Anda di halaman 1dari 61

Ragam Isi

Salam Tabligh:
Kalau kita perhatikan al-Qur’an dan
Hadits, sangat jelas tergambar bahwa
shalat memiliki fungsi istimewa dan
menimbulkan energi luar biasa bagi
siapa saja yang menegakkannya.
Shalat adalah tiang agama dan kunci
segala kebaikan. Kualitas shalat se-

muskurahat.com
seorang berbanding lurus dengan
keteguhannya dalam beragama,
kebaikan yang bakal diperolehnya,
dan jauhnya seseorang dari perbu-
atan keji dan munkar. Seseorang Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
yang shalat tetapi masih enggan me- itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
nolong, masih tergolong orang yang orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
lalai dari shalatnya.......................... 2 (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Q.s. al-Ahzab: 21)
Tafsir al-Qur’an:
Surat al-Baqarah ayat 6-7
Allah swt. mengungkapkan keadaan tauhid, keimanan dan keyakinan kepada satu-satunya
orang-orang kafir dengan menggu- Ilah yang haq, yakni Allah Ta’ala........................ 12
nakan metafora yang menggambar-
kan bahwa hati orang-orang kafir Tuntunan Akhlak: Membangun Kembali Ruh
bagaikan suatu wadah yang ter- (Spirit) Fastabiqû Al-khairât............................ 21
kunci, maksudnya bahwa hati orang- Adab: Bicara Seperlunya.................................. 26
orang kafir tidak mungkin menerima
cahaya iman dan cahaya kebenaran
Tuntunan Ibadah:
karena telah tertutup....................... 5 Keutamaan dan Tatacara Shalat Berjamaah........... 31
Tuntunan Muammalah:
Tuntunan Akidah: Makna
Tuntunan Hutang Piutang (2)............................ 44
dan Konsekuensi La Ilaha illa
Allah Syarah Hadits:
Inti dari akidah Islam adalah akidah Allah Menguasakan Dunia Kepada Manusia........ 53
foto kover & kaligrafi sampul: adimpaknala

Pemimpin Umum: Agus Sukaca. Wakil Pemimpin Umum: Ahmad Supriyadi.


Pemimpin Perusahaan: Ismail Siregar. Pemimpin Redaksi: Farid B. Siswantoro.
Dewan Ahli: Drs. H. Andy Dermawan, M.A. (Koordinator); Prof. Drs. H. Sa’ad Abdul
Wahid, Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A. (Tafsir); H. Fathurrahman Kamal , Lc.,
M.Si., Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag., Drs. H. Zaini Munir, M.Ag. (Aqidah); Dr.
Mohammad Damami , M.Ag., Drs. H. Hamdan Hambali, Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag.,
Drs. H. Muhsin Haryanto, M.Ag., Drs. Marsudi Iman, M.Ag. (Akhlak); Syakir Jamaluddin,
S.Ag., M.A., Ghofar Ismail, S.Ag., M.Ag., Asep Salahuddin, S.Ag., Drs. H. Kamiran Qomar (Ibadah); Drs. H. Dahwan, M.Si., H. Okrisal
Eka Putra, Lc., M.Ag., Drs. H. Najib Sudarmawan, Drs. H. Khamim Z. Putra, M.Ag. (Muammalah).
Sidang Redaksi: M. Yusron Asrofie (Tafsir), Ahmad Muttaqien (Akidah), Farid Setiawan (Akhlak), Ridwan Hamidy (Ibadah), W ijdan
Al-Arifin (Muamalah), Arif Jamali (Dinamika), Mahli Zainuddin Tago (Sosok), Adim Paknala (Rancang Grafis), Munichy B. Edrees
(Artistik), Nuruddin T. Widiyanto (Dokumentasi), Sutoto Jatmiko (Sekretaris Redaksi).
Manajer Pemasaran: RCA Pradipto Kuswantoro. Manajer Keuangan: Zulbahri St. Bagindo. Distribusi & Iklan: Sukirman,
Purwana. Diterbitkan oleh: Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Alamat: Jl. KHA. Dahlan 103 Yogyakarta-55262 telp. +62-274-375025 fax. +62-274-381031 email: berkalatuntunanislam@gmail.com
Rekening bank: Bank Syariah Mandiri nomor: 0300126664 a.n. Berkala Tuntunan Islam MT PPM. EDISI 4/2012 1
Salam Tabligh

Agus Sukaca

K
alau kita memperhatikan al-
Qur’an dan Hadits, sangat jelas
tergambar bahwa shalat memi-
zawaj.com
liki fungsi istimewa dan menimbulkan
energi luar biasa bagi siapa saja yang tepat pada waktunya merupakan amalan
menegakkannya. Shalat adalah tiang yang paling diicintai Allah.3 Shalat berja-
agama dan kunci segala kebaikan1. Kua- ma’ah lebih utama daripada shalat sendi-
litas shalat seseorang berbanding lurus rian dengan 27 kali derajat4
dengan keteguhannya dalam beragama, Shalat tathawwu’ adalah shalat sunat,
kebaikan yang bakal diperolehnya, dan berfungsi untuk lebih mendekatkan diri
jauhnya seseorang dari perbuatan keji kepada Allah sehingga disayangi-Nya,5
dan mungkar. Seseorang yang shalat dan penyempurna shalat fardhu.6 Ber-
tetapi masih enggan menolong, masih dasarkan tuntunan Nabi Muhammad saw.
tergolong orang yang lalai dari shalat- terdiri antara lain: shalat sesudah wudhu,
nya2, sebagaimana disebut QS al-Maun: shalat antara adzan dan iqamah, shalat
5-7. Begitu hebatnya shalat, sampai- tahiyat masjid, shalat rawatib, shalat
sampai cara Allah dalam memerintah- lail, shalat dhuha, shalat akan bebergian,
kannya dilakukan dengan memanggil shalat istikharah, shalat ‘idain (idul fithri
Nabi Muhammad menghadap langsung dan ‘idul adha), shalat gerhana (matahari
kepada-Nya di Sidratul Muntaha dalam dan bulan), dan shalat istisqa’.
peristiwa Isra’ Mikraj. Shalat tahiyat masjid adalah hak
Shalat terdiri atas shalat fardhu dan masjid, dilakukan 2 raka’at ketika me-
shalat tathawwu’. Shalat fardhu adalah masuki masjid sebelum duduk meskipun
shalat yang wajib kita laksanakan 5 kali imam sedang berkhutbah.7 Shalat rawatib
sehari semalam, yakni maghrib 3 raka’at, terdiri atas 2 raka’at sebelum shubuh,8 2
‘isya 4 raka’at, shubuh 2 raka’at, dhuhur atau 4 raka’at sebelum dan sesudah
4 raka’at, dan ‘ashar 4 raka’at. Shalat dhuhur,9 2 raka’at sebelum ashar10, 2
fardhu terbaik adalah yang dikerjakan raka’at sebelum dan sesudah maghrib, 2
pada waktunya dengan berjama’ah. Shalat atau 4 raka’at sesudah ‘isya’.

2 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Shalat dhuha dikerjakan pada waktu Tulislah komitmen anda: “mulai hari
matahari meninggi 2 raka’at,11 atau 4 ini saya melaksanakan shalat fardhu
raka’at,12 atau 8 raka’at dengan salam berjama’ah” atau “mulai hari ini saya
setiap 2 raka’at.13 Shalat safar dikerjakan melaksanakan shalat dhuha dan
2 raka’at ketika akan bepergian.14 Shalat shalat tahajud” atau lainnya.
istikharah dilakukan 2 raka’at dengan Beritahukan kepada orang-orang
doa khusus ketika akan mengambil yang anda cintai bahwa anda akan me-
ketegasan sesuatu yang penting.15 mulai kebiasaan-kebiasaan baru. Minta-
Shalat lail dilakukan antara shalat ‘isya’ lah dukungan mereka.
sampai menjelang terbit fajar, baik di dalam

M
maupun di luar bulan Ramadhan. Waktu enuliskan komitmen tentang
terbaik adalah sepertiga malam terakhir. apa-apa yang akan kita laku-
Dikerjakan 11 raka’at dengan cara 2 kan sangatlah penting artinya
raka’at- 2 raka’at (4 kali), atau 4 raka’at karena bisa memberikan energi untuk
– 4 raka’at, atau 8 raka’at terus menerus mewujudkannya. Penelitian USA Today
dan hanya duduk pada penghabisannya 2006 terhadap orang-orang yang telah
lalu salam, dan diakhiri 3 raka’at. menetapkan resolusi tahun baru, mereka
Apakah anda sudah menjadikan sha- diamati dan dipilah antara yang tidak
lat fardhu dan tathawwu’ sebagai bagian menuliskannya dan yang menuliskannya.
kebiasaan-kebiasaan utama harian, dan Tahukah anda, apa yang terjadi12 bulan
melaksanakannya dengan cara terbaik? kemudian? Inilah hasilnya, sebagaimana
Alhamdulillah bila sudah! Anda beruntung dipaparkan oleh motivator kelas dunia,
dan wajib mensyukurinya dengan men- Bryan Tracy16:
jaga kebiasaan tersebut, meningkatkan • Orang-orang yang tidak menuliskan-
kualitasnya, serta mewujudkan isi nya, ternyata hanya 4% yang benar-
bacaan-bacaannya dalam kehidupan benar berusaha merealisasikan;
sehari-hari. • Orang-orang yang menuliskannya,
Bila belum kesemuanya bisa diwu- ternyata 44% berusaha merealisasikan.
judkan, maka marilah berjuang mem- Jadi, cara yang benar adalah: disiplin
biasakannya mulai hari ini dan jangan menuliskan tujuan, membuat rencana
menunda besok! Setan akan menggoda untuk meraih tujuan tersebut, dan
kita untuk memulainya besok, dan besok kemudian bekerja meraihnya menaikkan
akan mengatakan hal yang sama sehingga kecenderungan meraih tujuan hingga lebih
besokpun kita mengatakan akan memulai dari 1.000%
besok lagi, demikian seterusnya sampai Dalam proses melaksanakannya,
akhir hayat. Akhirnya kita menyesal sebaiknya kita mengadopsi sebuah sistem
karena ternyata ketika malaikat maut dan menggunakan teknologi. Sistem yang
menjemput ternyata masih belum menjadi baik menyederhanakan cara sehingga
kebiasaan. lebih mudah. Dalam hal melaksanakan

EDISI 4/2012 3
shalat, kita perlu membuat sistem yang rahkan tenaganya dahulu, tetapi setelah
memungkinkan terjadi asosiasi antara mengangkasa, geraknya menjadi sangat
peristiwa tertentu dengan shalat-shalat cepat dengan tenaga yang lebih ringan.
yang akan kita biasakan. Misalnya: Ada kisah teladan dari salah seorang
• Suara adzan diasosiasikan dengan sahabat baik saya (50-an tahun), yang
shalat berjama’ah di masjid. Begitu pernah terserang stroke. Dia berkomit-
mendengar adzan segera menghenti- men melaksanakan shalat tahajud setiap
kan aktifitas dan pergi ke masjid. malam. Ia menceritakan pengalamannya
• Masjid diasosiasikan dengan shalat bagaimana berjuang membiasakan shalat
tahiyatul masjid. Begitu masuk masjid, tahajud yang ia ketahui dapat membantu
langsung shalat tahiyatul masjid. terapi stroke. Ia gunakan 3 jam wekker
• Shalat wajib dengan shalat rawatib. untuk alarm pada pukul 03.00. Belum
Shalat subuh dengan shalat qabliyah, cukup, ia setting alarm ponselnya juga.
dhuhur dengan qabliyah dan bakdi- Pada waktunya alarm-alarm tersebut
yah, ashar dengan qabliyah, dst. berbunyi bersahutan dan membangun-
• Selesai berpakaian rapi sebelum be- kannya dari tidur. Di hari pertama belum
rangkat kerja di pagi hari diasosia- berhasil menggerakkannya shalat tahajud.
sikan dengan shalat dhuha. Begitu siap Tetapi karena kesungguhan hatinya,
berangkat pergi pagi hari, shalat dhuha setelah dilakukannya berulang-ulang
dahulu di rumah. Bagi yang berangkat akhirnya setiap pukul 03.00 dinihari ia
terlalu pagi, shalat dhuha diasosiasi- dapat bangun dan mengawali hari-harinya
kan dengan aktivitas awal saat tiba di dengan tahajud. Telah lebih setahun ia
tempat tujuan. membiasakannya, dan sekarang telah
• Waktu dinihari sepertiga malam menjadi rutinitas yang jarang terle-
terakhir, diasosiasikan dengan shalat watkan. Ia sangat bersyukur karena
tahajud. tidak lagi merasakan gejala-gejala stroke.
• Waktu ketika mau bepergian jauh, Bagaimana dengan anda? Marilah kita
diasosiasikan dengan shalat safar. berpacu dengan waktu, jangan sampai
kedahuluan dijemput malaikat maut!

K
ita cukup melakukan hal ini
terus menerus, maka lama-lama Bantul, 14 Muharram 1432 H.
komitmen kita akan dialihkan
pengendaliannya dari otak sadar ke otak
bawah sadar. Ketika proses pengalihan-
nya telah berjalan sempurna, jadilah
komitmen tersebut menjadi kebiasaan
yang melekat pada diri kita. Memang sa-
ngat berat pada awalnya. Ibarat pesawat
yang mau tinggal landas, harus menge-

4 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tafsir al-Qur’an

SURAT AL-BAQARAH (2): 6-7


SIKAP ORANG KAFIR

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri


peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan
penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat.
(QS al-Baqarah, [2]: 6-7)

D
alam al-Qur’an terdapat ayat-
ayat yang sama substansinya,
yang jumlahnya kurang lebih 50
ayat, antara lain ialah:
Sama saja bagi mereka apakah kamu
memberi peringatan kepada mereka
ataukah kamu tidak memberi peri-
ngatan kepada mereka, mereka tidak
akan beriman. (QS Yasin [36]: 10)

Dan perumpamaan (orang-orang yang


menyeru) orang-orang kafir adalah se-
perti penggembala yang memanggil
binatang yang tidak mendengar selain Sesungguhnya binatang (makhluk)
panggilan dan seruan saja mereka tuli, yang paling buruk di sisi Allah ialah
bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) orang-orang yang kafir, karena mere-
mereka tidak mengerti. (QS al-Ba- ka itu tidak beriman. (QS al-Anfal [8]:
qarah [2]: 171) 55)
EDISI 4/2012 5
Ketiga, kufrun-ni’mah; mengingkari
kenikmatan yang dikaruniakan Allah swt,
seperti diungkapkan dalam firman-Nya:

Dan orang-orang kafir serta mendus-


takan ayat-ayat Kami, mereka itulah
penghuni neraka. (QS al-Maidah: 86)
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
A. Tafsir mufradat niscaya aku ingat (pula) kepadamu
(al-Kufru
u), bentuk masdar, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan ja-
berasal dari kata (kafara), sebagai- nganlah kamu mengingkari (nikmat)-
mana digunakan pada surat al-Baqarah Ku. (QS al-Baqarah [2]: 152)
ayat 6, menurut bahasa berarti menutup Keempat, bebas (lepas) seperti
sesuatu dan merahasiakannya. Sedang- diungkapkan dalam firman-Nya:
kan menurut istilah syar’iyah berarti
mengingkari Allah atau ketauhidan-Nya,
atau kenikmatan-Nya, atau sifat-sifat-
Nya. (Rasyid Ridha, al-Manar, II: 137)
Dalam al-Qur’an, kata dengan Sesungguhnya Kami berlepas diri
daripada kamu daripada apa yang
berbagai derivasinya diulang sebanyak
526 kali, dengan makna yang berbeda- kamu sembah selain Allah, Kami ing-
beda sesuai dengan konteksnya, antara kari (kekafiran)mu (QS al-Mumta-
lain berarti ebagai berikut. hanah [60]: 4). (Sa’ad, 2000. Ma’ani al-
Qur’an: 290).
Pertama, ingkar terhadap ketauhidan
(ke-Esaan) Allah swt, seperti disebutkan (al-khatmu), bentuk masdar,,
dalam surat al-Baqarah ayat 6. berasal dari kata (khatama-
Kedua, menyangkal atau membantah yakhtimu), yang berarti menutup,
terhadap penjelasan Allah swt. seperti menamatkan, mencap, mengunci. Dalam
disebutkan dalam firman-Nya: al-Qur’an kata tersebut dengan berbagai
bentuknya diulang sebanyak delapan kali
dengan arti menutup atau mengunci.
(al-Qulub), bentuk jamak dari
kata (qalb), yang berarti hati, akal.
Maka setelah datang kepada mereka Dalam al-Qur’an kata tersebut dengan
apa yang telah mereka ketahui, mereka berbagi bentuknya diulang sebanyak 168
lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat kali dengan makna yang berbeda-beda
Allah-lah atas orang-orang yang ingkar sesuai dengan konteksnya.
itu. (QS al-Baqarah [2]: 89)

6 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


B. Tafsir ayat Orang yang
kekafirannya
1. Makna ayat secara ijmali
telah merasuk
Setelah Allah menjelaskan sikap
orang-orang yang bertaqwa, yang ke dalam hati itu
beriman kepada yang gaib dan beriman memang tidak siap
kepada kitab yang diturunkan kepada untuk beriman.
Rasulullah saw. dan kitab-kitab yang Mereka menentang
diturunkan sebelumnya, maka pada dua
Nabi dan agama yang
ayat ini (ayat 6 dan 7 surat al-Baqarah)
Allah menjelaskan sikap orang-orang dibawanya, meskipun
kafir. Mereka telah mencapai klimaks Nabi menyampaikannya
dalam kesesatannya, maka tidak ada dengan dalil-dalil
faedahnya memberikan peringatan yang kuat
kepada mereka, diberi nasehat atau tidak
sama saja! Cahaya yang bersinar tidak
bermanfaat bagi mereka, karena hati orang yang kekafirannya telah merasuk
nuraninya telah tertutup, maka mereka dalam hati mereka sehingga tidak siap
tidak dapat lagi membedakan antara untuk beriman, karena mereka menentang
cahaya dan kegelapan, antara yang Nabi saw. dan menentang agama yang
bermanfaat dan yang berbahaya. dibawanya setelah beliau menyampai-
Sudah menjadi sunnah Allah apabila kannya kepada mereka disertai dengan
kekafirannya telah mendarah daging, dalil-dalil yang kuat, tetapi mereka me-
Allah mengunci hatinya, pendengarannya nentang dan berpaling serta meng-
dan penglihatannya. Allah menetapkan ejeknya.
bagi mereka adzab yang sangat pedih. Nasehat dan peringatan sama sekali
tidak dapat menembus hati mereka.
2. Penjelasan per-ayat Perilaku mereka telah menyimpang jauh
dari kebenaran, dari agama Allah,
sehingga diberi peringatan atau tidak
diberi peringatan, sama saja bagi mereka.
Tidak bermanfaat bagi mereka cahaya
Sesungguhnya orang-orang kafir, dan sinar, sekalipun memancar dengan
sama saja bagi mereka, kamu beri kuatnya, karena kedua mata mereka telah
peringatan atau tidak kamu beri tertutup dan kebodohan mereka telah
peringatan, mereka tidak juga akan merusak hati nuraninya, sehingga tidak
beriman. (QS al-Baqarah [2]: 6) dapat membedakan antara cahaya dan
Yang dimaksud dengan orang-orang kegelapan, antara yang bermanfaat dan
kafir pada ayat tersebut, ialah orang- yang berbahaya. (al-Maraghi, I: 46).

