zaman Perjanjian Baru
sampai abad ke-8 (F.D. Wellem). Masa ini juga merupakan awal berkembangnya agama
Kristen pada abad pertama. Saat itu terdapat beberapa pemikir Kristiani yang menolak
filsafat Yunani. Mereka berpendapat bahwa setelah Allah memberikan wahyu kepada
manusia, maka mempelajari filsafat Yunani yang non-Kristen dan non-Yahudi adalah sia-
sia bahkan berbahaya. Salah seorang pemuka pikiran ini ialah Tertulianus (160-222).
Tetapi pemikir-pemikir Kristen lain ada yang juga mempelajari filsafat Yunani, di
antaranya: Yustinus Martir (?-165), Klemens dari Alexandria (150-215), Origines(185-
254). Gregorius dari Nanzianza (330-390), Basilius Agung (330-379). Gregorius dari
Nyssa (335—394) menciptakan suatu sintesa antara agama Kristen dengan kebudayaan
Hellenistik (filsafat/budaya Yunani), tanpa mengorbankan apapun dari kebenaran agama
Kristen.
Bapak gereja yang paling besar dari zaman Patristik ini ialah Augustinus (354-430).
Ia menulis: "Confesiones" (pengakuan-pengakuan), "De Civitate Dei" (kota Allah).
Augustinus diakui sebagai Bapak Gereja yang besar oleh orang-orang Katolik Roma
maupun orang-orang Protestan.
2. Zaman Skolastik Dan Abad Pertengahan
Istilah skolastik merupakan kata sifat yang diderivasi dari kata school yang berarti
sekolah. Skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat
skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja
(http://www.altundo.com). Sutardjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini
berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari
Asia ke Eropa sehingga bangsa Jerman pindah melewati perbatasan kekaisaran Romawi
yang secara politik sudah mengalami kemerosotan. (Hakim & Saebani), peristiwa ini
terjadi sekitar abad ke-5 sampai abad ke-9. Walaupun demikian masa ini merupakan
kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya
dominasi golongan Gereja.
Baru pada akhir abad ke-9 muncul nama-nama yang mempengaruhi teologi dan
filsafat seperti Johanes Scotus Eriugena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-
1109), Petrus Abelardus (1079-1142), Ibn Sina (980-1037) orang Arab dengan nama latin
Avicenna, Ibn Rushd (1126-1198) juga orang Arab dengan nama latin Averroes, Moses
Maimodes (1135-1204) orang Yahudi, Bonaventura (1221-1274), Albertus Agung (1205-
1280) dan yang paling terkenal ialah Thomas Aquinas (1225-1274). Ia lahir di Roccasecca,
Italia 1225 M dari kedua orang tua bangsawan. Ia mendapat gelar "The Angelic Doctor",
karena banyak pikirannya, terutama dalam "Summa Theologia" menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan.
Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun,akal tidak mampu mencapai
realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang
harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal atau filsafat harus dikembangkan
dalam upaya memperkuat dalil-dali agama dan mengabdi kepada Tuhan. Thomas Aquinas
sangat terpengaruh oleh filsafat Aristoteles. Orang Katolik terima Thomas Aquinas sebagai
Bapak gereja. Orang protestan banyak menolak argumen-argumen Thomas yang terlalu
terpengaruh oleh Aristoteles sehingga kadang-kadang menyimpang dari exegese yang
sehat dari Alkitab.
3. Zaman Modern
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman
Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian,
sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, yakni suatu
pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519),
Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-
1643).
Renaissance dilanjutkan dengan abad rasio (The age of Reason) pada abad ke-17
dan abad pencerahan (The age of enlightenment) pada abad ke-18. Karya Galileo Galilei
diteruskan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727. Filsafat dikembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1623), Rene Descartes (1596-1650), Baruch de Spinoza (1632—1677), G.W.
Leibnitz (1646-1716), Blaise Pascal (1633-1662), G. Berkeley (1665-1753), David Hume
(1711-1776), Imanuel Kant (1724-1804) dan beberapa tokoh lainnya.
Newton mengembangkan Fisika Klasik. Newton sering disebut sebagai Bapak ilmu
pengetahuan alam modern. Pada tahun 1687 Newton menulis bukunya yang sangat
terkenal: "Philosophiae naturalis principia mathematica". Ilmu pengetahuan alam
berkembang dengan pesat. Timbul suatu optimisme akan kesanggupan manusia.
Kewibawaan gereja menjadi sangat merosot karena peristiwa Copernicus/Galileo.
Semua perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan alam ini mempunyai
dampak yang sangat besar pada iman orang Kristen. Para teolog masa itu sangat
terpengaruh dengan filsafat dan ilmu pengetahuan alam masa itu. Ini nampak jelas dalam
teologi mereka. Pengaruh ini ada positifnya tetapi ada juga negatifnya. Pengaruh positif
(menurut orang-orang Protestan) adalah Gerakan Reformasi. Orang-orang Katolik Roma
mula-mula sangat mengutuk gerakan ini.
4. Gerakan Reformasi
Reformator yang paling besar adalah Martin Luther (1483-1546). Sebelum Luther
sebenarnya sudah ada reformator-reformator lain seperti John Wycliffe (1325-1384) di-
Inggris dan Johanes Hus (…..-1415) di-Bohemia. Huss dibakar hidup-hidup oleh Paus
Johanes XXIII pada tanggal 6 Juli 1415. Tetapi teologi mereka masih sangat terbatas dan
pengaruh mereka didunia juga masih sangat terbatas. Erasmus (1466-..... ) juga mempunyai
pengaruh yang besar pada Luther. Mereka adalah perintis reformasi teologi. Perjuangan
Martin Luther diteruskan oleh John Calvin, Zwingli dan lain-lain. Setelah Luther
mengadakan reformasi teologis, berdirilah gereja-gereja reformasi mula-mula diseluruh
Jerman, tetapi kemudian diseluruh dunia. Pada tanggal 31 Oktober 1517 Luther memasang
95 dalil digereja Wittenberg. Sampai kini, tanggal 31 Oktober diperingati sebagai hari
reformasi.
Alkitab TB (LAI)

Wellem, F. D. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia..

https://adearmando.wordpress.com/2009/06/24/pelajaran-dari-galileo-agama-tidak-pernah-
bertentangan-dengan-ilmu-pengetahuan/

http://piterrumbai.blogspot.co.id/2015/05/iptek-dalam-agama-kristen.html

Hakim, Atang Abdul & Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.

https://www.scribd.com/doc/33593888/FILSAFAT-SKOLASTIK

Anda mungkin juga menyukai