Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NIP. NIP.
Head of Quality
Sri Hayati
NIP.
i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN DARI
SMK NEGERI 13 BANDUNG
NIP.196211051986032008
ii
IDENTITAS SISWA
Golongan Darah :A
Catatan Kesehatan :-
Yang bersangkutan
NIS.101214688
iii
IDENTITAS INDUSTRI/INSTANSI
Perusahaan/Institusi
Nama : PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant
Alamat : Jl. Raya Bogor Km 32, Depok 16416
Pimpinan
Jabatan : Manager QC Lab
Nama : Yane Emran S.Farm, APT.
HRD/Ka.TU
Nama :
No. Telp – Ext :
E-mail :
Pembimbing
Jabatan : Supervisor Raw Material
Nama : Doris Hannelore
No. Telp – Ext :
E-mail :
iv
KATA PENGANTAR
v
4. Adnan Supredo, S.T. selaku pembimbing praktek selama
melaksanakan Prakerin.
10. Serta seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam
penyusunan laporan ini.
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
vii
BAB II KEGIATAN DI LABORATORIUM ................................................. 17
A. Betacarotene ................................................................................... 21
1) Definisi Betacarotene 1% CWS ................................................................. 21
2) Struktur Betacarotene..................................................................................... 21
b. Monokromator .................................................................................................... 25
d. Detektor ................................................................................................................. 27
e. Meter ....................................................................................................................... 28
A. Pembahasan.................................................................................... 35
A. Kesimpulan ...................................................................................... 37
B. Saran ............................................................................................... 37
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I PENDAHULUAN
1
/keterampilan, maka sistem pengembangan pendidikan pada sekolah
menengah kejuruan khususnya yang bergerak pada bidang keahlian
kimia analisis harus difokuskan pada kualitas lulusan. Adapun hasil
akhir yang diharapkan adalah kemampuan untuk menghasilkan tenaga
bidang kimia tingkat menengah yang dapat bekerja secara
professional dalam bidang kimia di industri.
2
B. Tujuan Praktek Kerja Industri
3
C. Sejarah dan Perkembangan PT. Bayer Indonesia
4
panjang serta keunggulan secara ekonomi. Sampai saat ini PT.
Roche telah memiliki beberapa pusat penelitian, antara lain:
5
Teknologi ini dapat dipakai pada diagnosa penyakit kanker,
AIDS, dan TBC. Pada tahun yang sama, Roche mengadakan
perluasan dengan mendirikan Roche Nicholas OTC bisnis dan
anak perusahaan Vision OTC bisnis. Roche juga menguasai
perusahaan obat anti infeksi saraf pusat dan kardiovaskuler,
antireumatik, dermatology, sitostatik, dan vitamin.
6
Bayer Indonesia untuk mengadakan perluasan usaha. Sedangkan
proses perluasannya sendiri akan dilaksanakan pada tahun 2006.
7
ditutup). PT. Bayer Anyer Chemical ini memproduksi bahan-bahan
makanan ternak, obat-obatan untuk ternak, dan bahan baku obat
yang diperlukan PT. Bayer Pharma Indonesia (misalnya asetosal
dan piperazin).
8
berlokasi di Cibubur dan Cimanggis yang sampai kini dikenal
dengan pabrik Bayer Cibubur dan pabrik Bayer Cimanggis.
9
D. Manajeman Laboratorium
10
1) Mengatur tingkat jaminan dari operasi laboratorium dengan
menerapkan Good laboratory Practice (GLP).
2) Bertanggung jawab dalam menentukan status material dan
produk yang digunakan dalam produksi.
3) Bertanggung jawab dalam memberikan persetujuan dengan
bagian purchasing untuk membuat data base tentang pabrik
bahan baku yang disetujui.
4) Menjamin bahwa semua batch yang diproduksi telah dikemas
dan diperiksa sesuai dengan standar Good Manufacturing
Practise (GMP).
5) Mengelola batch record dalam periode tertentu dan semua data
yang berhubungan dengan proses pembuatan.
6) Menangani keluhan produk.
