Anda di halaman 1dari 10

Uraian Peenyakit

Pada resep diatas diketahui pasien mengalami disminore dan vaginitis.


Menurut Sarwono (2011), dismenore adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram
dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari
yang ringan sampai berat. Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid berat sampai
menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau mengobati dirinya
sendiri dengan obat anti nyeri.
Dismenore primer dapat menimbulkan gejala-gejala seperti kram pada perut,
ketidaknyamanan / kegelisahan satu atau dua hari sebelum menstruasi, diare, mual dan
muntah, pusing, nyeri kepala bahkan pingsan. Dismenore sekunder memiliki gejala yang
sesuai dengan apa yang menyebabkannya, jika pasien tersebut mengalami endometriosis,
maka akan timbul gejala berupa nyeri yang lebih berat selama menstruasi dan nyeri
tersebut menetap serta bisa ditemukan tidak hanya di bagian uterus. Jika etiologinya
merupakan PID, maka dapat timbul gejala nyeri tekan pada palpasi serta massa adneksa
yang teraba. Fibroid uterus gejalanya berupa perubahan aliran menstruasi, nyeri kram dan
polip teraba. Prolaps uteri gejalanya berupa nyeri punggung serta dispareuni
(Morgan&Hamilton,2009).
Penelitian membuktikan bahwa dismenore primer disebabkan karena adanya
prostaglandin F2α, yang merupakan stimulan miometrium poten dan vasokonstriktor
pada endometrium. Kadar prostaglandin yang meningkat selalu ditemui pada wanita yang
mengalami dismenore dan tentu saja berkaitan erat dengan derajat nyeri yang
ditimbulkan. Peningkatan kadar ini dapat mencapai 3 kali dimulai dari fase proliferatif
hingga fase luteal, dan bahkan makin bertambah ketika menstruasi. Peningkatan kadar
prostaglandin inilah yang meningkatkan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang
berlebihan. Adapun hormon yang dihasilkan pituitari posterior yaitu vasopresin yang
terlibat dalam penurunan aliran menstrual dan terjadinya dismenore. Selain itu,
diperkirakan faktor psikis dan pola tidur turut berpengaruh dengan timbulnya dismenore
tetapi mekanisme terjadinya dan pengaruhnya dengan dismenore belum jelas dan masih
dipelajari (Karim,2013).
Peningkatan kadar prostaglandin juga ditemui pada dismenore sekunder, tetapi
harus ditemui adanya kelainan patologis pada panggul yang jelas untuk menegakkan
diagnosa dismenore sekunder. Faktor yang ditemukan dalam patogenesis dismenore
sekunder adalah endometriosis, pelvic inflammatory disease, kista dan tumor ovarium,
adenomiosis, fibroid, polip uteri, adanya kelainan kongenital, pemasangan intrauterine
device, transverse vaginal septum, pelvic congestion syndrome dan allen-masters
syndrome (Karim,2013).
Vaginitis adalah infeksi atau inflamasi yang terjadi pada vagina. Kondisi ini
umumnya disertai indikasi berupa munculnya keputihan, perubahan warna dan jumlah
keputihan yang dialami, bau yang ditimbulkan, iritasi atau gatal-gatal pada vagina, rasa
sakit saat berhubungan seks maupun buang air kecil, serta flek atau pendarahan ringan.

Penyebab Vaginitis
Jenis vaginitis ditentukan berdasarkan penyebabnya yang sebagian besar dapat berupa:
 Infeksi jamur atau bakteri. Pada kondisi normal, vagina memang memiliki sebagian kecil sel
jamur atau bakteri tanpa menyebabkan gangguan apa pun. Tetapi infeksi akan terjadi jika jamur
atau bakteri tersebut berkembang biak tanpa terkendali.
 Penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis, klamidia, dan herpes genital.
 Iritasi akibat bahan-bahan kimia, misalnya karena kandungan sabun, pewangi pakaian, atau
kondom yang memicu reaksi alergi.
 Membasuh bagian dalam vagina.

 Atrofi vagina, yaitu penipisan dinding vagina karena penurunan kadar estrogen setelah
menopause

Faktor Risiko Vaginitis


Selain penyebabnya yang beragam, terdapat banyak faktor lain yang bisa meningkatkan risiko
seorang wanita untuk mengidap vaginitis. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
 Perubahan hormon, misalnya karena menopause, hamil, atau menggunakan pil kontrasepsi.
 Aktif berhubungan seks, terutama jika memiliki lebih dari 1 pasangan.