EDISI 4/2012 7
Pada ayat lainnya Allah menegaskan: Sesungguhnya binatang (makhluk)
yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena mere-
ka itu tidak beriman. (QS al-Anfal [8]:
55)
Sama saja bagi mereka apakah kamu Sunnah Allah telah berlaku bagi orang-
memberi peringatan kepada mereka orang kafir, sebagaimana ditegaskan
ataukah kamu tidak memberi peri- dalam firman-Nya:
ngatan kepada mereka, mereka tidak
akan beriman. (QS Yasin [36]: 10)
Yang demikian itu Allah telah membuat
sekat (dinding) di depan dan di belakang
mereka, dan telah menutup mata mereka
sehingga mereka tidak dapat melihat.
Allah telah mengunci-mati hati dan
Orang-orang kafir bagaikan orang
pendengaran mereka dan penglihatan
tuli, bisu dan buta, sebagaimana
mereka ditutup dan bagi mereka siksa
ditegaskan dalam firman-Nya:
yang amat berat. (QS al-Baqarah [2]: 7)
Pada ayat 7 surat al-Baqarah tersebut
Allah swt. menegaskan bahwa Allah
mengunci hati mereka, sehingga tidak ada
kesempatan bagi mereka kecuali kufur.
Allah mengunci pendengaran mereka,
sehingga tidak dapat lagi melihat tanda-
Dan perumpamaan (orang-orang yang tanda kekuasaan Allah di alam raya ini
menyeru) orang-orang kafir adalah dan tidak dapat melihat bahaya yang
seperti penggembala yang memanggil mengancam mereka, seakan-akan mere-
binatang yang tidak mendengar selain ka tidak dapat melihat sesuatu pun. Oleh
panggilan dan seruan saja, mereka karena itu Allah menetapkan azab bagi
tuli, bisu dan buta, Maka (oleh sebab mereka di hari akhir nanti, sebagaimana
itu) mereka tidak mengerti. (QS al- ditegaskan dalam firman-Nya:
Baqarah [2]: 171)
Bahkan Allah swt. menggambarkan
bahwa orang-orang kafir adalah makhluk
Allah yang paling buruk, sebagaimana
difirmankan: …mereka di dunia mendapat kehinaan
dan di akhirat mendapat siksa yang
berat. (QS al-Baqarah [2]: 114)

8 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


MENENTANG Sesungguhnya binatang (makhluk)
KEBENARAN yang seburuk-buruknya pada sisi Allah
ialah; orang-orang yang pekak dan tuli
KARENA
yang tidak mengerti apa-apapun.
TAKUT KEHILANGAN Kalau sekiranya Allah mengetahui
PENGARUH kebaikan ada pada mereka, tentulah
Allah menjadikan mereka dapat men-
DALAM MASYARAKAT dengar dan jikalau Allah menjadikan
mereka dapat mendengar, niscaya
Adapun sebab-sebab kekafiran mereka pasti berpaling juga, sedang
mereka, antara lain ialah: mereka memalingkan diri (dari apa
a. Takut kehilangan pengaruh dalam yang mereka dengar itu). (QS al-Anfal
masyarakat, maka mereka menentang [8]: 22-23)
kebenaran, padahal mereka telah Rasyid Ridha, dalam tafsirnya
mengetahuinya. Hal ini telah terjadi menjelaskan bahwa orang kafir terbagi
pada sejumlah orang musyrik dan menjadi beberapa golongan, antara lain:
orang Yahudi pada masa Nabi a. Orang yang mengetahui kebenaran
Muhammad saw, seperti Abu Lahab tetapi ia mengingkarinya, golongan ini
(‘Abdul-‘Uzza bin Abi Thalib, paman jumlahnya tidak banyak dan tidak
Nabi saw.), Abu Jahal (tewas dalam mempunyai pendukung, seperti
perang Badar), al-Walid bin al- golongan kafir yang hidup pada masa
Mughirah al-Makhzumi (meninggal Nabi saw. yang terkenal dengan
pada tahun 622 M) dan para pendeta golongan musyrikin dan Yahudi, dan
Yahudi. eksistensi mereka hanya sebentar.
b. Sombong dan menolak kebenaran. b. Orang yang tidak mengetahui kebe-
Orang-orang yang bersikap demikian naran, tidak berminat dan tidak meng-
dapat ditemukan dimana saja dan hendakinya serta tidak ingin menge-
kapan saja. Apabila datang kepada tahuinya. Pikiran mereka selalu kacau,
mereka seorang da’i, mereka selalu dan apabila datang kepada mereka
bersikap sombong. (al-Maraghi, I: 47) seorang da’i, mereka meninggalkan-
Pendapat tersebut berdasarkan firman nya dengan sombong. Sebenarnya hati
Allah: nurani mereka mengakui kebenaran,
tetapi jiwa mereka selalu goncang.
Setiap datang kepada mereka cahaya
kebenaran, mereka berusaha menu-
tupi mata mereka dengan tangannya.
Sebab mereka tidak menggunakan
nalar untuk mengetahui kebenaran,
dan mereka khawatir jika menggu-

EDISI 4/2012 9
nakan nalar mereka akan kehilangan Orang yang jiwa dan
sesuatu yang disangka kebenaran dan hati nuraninya sakit itu
khawatir menjadi ragu-ragu terhadap
tidak dapat merasakan
keyakinan yang mereka terima dari
nenek moyang mereka. nikmat kebenaran dan
c. Orang yang jiwa dan hati nuraninya tidak cinta kepada
sakit, sehingga tidak dapat merasakan kebenaran. Mereka
nikmat kebenaran dan tidak mempu- suka membelokkan
nyai rasa cinta kepada kebenaran,
hatinya kepada
bahkan suka membelokkan hatinya
kepada kesibukan-kesibukan lain yang kesibukan-kesibukan
dapat melupakan agama dan akal yang dapat melupakan
sehat, seperti memburu harta dan agama dan akal sehat,
kesenangan jasmani serta memenuhi seperti memburu harta
syahwat, sehingga tertutuplah semua
dan kesenangan
jalan, kecuali jalan menuju kerusakan
dan kecelakaan. Jika diberi peringatan jasmani serta syahwati
mereka selalu menjawab: kami tidak
membenarkan dan tidak pula mendus-
takan. Orang kafir dari golongan ini Terkuncinya akal dan tertutupnya
jumlahnya sangat banyak, dapat dite- penglihatan bukanlah berarti bahwa me-
mukan dimana saja terutama dalam reka diciptakan dalam keadaan demikian
suatu umat yang telah dikuasai oleh sejak awal, melainkan melalui proses.
kebodohan, dan telah menyimpang dari Mula-mula mereka melakukan kejahatan
fitrahnya serta tidak peduli terhadap yang kecil, kemudian bertambah sedikit
kemuliaan akhlak sehingga seperti demi sedikit, sehingga akhirnya melakukan
binatang ternak yang hanya ingin kejahatan yang besar, dan akhirnya ter-
memenuhi kebutuhan perut dan tutuplah hati dan akal mereka.
syahwatnya. (Rasyid Ridha, I:142). Mazhab mu’tazilah mempunyai teori
Mereka sama saja, baik diberi peri- yang terkenal dengan ta’wil. Mereka
ngatan maupun tidak diberi peringatan, berpendapat bahwa tertutupnya peng-
mereka tidak akan beriman. Mereka tidak lihatan dan terkuncinya akal serta pen-
mungkin beriman, sebab kekafiran sudah dengaran mereka adalah di akhirat nanti.
mendarah daging dalam diri mereka, Pada ayat tersebut dipergunakan bentuk
sehingga tidak dapat membedakan antara madhi (kata kerja yang menunjuk waktu
cahaya dan kegelapan, antara yang haq lampau) untuk memberikan kepastian
dan yang bathil, antara yang bermanfaat bahwa janji Allah tersebut pasti terlak-
dan berbahaya, sekalipun cahaya dan sinar sana, sebagaimana ditegaskan dalam
dipancarkan kepada mereka. firman Allah:

10 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Dan orang-orang kafir serta mendus-
takan ayat-ayat Kami, mereka itulah
penghuni neraka. (QS al-Maidah: 86)

Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
Dan Kami akan mengumpulkan 1. Orang-orang kafir yang kekafirannya
mereka pada hari kiamat (diseret) atas telah melekat atau telah mendarah
muka mereka dalam keadaan buta, daging, tidak mungkin beriman, diberi
bisu dan pekak. Tempat kediaman peringatan atau tidak diberi peri-
mereka adalah neraka Jahannam. ngatan, sama saja.
tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu 2. Allah swt. mengungkapkan keadaan
akan padam, Kami tambah lagi bagi orang-orang kafir dengan meng-
mereka nyalanya. (QS al-Isra’ [17]: 97) gunakan isti’arah (metafora), yaitu
(al-Qasimi, II: 40) menggambarkan bahwa hati orang-
Macam-macam orang kafir tersebut orang kafir bagaikan suatu wadah
tidaklah memberikan peringatan bahwa yang terkunci, maksudnya bahwa hati
siksaan bagi mereka berbeda-beda. orang-orang kafir tidak mungkin
Dosa kekafiran itu sama, maka siksaanya menerima cahaya iman dan cahaya
pun sama, sebagaimana ditegaskan dalam kebenaran karena telah tertutup.
firman-Nya:
Narasumber utama artikel ini:
Prof. Drs. H. Saad Abdul Wahid

Monggo
Rumah Makan Mampir...

&
“Halal”
“Halal”
SPESIAL SOTO
AYAM KAMPUNG
Rica-rica Ayam
BAPAK MUDZAKIR p
ka
Bu Hari :
ul
Aneka Masakan T ia i P u k
l a
Murah dan Enak Mu 09.00

Jl. GOR Karanganom km. 2 Kios Pasar GATEN, Mayungan, Ngawen, Klaten

EDISI 4/2012 11
Tuntunan Akidah

Makna dan Konsekwensi


La Ilaha illa Allah

Tamhîd

I
nti dari keyakinan (aqidah) Islam
adalah aqidah tauhid, keimanan dan
keyakinan kepada satu-satunya Ilah
yang haq, yakni Allah ta’ala. Tauhid
meliputi tawhîd al-rubûbiyah, yakni
keyakinan bahwa Allah adalah satu-
satunya zat yang menciptakan, menjaga
dan mengatur alam semesta ini, yang
berkonsekwensi pada tawhîd al-asmâ
wa al-sifât, yakni keyakinan bahwa Allah
adalah zat dengan nama-nama yang maha Dari Abu Said al-Khudry radhiyallah
baik dan sifat-sifat yang maha sempurna, anhu, berkata: Rasulullah bersabda
yang berbeda dengan selain-Nya, dan kepada para sahabat, “Apakah ada
tidak satu pun yang menyamai-Nya. di antara kalian yang dapat membaca
Begitu pentingnya aqidah tauhid ini, sepertiga al-Quran dalam satu ma-
Allah menetapkan satu surat khusus yang lam? Maka hal itu berat bagi mereka,
dikenal dengan nama “Al-Ikhlas”, yang dan mereka pun berkata,”Bagaimana
artinya bersih, suci, tulus. Yakni bersih kami mampu melakukannya, ya Ra-
dari sekutu dan penuhanan selain Allah. sulullah? Nabi menjawab, “Membaca
Surat ini secara redaksional sangat singkat Qul huwallahu ahad, Allahu Shamad
tetapi padat. Begitu padatnya surat al- adalah sepertiga al-Quran. (HR
Ikhlas ini, Rasulullah SAW dalam hadits Bukhari-Muslim)
shahih Bukhari-Muslim menyatakan Dalam rangka penguatan tauhidullah,
bahwa al-Ikhlas setara dengan sepertiga Rasulullah menegaskan membaca surat
al-Quran. al-Ikhlash sebab mendapatkan kecintaan

12 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Allah. Aisyah, isteri Nabi SAW, men- Qaidah Memahami La ilaha
jelaskan bahwa Rasulullah mengutus illa Allah ( )
seorang lelaki dalam suatu sariyyah ‘La’ yang terdapat dalam kalimat
(pasukan khusus yang ditugaskan untuk “La Ilaha Illa Allah” adalah huruf “la”
operasi tertentu). Laki-laki tersebut nafiyata li al-jinsi (huruf yang mena-
ketika menjadi imam shalat bagi para fikan segala macam jenis). Dalam
sahabatnya selalu mengakhiri bacaan kalimat di atas, yang dinafikan adalah kata
suratnya dengan “Qul huwallahu Ahad.” “ilah” (sesembahan). Kata “ilah’ ber-
Ketika mereka pulang, disampaikan bentuk isim nakirah dan isim al-jins.
berita tersebut kepada Rasulullah, maka Kata “illa” adalah huruf istisna’ (penge-
beliau bersabda: cualian) yang mengecualikan Allah dari
segala macam jenis “Ilah”. Bentuk ka-
“Tanyakanlah kepadanya kenapa ia limat semacam ini adalah kalimat nafyun
melakukan hal itu?” Lalu mereka pun (negatif), lawan dari kalimat itsbat
menanyakan kepadanya. Ia menjawab, (positif). Kata “illa” mempunyai fungsi
mengitsbatkan kalimat manfiy (negatif).
Dalam kaedah bahasa Arab, itsbat
“Karena didalamnya terdapat sifat ar- sesudah manfiy bermakna al-hasr
Rahman, dan aku senang untuk selalu (membatasi) dan al-ta’kid (mengu-
membacanya.” Mendengar itu maka atkan). Oleh karena itu, makna kalimat
Rasulullah saw. bersabda: “La Ilaha illa al-Allah” adalah: tiada ilah
(sesembahan) yang benar-benar berhak
disebut ilah (sesembahan) kecuali Allah
“Beritahukanlah kepadanya bahwa
swt. Jadi, kalimat La Ilaha illa Allah
Allah Ta’ala juga mencintainya.” (HR
maknanya la ma’buda bihaqq illa Allah,
Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813)
tiada sesembahan yang haq kecuali Allah.
Ibnu Daqiq al-‘Ied menjelaskan
Kalaupun ada sesembahan di luar Allah
perkataan Nabi , “Kabarkan padanya
adalah tuhan palsu dan tuhan batil.
bahwa Allah mencintainya”. Beliau
mengatakan, “Maksudnya adalah bah-
Konsekwensi Ucapan La Ilaha
wa sebab kecintaan Allah kepada
Illa Allah
orang tersebut adalah karena kecin-
Beberapa ayat al-Quran telah men-
taan orang tadi terhadap surat al-
dukung pengertian La ma’buda bihaqq
Ikhlash ini. Boleh jadi dapat dikata-
illa Allah di atas. Allah swt. berfirman,
kan, dari perkataan orang tadi, karena
dia menyukai sifat Rabbnya, ini me-
nunjukkan benarnya i’tiqadnya (keya-
kinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul
Bari, 20/443)

EDISI 4/2012 13
”Katakanlah: Aku berlindung kepada
Tuhan manusia, yang menguasai ma-
nusia, sesembahan manusia” (QS an-
Nas [114]: 1-3).