7) Memberikan pelatihan kepada karyawan yang berperan dalam
proses produksi.
8) Menjamin pelaksanaan Total Quality Management (TQM) dalam
proses pembuatan produk.
11
a) Tablet
meliputi: pemerian, keseragaman bobot, kekerasan, waktu
hancur, disolusi, ketebalan, dan kadar zat aktif.
b) Sirup
meliputi: pemerian, kejernihan, pH, berat jenis, viskositas,
keseragaman volum dan kadar zat aktif.
c) Semi solid
meliputi: pemerian, homogenitas fisik, viskositas,
mikrobiologi dan kadar zat aktif.
4) Pemantauan Secara Mikrobiologi
meliputi:
5) Validasi
Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara
yang sesuai bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan,
sistem perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengemasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan secara konsisten. Validasi di PT. Bayer
Indonesia meliputi:
a) Validasi proses produksi (Manufacturing Procedure
Validation)
Validasi ini bertujuan untuk menjamin mutu produk yang
dihasilkan dan mencegah terjadinya internal failure dan
external failure. Validasi dilakukan apabila terjadi perubahan
12
bahan awal, alat produksi, prosedur produksi, dan adanya
produk baru.
b) Validasi metode analisis (Analitical Methode Validation)
Validasi ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa metode
analisis yang digunakan dapat memberikan hasil yang
benar.
c) Validasi pembersihan (Cleaning Validasi)
Validasi ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa pembersihan
yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan
telah mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu menghindari
produk dari kontaminasi penggunaan alat atau ruangan.
d) Validasi pengemasan
Validasi ini bertujuan agar proses pengemasan
menghasilkan produk yang memiliki hasil yang sama sesuai
dengan spesifikasi dan hasil yang diinginkan.
6) Kualifikasi
2. Pembagian Laboratorium
13
Laboratorium ini merupakan tempat berlangsungnya
proses analisis terhadap semua contoh bahan baku (raw material)
yang baru datang dari supplier dan akan digunakan untuk proses
produksi. Analisis raw material dapat dilakukan terhadap kadar zat,
kadar air, pH, Loss On Drying (LOD), dan sebagainya sesuai
dengan spesifikasi dari bahan baku itu sendiri.
c. Laboratorium Instrumen
e. Laboratorium Mikrobiologi
14
sampel. Contoh analisis yang dilakukan adalah Analisis Kadar
Vitamin B12, D-Biotin, Asam Folat secara Turbidimeter, Uji
Kontaminasi Mikroba, serta juga melakukan monitoring untuk ruang
produksi dan air maupun sarana lain yang berpegaruh dalam
proses produksi dan analisis.
Sabtu : Libur
15
genggam, tidak mengambil gambar dalam bentuk foto, tidak
berlarian di kawasan pabrik karena dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain dan sebagainya.
3. Produk farmasi yang diimport dari pusat dan sudah siap diedarkan.
16
BAB II KEGIATAN DI LABORATORIUM
1. Analisa organoleptik
Analisa tersebut dilakukan dengan panca indera yang
sebagaimana hasilnya akan dibandingkan dengan standar yang
telah ditetapkan oleh PT. Bayer Indonesia. Uji ini dapat diliputi
dengan uji warna, rasa, dan bentuk/wujud pada sampel yang
bertujuan untuk mengetahui keselarasan pada sampel dengan
standar sampel.
17
4. Analisa kadar Assay
Analisa Assay biasanya dilakukan dengan metode volumetri,
namun ada juga yang menggunakan metode spektrofotometri
seperti pada sampel Riboflavin dan Betacarotene. Metode
volumetri pada Assay dilakukan dengan cara titrasi pada larutan
sampel dengan larutan standar baku yang hasilnya diperhitungkan
hingga didapat kadar yang tertera pada standar sampel, begitu pun
metode spektrofotometri namun dilakukan dengan mengukur
absorban sampel menggunakan spektrofotometer UV – VIS.
18
sampel. Grafik absorban tersebut kemudian dibandingkan dengan
grafik standar sampel yang ada pada list standar.