 Mengidap penyakit menular seksual.

 Efek samping obat-obatan, contohnya antibiotik dan steroid.

 Penyakit diabetes yang tidak ditangani dengan baik.


 Menggunakan produk pembersih daerah intim, misalnya sabun sirih.

 Mengenakan pakaian lembap atau ketat.

Nonemi
A. NamaObat Literatur : Hal: 302
Komposisi Fe fumarate 90 mg, copper sulfate 0,3 mg, cobaltsulfate 0,5 mg
manganese sulfate 0,15 mg vit B6 10 mg, vit B12 10 mcg, vit B 100
mg, asm folat 1 mg Ca phosphate di basic 60 mg

Indikasi Anemia karena defisiensi vit B dan zat besi


K. Idikasi

Dosis Dewasa 1-2 tablet per hari, anak 1 tab hari

Pemakaian Dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik atau jika
timbul rasa tidak nyaman pada GI

Perhatian

EfekSamping

Penyimpanan

Danalgin

A. NamaObat Literatur : Hal: 132


Komposisi Methampyron 500 mg, diazepam 2 mg

Indikasi Meringankan rasa sakit sedang sampai dengan berat, misalkan nyeri
kolik dan sakit pasca operasi yang memerlukan kombinasi dengan
tranquilizer

K. Idikasi Psikosis berat, hamil, glaucoma, kemungkinan pendarahan, profiria,


hipersensitif pada derivate pirazolon
Dosis 1 sampai 2 kaplet 3-4 kali sehari, maksimal 4 kaplet sehari

Pemakaian Berikan sesudah makan

Perhatian Usia lanjut, neonatus, epilepsy, KV, peny hati, ginjal, insufisiensi
pernafasan.

EfekSamping Agranulositosis, alergi, pendarahan GI, gangguan mental, mengantuk,


ketergantungan, depresi pernafasan.

Penyimpanan

metronidazol

A. NamaObat Literatur : Hal:


Komposisi Metronidazole

Indikasi Urretritis dan vaginalitis, karena trichomonas vaginalis amebiasis usus


dan hato karena entamoeba histolytica

K. Idikasi
Dosis Amubiasis anak 35-50 mg/kg BB/hr dalam 3 dosis terbagi selama 10
hr. Dewasa amubiasis usus 750 mg 3 x/ hr selama 5-10 hr. Amubiasis
hati 500-750 mg 3x/hr 5-10 hr. trikomoniasis dewasa 2 g 1xhr atau 500
mg 2x/hr atau 250 mg 3x/hr selama 7 hr berturut-turut. Anak 15
mg/kgBB/hr dalam 3 dosis terbagi selama 7-10 hr. Giardiasis dewasa
250-500 mg 3x/hr selama 5-7 hr atau 2 g 1x/ hr selama 3 hr. anak 15
mg/kg BB/hr dalam 3 dosis terbagi, selama 5-7 hari. Infeksi karna
bakteri anaerob dewasa 7.5 mg/kg BB tiap 6 jam selama 7-10 hr, maks
: 4 g/hr

Pemakaian Bersama makan

Perhatian Hamil dan laktasi; disfungsi hati.

EfekSamping Mual, anoreksia, nyeri epigastrium, rasa logam di mulut, muntah,


gangguan GI, urtikaria, kemerahan pada kulit, pruritus, angioederma,
anafilaksis

Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik

Buscopan
A. NamaObat Literatur : Hal: 27
Komposisi Hyoscine-N-butylbromida
Indikasi Gangguan spastik pada gangguan GI, kandungan empedu, saluran
kemih dan sal kelamin wanita.
K. Idikasi Miastenia gravis, megakolon. Injeksi glaucoma, hipertrofi prostat
dengan retensi urin, stenosis mekanik saluran GI, takikardi.
Dosis Drag 1-2 drag 4 kali sehari, ampul, 1-2 ampul IM/IV. Maks 100 mg/hr.
Pemakaian Dipakai sesudah makan
Perhatian Glaucoma sudut sempit, penderita obstruksi sal, kemih, dan usu kecil,
takiaritmia.
EfekSamping Xerostomia, dishidrosis, takikardi, retensi urin, reaksi alergi, reaksi
pada kulit, dispneu ( pada pasien dg riwayat asma bronchial atau alergi
), injeksi : gangguan akomodasi penglihatan, nyeri pada tempat
suntikan stlah ppemberian IM, reaksi anafilaksis dan syok.

Lapistan
A. NamaObat Literatur : ISO Hal: 27
Komposisi Asam mefenamat 500 mg
Indikasi Nyeri paksa trauma, bedah, persalinan, dismenorea, menoragia, sakit
kepala, sakit gigi, nyeri sendi, otot, demam.
K. Idikasi
Dosis Dosis awal : 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6 jam. Dismenore/
menore: 3x sehari 500 mg, selama 5 hari.
Pemakaian
Perhatian
EfekSamping
Perhitungan dosis

Lipastin

(Asam mefenamat)

Dosis lazim dewasa

1 x pakai = 500 mg- 1g

1 x sehari = 1,5 g- 3 g

Dosis Maksimum dewasa

1 x pakai = 1 g

1 x sehari = 8 g

Buscopan

Dosis lazim

1 x pakai = 1-2 drag

1 x sehari = 4- 8 drag

Dosis Maksimum

1 x pakai = -

1 x sehari = 100 mg/hari

Metronidazole

Dosis lazim

1 x pakai = 250 mg/ 500 mg

1 x sehari = 500 mg

Dosis maksimum

1 x pakai = -

1 x sehari = -

Danalgin

Dosis lazim
1 x pakai = 1- 2 tablet

1 x hari = 3-6 tablet/ 4-8 tablet.

Dosis maksimal

1 x pakai =

1 x sehari = 4 tablet/ hari

Permasalahan

Permasalahan resep secara administratif

Resep tersebut tidak lengkap karena belum mencantumkan informasi mengenai paraf/tanda
tangan dokter, alamat pasien, umur pasien, berat badan dan tinggi badan pasien.

Permasalahan resep secara farmasetis

Didalam resep tidak tercantum kekuataan sediaan pada resep, dan dalam resep tidak adanya dosis
yang tertera pada resep.

Permasalahan resep secara klinis

Didalam resep terdapat duplikasi obat yaitu antara danalgin dan lapistan keduanya merupakan
golongan (AINS), dosis tidak dapat dihitung karna kekuatan sediaan obat tidak ada dan umur
pasien tidak tercantum, juga tidak terdapat waktu penggunaan obat didalam resep.

Polifarmasi yaitu didalam resep terdapat lebih dari 4 obat.

Pengatasan masalah resep

Untuk permasalahan resep secara administrative, untuk umur pasien, berat badan pasien, dan
tinggi badan pasien dapat mengkonfirmasi dan menanyakan langsung kepada pasien, untuk
kebutuhan dalam perhitungan dosis. Dan pada resep secara farmasetis untuk kekuataan sediaan
dapat melihat pada literature yang telah tersedia, dan tidak terdapatnya dosis juga dapat melihat
di literature dengan mempertimbangkan baik umur dan berat badan pasien. Dan pada resep
secara klinis terdapat duplikasi obat yaitu antara danalgin dan lapistan karena keduanya
merupakan golongan AINS, keduanya sebagai anti nyeri atau analgetik, sehingga hanya diambil
salah satu dari kedua obat tersebut yaitu lapistan karena dari kedua tersebut dilihat dari
karakteristiknya yang paling efektif dan efek samping yang sangat minimal adalah lapistan
dibandingkan dengan danalgin. waktu penggunaan obat baik sesudah maupun sebelum atau
bersama makan bisa dilihat dalam litertur, juga dapat dilihat dari efek samping obat, jika obat
tersebut memiliki efek samping mual dan muntah sebaiknya diminum sebelum makan. Untuk
penyelesaian resep yang polifarmasi, dengan cara memilih obat yang paling dibutuhkan oleh
pasien dan dilihat juga dari efek samping dan kontraindikasi yang minimal.

Resep Usulan

Dr. AuliaIsti Lestari, SP. OG


(SpesialisKebidanan&PenyakitKandungan)
SIP. 1240/DS.I 12/32/18
Jl. Jatisari 31 APurwokerto
Telp. (0281) 571789

DOKTER : MM Purwokerto, 12-04-2017

R/ Nonemi XX
S.2.d.d.1.a.c

R/ Metronidazol 500mg XX
S.3.d.d.1.p.c

R/ Buscopan 10mg XV
S.3.d.d.1. a.c

R/ Lapistan 500mg XV
S.3.d.d.1. p.c.

Pro : Ny. Puspita


Umur : -

SemogaLekasSembuh

Anda mungkin juga menyukai