“Dan ingatlah tatkala Ibrahim ber-


kata kepada Bapak dan kaumnya,
“Sesungguhnya aku melepaskan diri
”Ataukah mereka mempunyai ilah (se-
dari segala apa yang kamu sembah,
sembahan) selain Allah? (QS at-Thur kecuali Allah saja Tuhan yang telah
[52]: 43) menciptakan aku, karena hanya Dia
yang akan menunjukiku (kepada jalan
kebenaran).” (QS al-Zukhruf: 26-27)
Di ayat lain, Allah SWT juga menje-
laskan dengan sangat jelas, tentang se-
sembahan-sesembahan selain Allah swt.
Setelah itu, manusia diperintahkan untuk
mengingkari sesembahan tersebut. Allah
swt. berfirman,
”Sesungguhnya kafirlah orang-orang
yang mengatakan: “Bahwasanya
Allah salah satu dari yang tiga”, pada-
hal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara ”Mereka menjadikan orang-orang
mereka akan ditimpa siksaan yang alimnya dan rahib-rahib mereka se-
pedih.” (QS al-Maidah [5]: 73) bagai tuhan selain Allah, dan (juga
Ayat-ayat ini menunjukkan dengan jelas, mereka mempertuhankan) al-Masih
bahwa sesembahan yang hakiki hanyalah putera Maryam; padahal mereka ha-
Allah swt. nya disuruh menyembah Tuhan Yang
Kita diperintahkan untuk mengingkari Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang ber-
semua sesembahan (ilah) selain Allah. hak disembah) selain Dia. Maha Suci
Ini ditunjukkan dengan sangat jelas pada Allah dari apa yang mereka perse-
ayat lain, yakni tatkala Nabi Ibrahim as. kutukan”. (QS at-Taubah [9]: 31)
mengingkari semua sesembahan yang
telah disembah oleh kaumnya.
Allah swt. berfirman:

14 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


diperintahkan untuk menyembah kepada
Ilah Yang Satu (Allah SWT). Maksud
dari ‘menyembah rahib-rahib dan pen-
deta-pendeta di sini’ adalah, mematuhi
orang-orang alim dan rahib-rahib dalam
”Dan di antara manusia ada orang- tindakan mereka yang bertentangan
orang yang menyembah tandingan- dengan hukum-hukum Allah. Meskipun,
tandingan selain Allah; mereka men- secara dzahir kaum ahlu al-kitab tidaklah
cintainya sebagaimana mereka men- menyembah alim-ulama mereka.
cintai Allah. Adapun orang-orang yang Berdasarkan ayat tersebut, pengertian
beriman sangat cinta kepada Allah. La Ilaha illa al-Allah dan tauhid adalah
Dan jika seandainya orang-orang yang pemurnian ketaatan kepada Allah dengan
berbuat zalim itu mengetahui ketika menghalalkan apa yang dihalalkan Allah
mereka melihat siksa (pada hari kia- dan mengharamkan apa yang diharamkan
mat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah. Yakni, hanya mengakui bahwa
Allah semuanya dan bahwa Allah amat Allah semata yang berhak menetapkan
berat siksaan-Nya (niscaya mereka hukum, bukan manusia.
menyesal).’(QS al-Baqarah: 165) Allah SWT berfirman,
Surat at-Taubah ayat 31 ini menun-
jukkan dengan gamblang, bahwa ahli
Kitab telah menjadikan rahib-rahib dan
pendeta (orang alim) mereka sebagai
sesembahan. Padahal mereka hanya

EDISI 4/2012 15
”Katakanlah: “Sesungguhnya aku Syarat Kalimat La Ilaha Illa
(berada) di atas hujjah yang nyata (al- Allah

S
Qur’an) dari Tuhanku sedang kamu yaikh Shalih Fauzan dalam kitab
mendustakannya. Bukanlah wewe- Tauhid menegaskan, seseorang
nangku (untuk menurunkan azab) yang berikrar La Ilaha Illa Allah
yang kamu tuntut untuk disegerakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
kedatangannya. Menetapkan hukum berikut.
itu hanyalah hak Allah. Dia menerang- 1. Al-Ilmu (Mengetahui) lawannya
kan yang sebenarnya dan Dia Pemberi al-Jahlu (Tidak Mengetahui)
Keputusan yang paling baik. (QS al- Yakni memahami makna dan maksud
An’am [6]: 57) yang dikandung oleh kalimah La Ilaha Illa
Rasulullah saw. bersabda, yang artinya, Allah. Mengetahui apa yang dinafikan (al-
“Barangsiapa mengucapkan La Ilaha nafy, yakni La Ilaha) dan mengetahui apa
Illa al-Allah dan mengingkari sesem- yang ditetapkan (al-itsbat, yaitu Illa
bahan selain Allah, haramlah harta Allah). Artinya tidak selayaknya orang
dan darahnya, sedangkan hisab yang mengucapkan lafadz La Ila Illa
(perhitungannya) adalah terserah Allah tidak memahami makna yang
kepada Allah”. terkandung. Ucapan yang disertai kebo-
Hadits ini juga menjelaskan dengan dohan adalah ucapan yang sia-sia.
sangat tegas bahwa yang menjadi pelin-
dung atas harta dan darah seseorang,
bukan sekedar ia mengucapkan La Ilaha
Illa al-Allah, bukan pula mengerti makna
Dan sembahan-sembahan yang me-
dan lafadznya, juga bukan sekedar tidak
reka sembah selain Allah tidak dapat
meminta kepada selain Allah, akan tetapi
memberi syafa’at; akan tetapi (orang
ia harus menambahkan “pengingkaran
yang dapat memberi syafa’at ialah)
kepada sesembahan-sesembahan (ilah)”
orang yang mengakui yang haq (tau-
selain Allah swt. dengan tiada keraguan.
hid) dan mereka mengetahui dan me-
Jika masih ada keraguan, harta dan
yakini(nya) (QS al-Zukhruf [43]: 86)
darahnya belum terpelihara.
Ayat di atas memiliki maksud bahwa
orang yang bersaksi atas nama La Ilaha
Barangsiapa
Illa Allah harus memahami makna dan
mengucapkan konsekwensi yang dikandungnya, dan
La Ilaha Illa Allah apabila ia tidak memahami kandungannya
dan mengingkari maka persaksiannya tidak sah.
sesembahan selain Allah, 2. Al-Yakin (Keyakinan) lawannya
haramlah harta al-Syakk (Keraguan)
dan darahnya Orang yang telah mengikrarkan
kalimat tauhid La Ilaha Illa Allah harus
16 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
meyakini apapun yang terkandung dalam 3. Al-Qabul (Menerima) Lawannya
kalimat tersebut. Apabila seseorang me- Al-Radd (Menolak)
ragukan apa yang diucapkannya tersebut Menerima semua konsekuensi kalimat
maka ucapannya itu akan sia-sia dan ti- ini dengan hati dan lisannya, membe-
dak bermakna. Walaupun ia telah narkan dan mempercayai segala berita
bersaksi dan berikrar dengan kalimat yang datang dari Rasulullah saw. serta
tersebut tetap tidak diperhitungkan se- menerimanya tanpa penolakan sedikit
bagai orang yang beriman atau bertauhid. pun. Allah berfirman:
Justru yang demikian dikelompokkan
sebagai kaum munafiqun.
Allah berfirman:

“Rasul telah beriman kepada al-Qur-


’an yang diturunkan kepadanya dari
Sesungguhnya orang-orang yang
Rabbnya, demikian pula orang-orang
beriman itu hanyalah orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman ke-
yang percaya (beriman) kepada Allah
pada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
dan Rasul-Nya, kemudian mereka
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
“Kami tidak membeda-bedakan antara
(berjihad) dengan harta dan jiwa
seseorangpun dari rasul-rasul-Nya”,
mereka pada jalan Allah. mereka
dan mereka berkata:”Kami dengar dan
Itulah orang-orang yang benar. (QS
kami ta’at”. ”Ampunilah kami ya Rabb
al-Hujurat [59]: 15)
kami dan kepada Engkaulah tempat
kem-bali”. (QS al-Baqarah: 285).
Termasuk dalam kategori menolak
dan tidak menerima, jika seseorang me-
nentang atau menolak sebagian hukum
syar’i atau hudud, seperti menentang
hukum pencuri, zina, poligami, hukum
waris dan lainnya. Allah berfirman:
Dari Abi Malik dari Ayahnya berkata:
“Aku mendengar Rasulullah bersabda
barangsiapa mengatakan La Ilaha Illa
Allah, dan mengingkari sesembahan
selain Allah maka diharamkan harta
dan darahnya, dan hisab-Nya oleh
Allah sendiri. (HR Muslim).

EDISI 4/2012 17
“Dan tidakkah patut bagi laki-laki keberatan dalam hati mereka terha-
yang mu’min dan tidak (pula) bagi pe- dap putusan yang kamu berikan, dan
rempuan yang mu’min, apabila Allah mereka menerima dengan sepenuh-
dan Rasul-Nya telah menetapkan nya. (QS an-Nisa [4]: 65).
suatu ketetapan, akan ada bagi mere- Siapa yang menolak dan mengingkari
ka pilihan (yang lain) tentang urusan makna La Ilaha Illa Allah meskipun ia
mereka. (QS al-Ahzab: 36). telah mengucapkannya, maka ucapannya

gambar: www.52wwz.cn
juga tidak bermakna.
4. Al-Inqiyad (Tunduk) al-Nabdzu
(Mengingkari) 5. Al-Shidq (Jujur) Lawannya al-
Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa Kidzbu (Kedustaan)
yang terkandung dalam kalimat ikhlas ini. Yaitu jujur kepada Allah, maksudnya
Perbedaan antara inqiyad (tunduk) dan jujur dalam keimanan dan aqidahnya.
qabul (penerimaan) yaitu bahwa qabul Allah berfirman :
adalah menyatakan kebenaran maka
kalimat ini dengan perkataan dan inqiyad
adalah mengikutinya dengan tindakan.
Jika seseorang telah mengetahui makna
La Ilaha Illa Allah, meyakini dan mene-
rimanya, namun ia tidak tunduk, pasrah Hai orang-orang yang beriman, ber-
dan mengamalkan konsekuensi penge- taqwalah kepada Allah, dan hendak-
tahuannya itu, maka hal ini tidak ada ber- lah kamu bersama orang-orang yang
guna baginya. Allah berfirman: benar. (QS at-Taubah [9]:119).
Rasulullah saw. bersabda:

“Dan kembalilah kamu kepada Rabb-


mu, dan berserah dirilah kepada-Nya”
(QS az-Zumar [39]:54)
Dari Abu Hurairah, bersabda Ra-
sulullah: ‘Manusia yang paling ber-
bahagia dengan syafaatku pada hari
qiyamat adalah orang yang mengu-
capkan La Ilaha Illa Allah dengan
Maka demi Rabbmu, mereka (pada ikhlas dan bersih dari lubuk hatinya”
hakekatnya) tidak beriman hingga (HR Bukhari)
mereka menjadikan kamu hakim da- Bila ia mengucapkan syahadat dengan
lam perkara yang mereka perselisih- lisannya tapi hatinya mengingkarinya,
kan, kemudian mereka tidak merasa maka hal ini tidak dapat menyelamat-

18 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


kannya, bahkan ia termasuk ke dalam rang, mazhab atau golongan yang ia
golongan orang-orang munafik. Termasuk pasrah padanya tanpa adanya petunjuk
tidak jujur jika seseorang mendustakan dari Allah. Ia berdakwah hanyalah karena
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. mencari ridha Allah dan negeri akhirat.
atau sebagiannya, karena Allah telah Hatinya tidak menoleh kepada seorang
memerintahkan kita untuk mentaatinya makhlukpun untuk mendapatkan balasan
dan membenarkannya dan menyertainya ataupun rasa terima kasih darinya.
dengan ketaatan kepada-Nya. Allah berfirman:
Allah berfirman:

Katakanlah: “Taatlah kepada Allah Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah


dan taatlah kepada Rasul; dan jika agama yang bersih (dari syirik). dan
kamu berpaling maka sesungguhnya orang-orang yang mengambil pelin-
kewajiban Rasul itu adalah apa yang dung selain Allah (berkata): “Kami
dibebankan kepadanya, dan kewa- tidak menyembah mereka melainkan
jiban kamu sekalian adalah semata- supaya mereka mendekatkan Kami
mata apa yang dibebankan kepadamu. kepada Allah dengan sedekat- dekat-
dan jika kamu taat kepadanya, niscaya nya”. Sesungguhnya Allah akan me-
kamu mendapat petunjuk. dan tidak mutuskan di antara mereka tentang
lain kewajiban Rasul itu melainkan apa yang mereka berselisih padanya.
menyampaikan (amanat Allah) de- Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
ngan terang”. (QS an-Nur: 54) orang-orang yang pendusta dan sa-
ngat ingkar. (QS az-Zumar: 3)
6. Al-Ikhlash (Ikhlas) Lawannya al- Diriwayatkan dalam kitab shahih
Syirk (kemusyrikan) Bukhari dan Muslim dari hadits ‘Utban
Yaitu pensucian perbuatan manusia bahwa Rasulullah SAW bersabda :
dengan niat yang baik dari segala noda
syirik, dengan cara mengikhlaskan semua
perkataan dan perbuatannya hanya untuk
Allah dan mencari ridha-Nya. Tidak ada
noda riya, sum’ah, mengambil keun- Sesungguhnya Allah telah megharam-
tungan, kepentingan pribadi, nafsu zahir kan neraka bagi orang yang meng-
dan batin ataupun terdorong untuk bera- ucapkan kalimat la ilaha illallah kare-
mal karena kecintaan terhadap seseo- na mencari ridha Allah.

EDISI 4/2012 19
7. Al-Mahabbah (kecintaan) La- karena Allah sangat membenci orang-
wannya Al-Bughd (Kebencian) orang yang menduakan-Nya dengan
Maksudnya mencintai kalimat ini selain Allah. Hal ini sangat bertentangan
beserta isi kandungannya, juga mencintai dengan makna dan kandungan La Ilaha
orang-orang yang mengamalkan dan Illa Allah. (bersambung)
konsekwen terhadap segala tuntutan dari
Narasumber utama artikel ini:
kalimat tersebut.
Syamsul Hidayat
Allah berfirman dalam al-Qur’an surat
al-Baqarah:

Dan diantara manusia ada orang-


Koperasi Pimpinan Pusat
MUHAMMADIYAH &KAFILA
JOGJA
orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka men- Program UMRAH 2012
cintainya sebagaimana mereka men- Reguler - by: GA/SV - 9 hari
cintai Allah. Adapun orang-orang
KEBERANGKATAN:
yang beriman Amat sangat cintanya
 20 Feb, 5 & 18 Mar $ 1700
kepada Allah. dan jika seandainya  4 & 16 April $ 1800
orang-orang yang berbuat zalim itu  2 & 14 Mei $ 1850
mengetahui ketika mereka melihat  3, 11 & 25 Juni $ 1900
siksa (pada hari kiamat), bahwa keku-
atan itu kepunyaan Allah semuanya, SYARAT PENDAFTARAN UMRAH:
dan bahwa Allah Amat berat siksaan- 1. Mengisi formulir
2. KTP, KK & Buku Nikah (Asli)
Nya (niscaya mereka menyesal). (QS 3. Akte Kelahiran Asli (anak-anak)
al-Baqarah: 165) 4. Paspor berlaku min. 7 bulan
5. Nama paspor min. 3 suku kata
Orang yang mengucapkan kalimat 6. Kartu kuning/vaksin meningitis
tauhid dengan kesungguhan hati akan 8. Pas foto warna 3x4=4 lbr, 4x5=10 lbr.
menumbuhkan rasa cinta yang mendalam (background putih 80% fokus kepala,
berjilbab bagi wanita).
kepada Allah. Cinta kepada Allah di atas
segala-galanya. Sebaliknya ahlus syirk
Hubungi:
mencintai selain Allah menandingi
H.M. Purwana 08156.853358
cintanya kepada Allah. Yang demikian ini Tri Hartanto, SE 0856.4363.1838
sama saja dengan membenci Allah, M. Iqbal Hargo 0815.78087.107

20 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tuntunan Akhlak

MEMBANGUN KEMBALI RUH (SPIRIT)


FASTABIQÛ AL-KHAIRÂT

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya


(sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah kamu
(dalam berbuat) kebaikan.
Di mana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu

B
ercermin pada diri Nabi, Nabi Perhatikan firman Allah berikut:
kita (Muhammad SAW) adalah
seorang yang mampu mensyu-
kuri nikmat Allah. Beliau adalah seorang
yang berjiwa besar, termasuk di dalam
upayanya untuk meraih kesuksesan.
Dengan seluruh potensi dan kesempatan “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblat-
yang dimilikinya, Dia selalu ‘bisa’ ber- nya (sendiri) yang ia menghadap ke-
juang untuk menjadi yang terbaik tanpa padanya. Maka berlomba-lombalah
mengusik kehadiran orang lain, bahkan kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di
Muhammad Husain Haikal menyebutnya mana saja kamu berada pasti Allah
sebagai seorang inspirator bagi (kesuk- akan mengumpulkan kamu sekalian
sesan) orang lain. Dia berhasil menjadi (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Insân Kâmil (manusia paripurna). Manu- Allah Maha Kuasa atas segala se-
sia “multidimensi”, yang berhasil mencapai suatu. (QS al-Baqarah, 2: 148).
puncak prestasi tertinggi tanpa harus Kata orang bijak, hidup ini adalah
menzalimi orang lain. Beliau bisa bermitra sebuah proses untuk memahami dan
dengan siapa pun, dan memandang para memanfaatkan fungsi dari waktu. Ia terus
kompetitornya sebagai mitra untuk meraih saja berjalan, tidak ada delay (penun-
prestasi. daan). Oleh karenanya “tataplah arloji”

EDISI 4/2012 21
yang melekat di pergelangan tangan didahului ‘Ukasyah” (seorang lelaki yang
anda, adakah ia mau menunggu diri anda? bangkit pertama kali).
Inilah ungkapan orang-orang bijak yang Memang, pemuda yang pertama kali
bisa kita jadikan sebagai alas belajar. bangkit itu bernama ‘Ukasyah bin Mih-
“Belajar untuk menghargai waktu”. san. ‘Ukasyah tidak perlu menunggu
Dalam sebuah buku tarikh, ada kisah untuk menjadi yang kedua. Karena
tentang seorang “lelaki surgawi” yang tak keberaniannya pada kesempatan yang
mau menjalani hidup untuk sekadar pertama, permohonannya diamini oleh
menunggu. Ia ingin menjadi yang terdepan Rasulullah. Dia memiliki semangat seperti
dalam kebaikan. Pada suatu kesempatan, “api yang menyala-nyala”. Seperti itulah
Rasulullah SAW memaparkan profilnya, semangat ‘Ukasyah yang hadir di awal
dengan menyatakannya: “Ialah penghuni kesempatan, bukan di akhir kesem-
surga tanpa azab dan hisab mulai dari patan. Inilah satu di antara sahabat Ra-
para Nabi hingga Nabi Muhammad. sulullah, mereka – para sahabat Ra-
Mendengar pernyataan Rasulullah itu, sulullah pada umumnya — memiliki satu
para sahabat pun ‘berkasak-kusuk’, ruh (spirit) yang sudah lama kita
menduga-duga, gusar, seperti apakah dan tinggalkan: Ruh (spirit) budaya
siapakah gerangan manusia istimewa Fastabiqû al-Khairât, “kesediaan untuk
tersebut? Melihat itu Rasulullah bertanya, berlomba-lomba dalam menuju dan
“Apa yang kalian bicarakan?” Setelah meraih kebaikan”.
mereka memberitahukan, Rasulullah
bersabda, “Mereka adalah orang-orang
yang tidak mendemonstrasikan “ruq- “Mereka itulah (sekelompok orang)
yah” (mengisi seluruh aktivitasnya hanya yang selalu bergegas (segera) dalam
dengan berdoa), tidak pesimistik dan meraih kebaikan, dan merekalah
kepada Rabbnya mereka bertawakkal.” orang-orang yang (ingin selalu) terda-
Tiba-tiba, di tengah kerumunan orang hulu memerolehnya,” (QS al-Mu’-
di sekitar Rasulullah itu ada seorang lelaki minûn, 23: 61).
bangkit dan berkata, “Berdoalah kepada Ada sebuah kisah dalam hadits Nabi
Allah agar Dia menjadikan aku termasuk yang mengiringi kisah tentang asbâbun
golongan mereka”. Setelah itu, ada lagi nuzûl. Diceriterakan, bahwa ketika turun
seorang lelaki yang bangkit, untuk kedua ayat tentang hijâb; tanpa membuang
kalinya dengan permintaan yang sama, waktu, para shahabiyah (para sahabat
“Berdoalah kepada Allah agar Dia perempuan Nabi) langsung mengambil
menjadikan aku termasuk golongan kain-kain mereka dan melilitkan ke
mereka”. seluruh tubuhnya. Para shahabiyah
Mencermati kata-kata lelaki yang (para sahabat perempuan Nabi SAW)
bangkit pada kesempatan yang kedua itu, yang berada di pasar-pasar lantas tidak
Rasulullah berkomentar, “Engkau sudah langsung pulang ke rumah. Mereka

22 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


memilih untuk bersembunyi di balik batu- Dalam kaitannya dengan fenomena ini
batu besar, menunggu malam yang sepi. Rasulullah pun pernah bersabda:
Setelah benar-benar situasinya ‘aman’
dari pandangan orang, barulah mereka
pulang ke rumah. Ini merupakan salah
sat u bukti, bahwa para sahabat
Rasulullah SAW adalah orang-orang yang
memiliki ruh (spirit) budaya Fastabiqû
al-Khairât, budaya tak mau menunggu
dan selalu ingin berkompetisi dalam “Bukanlah kefaqiran yang sangat aku
kebaikan dan ketaatan. Ingin menjadi khawatirkan terjadi pada kalian, te-
yang utama dan pertama. tapi aku sangat khawatir jika (keme-
wahan, kesenangan) dunia dibentang-

S
ementara itu, ketika kita amati
kondisi kekinian dalam masya- kan luas atas kalian, kemudian ka-
rakat kita, ternyata situasi dan renanya kalian berlomba-lomba untuk
kondisinya telah jauh berbeda. Budaya meraihnya seperti yang pernah terjadi
kompetisi ini lebih digandrungi dalam pada orang-orang sebelum kalian.
“ranah keduniaan”. Mereka -pada Maka akhirnya kalian binasa sebagai-
umumnya- lebih berkeinginan untuk mana mereka juga binasa karenanya.”
berlomba-lomba dalam memperkaya (HR Bukhari dan Muslim dari ‘Uqbah bin
diri, mempercantik (tampilan) fisik, ‘Amir).
menggagah-gagahkan sikap, mengejar Semestinya, jikalau pun kita mem-
jabatan, mencicil gelar demi gelar dan peroleh dunia, maka teruslah melangkah
menumpuk atribut-atribut keduniaan sebagai orang yang dititipi amanah,
lainnya untuk sekadar memuaskan hawa berjalanlah sambil merunduk, indahkan
nafsu mereka. titipan itu dengan keihklasan dan niat
pengabdian kepada umat.

“Bukanlah kefaqiran yang sangat aku khawatirkan


terjadi pada kalian, tetapi aku sangat khawatir
jika (kemewahan, kesenangan) dunia
dibentangkan luas atas kalian, kemudian
karenanya kalian berlomba-lomba untuk
meraihnya seperti yang pernah terjadi
pada orang-orang sebelum kalian.
Maka akhirnya kalian binasa
sebagaimana mereka juga binasa karenanya.”
EDISI 4/2012 23
Prototype (Purwarupa) Orang- Dan kelompok manusia “jenis ketiga”
orang Pilihan adalah mereka yang selalu membangun
Fastabiqû al-Khairât adalah ruh (spirit) budaya Fastabiqû al-
purwarupa orang-orang yang terpilih. Khairât, berlomba-lomba dalam keba-
Dalam QS Fâthir (35): 32, Allah meng- ikan (ketaatan). Inilah karakteristik (dari)
gambarkan purwarupa atau prototype para sahabat Rasulullah saw. terbaik.
kelompok manusia menjadi tiga jenis. Karena ruh (spirit) budaya Fas-
tabiqû al-Khairât inilah para sahabat
Rasulullah saw. pantas dikatakan seba-
gai “khairu ummah” atau generasi yang
terbaik. Mereka tidak pernah melewat-
kan momentum untuk menjalankan
“Kemudian kitab itu Kami wariskan ketaatan mereka kepada Allah. Tak rela
kepada orang-orang yang Kami pilih melepaskan kesempatan untuk mengisi
diantara hamba-hamba kami, lalu setiap desahan nafas mereka dalam
diantara mereka ada yang menzalimi ketaatan kepada Allah. Mereka selalu
diri sendiri, ada yang pertengahan dan memaksimalkan setiap pintu kebaikan
ada pula yang lebih dahulu berbuat yang telah dibukakan oleh Allah kepada
kebaikan dengan izin Allah. Yang diri mereka, kapan pun dan di mana pun.
demikian itu adalah karunia yang Sejenak menengok purwarupa di
besar,” (QS Fâthir, [35]: 32). atas, apakah kita telah menjadi kelompok
Kelompok manusia “jenis pertama’ manusia “jenis ketiga”? Jawabannya tentu
adalah “mereka yang zalim (menzalimi kembali kepada (perilaku) diri kita
dirinya sendiri)”. Keburukan mereka lebih masing-masing.
banyak daripada kebaikan yang mereka Saatnya kita merenung, alangkah
perbuat. Mereka menghabiskan waktu- berbedanya ghirah/semangat beribadah
nya untuk melakukan aktivitas yang tidak para sahabat dengan kebanyakan dari
diridhai oleh Allah. Hidupnya lebih banyak diri kita sekarang. Seringkali kita tidak
diisi dengan tindakan maksiat. memiliki semangat untuk ber-Fastabiqû
Kelompok manusia “jenis kedua” al-Khairât, berlomba-lomba dalam
adalah mereka yang ada di pertengahan kebaikan dan ketaatan. Kita seolah telah
(persimpangan). Dalam arti, di satu merasa cukup dan baik-baik saja berada
waktu mereka melakukan keburukan, di luar arena, menjadi penonton atau
tetapi di waktu lain merekapun mela- bahkan komentator, pengeritik perlom-
kukan kebaikan. Merekalah orang yang baan kebaikan dan ketaatan yang
ibadahnya ‘jalan’, keburukannya pun dilakukan oleh orang lain.
jalan seiring dengan ketaatannya, yang Ketika orang lain – misalnya – telah
dalam banyak hal sering disebut sebagai mengamalkan “Islam” secara tepat dan
orang yang terjebak dalam budaya lebih baik daripada diri kita, kita sering
STMJ (shalat terus, maksiat jalan).
24 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
mengomentari mereka dengan komentar- ridha Allah. Sebuah peran yang teramat
komentar yang kurang bersahabat. Pada melelahkan, membuang-buang waktu.
saat orang lain membudayakan Adalah sebuah musibah jika kita
“sedekah”, misalnya, kita justru berpikir kehilangan kesempatan dalam ketaatan
(negatif) bahwa mereka melakukannya kepada Allah, lantas kita tenang-tenang
dengan kemungkinan besar untuk mencari saja. Tak inginkankah kita meraih surga
muka atau berkeinginan untuk “dibilang seperti ‘Ukasyah? Menjadi yang Utama
pemurah” (riya’). Ketika saudara kita dan Pertama!
‘menahan perkataan’ untuk mengamalkan Maka, saatnya kini bagi kita agar
sebuah hadits, kita lantas menyimpulkan jangan hanya ingin menjadi penonton;
bahwa mereka adalah orang-orang mari kita bangun ruh (spirit) budaya yang
sombong yang “pelit bicara”. Dan di saat telah lama tertinggal dan kita tinggalkan:
yang lain memanjangkan sujudnya, “ruh (spirit) budaya Fastabiqû al-
terbersitlah dalam benak kita untuk Khairât”. Agar kita menjadi yang terbaik
mengatakan: “mereka hanya ingin untuk yang pertama kali, sebelum orang
dikatakan khusyu’ saja”. lain melakukannya.
Terkadang kita memosisikan diri
sebagai komentator dan kritikus tanpa Narasumber utama artikel ini:
Muhsin Hariyanto
terlibat dalam perlombaan untuk meraih

antara foto.com

EDISI 4/2012 25
Tuntunan Akhlak

ADAB BERBICARA (4):

BICARA
SEPERLUNYA
"Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin,
yakni orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya,
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan al-laghwu
(perkataan dan perbuatan yang tidak berguna)"
(al-Mukminun: 1-3)

D
i antara adab berbicara yang
dituntunkan Rasulullah saw. yang baik adalah yang keselamatan
adalah berbicara seperlunya, kaum muslimin lainnya terjaga dari
tidak berlebihan. Kita diperintahkan lisan dan perbuatannya”3
untuk berbicara hanya yang baik. Beliau Banyak berbicara selain untuk hal yang
melarang kita banyak bicara dengan terkait dengan dzikir kepada Allah mem-
pembicaraan yang tidak terkait dengan buka peluang terjerumusnya manusia ke
dzikir kepada Allah. Kemampuan seseo- dalam urusan-urusan yang tidak berfae-
rang untuk meninggalkan apa saja yang dah. Di antara bahan pembicaraan yang
tidak berguna baginya menjadi salah satu mendorong seseorang banyak bicara
tanda bagusnya keislaman dia1 dan Allah adalah pembicaraan yang tidak penting.
menjadikannya sebagai ciri orang mukmin
yang beruntung. Larangan banyak bicara
Kemampuan tersebut membawa seo- Kita dilarang banyak bicara antara lain
rang mukmin hanya akan berbicara apa- berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:
bila ia yakin pembicaraannya baik dan 1. Hadits dari Ibnu Umar:
diam apabila ada dorongan untuk berkata
yang tidak baik2. Ia berusaha sekuat
tenaga agar tidak ada seorangpun di
antara kaum muslimin yang celaka akibat
perkataan dan perbuatannya, memenuhi
sabda Rasulullah saw.: “Seorang muslim

26 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Dari Ibnu Umar berkata, bahwa “Sifat malu dan al-‘iyyu adalah dua
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah cabang dari cabang-cabang kei-
kalian banyak bicara tanpa berdzikir manan. Sedangkan al-Badza` dan al-
kepada Allah, karena banyak bicara Bayan adalah dua cabang dari ca-
tanpa berdzikir kepada Allah mem- bang-cabang kemunafikan.” Abu Isa
buat hati menjadi keras, dan orang berkata; Ini adalah hadits Hasan
yang paling jauh dari Allah adalah Gharib. Ia berkata, al-‘Iyy adalah
orang yang berhati keras.”4 sedikit bicara dan al-Badza` adalah
kata-kata yang keji, sedangkan al-
2. Hadits dari al-Mughirah ia berkata: Bayan adalah banyak bicara seperti
para khatib-khatib yang memper-
panjang dan menambah-nambahkan
isi pembicaraan guna memperoleh
pujian publik dalam hal-hal yang tidak
diridlai Allah.6

“Rasulullah saw. melarang mengubur 4. Hadits dari Abu Hurairah:


anak perempuan hidup-hidup, durha-
ka kepada ibu, tidak memberi tapi
mau menerima, banyak bicara, ba-
nyak bertanya dan menyia-nyiakan
harta”.5

3. Hadits dari Abu Umamah, Nabi saw.


bersabda:

DariAbu Hurairah bahwa Rasulullah saw.


bersabda: “Allah meridlai kalian kare-
na tiga perkara dan membenci dari
kalian tiga perkara. Meridhai kalian
jika: kalian beribadah kepada-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatupun, kalian berpegang teguh
terhadap tali agama Allah secara ber-
sama-sama dan saling menasehati
terhadap orang yang Allah beri per-
walian urusan kalian. Membenci ka-
lian jika; banyak bicara, menyia-
nyiakan harta dan banyak bertanya.”7

EDISI 4/2012 27
Banyak bicara yang dibolehkan banyak keliru, maka dosanya akan

K
ita boleh banyak bicara apabila berlimpah. Orang yang dosanya
pembicaraan yang kita lakukan berlimpah, akan masuk neraka”12
merupakan bagian dari dzikir Itulah barangkali kenapa orang yang
kepada Allah, yakni berbicara tentang banyak bicara hatinya menjadi keras.
kebenaran serta amar makruf nahi mung- Setiap dosa yang dilakukan menyebab-
kar sebagaimana dituntunkan Allah dan kan hati menjadi keras, semakin banyak
Rasul-Nya. dosa semakin keras pula hatinya.
Rasulullah saw. bersabda: “Semoga Betapa banyak manusia yang senang
Allah memberikan keindahan kepada melibatkan diri dalam urusan yang tidak
seseorang yang mendengar sesuatu berfaedah. Kita bisa mengevaluasi
dari kami, lalu ia menyampaikannya pembicaraan yang ada di radio, televisi,
sebagaimana ia dengar. Betapa ba- kumpulan orang, rapat, pasar, terminal,
nyak orang yang menyampaikan lebih pelabuhan dan lain-lain. Cobalah simak,
paham dari yang mendengar”8. yang lebih banyak pembicaraan baik, sia-
“Barangsiapa yang mengajarkan sia, atau pembicaraan buruk?
suatu ilmu, maka baginya pahala Ternyata pembicaraan sia-sia dan
orang yang mengamalkannya tanpa tidak baik lebih dominan. Apalagi dalam
mengurangi pahala orang yang meng- sinetron, infotainmen, berita, percakapan,
amalkan sedikitpun”.9 dan lain sebagainya; lebih sedikit perka-
“Orang yang menunjukkan keba- taan baik kita dengarkan. Kepada kita
ikan seperti orang yang menger- banyak diperlihatkan dan diperdengarkan
jakannya”10 kata-kata caci maki, perbincangan aib,
ghibah, kecurigaan, pertentangan, peng-
Akibat Banyak Bicara hinaan, dan pembicaraan buruk lainnya
Tersebutlah seorang remaja menemui yang seharusnya kita hindari jauh-jauh.
ajalnya pada perang Uhud. Ia ditemukan Membiarkan diri menyukai acara-
dalam keadaan di mana perutnya diikat acara tersebut dan menyempatkan duduk
dengan batu untuk menahan lapar. Ibunya berlama-lama menikmatinya membuat
mengusap debu di wajahnya seraya ber- hati tidak peka terhadap kebenaran. Kita
kata: “Anakku, selamat bagimu karena akan dibuat toleran terhadap perbin-
kau telah mendapatkan surga”. Ra- cangan negatif dan sia-sia, dan menjadi
sulullah bersabda: “Apa yang membu- semakin parah ketika ikut terlibat mengo-
atmu yakin? Barangkali saja ia ber- mentarinya. Diam tanpa komentarpun
bicara tentang hal yang tidak penting membawa kita terlibat dalam perbuatan
dan mencegah sesuatu yang tidak sia-sia (al-laghwu), bahkan dapat men-
merugikannya”11 jadi mungkar karena meningkatkan rating
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa- acara. Semakin tinggi rating acara televisi
pun yang banyak bicara, maka dia atau radio, semakin lama bertahan,
akan banyak keliru. Orang yang semakin banyak ditonton orang.
28 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
Menjaga Lisan Dari Sahl bin Sa’d dari Rasulullah
Rasulullah SAW mewanti-wanti kita beliau bersabda: “Barangsiapa dapat
semua untuk menjaga lisan, nikmat besar menjamin bagiku sesuatu yang berada
Allah yang dianugerahkan kepada di antara jenggotnya (mulut) dan di
manusia. Lisanlah alat komunikasi ter- antara kedua kakinya (kemaluan),
penting manusia, melahirkan apa yang ia maka aku akan menjamin baginya
pikirkan dan yakini. Kemampuan sese- s u .”15
r g a

orang menjaga lisan untuk mengucapkan Cobalah evaluasi, dalam 24 jam


hanya yang baik dan benar merupakan terakhir perbuatan dan pembicaraan apa
prestasi luar biasa yang menjamin kese- saja yang kita lakukan yang tidak
luruhan anggota tubuh dalam keadaan berguna? Apakah ada obrolan ngalor
baik. ngidul atau ke sana ke mari yang tidak
Dari Uqbah bin Amir ia berkata: jelas juntrung-nya sekedar berbicara
“Saya bertemu Rasulullah, lalu beliau beriya-iya berbukan-bukan? Yakinkah
bersabda: “Wahai Uqbah bin Amir, bicara kita baik-baik?
sambunglah (hubungan silaturahim) Marilah kita yakinkan diri untuk
terhadap orang yang memutuskannya, berkata hanya yang baik!
berikanlah (sesuatu) kepada orang
yang telah mengharamkannya un- Narasumber utama artikel ini:
tukmu dan maafkanlah orang yang Agus Sukaca
telah menzalimi kamu.” Uqbah ber-
kata, “Kemudian saya mendatangi Catatan:
Rasulullah, beliau lalu bersabda 1
HRTirmidzi.
2
kepadaku: “Wahai Uqbah, jagalah HRBukhari,Muslim,danAhmad.
3
HRBukhari.
lisanmu, menangislah atas dosa- 4
HR TirmidzidalamSunan Tirmidzi hadits no. 2335.
dosamu dan hendaklah rumahmu 5
HRAd-DarimidalamSunanAd-Darimihadits No.2633.
memberikan kelapangan untukmu.”13 6
HR TirmidzidalamSunan Tirmidzi hadits no. 1950.
7
Dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah HRMalikdalamKitabMuwatha.
’ ImamMalik hadits no.1572.
bersabda: “Bila manusia berada di 8
HRAbu DauddariAnas bin Malik.
waktu pagi, seluruh anggota badan 9
HR IbnuMajah,dariSahal binMu’adz binAnas.
menutupi (kesalahan) lisan lalu 10
HRAlBazzardishahihkan olehIbnuHibban
11
berkata: Takutlah pada Allah tentang HR Tirmidzi.
12
HRTahbranidalamal-Ausath.
kami, kami bergantung padamu, bila 13
HRAhmaddalamMusnadAhmadhaditsno.16810.
kau lurus kami lurus dan bila kamu 14
HR TirmidzidalamSunan Tirmidzi HN2331.
bengkok kami bengkok.”14 15
HR Bukharidalam Sahih Bukhari hadits no. 5993.

EDISI 4/2012 29
RALAT
TULISAN ARAB
BACAAN SHALAT
(Tuntunan ISLAM edisi 3/2011)

P ada Berkala Tuntunan ISLAM edisi 3/2011, terdapat kesalahan penulisan


teks arab khususnya dalam bacaan shalat. Berikut ini kami sampaikan
ralatnya. Kami sampaikan terima kasih secara khusus kepada Bapak Sarwadi,
PDM Wonogiri Jateng dan Bapak Samsul Hadi (smslhdi77@yahoo),
jazakumullah khairan jaza’. (Redaksi)

No. Halaman Tertulis Yang Benar


1. 33 kolom 2
baris ke-1
2. 33 kolom 2
baris ke-2
3. 34 kolom 1
baris ke-1
4. 34 kolom 1
baris 2-3
4. 34 kolom 1
baris ke-7
6. 35 kol. 1-2
7. 36 kolom 1
baris ke-1
8. 36 kolom 1
baris ke-3
9. 36 kolom 1
baris ke-4
10. 36 kolom 1
(bacaan
shalawat)

30 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tuntunan Ibadah

KEUTAMAAN & TATACARA


SHALAT
BERJAMAAH
Shalat jama’ah itu melebihi
shalat sendirian dengan (pahala)
dua puluh tujuh derajat

Shalat berjamaah
diperintahkan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan

S
elama hidupnya Nabi saw. selalu
penekanan khusus. Para menyerukan ditegakkannya shalat.
alim-ulama Islam Padahal, perintah shalat dalam
semenjak awal ayat-ayat al-Quran juga seolah diucapkan
sejarahnya telah mencoba dalam satu tarikan nafas dengan perintah
bersedekah. Tidak kurang ada 25 tempat
menyelami alasan di balik
dalam al-Quran yang menyerukan shalat
itu. Ini bukan karena setarikan nafas dengan bersedekah,
sekadar mencari berzakat atau memberi kepada sesama.
pembenar untuk meyakin- Dengan demikian secara implisit al-
yakinkan diri sendiri. Quran menggariskan adanya “fungsi
Melainkan karena gairah sosial” dari shalat seperti itu.
untuk lebih memahami Karena melihat fakta demikian, dapat
rahasia di balik perintah dimaklumi bahwa shalat yang benar
Rasul yang maksum itu. haruslah dilakukan secara berjamaah.
Sebab, untuk menunaikan perintah
Kita di zaman modern ini
lanjutan yang sangat erat kaitannya
ternyata masih saja bisa dengan perintah shalat —yakni berse-
menemukan makna itu dekah atau memberi kepada sesama
lewat aneka bentuk itu— maka shalat harus dilakukan secara
pengkajian — termasuk berjamaah. Sudah tentu dengan cara
melalui media seperti ini. “berjamaah yang berkualitas”.
EDISI 4/2012 31
Nabi Geram Kepada yang rumah-rumah mereka .... (HR. Bukhari
Tidak Berjamaah dan Muslim dari Abu Hurairah dengan
Dalil tentang keutamaan shalat lafal dari Muslim).
berjamaah kita peroleh dari hadits Ibnu Tentu saja hadits tersebut sifatnya
Umar, yang menyat akan bahwa pengandaian; untuk menggambarkan
Rasulullah saw. bersabda, betapa sungguh-sungguh seruan Nabi
untuk berjamaah. Faktanya, sepanjang
sejarah tidak sampai ada rumah yang di-
bakar Nabi karena alasan itu — bahkan
untuk alasan lain manapun. Kaum mus-
“Shalat jama’ah melebihi shalat
limin sudah cukup diyakinkan dengan
sendirian dengan (pahala) dua puluh
seruan Nabi yang dimuliakan mereka,
tujuh derajat.” (HR Muttafaqun
atau cukup dengan pelbagai bentuk
‘alaih; Fathul Bari II: 131 no. 645; Mus-
pahala yang dijanjikan, tidak sampai perlu
lim I: 450 no. 650; Tirmidzi I: 138 no.
dipaksa-paksa. Tentu saja ada penge-
215; Nasa’i II no. 103 dan Ibnu Majah
cualiannya, yakni: kaum munafik.
I: 259 no. 789).
Dalam variasi riwayat yang lain Nabi
Tentu saja masih banyak hadits yang
saw. melengkapi pengandaian itu dengan
mendukung itu, baik tentang besaran
kalimat berikut:
pahala, maupun keutamaan yang lain.
Tentang besaran pahala, ada hadits sahih “...Shalat Isya’ dan shalat Fajar ada-
yang menyebut angka 25 derajat. Apapun lah shalat yang paling dirasakan berat
halnya, angka-angka itu menunjukkan bagi orang-orang munafik. Padahal
kelebihan shalat berjamaah yang jauh di kalau saja mereka tahu, niscaya mere-
atas shalat yang dilaksanakan secara ka akan mendatangi masjid bahkan
soliter. Tidak salah kiranya kalau angka kalau perlu dengan merangkak
itu tidak dipahami secara matematis, sekalipun.”
melainkan dalam pengertian kiasan, yang Memang nyaris tidak ada perkecualian
pada intinya menunjukkan keutamaan bagi setiap lelaki untuk berjamaah di
luar biasa dari shalat berjamaah. masjid. Dalam kondisi apapun, setiap
Ada hadits Nabi yang memperlihatkan laki-laki hendaknya shalat berjamaah
betapa junjungan kita itu merasa sangat dengan dasar hukum sunnah muakadah
geram manakala umatnya shalat sendiri- (yang dikuatkan hingga mendekati
sendiri. wajib). Bahkan jika dia buta pun, tetap
Rasulullah SAW bersabda, “Mau aku diharuskan untuk berjamaah di masjid.
rasanya menyuruh orang untuk sha- (Lihat boks: Ikuti Arah Kumandang
lat... kemudian aku pergi bersama Adzan.) . Untuk kaum perempuan, Nabi
beberapa orang yang membawa kayu memberi kemudahan tidak harus
bakar untuk mendatangi mereka yang berjamaah di masjid. Namun karena
tidak ikut shalat dan membakar berjamaah itu nilainya 27 derajat lebih

32 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


IKUTI ARAH KUMANDANG ADZAN
Seorang laki-laki tunanetra menghadap Nabi, memohon agar kepadanya diberi
keringanan untuk tidak perlu selalu shalat jamaah di masjid.
“Saya tidak punya penuntun, ya Nabi,” ujar laki-laki itu. “Yaitu seseorang yang
menuntunku ke masjid tiap tiba waktunya shalat.”
“Baik,” jawab Nabi. “Kau boleh shalat di rumah.”
Nabi tentu memperhitungkan kemanfaatan shalat berjamaah seperti itu bagi
umatnya. Mengingat hal itu Nabi memanggil balik laki-laki buta tadi.
“Apakah kau bisa mendengar kumandang adzan tiap kali masuk waktu-waktu
shalat?”
“Ya, Nabi. Saya bisa mendengarnya.”
“Kalau demikian, wajib kamu ke masjid dengan mengikuti arah kumandang
adzan itu,” tegas Nabi membuat ketetapan.
[ Pemaparan bebas, berdasar hadits riwayat Muslim.]

tinggi, maka sudah tentu perempuan pun manakala manfaatnya lebih besar atau
harus menunaikannya —kendati itu kalau mudaratnya (dampak dari ‘mema-
dilaksanakan di rumah. kai wangi-wangian’) bisa dihindarkan.
Frasa “memakai wangi-wangian” dalam
Jamaahnya di Mana? teks hadits itu hendaknya tidak dipahami
Para laki-laki sudah tentu berja- harafiah; bukannya terlarang memakai
maahnya di masjid. Hal itu lebih utama. parfum, melainkan harus dipahami
Sementara bagi perempuan, hendaknya sebagai “hal itu akan memberi dampak
suaminya jangan sampai melarang jika tertentu kepada orang lain (laki-laki)”.
mereka bermaksud berjamaah di masjid. Kita tahu, parfum adalah peranti yang
Tuntunan Nabi tentang itu termaktub sangat efektif untuk menarik perhatian
dalam hadits berikut: orang lain. Selain itu, jika tidak ditekankan
demikian, ada kemungkinan terjadi
jamaah saling berlomba mengenakan
parfum. Bahkan di zaman sekarang pun,
“Janganlah kalian melarang para wa- sudah tentu segi negatif dari hal ini akan
nita (pergi) ke masjid dan hendaklah segera tampak.
mereka keluar dengan tidak memakai Dengan demikian, jika disesuaikan
wangi-wangian.” (HR Ahmad dan Abu dengan konteks zaman kita sekarang, di
Daud, hadits shahih) mana keadaan sudah sangat kondusif,
Dari situ kita tahu bahwa perempuan aman dan damai, maka perempuan shalat
pergi ke masjid itu diseyogyakan berjamaah di masjid merupakan
EDISI 4/2012 33
keniscayaan. Namun perlu segera diingat dinilai setara, maka didahulukan yang
bahwa ada hadits sahih yang menyitir lebih pandai dan lebih mengetahui tentang
sabda Nabi yang dinilai shahih oleh Abu sunnah-sunnah Nabi saw. Kriteria lainnya
Daud sebagai berikut: adalah didahulukan orang yang lebih
“Janganlah kamu sekalian mencegah dahulu berhijrah. Apabila sama juga,
istri-istrimu pergi ke masjid, namun maka didahulukan yang lebih tua usianya.
(ingat) rumah-rumah mereka lebih
baik bagi mereka.”

Tatacara Shalat Berjamaah


Bagaimana shalat jamaah dilak-
sanakan? Ada beberapa topik terkait
dengan pelaksanaan shalat berjamaah,
yakni: penetapan imam, posisi imam dan
makmum, cara makmum menyusul
karena terlambat (masbuq), akhlak
sebagai imam, akhlak sebagai makmum
“Rasulullah saw. berkata kepada
terhadap imam, keutamaan setelah shalat.
kami: “Hendaknya yang menjadi
Penetapan imam. Untuk menetapkan imam shalat suatu kaum adalah yang
imam yang didahulukan ialah orang yang paling hafal al- Qur`an dan paling
lebih banyak memiliki hafalan al-Quran baik bacaannya. Apabila dalam
dan lebih memahami hukum Islam. bacaan mereka sama, maka yang
Apabila di kalangan para jamaah itu berhak menjadi imam adalah yang

PERINGKAT KEBAIKAN SHALAT


Dengan mengingat semua dalil tentang shalat, maka dapat disimpulkan bahwa
ada peringkat kebaikan shalat (tentu yang dilaksanakan tepat waktu) sebagai
berikut:
1) Peringkat I (kategori sangat baik): laki-laki shalat berjamaah di masjid;
perempuan berjamaah di rumah;
2) Peringkat II (kategori baik): laki-laki berjamaah di rumah;
perempuan berjamaah di masjid;
3) Peringkat III (kategori cukup): laki-laki shalat sendiri di masjid;
perempuan shalat sendiri di rumah;
4) Peringkat IV (kategori sedikit di bawah cukup): laki-laki shalat sendiri
di rumah; perempuan shalat sendiri di masjid.

34 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


paling dahulu hijrahnya. Apabila tuma’ninah, tenang, las-lasan (bhs
mereka sama dalam hijrah, maka Jawa). Manakala shalat jamaah sudah
yang berhak menjadi imam adalah didi-rikan, orang yang datang belakangan
yang paling tua. Janganlah kalian hendaknya juga tidak buru-buru, tidak
menjadi imam atas seseorang pada perlu tergesa-gesa sedemikian rupa
keluarga dan kekuasaannya, dan sehingga galau (kemrungsung - Jw).
jangan juga menduduki permadani di Orang yang datang terlambat itu
rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu (disebut masbuq), berusaha bergabung
atau dengan izinnya” (HR Muslim) dengan shalat jamaah yang sedang
Hadits di atas sekaligus menyebut berlangsung dan tidak mendirikan shalat
adab shalat yang harus kita indahkan. sendiri. Terlebih lagi kalau dia hanya
Yakni, jangan menjadi imam terhadap sendirian. Untuk keadaan seperti ini
keluarga seseorang kecuali orang itu sunnah Nabi menuntunkan sebagai
mengijinkan atau meminta. Bahkan berikut: Pertama-tama, dia (si masbuq)
sekadar “menduduki permadani di melakukan takbiratul ihram lebih dulu,
rumah” seseorang pun hendaknya harus lalu takbir untuk mengikuti gerakan yang
seijin si pemilik. Untuk yang terakhir ini, paling mungkin dia ikuti. Kalau dia
bisa saja itu dalam konteks shalat; namun mendapati imam sudah sujud, maka dia
bisa jadi tidak berkaitan dengan shalat. langsung mengikuti imam untuk sujud —
Karena itu, khususnya dalam komu- pendeknya dia mengikuti imam dalam
nitas jamaah shalat baru (misalnya di keadaan imam sedang melakukan
suatu masjid yang jamaahnya semula gerakan shalat apapun.
tidak saling kenal) seseorang tidak boleh Kalau misalnya saat dia bergabung
maju dan mengangkat diri sendiri, mela- imam sudah dalam keadaan tahiyat akhir
inkan diangkat dan dipilih jamaahnya. —sehingga tinggal menunaikan salam—
Mengapa? Karena dengan maju meng- maka dia langsung duduk bersimpuh
angkat diri sendiri itu berarti dia meng- untuk mengikuti melakukan tahiyat akhir.
anggap dialah yang paling memenuhi Namun ketika imam mengucap salam,
kriteria imam seperti hadits di atas. Nah, dia tidak mengikuti mengucap salam,
bukankah itu jumawa? Akhlaq yang melainkan bangkit berdiri dan mengge-
dituntunkan Nabi saw. mencegah kita napkan kekurangan jumlah rakaatnya.
berlaku demikian. Jika dia bergabung tadi masih sempat
mengikuti ruku’, maka dia dihitung sudah
Jika Datang Telat Berjamaah mengikuti 1 (satu) rakaat. Tapi kalau dia
Adab yang dituntunkan Nabi Muham- bergabung tepat saat imam mengucap
mad saw. adalah, kita datang ke masjid “samiallahu liman hamidah”, maka itu
untuk berjamaah dengan suasana hati belum dihitung satu rakaat. Jadi dia
tenang dan tidak tergesa-gesa. Shalat pun menggenapkan kekurangannya.
diharuskan untuk dilaksanakan secara (Redaksi)

EDISI 4/2012 35
POSISI IMAM DAN MAKMUM
DALAM SHALAT JAMAAH

B
erdasar dalil Sunnah Nabi saw. yang sahih dan
makbulah, posisi imam dan makmum adalah
sebagai berikut:
1. Jika imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan
makmum hanya seorang, maka dia berdiri di sebelah
kanannya sejajar dengan posisi imam (gambar 1).
2. Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah
perempuan, maka posisi makmum berada di bela-
kang imam (gambar 2).
3. Jika makmum dua orang atau lebih dan semuanya
sama jenis kelaminnya: Makmum berdiri membentuk
gambar 1
shaf di belakang imam. Shaf dibentuk dimulai tepat
dari belakang imam, terus dipenuhi ke sebelah kanan,
baru diteruskan dengan memenuhi sebelah kiri imam
dan kirinya lagi sampai penuh (gambar 3).

gambar 2
gambar 3

4. Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki di depan,


lalu makmum perempuan di belakang makmum laki-laki. Ini berlaku untuk
jumlah berapapun makmumnya. Cara menyusun shafnya dimulai dari tengah
(tepat di belakang imam), lalu untuk lebih afdal dengan memenuhi dulu sisi
kanan dari belakang imam diteruskan dari belakang imam ke kiri (gambar4).

36 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


gambar 4

5. Imam perempuan jika diikuti oleh makmum


perempuan mengikuti tatacara sebagai berikut:
• Untuk makmum seorang, berdiri di sebelah
kanan imam (gambar 5).
• Untuk makmum perempuan lebih dari seorang
dan bahkan dengan shaf yang lebih dari satu,
posisi imam berada di tengah-tengah shaf per-
tama, lalu shaf berikutnya berjajar di bela-
kangnya (gambar 6). gambar 5 Ilustrasi gambar: Chandra

gambar 6

EDISI 4/2012 37
Tuntunan Ibadah

Jawaban Pak AR tentang Pertanyaan


Seputar Shalat dan Doa
Pak AR (K.H. ARFakhruddin)
dikenal sebagai ulama yang bijak dan
santun, tapi bisa juga bertindak tegas
dan berani tentang hal-hal keumatan
dan ke-Islam-an. Beliau bisa
berkomunikasi secara efektif dengan
lapis bawah masyarakat Indonesia
sampai ke desa-desa; tetapi juga
pintar berkomunikasi dengan
pimpinan lembaga dan pemerintah.
Itulah salah satu hal yang membuat
Pak AR dipercaya umat untuk
memimpin Muhammadiyah sampai
selama 22 tahun (1968-1990).
Komunikasi Pak AR dengan
masyarakat kebanyakan direkam tersebar. Pertanyaan-pertanyaan itu
dengan baik dalam bukunya yang umumnya diajukan oleh pendengar
bersahaja, Soal Jawab yang (lewat surat) yang menghadapi
Ringan-Ringan (1990), hasil dari pelbagai masalah praktis sehari-hari.
ceramah dan dialog di RRI Nusantara Jawaban Pak AR-pun jelas dan
II Yogyakarta. Masih ada lagi buku gamblang; yang pada intinya
Pak AR, baik yang ditulis beliau menekankan bahwa ibadah mahdhah
sendiri ataupun putranya, Syukriyanto itu sudah sempurna sebagaimana
AR, maupun penulis-penulis lain. dituntunkan oleh Nabi SAW. Jadi,
Berikut ini tanya-jawab seputar tidak perlu lagi ditambah-tambahi
shalat, yang merupakan petikan dari seolah Nabi meninggalkan aturan
buku Soal Jawab yang Ringan- ibadah yang masih perlu
Ringan, baik kutipan langsung atau disempurnakan oleh umatnya secara
olahan dari halaman-halaman yang tambal-sulam di belakang hari.

38 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


1. TENTANG DOA & WIRID SEUSAI SHALAT
Cara demikian itu baik atau ti-
Apakah Rasulullah mempu- dak? Bagaimana hukumnya, apa-
nyai wiridan tertentu yang dibaca kah wajib atau sunat? Apakah Ra-
seusai shalat? sulullah juga mengerjakan cara de-
mikian? Apakah ada hadits yang
JAWAB: menerangkan cara demikian itu?
Menurut pengetahuan saya, dari
membaca sejarah hidupnya, demikian JAWAB:
pula dari hadits-hadits yang telah saya Menurut pengetahuan saya, seper-
ketahui, Rasulullah tidak mempunyai tinya Rasulullah belum pernah
wiridan tertentu yang dibaca setiap menuntunkan wiridan dengan cara
selesai shalat. yang tertentu (ajeg). Memang benar
 beliau memerintahkan kepada kita
supaya tiap selesai shalat membaca
Saya sering mendengar di mas- doa; tapi tidak memerintahkan untuk
jid atau langgar/mushalla, setiap membaca bersama-sama harus
selesai shalat Shubuh, Magrib dengan suara keras dan urutannya
dan Isya, imam bersama-sama pun harus demikian. Maka para ulama
makmum membaca dengan keras yang hati-hati dalam soal agama,
bacaan berikut: (1). Istighfar 3x; mengatakan bahwa cara yang
(2). Surat Al Fatihah; (3). Ayat demikian itu adalah bid’ah. Untuk
“Wa ilahukum ilahun wahid la pertanyaan apakah cara demikian itu
ilaha ila huwa rahm an nur- baik atau tidak, tentu saya akan
rahim” (al-Baqarah: 163); (4). Ayat mengatakan bahwa bacaan itu semua
Kursi (al-Baqarah: 255); (5). Ayat baik. Bahkan ada yang diambil dari
“La ikraha fiddin...” (al-Baqarah: al-Quran; dan ada juga yang memang
256); (6). Subhanallah 33x; (7). Al- diperintahkan oleh Rasulullah untuk
hamdulillah 33x; (8). Allahu Akbar membacanya. Tetapi yang menjadi
33x; (9). “La ilaha illallahu wah- kaidah dalam ibadah itu bukan baik
dahu la syarikalahu lahul mulku atau jelek. Yang kita jadikan kaidah
wa lahul hamdu wa huwa ‘ala ialah apakah ada perintah dari Allah
kulli syai-in qadir”; (10). Tahlil atau dari Rasulullah. Kalau tidak ada
(entah berapa kali); (11). Doa pan- perintah dari Allah atau dari Rasul,
jang (yang diamini para makmum maka akan lebih selamat bila kita
dengan suara keras). tinggalkan atau tidak kita kerjakan.

EDISI 4/2012 39
2. BERDOA MENGGU- JAWAB : Setahu saya tidak ada pe-
NAKAN TASBIH rintah dari Allah atau dari perintah
Rasulullah, yang memerintahkan agar
Ada juga juga yang mengguna- setiap kita berdoa supaya meng-
kan tasbih untuk menghitung goyang-goyangkan badan atau kepala
bacaannya itu. Apakah cara demi- kita seperti itu.
kian diperbolehkan?

JAWAB: Apabila dikatakan bahwa


4. BERDOA DENGAN
tasbeh atau tasbih (yang seperti untaian
MENADAHKAN
kalung) itu (tuntunan) dari Rasulullah, TANGAN
artinya Rasulullah juga menggunakan
tasbih, setahu saya tidak ada perintah Apakah Rasulullah saw. ketika
demikian. Jadi bukan sunnah; artinya berdoa juga menadahkan kedua
bukan yang dikerjakan oleh Nabi tangannya? Apakah ada dasarnya
SAW. Tetapi kalau niatnya hanya apabila seseorang sehabis berdoa
untuk menghitung, boleh-boleh saja. kemudian mengusapkan kedua-
Sebetulnya kalau kita menghitung belah tangannya pada mukanya?
hanya sampai seratus-duaratus saja,
cukup kita pergunakan jari-jari tangan JAWAB: Setahu saya, memang ada
kita. Tidak perlu tasbih segala. Sebab, hadits yang menerangkan bahwa
kalau selalu kita gunakan tasbih secara ketika Rasulullah berdoa menyam-
terus-menerus kita membaca doa, paikan sesuatu permohonan kepada
Allah, dengan menadahkan kedua ta-
dapat digolongkan bid’ah karena tidak
ngannya, lebih-lebih ketika menyam-
ada perintah dari Rasulullah.
paikan permohonan dengan serius
seperti dalam shalat Istisqa’, memohon
3. BERDOA DENGAN turunnya hujan, Rasulullah mengangkat
MENGGOYANG- kedua tangannya tinggi-tinggi.
GOYANGKAN BADAN Dalam hadits diterangkan bahwa
ketika mengangkat tangan itu sampai
Apakah tiap membaca doa terlihat ketiaknya.
sesudah shalat itu harus dengan Silakan membaca kitab Bulughul
menggoyang-goyangkan badan ke Maram atau Hadyur Rasul atau
kiri dan ke kanan bersama yang lainnya. Namun demikian, tidak semua
lain? Sebab, saya sering melihat doa Rasulullah selalu menadahkan
orang-orang melakukan yang tangannya.
demikian itu.

40 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


5. BERDOA DENGAN tetapi semata-mata mencontoh
BAHASA SELAIN ARAB perbuatan Rasulullah saw.

Apakah dibolehkan kita ber- 8. SHALAT SYUKRUL


doa kepada Allah dengan bahasa WUDLU DAN
Jawa atau Indonesia? PELAKSANAANNYA
JAWAB: Kalau dikerjakan di luar
shalat, menurut pendapat saya, boleh- Benarkah ada shalat yang
boleh saja. dinamakan “syukrul wudlu” yang
dikerjakan oleh para jamaah
6. MENGAWALI DAN Jum’at sebelum atau sesudah
MENGAKHIRI DOA shalat tahiyatul masjid?
JAWAB: Dalam kitab Riyadus Sha-
Apakah dalam berdoa itu harus lihin ada uraian yang menyebutkan
dimulai dengan “alhamdulillah” bahwa Rasulullah berdialog dengan
dan ditutup dengan membaca sha- sahabat Bilal:·
lawat dan tasbih? “Hai, Bilal. Saya mendengar suara
JAWAB: Memang ada hadits yang terompahmu di surga. Engkau
menerangkan bahwa Rasulullah dalam mempunyai amal apa yang engka
berdoa dimulai dengan membaca kerjakan?”
basmalah, kemudian alhamdulillah, “Ya, Rasulullah. Saya tidak me-
terus shalawat. Tetapi tidak harus miliki amal apa-apa yang istimewa.
demikian pada setiap doa. Saya hanya membiasakan shalat
dua rakaat tiap-tiap sesudah
7. BOLEHKAH wudlu.”
SHALAT MEMAKAI Dengan dasar percakapan antara
BAHASA DAERAH? Rasulullah dengan sahabat Bilal itulah
ada shalat yang dinamakan Shalat
Apakah dalam shalat tidak bo- Syukur Wudlu. Ada juga yang
leh berdoa dengan bahasa dae- menyebutnya Shalat Sunat Wudlu.
rah? Apakah harus dengan ba- Sedang Rasulullah sendiri atau sahabat
hasa Arab? Bilal tidak memberi nama apa-apa.
JAWAB: Saya berpendapat bahwa Shalat Syukur Wudlu atau Sunat
shalat itu suatu ibadah khusus, yang Wudlu ini hanya dua rakaat, di-
cara-caranya, juga bahasanya harus kerjakan di rumah masing-masing atau
mengikuti contoh yang dituntunkan di mana pun. Tidak harus dikerjakan
Rasulullah. Demikian itu bukan karena bersama Shalat Tahiyatul Masjid di
saya fanatik kepada bahasa Arab, hari Jumat.

EDISI 4/2012 41
9. SHALAT DAIM DAN disebut shalat daim. Artinya, selalu
PRAKTEKNYA dalam keadaan ingat kepada Allah di
mana pun, kapan pun dan dalam
Apakah yang disebut Shalat keadfaan apapun. Namun, kita harus
Daim itu? Apakah boleh orang tetap mengerjakan shalat, tidak boleh
tidak mengerjakan shalat lima meninggalkan shalat yang lima waktu
waktu disebabkan sudah mem- itu.
praktekkan Shalat Daim?
10. SHALAT SUNAT
JAWAB: Allah berfirman: “Se- SHAFAR DAN DOA
sungguhnya manusia diciptakan BEPERGIAN
bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia Apa yang disebut shalat sunat
berkeluh kesah; dan apabila ia shafar itu? Kapan kita menger-
mendapat kebaikan ia amat kikir; jakan shalat sunat shafar?
kecuali orang-orang yang me-
ngerjakan shalat; yang mereka itu JAWAB: Shafar artinya bepergian.
tetap (dalam keadaan) menger- Pada umumnya “bepergian” di sini
jakan shalatnya.” (Qs. al- Maarij maksudnya adalah perjalanan dengan
19-23). jarak tempuh yang jauh. Salah satu
Shalat adalah Rukun Islam yang hadits menyebutkan bahwa apabila
kedua. Shalat lima kali sehari itu Nabi saw. akan bepergian jauh, lebih
dilaksanakan pada waktu-waktu dulu shalat sunat dua rakaat.
yang sudah ditentukan. Manusia Demikian pula ketika kembali, sampai
diperintahkan shalat adalah untuk di rumah juga mengerjakan shalat
menambah ingatannya kepada Allah. sunat dua rakaat. Bahkan sering
Kita memang harus selalu ingat dikerjakan oleh Nabi saw, shalat
kepada Allah kapan pun dan dalam sunat dua rakaat ketika tiba kembali
keadaan apapun. dari bepergian itu dikerjakan beliau
Ketika sedang makan, minum, di masjid.
berjalan, naik kendaraan, berdagang, Nah, shalat dua rakaat sebelum dan
sedang di kantor, di toko, di pasar, di sesudah bepergian itu dinamakan
sawah, sedang sendirian atau ketika shalat shafar. Dengan (shalat itu)
sedang bersama-sama orang lain, kita bertawakal kepada Allah, memohon
harus selalu ingat kepada Allah tanpa agar selama bepergian, sejak berang-
terputus; sampai kita dipanggil kat sampai kembali pulang dalam
menghadap Allah atau mati. keadaan selamat tidak kurang suatu
Nah, keadaan demikian itulah yang apa.

42 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Apakah ada doa untuk beper- Bepergian untuk tujuan baik apapun,
gian atau doa shafar dan bagai- dengan kendaraan apapun, berdoalah
mana penjelasan dan pene- seperti tersebut di atas. Lalu, dengan
rapannya? berbekal hati yang mantap, serta ihtiar
yang cukup, kemudian dengan
JAWAB: Ketika akan berangkat berserah diri kepada Allah,
bepergian, sesudah keluar dari rumah, berangkatlah.
berdoalah sebagai berikut: Apabila nanti tertimpa suatu kejadian,
“Bismillah-hi tawakaltu alalla-hi itu adalah atas kehendak Allah.
la-haula wala-quwwata illa billah- Apabila mendapatkan sesuatu yang
hi” (Dengan asma Allah, saya baik, bersyukurlah. Apabila men-
berserah diri. Tidak ada daya dan dapatkan sesuatu yang tidak dike-
tidak ada kekuatan kecuali dari hendaki, bersabarlah dan ridla atas
Allah). takdir Allah. (redaksi)

antarafoto.com

EDISI 4/2012 43
Tuntunan Muamalah

TUNTUNAN HUTANG PIUTANG (2)


Tuntunan Bagi yang Mempunyai Hutang

MEMBANGUN KESADARAN dari ‘Urwah, bahwa ‘Aisyah r.a. me-


AGAR TIDAK TERJERAT ngabarkan kepadanya, bahwa Ra-
HUTANG DENGAN SERING sulullah saw. berdo’a dalam shalat:
BERDOA “Allahumma innii a’uudzu bika minal
(Tiga macam doa yang dikutip dari Imam ma’tsaami wal maghram” (Ya Allah aku
Bukhari) berlindung kepadamu dari berbuat
dosa dan terlilit hutang).
Lalu ada seseorang yang bertanya:
“Mengapa Anda banyak meminta per-
lindungan dari hutang, wahai Ra-
sulullah?” Nabi menjawab: “Sesung-
guhnya seseorang apabila sedang
berhutang ketika dia berbicara biasa-
nya berdusta dan bila berjanji sering
menyelisihinya”. (HR Bukhari 2222)

Telah menceritakan kepada kami


Abu al-Yaman, telah mengabarkan
kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy.
Dan diriwayatkan pula, telah mence-
ritakan kepada kami Isma’il, berkata;
Telah menceritakan kepadaku sau-
daraku dari Sulaiman, dari Muham-
mad bin Abi ‘Atiq, dari Ibnu Syihab,
44 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
Zubair telah mengabarkan kepadaku,
bahwa ‘Aisyah r.a. berkata, “Aku
mendengar Rasulullah saw. dalam
shalatnya meminta perlindungan dari
fitnah Dajjal.” (HR. Bukhari 789)

Telah menceritakan kepada kami


Abu al-Yaman berkata, telah menga-
barkan kepada kami Syu’aib, dari az-
Zuhri berkata, telah mengabarkan
kepada kami ‘Urwah bin Az Zubair
dari ‘Aisyah isteri Nabi saw., dia telah
mengabarkan kepadanya, bahwa Ra-
sulullah dalam shalat membaca do’a:
“Allahumma innii a’uudzu bika min
‘adzaabil qabri, wa a’uudzu bika min
fitnatil masiihid dajjaal, wa a’uudzu bika
min fitnatil mahyaa wa fitnatil mamaat.
allahumma innii a’uudzu bika minal
ma’tsami wal maghram”
(Ya Allah, aku berlindung kepada-
Mu dari siksa kubur dan aku berlin-
dung kepada-Mu dari fitnah al-
Masihid Dajjal, dan aku berlindung
kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan
fitnah kematian. Ya Allah, aku berlin-
dung kepada-Mu dari perbuatan dosa
dan hutang)”.
Tiba-tiba ada seseorang berkata
kepada beliau, “Kenapa tuan banyak
meminta perlindungan dari hutang?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya se-
seorang apabila berhutang dia akan
cenderung berkata dusta dan berjanji
lalu mengingkarinya”. Dan dari az-
Zuhri ia berkata, ‘Urwah bin az-

EDISI 4/2012 45
Allahumma inni a’uudzu
bika minal-‘ajzi wal-kasali
wal- bukhli wal-jubni wa-
dlal-’id- daini wa-ghalabatir-
rijaal
(Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari (sifat)
gelisah, sedih, lemah,
malas, kikir, pengecut,
terlilit hutang dan dari
keganasan orang-orang).

(Ya Allah aku berlindung kepada-


Mu dari (sifat) gelisah, sedih, lemah,
malas, kikir, pengecut, terlilit hutang
dan dari keganasan orang-orang).
Kemudian kami sampai di Khaibar.
Ketika Allah membukakan keme-
nangan kepada Beliau pada pepe-
rangan itu, diceritakan kepada Beliau
tentang kecantikan Shofiyah binti
Telah bercerita kepada kami Qu- Huyay bin Akhthab yang suaminya
taibah, telah bercerita kepada kami telah terbunuh dan dia menjanda.
Ya’qub, dari ‘Amru, dari Anas bin Ma- Maka Rasulullah saw. memilihnya
lik r.a., bahwa Nabi saw. berkata kepa- untuk diri Beliau sendiri (sebagai ta-
da Abu Thalhah: “Carilah seorang wanan) lalu Beliau berangkat bersa-
ghulam (anak kecil pelayan) dari manya hingga ketika kami tiba di
ghulam milikmu untuk melayaniku Saddal Shohbaa’, dia beristirahat lalu
selama keberangkatan ke Khaibar”. Beliau membuat kemah. Beliau lalu
Maka Abu Thalhah keluar ber- membuat makanan dari kurma dalam
samaku dengan memboncengku. Saat wajan kecil kemudian Beliau berkata:
itu aku adalah seorang anak kecil “Beri tahu orang-orang yang ada di
yang hampir baligh. Aku melayani Ra- sekitarmu”. Dan itulah walimah (re-
sulullah saw. saat Beliau singgah dan sepsi pernikahan) Rasulullah saw.
aku selalu mendengar Beliau banyak dengan Shofiyah.
berdo’a: “Allahumma inni a’uudzu bika Kemudian kami berangkat menuju
minal ‘ajzi wal kasali wal bukhli wal jubni Madinah. Anas r.a. berkata: “Aku
wa dlal’id daini wa ghalabatir rijaal” melihat Rasulullah saw. meletakkan

46 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Shofiyah di belakang unta Beliau Telah menceritakan kepada kami
dimana Beliau duduk di atasnya Musa bin Isma’il, telah menceritakan
sehingga Shofiyah bisa meletakkan kepada kami Abu ‘Awanah, dari Abu
kakinya di atas lutut Beliau kemudian Bisyir, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu
berjalan mengendarainya. ‘Abbas r.a. bahwa ada seorang wanita
Maka kami terus berjalan hingga suku Juhainah datang menemui Nabi
ketika kami hampir tiba di Madinah, saw. lalu berkata: “Sesungguhnya
Beliau memandang ke bukit Uhud ibuku telah bernadzar untuk menu-
seraya berdo’a: “Ini adalah gunung naikan haji, namun dia belum sempat
yang mencintai kita dan kita pun menunaikannya ia meninggal dunia,
mencintainya”. apakah boleh aku menghajikannya?”
Kemudian Beliau memandang ke Beliau (Rasulullah saw.) menjawab:
arah Madinah lalu berdo’a: “Ya Allah “Tunaikanlah haji untuknya. Bagai-
sungguh aku mensucikan kota yang mana pendapatmu jika ibumu mem-
terletak di antara dua bukit hitam ini punyai hutang, apakah kamu wajib
(Madinah) sebagaimana Ibrahim membayarkannya? Bayarlah hutang
alaihis-salam mensucikan Makkah. Ya kepada Allah karena (hutang) kepada
Allah, berikanlah barakah kepada Allah lebih patut untuk dibayar”. (HR
mereka (penduduk Madinah) dalam Bukhari 1720)
takaran mud dan sho’ mereka”. (HR
Bukhari 2679)

MEMBAYAR HUTANG KEPADA


ALLAH SWT

Telah menceritakan kepada kami


Ahmad bin Yunus, telah menceritakan
kepada kami Zuhair, telah mence-
ritakan kepada kami Yahya, dari Abu
Salamah berkata; Aku mendengar
‘Aisyah r.a. berkata: “Aku berhutang
puasa Ramadhan dan aku tidak bisa
mengqadha’nya kecuali pada bulan
Sya’ban”. Yahya berkata: “Karena
dia sibuk karena atau bersama Nabi
saw.” (HR Bukhari 1814)

EDISI 4/2012 47
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Khalid, telah mence-
ritakan kepada kami Muhammad bin
Musa bin A’yan, telah menceritakan
kepada kami bapakku, dari ‘Amru bin
al-Harits, dari ‘Ubaidullah bin Abu
Ja’far, bahwa Muhammad bin Ja’far
menceritakan kepadanya dari ‘Ur-
wah, dari ‘Aisyah r.a. bahwa Nabi saw.
bersabda: “Barangsiapa meninggal
dunia dan memiliki hutang puasa
maka walinya (boleh) berpuasa
untuknya”.
Hadits ini dikuatkan pula oleh Ibnu
Wahab dari ‘Amru. Dan Yahya bin
Ayyub meriwayatkannya dari Ibnu
Abu Ja’far. (HR Bukhari 1816)

Dari ‘Aisyah r.a. bahwa Nabi saw.


bersabda: “Barangsiapa meninggal dunia
dan memiliki hutang puasa maka walinya
(boleh) berpuasa untuknya”.

48 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas r.a.; seorang
wanita berkata kepada Nabi saw.:
“Sesungguhnya saudara perempuanku
telah meninggal dunia”.
Dan Yahya dan Abu Mu’awiyah
berkata, telah menceritakan kepada
kami Al-A’masy, dari Muslim, dari
Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas r.a.;
seorang wanita berkata kepada Nabi
saw.: “Sesungguhnya ibuku telah
meningal dunia”.
Telah menceritakan kepada kami Dan ‘Ubaidullah berkata; dari Zaid
Muhammad bin ‘Abdur Rahim, telah bin Abi Unaisah, dari Al-Hakam, dari
menceritakan kepada kami Mu’a- Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas;
wiyah bin ‘Amru, telah menceritakan seorang wanita berkata kepada Ra-
kepada kami Za’idah, dari Al-A’masy, sulullah saw.; “Sesungguhnya ibuku
dari Muslim Al-Bathin, dari Sa’id bin telah meninggal dunia, dan dia mem-
Jubair, dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata; punyai tanggungan puasa nadzar.”
“Datang seorang laki-laki kepada Dan Abu Hariz berkata, telah men-
Nabi saw. lalu berkata: ceritakan kepada kami ‘Ikrimah, dari
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibnu ‘Abbas r.a.: seorang wanita ber-
ibuku telah meningal dunia dan dia kata kepada Nabi saw.; “Sesungguh-
mempunyai kewajiban (hutang) puasa nya ibuku telah meninggal dunia, dan
selama sebulan, apakah aku boleh dia memiliki hutang puasa selama
menunaikannya?”. lima belas hari”. (HR Bukhari 1817)
Rasulullah saw. bersabda: “Ya”,
Beliau melanjutkan: “Hutang kepada NABI SAW MENCONTOHKAN
Allah lebih berhaq untuk dibayar”. KETIKA MEMBAYAR HUTANG,
Sulaiman berkata, Al Hakam dan MAKA MEMBAYARNYA DIBERI
Salamah berkata; Ketika kami sedang TAMBAHAN SUKARELA
duduk bersama, Muslim menceritakan
tentang hadits ini, keduanya berkata;
Kami mendengar Mujahid menyebut-
kan masalah ini dari Ibnu ‘Abbas r.a.
Dan disebutkan pula dari Abu Kha-
lid, telah menceritakan kepada kami
Al-A’masy, dari Al Hakam dan Muslim
Al-Bathin dan Salamah bin Kuhail,
dari Sa’id bin Jubair dan ‘Atho’ dan

EDISI 4/2012 49
Telah menceritakan kepada kami
Khallad bin Yahya berkata, telah
menceritakan kepada kami Mis’ar
berkata, telah menceritakan kepada
kami Muharib bin Ditsar dari Jabir bin
‘Abdullah berkata, “Aku datang me-
nemui Nabi saw. saat beliau berada
di masjid -Mis’ar berkata, “Menu-
rutku Jabir berkata, Saat waktu dluha
Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Beliau Telah menceritakan kepada kami
bersabda: “Shalatlah dua rakaat”. ‘Abdullah bin Muhammad berkata,
Ketika itu beliau mempunyai hutang telah menceritakan kepada kami ‘Uts-
kepadaku. Maka beliau membayarnya man bin ‘Umar berkata, telah menga-
dan memberi tambahan kepadaku.” barkan kepada kami Yunus, dari az-
(HR Bukhari 424) Zuhri, dari ‘Abdullah bin Ka’b bin Ma-
Hadis diatas menjelaskan bahwa lik, dari Ka’b, bahwa ia pernah mena-
Nabi saw. mengembalikan hutangnya gih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad
dengan memberi tambahan sebagai di dalam Masjid hingga suara kedua-
ungkapan rasa syukur atau terima nya meninggi, yang akhirnya didengar
kasihnya kepada yang member pinjaman. Rasulullah saw. yang berada di rumah.
Meskipun begitu, tidak boleh bagi Beliau keluar menemui keduanya
pemberi pinjaman untuk mensyaratkan sambil menyingkap kain gorden ka-
bahwa ketika nanti mengembalikan marnya dan bersabda: “Wahai Ka’b!”
hutang maka harus diberi tambahan atau Ka’b bin Malik menjawab: “Wahai
kelebihan. Kalau memberi tambahan itu Rasulullah, aku penuhi panggilanmu.”
dilakukan dengan sukarela, maka itulah Beliau bersabda: “Bebaskanlah
yang dicontohkan oleh Nabi saw. hutangmu ini.”
Beliau lalu memberi isyarat untuk
BAYARLAH HUTANG SEGERA membebaskan setengahnya.
DAN SECEPATNYA Ka’b bin Malik menjawab, “Sudah
aku lakukan ya Rasulullah.”
Beliau lalu bersabda (kepada Ibnu
Abu Hadrad): “Sekarang bayarlah.”
(HR Bukhari 437)

50 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Telah menceritakan kepada kami
Ahmad, ia berkata, telah mencerita-
kan kepada kami Ibnu Wahb berkata,
telah mengabarkan kepadaku Yunus
bin Yazid dari Ibnu Syihab, telah men-
ceritakan kepadaku ‘Abdullah bin
Ka’b bin Malik bahwa Ka’b bin Malik
mengabarkan kepadanya, bahwa ia
menagih hutang kepada Ibnu Abu
Hadrad pada saat Rasulullah saw.
dalam masjid hingga suara keduanya
meninggi dan didengar Rasulullah
yang sedang berada di rumah.
Maka Rasulullah saw. kemudian
keluar menemui keduanya sambil
menyingkap kain gorden kamar.
Beliau memanggil Ka’b bin Malik:
“Wahai Ka’b!”

freeislamicwallpaper.com
EDISI 4/2012 51
Ka’b bin Malik menjawab, “Wahai
Rasulullah, aku penuhi panggilanmu.”
Beliau memberi isyarat dengan
tangannya agar ia membebaskan
setengah dari hutangnya.
Ka’b bin Malik berkata, “Wahai
Rasulullah, aku sudah lakukan.”
Rasulullah bersabda: “Sekarang
bayarlah”. (HR Bukhari 451)

sejarah.info
Perang Uhud. Kekalahan di Perang Badar menanam dendam
mendalam di hati kaum kafir Quraisy. Mereka menuju ke bukit
Uhud hendak menyerbu kaum Muslimin. Pasukan Islam
berangkat dengan kekuatan sekitar 1000 orang prajurit, 100 berbaju
besi dan 50 menunggang kuda.

yang pertama-tama gugur diantara


para sahabat Nabi saw. (dalam pepe-
rangan ini) dan aku tidak mening-
galkan sesuatu yang berharga bagimu
sepeninggalku melainkan diri Nabi
saw. Dan aku mempunyai hutang,
maka lunasilah dan berilah nasehat
yang baik kepada saudara-saudaramu
yang perempuan”.
Pada pagi harinya kami dapati
bapakku adalah orang yang pertama
gugur dan dikuburkan bersama
dengan yang lain dalam satu kubur.
Telah menceritakan kepada kami Setelah itu perasaanku tidak enak
Musaddad, telah mengabarkan ke- dengan membiarkan dia bersama
pada kami Bisyir bin Al Mufadhdhal, yang lain, maka kemudian aku keluar-
telah menceritakan kepada kami Hu- kan setelah enam bulan lamanya dari
sain al-Mu’alim, dari ‘Atha’, dari Jabir hari pemakamannya dan aku dapati
r.a. berkata; Ketika terjadi perang jenazah bapakku masih utuh seba-
Uhud, pada suatu malamnya bapakku gaimana hari dia dikebumikan dan
memanggilku seraya berkata: “Tidak- tidak ada yang berubah padanya
lah aku melihat diriku (menduga) kecuali sedikit pada ujung bawah
melainkan aku akan menjadi orang telinganya”. (HR Bukhari 1264)

52 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


kepadaku lalu aku datang mene-
muinya untuk menagihnya.
Dia berkata: “Aku tidak akan
bayar kecuali kamu mau mengingkari
(kufur) Muhammad saw.”
Aku katakan: “Aku tidak akan
kufur sampai kamu dimatikan oleh
Allah Ta’ala lalu kamu dibangkitkan.
Dia berkata: “Biarkanlah aku
sampai aku mati lalu dibangkitkan
dan aku diberikan harta dan anak lalu
aku bayar hutangku kepadamu”.
Maka turunlah al-Qur’an surat
Maryam ayat 49, yang artinya: “Maka
apakah kamu telah melihat orang
yang kafir kepada ayat-ayat kami dan
ia mengatakan: “Pasti Aku akan di-
beri harta dan anak”. Adakah ia meli-
hat yang ghaib atau ia telah membuat
perjanjian di sisi Tuhan yang Maha
Telah menceritakan kepada kami Pemurah?” (HR Bukhari 1949)
Muhammad bin Basysyar, telah Hadis di atas mencela orang yang
menceritakan kepada kami Ibnu Abu tidak mau membayar hutang, bahkan
‘Adiy dari Syu’bah, dari Sulaiman, dengan sombong dia berkata bahwa
dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, hutangnya nanti akan dibayar di akhirat.
dari Khabbab berkata: (Bersambung)
“Pada masa Jahiliyyah aku adalah
seorang tukang besi dan emas dan Al Narasumber utama artikel ini:
‘Ash bin Wa’il pernah punya hutang M. Yusron Asrofie

minat berlangganan Tuntunan ISLAM? hubungi agen terdekat:

Banyumas: 0856.4798.5017 Klaten: 0817.942.742.3


Berau: 0811596641 Kudus: 0291-333.1220
Boyolali: 0857.255.79118 Lampung: 0812.3051.3118
Karanganyar: 0816.427.9538 Luwuk: 0817.693.5003
Kendal: 0294-3686.924 Samarinda: 0812.538.0004, dll.

0813.2848.3418 0813.2824.8448 (iklan)


(administrasi/pemasaran) email: berkalatuntunanislam@gmail.com

EDISI 4/2012 53
Syarah Hadits

ALLAH MENGUASAKAN DUNIA


KEPADA MANUSIA

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dunia


itu lahan yang manis lagi hijau. Sesungguhnya Allah telah
menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu
(memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena
itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya
sumber bencana Bani Israil adalah wanita.” (HR Muslim).