19
toleransi kalib timbangan, maka timbangan masih dapat digunakan,
sebaliknya jika hasil timbangan tidak masuk toleransi dari kalib
timbangan, maka neraca tidak bisa digunakan dan harus
diverifikasi kembali.
20
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Betacarotene
1) Definisi Betacarotene 1% CWS
Betacarotene adalah suatu senyawa karoten alisiklik yang
mudah diuraikan dan banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-
buahan yang berwarna kuning sampai merah gelap, sedangkan 1%
CWS itu sendiri bermakna bahwa Betacarotene yang terdapat
dalam contoh mempunyai batas minimal yaitu 1 % yang terlapis
oleh zat yang terlarut dalam air , karena karoten itu sendiri tak
dapat larut pada air, asam, maupun basa serta pada pelarut
organik seperti methil alkohol dan alkohol.
2) Struktur Betacarotene
Betacarotene merupakan bagian dari molekul yang dikenal
sebagai karotenoid, yang memiliki struktur dasar yang terdiri dari
unit isoprena.
21
Betacarotene terdiri dari delapan unit isoprena yang pada
setiap akhirnya berbentuk siklik.
3) Sejarah Betacarotene
Betacarotene pertama kali diisolasikan oleh Wackenroder
pada tahun 1831 bersama dengan golongan karotenoid karotenoid
lainnya. Kemudian pada tahun 1907, ditemukan rumus molekul dari
Betacarotene yaitu C40H56 oleh Willsatter dan Mieg. Rumus molekul
ini kemudian dijelaskan strukturnya oleh Karrer pada tahun 1930 –
1931.
22
kanker hingga dijadikan bahan tambahan maupun pewarna pada
produk suplemen vitamin.
3) Kegunaan Betacarotene
1) Membantu mencegah kanker prostat.
2) Sebagai zat antioksidan.
3) Membantu mengurangi kebutaan dini pada mata.
4) Sebagai zat pewarna yang aman dan alami dalam industri.
4) Kelebihan Betacarotene
1) Menyebabkan penyakit carotenodermia dimana timbul warna
jingga yang mencolok pada kulit.
2) Menyebabkan kanker paru-paru pada perokok berat.
23
B. Spektrofotometer UV-VIS
a. Sumber sinar
24
pengukuran. Untuk daerah sinar tampak (visible), sebagai sumber
cahaya digunakan lampu wolfram yang menghasilkan sinar dengan
panjang gelombang (λ) antara 320 - 2500 nm dan untuk daerah UV
digunakan lampu hidrogen atau deuterium (D2) yang memiliki λ
antara 160 - 375 nm.
b. Monokromator
1) Prisma
25
terbuat dari gelas, kuarsa, atau silika. Pada daerah UV harus
digunakan prisma dari kuarsa atau juga silika leburan.
Prisma juga dapat digunakan untuk daerah infra merah,
tetapi radiasi infra merah dapat ditransmisikan oleh gelas
dan silika leburan, oleh karena itu daerah prisma dan alat
optik harus terbuat dari kristal halida alkali atau alkali tanah
yang bisa ditembus oleh sinar infra merah. Prisma bekerja
baik pada daerah radiasi UV dan sinar tampak, meskipun
dapat juga digunakan untuk infra merah, akan tetapi prisma
lebih efektif pada daerah panjang gelombang yang lebih
pendek maka jarang sekali prisma digunakan untuk radiasi
infra merah.
2) Kisi Difraksi
c. Sel (Kuvet)
26
4) Tidak boleh rapuh dan tidak menyerap cahaya.
d. Detektor
1) Photo tube
Bentuk sederhananya terdiri atas suatu bola gelas
(didalam bola terdapat katoda dan anoda yang dihubungkan
dengan suatu baterai) yang hampa udara atau berisi gas mulia
bertekanan rendah. Katoda didalam bola berbentuk lempeng
setengah lingkaran dan dibagian dalamnya dilapisi zat yang
sangat peka terhadap cahaya, sedangkan anodanya terbuat
dari cincin logam yang diletakkan sedikit dekat dengan pusat
lingkaran. Mekanisme kerjanya yaitu cahaya yang jatuh pada
27
katoda akan membebaskan elektron dan akan meloncat ke
anoda sehingga akan terdapat aliran dalam sirkuit.
