Anda di halaman 1dari 7

Mekanisme-mekanisme kerja teknik akupuntur atau dikenal

juga dengan sebutan teknik tusuk jarum terdiri dari beberapa


efek-efek pada sistem persarafan perifer. Berikut beberapa
efek kerja teknik akupuntur:
Efek Segmental Akupuntur
Cara kerja akupuntur jarum dengan cara memberikan stimulus
pada bagian saraf-saraf perifer. Apabila dikompromisasi
dengan anestesi lokal sebelum dilakukan stimulasi akupuntur,
akibatnya efek dari akupuntur tidak ada. Tusuk jarum yang
menstimulasi serabut-A akan mengakibatkan modulasi
sensoris pada bagian ujung dorsal (dorsal horn = DH) di tingkat
segmental yang saling terkait melalui pelepasan met-enkefalin.
Gambar berikut akan menjelaskan bagaimana jalur
neurofisiologis yang juga sebagai jalur kerja tusuk jarum
akupuntur.
Diagram
menunjukkan sirkuit neuronal yang terlibat dalam akupuntur
dan analgesia TENS. Jalur afferen terlibat dalam mentransmisi
infromasi nosiseptif dari luka yang nyeri hingga ke pusat yang
lebih tinggi melalui kornu dorsalis, traktus asendens, dan
thalamus sebagaimana terlihat. Terlihat hubungan ke jalur
inhibitor desendens yang turun pada funikulur dorsolateralis.
Ada indikasi hubungan ke hipothalamus. Singkatan : A?, C,
dan A? mewakili sel ganglion cabang posterior untuk serat A?,
C, dan A?, CGRP : calcitonin gene related peptide (peptida
yang berhubungan dengan gen kalsitonin; ENK : neuron
enkephalinergik; GABA : ?-amino butyric acid; GLU : Glutamat,
5HT : 5-hidroksitriptamin, serotonin; NE :
noradrenalin/norepinefrin; nRG : nucleus raphe
gigantocellularis; nRM : nucleus rahpe magnus; OP : peptida
opioid; PAG : periaquaductal grey/area abu-abu
periakuaduktal; RF : formasi retikular; SG : sel di substansia
gelatinosa; SP : substansi P; T : sel transmisi; VIP : polipeptida
intestinal vasoaktif; W : sel waldeyer; + : efek stimulan; – : efek
inhibitor. DariOxford textbook of palliative medicine. Dicetak
dengan ijin Oxford university press dan J filshie dan J W
Thompson.
Efek Heterosegmental Akupuntur
Pemberian stimulus nyeri seperti jarum terhadap Kontrol
inhibitor nyeri yang difus (diffuse noxious inhibitory control =
DNIC) akan mengakibatkan efek analgetik yang sifatnya
heterosegmental. Jalur spinotalamus dan spinoretikular juga
distimulasi pada bagian DH. Relai tersebut, melalui otak bagian
tengah, bersinaps di dalam periaquaduktal abu-abu
(periaqueductal grey = PAG). Selanjutnya, menstimulasi
serabut-serabut inhibitoris desenden, yang mempengaruhi
proses aferen. Oleh karena itu, efek analgetik heterosegmental
(yaitu, pada masing-masing tingkatan di seluruh tubuh) dapat
dicapai. Noradrenalin dan serotonin (5-hidroksitriptamin (5-HT))
(melalui inhibisi desenden) merupakan neurotransmiter-
neurotransmiter kunci yang bertanggung jawab terhadap
modulasi nyeri.
Efek-efek umum
Respon-respon akupuntur dapat dihasilkan dari :

 Adanya pelepasan zat met-enkefalin, dinorfin dan ?-endorfin,


yang memberikan stimulus reseptor-reseptor opioid ? (DOP),
opioid ? (KOP) dan opioid µ (MOP). Oleh karena itu, akupuntur
serupa dengan latihan fisik yang dilakukan untuk memberikan
stimulasi pada peptide-peptida opioid endogen, yang mana
sebagiannya mempunyai tanggung jawab terhadap
pengalaman sensasi “perasaan nyaman” yang diciptakan oleh
kebanyakan pengobatan akupuntur selanjutnya.
 Regulasi produksi opioid endogen – menciptakan suatu
mekanisme untuk menghasilkan efek yang terus-menerus.
 Perubahan-perubahan ekspresi gen – ‘top-up’ menjadi hal yang
harus ada untuk mempertahankan efek analgetik agar tetap
‘hidup’.
 Pelepasan :
o 5-HT, yang meningkatkan efek analgetik (melalui DNIC) dan
mood.
o Oksitosin, yang bersifat analgetik dan ansiolitik.
o Steroid-steroid endogen, yang bersifat anti-inflamasi.
 Efek-efek otonom yang menyebar luas
 Peningkatan sistem imun (penelitian-penelitian sebelumnya).
Efek-efek perifer
Telah diperlihatkan bahwa akupuntur dapat menyebabkan
terjadinya pelepasan peptida-peptida trofik dan vasoaktif
termasuk neuropeptida Y (NPY), calcitonin gene related
peptide (CGRP) dan vasoactive intestinal peptide (VIP).
Neuropeptida-neuropeptida tersebut akan meningkatkan aliran
darah di kutan dan telah ditemukan bahwa neuropeptida-
neuropeptida tersebut dapat meningkatkan harapan hidup
manusia dan hewan dengan iskemik muskulokutaneus flap.