Takhrij: 193 H. Muhammad ibn Sa’ad, al-Ijli


Hadits ini diriwayatkan oleh Imam dan Ibn Hibban menilainya sebagai
Muslim dalam Kitab Shahih Muslim bab rawi yang siqqah. Abul Fath al-Azdiy
Aktsar Ahl al-Jannat al-Fuqara’ hadits menilainya shaduq.
no. 4925. Diriwayatkan dalam sanad 3) Syu’bah ibn al-Hajjaj ibn al-Warad
dengan rawi secara berurutan sebagai Abu Bistham. Berdomisili di Bashrah
berikut: dan termasuk generasi Tabi’ut
1) Muhammad bin al-Mutsanna bin Tabi’in tua. Wafat tahun 160 H. Al-
‘Ubaid Abu Musa. Tinggal di Bashrah ‘Ijliy, Ibn Sa’ad, Ibn Hajar & Dzahabi
dan termasuk generasi Tabi’ul Atba’ semuanya menyatakannya sebagai
al-Tabi’in kalangan tua. Wafat tahun rawi yang siqqah. Menurut Abu
252 H. Yahya ibn Ma’in, Maslamah Dawud, tidak ada seorangpun yang
ibn Qasim, Dzahabi, Ibn Hajar al- lebih baik haditsnya daripadanya.
Asqalani dan Ibn Hibban, semuanya Sufyan al-Tsauri menyatakannya
menilainya sebagai rawi siqqah. sebagai amirul mukminin fil hadits.
Sedangkan Abu Hatim menilainya 4) Sa’id ibn Yazid ibn Maslamah Abu
dengan shaduq sholihul hadits. Maslamah. Berdomisili di Bashrah dan
2) Muhammad ibn Ja’far Abu Abdullah. termasuk generasi Tabi’in. Ibn Hajar
Berdomisili di Bashrah dan termasuk al-‘Asqalani, Yahya ibn Ma’in, Nasai,
generasi Tabi’al-Tabi’in, wafat tahun Bazzar, al-‘Ijli, Ibn ‘Adi, Dzahabi
54 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
semuanya menyatakannya sebagai Mufrodat:
rawi yang siqqah. Abu Hatim al-Razi : manis
menilainya sebagai shahih. : hijau
5) Al-Mundzir ibn Malik ibn Qath’ah
: menguasakan kepadamu,
Abu Nadhrah. Domisili di Bashrah dan
termasuk generasi Tabi’in perte- menjadikanmu khalifah
ngahan. Wafat tahun 108 H. Abu
Zur’ah, Nasai, Ibn Ma’in, Ahmad ibn Syarah Hadits:
Hanbal, Ibn Syahin dan Ibn Hajar, se- “Sesungguhnya dunia itu lahan yang
muanya menilainya sebagai rawi yang manis lagi hijau”
siqqah. Dzahabi juga menilainya se-

D
unia dinyatakan sebagai lahan
bagai siqqah tetapi terkadang lalai. S- yang manis lagi hijau karena
edangkan al-‘Uqaili memasukkannya kenikmatan dunia yang indah
dalam daftar rawi dha’if. Bukhari dan menawan dan memikat hati manusia.
Muslim memakai al-Mundzir sebagai Kenikmatan dunia yang menyilaukan
rawi yang haditsnya dimasukkan da- mata adalah kenikmatan sebagaimana
lam kitab shahihnya. dikemukakan dalam surat Ali ‘Imran: 14:
6) Sa’ad ibn Malik ibn Sinan ibn ‘Ubaid
Abu Sa’id al-Khudriy. Domisili di Ma-
dinah dan termasuk sahabat Nabi
yang banyak meriwayatkan hadits.
Wafat tahun 74 H.
Hadits ini diriwayatkan oleh orang-
orang yang siqqah dengan sanad ber-
sambung dan kualitasnya merupakan
hadits shahih. Hadits ini memiliki jalur
sanad yang menguatkan yaitu hadits yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam kitab
Sunan Tirmidzi bab Berita Nabi saw.
Dijadikan indah pada (pandangan)
Kepada Para Sahabat no. 2117; riwayat
manusia kecintaan kepada apa-apa
Ibn Majah dalam kitab Sunan Ibn
yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
Majah, bab Fitnah Wanita no. 3990 dan
anak-anak, harta yang banyak dari
8 hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad
jenis emas, perak, kuda pilihan,
ibn Hanbal. Selain imam Muslim yang
binatang-binatang ternak dan sawah
menyatakan hadits ini sebagai hadits
ladang. Itulah kesenangan hidup di
shahih, Muhammad Nashiruddin al-
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
Albani juga menyatakan sebagai shahih
kembali yang baik (surga). (QS Ali
(Silsilah al-Shahihah, 2: 578).
‘Imran: 14)

EDISI 4/2012 55
“Sesungguhnya Allah telah mengua- Dari pengertian dasar ini, dikenal
sakan dunia kepadamu sekalian” ibadah “umum” dan ibadah “khusus”.
Ibadah “umum” ialah semua amal yang

A
pa fungsi manusia hidup di
dunia? Bagi orang atheis, hidup diperintahkan atau diizinkan Allah untuk
manusia tak ubahnya seperti dilakukan oleh manusia (dalam rangka
hewan dan tumbuh-tumbuhan yaitu untuk ber-taqarrub), sedangkan ibadah
sebagai bagian dari alam. Segala hal yang ‘khusus’ ialah amal yang diperintahkan
dialami manusia, seperti perang dan Allah dengan disertai pembatasan atau
bencana alam, adalah tak lebih sebagai perincian mengenai tata caranya.
peristiwa alam yang tidak perlu diambil Allah memberikan kepercayaan ke-
pelajaran dan tidak perlu dihubungkan pada manusia untuk memegang amanah.
dengan dosa. Bagi mereka, dibalik Amanah tersebut pernah ditawarkan
kehidupan ini tidak ada apa apa, tidak kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
ada Tuhan dan tidak ada akhirat serta tetapi semuanya enggan untuk memikul
tidak ada surga atau neraka. amanah tersebut. Manusia kemudian
Bagi orang sekuler, manusia adalah menyanggupi amanah yang semula telah
pemilik alam yang boleh mengguna- ditolak oleh langit, bumi dan gunung
kannya sesuai keinginannya. Manusia tersebut (QS al-Ahzab: 72)
bisa mengatur kehidupan di dunia ini
dengan berbagai hal yang dipandang
perlu, baik dan masuk akal. Manusia
memiliki akal agar bisa mengatur dan
memutuskan apa yang dianggap perlu.
Manusia dan dunia mungkin diciptakan
Tuhan, tapi bagi orang sekuler, kehidupan
dunia adalah urusan manusia yang tidak
perlu dicampuri oleh agama. Agama Sesungguhnya Kami telah menge-
adalah urusan individu setiap manusia mukakan amanat kepada langit, bumi
yang tidak perlu dicampuri oleh orang lain dan gunung-gunung, Maka semuanya
apalagi oleh negara. enggan untuk memikul amanat itu
Bagi orang Islam, hidup manusia di dan mereka khawatir akan mengkhia-
dunia adalah untuk beribadah kepada natinya, dan dipikullah amanat itu
Allah. Allah swt. sebagai Pencipta ma-
oleh manusia. Sesungguhnya manusia
nusia telah menetapkan kehendak-Nya
itu amat zalim dan amat bodoh . (QS
agar manusia beribadah kepada-Nya.
al-Ahzab: 72).
Ibadah, menurut rumusan Muktamar
Oleh karena kesanggupan manusia
Tarjih adalah “mendekatkan diri kepada
mengemban amah tersebut, maka Allah
Allah dengan cara menunaikan perintah-
mengangkat manusia sebagai khalifah,
Nya, menjauhi larangan-Nya, dan
“mewakili” Allah mengelola dunia.
mengamalkan apa yang diizinkan-Nya”.
56 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
Dan kepada Tsamud (Kami utus) sau-
dara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
“Hai kaumku, sembahlah Allah, se-
kali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menja-
dikan kamu pemakmurnya, Karena itu
mohonlah ampunan-Nya, Kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguh-
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman nya Tuhanku amat dekat (rahmat-
kepada para malaikat: “Sesungguh-nya Nya) lagi memperkenankan (doa
Aku hendak menjadikan seorang hamba-Nya).” (QS Hud: 61).
khalifah di muka bumi.” Mereka ber- Agar dapat melaksanakan amanah
kata: “Mengapa Engkau hendak men- tersebut, orang Islam harus mengem-
jadikan (khalifah) di bumi itu orang bangkan dirinya menjadi ahli ibadah, dan
yang akan membuat kerusakan pa- terus mengembangkan dirinya sehingga
danya dan menumpahkan darah, pa- menjadi hamba yang shalih. (QS al-
dahal kami senantiasa bertasbih de- Anbiya: 105-106)
ngan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesung-
guhnya Aku mengetahui apa yang ti-dak
kamu ketahui.” (QS al-Baqarah: 30).
Dengan demikian wujud hidup dan
kehidupan ibadah manusia ialah menye-
jahterakan serta mengupayakan kemak- Dan sungguh telah kami tulis didalam
muran hidup di dunia (QS Hud: 61), Zabur sesudah (Kami tulis dalam)
dalam bentuk pengaturan kehidupan Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini
manusia maupun pengaturan dan peman- dipusakai hamba-hambaKu yang
faatan alam dan kekayaan di dalamnya. shaleh. Sesungguhnya (apa yang
disebutkan) dalam (Surat) ini, benar-
benar menjadi peringatan bagi kaum
yang menyembah (Allah). (QS al-
Anbiya: 105-106).
Kekhalifahan mengandung arti peng-
ayoman, pemeliharaan, serta pembim-
bingan agar setiap makhluk mencapai
tujuan penciptaannya. Seseorang tidak
dibenarkan memetik bunga sebelum
mekar atau mengambil buah sebelum

EDISI 4/2012 57
matang karena itu berarti tidak memberi kannya terhadap dunia. Apalagi secara
kesempatan kepada makhluk untuk khusus Allah telah memberi tugas kepada
mencapai tujuan penciptaanNya. Manu- manusia untuk menjadi khalifah di muka
sia dituntut untuk mampu menghormati bumi yang bertugas menjaga kemak-
proses-proses yang sedang berjalan dan muran bumi. Pelaksanaan tugas penting
terhadap semua proses yang sedang ter- tersebut menjadi tolak ukur penting dan
jadi. Agar tugas kekhalifahan tersebut bisa menjadi kriteria keberhasilan manusia
terlaksana dengan baik, maka manusia dalam mengemban amanah yang dibe-
harus memanfaatkan segala anugerah bankan kepadanya. Allah swt. telah
yang telah dianugerahkan Allah berupa berfirman:
harta, ilmu, kedudukan, dan sebagainya
demi terlaksananya kewajiban tersebut
(QS al-An’am: 165).

Dan janganlah kamu mengikuti apa


yang kamu tidak mempunyai penge-
tahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertang-
gungan jawabnya. (QS al-Isra’: 36)

Dan Dia lah yang menjadikan kamu


penguasa-penguasa di bumi dan Dia
Kemudian kamu pasti akan ditanyai
meninggikan sebahagian kamu atas
pada hari itu tentang kenikmatan
sebahagian (yang lain) beberapa dera-
(yang kamu megah-megahkan di du-
jat, untuk mengujimu tentang apa
nia itu). (QS at-Takatsur: 8)
yang diberikan-Nya kepadamu. Se-
sungguhnya Tuhanmu amat cepat sik-
“Karena itu takutilah dunia”
saan-Nya dan Sesungguhnya Dia Ma-

M
ha Pengampun lagi Maha Penyayang. enurut al-Ghazali, cinta dunia
(QS al-An’am: 165). adalah pangkal dosa.
Gemerlap dunia seringkali
“Kemudian Allah menunggu (mem- membuat orang tersesat sehingga lupa
perhatikan) apa yang kamu kerjakan tujuan hidupnya sebagai musafir menuju
(di dunia itu)” alam akhirat. Cinta dunia dan takut mati
adalah dua hal yang menyebabkan

A
llah akan meminta pertanggung-
jawaban kepada manusia manusia tidak bermartabat.
terhadap apapun yang dilaku-
58 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
1. Golongan yang tujuan hidupnya untuk
makan. Mereka makan agar dapat
bekerja dan bekerja agar dapat ma-
kan. Ini adalah aliran oang yang tidak
punya kenikmatan dunia dan tidak
punya pijakan agama. Mereka letih di
siang hari untuk makan di malam hari
dan makan di malam hari untuk
bersusah payah di siang hari.
2. Golongan yang tujuan hidupnya pada
pelampiasan syahwat dunia yaitu
syahwat perut dan kemaluan. Mereka
menghabiskan waktu untuk mengejar
wanita (lawan jenis) dan mengumpul-
kan berbagai macam makanan lezat.
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan Mereka makan sebagaimana binatang
dunia ini hanyalah permainan dan makan, mereka berhubungan badan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan sebagaimana binatang berhubungan
bermegah-megah antara kamu serta badan. Mereka mengira bila telah
berbangga-banggaan tentang banyak- mendapatkan hal tersebut berarti telah
nya harta dan anak, seperti hujan yang mencapai puncak kebahagiaan, hingga
tanam-tanamannya mengagumkan akhirnya melupakan Allah dan hari
para petani; Kemudian tanaman itu Akhirat.
menjadi kering dan kamu lihat war- 3. Golongan yang mengira bahwa keba-
nanya kuning lalu menjadi hancur. hagiaan terletak pada banyaknya har-
dan di akhirat (nanti) ada azab yang ta dan simpanan kekayaan. Mereka
keras dan ampunan dari Allah serta bersusah payah mengumpulkan harta
keridhaan-Nya dan kehidupan dunia siang dan malam. Mereka melakukan
ini tidak lain hanyalah kesenangan perjalanan siang dan malam hingga
yang menipu. (QS al-Hadid : 20). kelelahan, mondar-mandir melakukan
Kenikmatan dunia adalah kesenangan berbagai pekerjaan berat hingga ke-
yang menipu. Berbagai kesibukan dan sampaian. Mereka berusaha dan me-
pekerjaan yang dilakukan manusia demi ngumpulkan kekayaan hingga mereka
mendapatkan makanan dan pakaian telah sendiri tidak memakannya kecuali
membuat mereka lupa akan diri mereka sekadarnya saja. Hal itu karena mere-
sendiri, tujuan utama kehidupan mereka dan ka kikir dan takut hartanya berkurang.
tempat kembali (akhirat). Imam al-Ghazali 4. Golongan yang mengira bahwa ke-
membagi golongan orang yang “cinta baikan terletak pada nama baik,
dunia” menjadi beberapa kelompok: pujian dan penghormatan. Mereka

EDISI 4/2012 59
Apabila seseorang tidak
rela mengurangi makanan dan mi- rakus akan kehidupan
numan hanya untuk dapat membeli dunia atau mengambil
pakaian yang bagus dan kendaraan
bagian dunia sekedar
yang mewah serta membuat rumah
yang mewah agar dipuji dan dikata- kebutuhannya, maka ia
kan sebagai orang kaya dan memiliki akan terhindar dari tipu
banyak harta. daya dunia dan akan
5. Golongan yang mengira kebahagiaan banyak mengingat
terletak pada kedudukan dan kehor- kehidupan akhirat
matan di kalangan manusia. Mereka
berusaha sekuat tenaga untuk menda- Pertama, Orang yang membebas-
patkan simpati dari manusia. Mereka kan diri dari dunia dengan cara mem-
mengira bahwa dengan menjadi pe- bunuh segala sifat-sifat kemanusiaan dan
mimpin akan membawa dirinya dihor- memutusnya dari nafsu secara total. Ke-
mati dan dipatuhi. Mereka menyibuk- bahagiaan itu, menurut mereka, dapat
kan diri agar orang lain tunduk kepa- dicapai setelah ia mampu mematikan
danya, dan bukan berusaha agar ia syahwat dan amarah serta melakukan
tunduk kepada Allah dan taat ber- mujahadah dengan menjalani hidup
ibadah kepada-Nya. melarat.
Selain golongan di atas, masih banyak lagi Kedua, Orang yang mengira bahwa
golongan yang semuanya sesat dan tujuan ibadah adalah mujahadah untuk
menyesatkan. mencapai ma’rifatullah. Apabila telah

A
pabila seseorang tidak rakus mencapai ma’rifah, maka mereka telah
akan kehidupan dunia atau sampai kepada Allah (wushul). Setelah
mengambil bagian dunia seke- wushul maka tidak diperlukan lagi
dar kebutuhannya, maka ia akan ter- wasilah (perantara) dan hillah (usaha)
hindar dari tipu daya dunia dan akan seperti beribadah. Dengan keyakinannya
banyak mengingat kehidupan akhirat bahwa mereka telah sampai kepada
(zikrul akhirat) dan perhatiannya akan ma’rifah, mereka merasa tidak diwaji-
tercurah pada persiapan menghadapi bkan lagi mengerjakan syariat, karena
kehidupan akhirat. syariat hanya untuk orang orang awam.
Ada juga orang yang menyadari bah- Diantara semua golongan tersebut,
wa kenikmatan dunia adalah kesenangan yang selamat hanyalah golongan yang
yang menipu lalu mereka berpaling dari menempuh jalan yang telah dilalui
dunia. Namun, ternyata setan juga Rasulullah dan sahabat Beliau, yaitu tidak
berhasil menyesatkan mereka. Paling meninggalkan dunia secara total dan tidak
tidak, ada dua golongan manusia yang menjadi budak dunia dan syahwat.
berpaling dari dunia tetapi juga berada Narasumber utama artikel ini:
dalam kesesatan. Agung Danarta

60 BERKALA TUNTUNAN ISLAM

Anda mungkin juga menyukai