2) Barrier layer cell
Terdiri atas sebuah plat logam yang dilapisi suatu lapisan
semi konduktor dan suatu lapisan transparan yang tipis dari
perak yang dilettakan diatas lapisan semi konduktor (berfungsi
sebagai elektron kolektor / pengumpul elektron). Mekanisme
kerjanya yaitu energi cahaya yang jatuh diatas permukaan
sampai ke lapisan semi konduktor akan mengeksitasi elektron-
elektron antar permukaan menuju ke elektron kolektor.
e. Meter
28
“Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang
transparan maka bertambah turunnya intensitas cahaya yang
dipancarkan sebanding dengan kepekatannya (C).”
𝐴 = 𝜀. 𝐶. 𝑡
Dimana:
A = absorbansi/serapan
C = konsentrasi larutan
t = tebal media
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Parameter Betacarotene
Berikut merupakan tabel parameter analisa dalam pengujian
bahan baku Betacarotene:
a. Prinsip :
Betacarotene dapat ditetapkan kadarnya secara
spektrofotometri dengan alat spektrofotometer yang didasarkan
pada pengukuran intensitas cahaya yang di serap oleh contoh.
b. Alat :
1) Tabung sentrifugasi
2) Botol Semprot
3) Alat ultrasonik
4) Pipet ukur 5 ml
5) Pipet volum 10.00 ml
30
6) Pipet volum 50.00 ml
7) Mechanical Shaker
8) Alat sentrifugasi
9) Round bottom flask
10) Evaporator
11) Corong
12) Labu ukur 100 ml
13) Spektrofotometer
14) Kuvet
15) Neraca analitik
16) Sudip
c. Bahan :
1) Sampel Betacarotene
2) Air demin
3) HCl 1N
4) Kloroform
5) Sikloheksana
d. Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh 100 mg kedalam tabung sentrifugasi.
2) Ditambahkan 25 ml air demin.
3) Diultrasonik dengan suhu 60 oC selama 5 menit.
4) Di dinginkan sehingga sama dengan suhu ruangan.
5) Ditambahkan 1 ml HCl 1N dan 50.00 ml kloroform.
6) Dihomogenkan dengan alat mechanical shaker selama 20
menit
7) Setelah itu di sentrifugasi selama 5 menit.
8) Setelah terbentuk 2 buah lapisan yang terpisah vakum
bagian atas yang di dalamnya mengandung air.
9) Dipipet 10.00 ml larutan bagian bawah yang mengandung
kloroform.
10) Dimasukkan kedalam round bottom flask lalu dievaporasi
sampai kering.
31
11) Hasil evaporasi dilarutkan dengan sikloheksana kedalam
labu ukur 100.00 ml (larutan tes).
12) Dicari panjang gelombang maksimum larutan tes (antara
450-460 nm).
13) Di ukur absorbansi dari larutan tes dengan panjang
gelombang maksimum yang telah didapatkan.
e. Perhitungan :
Abs x 500
% Assay =
2230 x W
Keterangan :
32
Gambar 10. Grafik Panjang Gelombang Maksimal Sp2
0,5071 x 500
% Assay sp1 = = 1,136 %
2230 x 0,10008
0,5011 x 500
% Assay sp2 = = 1,123 %
2230 x 0,10004
% Assay = 1,130 %
33
Hasil analisa assay yang telah terealisasi kemudian
dibandingkan dengan ketentuan kadar assay standar European
Pharmacopoeia sebagai berikut:
34
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Sebelum menimbang sampel analisa, pastikan neraca bersih dari
debu, lemak ataupun kotoran, kemudian pastikan gelembung water
pass pada neraca tepat ditengah lingkaran untuk mengetahui tegak
tidaknya posisi neraca. Lalu pastikan sudah dikalibrasi terlebih
dahulu menggunakan batu timbang agar neraca dapat diketahui
layak tidaknya penggunaan.