Referensi
Akupuntur – Bagian Anestesi FKUNHAS

https://www.jevuska.com/2012/11/17/mekanisme-kerja-teknik-akupuntur-tusuk-jarum/
MEKANISME AKUPUNKTUR

Efek Neurofisiologik

Studi neurofisiologi membuktikan bahwa penusukan jarum akupunktur memberikan satu atau
beberapa yang disebut poli signal sebagai stimulus yang berefek terhadap percepatan proses
perbaikan metabolisme sel yang dikatakan sebagai proses penyembuhan. Proses penyembuhan ini
diakibatkan oleh sekresi biokimiawi atau neurotransmiter akibat penusukan akupunktur melalui
stimulasi sistem jaringan saraf. Sekresi biokimiawi dan neurotransmiter ini merupakan stimulan atau
inhibisi terhadap gangguan metabolisme sel atau neuron melalui perubahan dari K+, Na+, dan Ca+ di
neuron5. Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa stimulasi terhadap sistem saraf akan melibatkan
lebih dari 30 jenis neuropeptida yang berperan dalam sistem penghubung signal melalui sistem
hormonal yang berarti akan melibatkan seluruh komponen organ tubuh6. Stimulus nyeri
mengakibatkan sekresi 5-HT dari nukleus rafe dorsalis magnus dan berakhir di kornu dorsalis di
medulla spinalis. Selain itu juga terjadi sekresi enkefalin oleh neuron di medula spinalis
mengakibatkan inhibisi glutamat di sinspsis sehingga menginhibisi penyampaian stimulus oleh
jaringan saraf tipe C dan A delta ke otak7.

Efek Terhadap Sistem Imun


Penusukan jaringan didefinisikan sebagai stres biologis yang berefek terhadap neurotransmiter
tertentu. Spesifik pada titik akupuktur mempunyai efek tertentu. Dipastikan bahwa efek akupunktur
dalam fungsi sistem imun berkaitan dengan efek β-endorfin, metionin enkefalin, dan leukin enkefalin
terhadap sistem ini. Sejauh ini sudah dibuktikan bahwa leukosit mengandung proopiomelanokortin
mRNA. Dengan demikian leukosit sebenarnya dapat mensintesa ACTH, β-endorfin dari komposisi
promolekul dari ACTH. Reseptor opioid endogen juga ditemukan di limfosit B, limfosit T, dan natural
killer, granulosit, monosit, platelets, dan kompleman8.

Efek terhadap sistem pencernaan dan metabolisme

Dari berbagai penelitian membuktikan bahwa peran akupunktur terhadap masalah gangguan
pencernaan pengaturan sistem saraf otonom dalam hal menginhibisi sekresi asam lambung begitu
juga sekresi opioid. Dari penelitian pada hewan percobaan ditemukan bahwa penusukan akupunktur
juga berefek pada aktivitas lifolitik βendorfin yang kemudian ternyata dengan efek sama pada
manusia9,10. Peningkatan β-endorfin di plasma diakibatkan oleh peningkatan insulin pada diabetic
mice11.

APLIKASI KLINIK
Penyakit dengan keluhan nyeri. Statistik di klinik nyeri di USA mencatat bahwa sekitar satu juta orang
penderita nyeri diterapi dengan akupunktur per tahun12. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa
penggunaan terapi akupunktur sangat efektif untuk penanggulangan nyeri kepala akibat stres (nyeri
kepala tegang) dan penderita migren13,14,15. Selain itu juga efektif dalam terapi sindroma nyeri yang
lain seperti dismenorrhea, osteoartritis, fibromiositis, trigeminal neuralgia, dan nyeri post-operatif16,
17, 18.

Efek terhadap gangguan psikologik. Seperti disebutkan bahwa terapi akupunktur akan meningkatkan
sekresi 5-HT dan enkefalin di susunan saraf pusat dan plasma darah. Hal inilah yang berperan
terhadap terapi gangguan mood.dan ansietas dan depresi19.

Efek terhadap obesitas. Efek terapi akupunktur terhadap obesitas adalah melalui cara kerja menekan
pusat lapar di hipotalamus oleh neurotransmiter yang tersekresi akibat penusukan jarun akupunktur,
Selain itu juga tentu berperan dalam aktivitas metabolisme sel melalui aksis hypothalamic pituitary
adrenal (HPA) dan n. vagus20,21.
Kesimpulan
Dari sudut pandang biologi maka terapi akupunktur mendasar pada :
1. Adanya signal elektrik melalui konduksi jaringan saraf. Konduksi jaringan saraf ini akan
menstimulasi sekresi biokimiawi dan neurotransmiter yang berperan baik sebagai analgesik demikian
juga berperan dalam stimulasi sistem imun atau imunomodulator
2. Terjadinya aktivasi terhadap sistem endogen opioid di susunan saraf pusat mengakibatkan inhibisi
eksitatorik sebagai analgesik
3. Perubahan sensasi mengakibatkan perubahan fungsi saraf otonom tubuh melalui perubahan
komponen biokimiawi dan neurotransmiter dan neuroendokrin di otak.

Jan S. Purba
Departemen Neurologi FK UI / RSCM

http://doktertrams.blogspot.com/2010/06/mekanisme-kerja-akupunktur-dan-aplikasi.html

https://halosehat.com/review/tindakan-medis/akupuntur

Mekanisme Kerja Akupunktur Medik


Di dalam tubuh manusia terdapat saluran-saluran energi yang memiliki pola tertentu di seluruh bagian
dan permukaan tubuh. Saluran energi yang disebut juga dengan meridian ini dapat dibayangkan
seperti sistem irigasi yang menghidupkan jaringan-jaringan tubuh. Bila ada suatu hambatan pada
pergerakannya, maka bersifat layaknya sebuah bendungan yang menghambat laju alir ke sisi
setelahnya. Meridian dapat dipengaruhi kinerjanya menggunakan penusukan pada titik-titik
akupuntur, dimana kemudian penusukan tersebut mengangkat sumbatan pada bendungan energi
dan mengembalikan aliran yang seharusnya.

Titik-titik akupunktur pada tubuh manusia yang ada sekitar 720 titik, merupakan daerah kulit yang
banyak mengandung serabut syaraf. Stimulasi pada titik akupunktur merangsang syaraf di titik
tersebut dan mempengaruhi berbagai neurotransmitter sebagai zat kimiawi otak serta mendorong
perubahan biofisika. Zat inilah yang dipercaya mampu menjaga keseimbangan fisiologik tubuh dalam
keadaan sehat serta meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit. Itulah sebabnya mengapa
terapi akupuntur dapat membenahi ketidakseimbangan pada fungsi pencernaan, penyerapan dan
aktivitas produksi energi serta sirkulasi energi.

Macam Efek Akupuntur


Efek penusukan pada pengobatan akupuntur terjadi melalui hantaran saraf. Secara umum, efek
penusukannya terbagi atas: efek lokal, efek segmental dan efek sentral.

 Efek Lokal

Penusukan jarum akupuntur menimbulkan perlukaan kecil/mikro pada jaringan yang menyebabkan
pelepasan hormon jaringan (mediator) dan menimbulkan reaksi rantai biokimiawi. Reaksi ini dapat
dilihat dari kemerahan pada daerah penusukan. Efek yang terjadi secara lokal meliputi dilatasi
kapiler, perubahan lingkungan interstisial, aktivasi respons imun nonspesifik, peningkatan
permeabilitas kapiler, stimulasi nosiseptor, dan penarikan leukosit dan sel Langerhans.

 Efek Segmental / Regional.


Tindakan akupunktur merangsang serabut saraf dan diteruskan dari segmen medula spinalis ke sel
saraf lainnya. Sehingga dengan demikian disebutkan efek segmental ini mempengaruhi segmen
medula spinalis yang berdekatan.

 Efek Sentral.

Rangsangan yang sampai pada medula spinalis lalu diteruskan pula ke susunan saraf pusat melalui
jalur batang otak, substansia grisea, hipotalamus, talamus dan cerebrum. Dengan demikian maka
penusukan dapat menghilangkan gejala nyeri, mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga
memulihkan homeostasis.

Anda mungkin juga menyukai