2. Saat memipet atau menambahkan larutan, pastikan alat ukur
gelas dibilas terlebih dahulu agar alat menyesuaikan dengan
larutan yang akan dipipet dan terbilas dari kotoran, sehingga
penambahan akan akurat.
3. Saat menggunakan alat Mechanical Shaker, pastikan tabung
sentrifuge sudah dipasang dengan kunci tutup tabung agar tutup
tabung tidak lepas dari tabungnya saat penghomogenan.
Kemudian pastikan juga tabung sentrifuge sudah terpasang kuat
pada klem Mechanical Shaker agar tabung tidak lepas dari klem
saat penghomogenan berlangsung. Gunakan tang agar
pemasangan tabung pada klem kuat dan tidak mudah goyang.
4. Sebelum melakukan sentrifuge pada tabung, pastikan tabung
juga terpasang kunci tutup tabung agar tutup tabung tidak lepas
dari tabungnya saat melakukan sentrifuge. Pastikan juga tabung
sudah terpasang seluruhnya pada alat sentrifuge agar saat
proses berlangsung tabung tidak lepas dari alat.
5. Saat proses vakum berlangsung, usahakan agar fase atas saja
yang terpisahkan, sehingga volume fase bawah tidak kurang saat
tahap pemipetan berikutnya.
6. Sebelum melakukan evaporasi pada round bottom flask, pastikan
air pada cooler pada alat evaporator di atas batas limit, agar
proses pendinginan berjalan. Pastikan juga pilihan jenis pelarut
pada evaporator sudah dicocokan pada sampel, yaitu kloroform.
35
Ini berguna untuk pembatasan tekanan saat proses evaporasi
berlangsung.
7. Penambahan sikloheksana pada sampel wajib dilakukan di ruang
asam karena bau sikloheksana yang cukup menyengat dan
berbahaya. Begitu juga dengan penambahan kloroform harus
dilakukan di ruang asam, dan menggunakan APD seperti sarung
tangan silikon, apron, dan safety googles agar mencegah kontak
langsung dengan kulit saat terjadi tumpahan dan mengurangi
resiko kecelakaan kerja.
8. Sebelum menggunakan kuvet pada sampel, pastikan kuvet sudah
menjalani proses kebersihan kuvet agar pengukuran pada
sampel tepat dan akurat. Usahakan saat prosesnya, absorban
pada saat men-zero yaitu mendekati 0,0000 karena pada saat
penembakan sinar, seharusnya tidak ada sinar yang terserap
karena tidak ada zat yang sedang menyerap sinar. Namun sering
ada kejanggalan pada saat men-zero absorban karena kesalahan
pembacaan atau memang ada zat pengotor yang tidak terlihat
sehingga menyebabkan absorbannya tidak 0. Proses kebersihan
kuvet menggunakan senyawa air sebagai zat netral yang
dijalankan dengan panjang gelombang 240 nm. Batas toleransi
absorban kedua saat proses kebersihan kuvet yaitu 0,005 dari
absorban pertama.
9. Saat menggunakan kuvet, jangan menyentuh bagian sisi kaca
yang transparan pada kuvet karena cahaya yang ditembakkan
melalui monokromator akan melewati sisi transparan kuvet. Sisi
kuvet yang boleh dipegang adalah sisi kuvet yang buram.
10. Sesudah penggunaan kuvet, kuvet harus dibilas dengan air dan
ethanol agar bersih dari zat pengotor sampel.
36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis parameter kemurnian pada sampel
Betacarotene 1 % CWS/M dengan nomor lot CM38077 didapatkan
hasil kadar Assay sebesar 1,130 %. Material Betacarotene yang
dianalisis bermutu baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan tablet vitamin karena memenuhi persyaratan.
B. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39
Head of Quality
Sri Hayati
Helper Helper
Gambar 11. Struktur Organisasi QA/QC PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant