Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, dalam


hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu
maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu
yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam
kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam
lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.

Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa


aktif, kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya
adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan
memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa
simakan. Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar
mengajar.

Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang


sangat penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga
dapat menambah ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui
radio, tv, atau langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang
peranan penting setelah itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan
menulis. Dalam proses belajar mengajar, menyimak sering diabaikan karena
tanpa diajarkan pun keterampilan ini dilakukan. Sebenarnya apabila kita
memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan tampaknya selalu ada
proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di segala sektor kehidupan.
Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep segala informasi
baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum kita kenal.

Peranan menyimak memang cukup mengambil andil besar dalam


komunikasi. Dengan menyimak juga,kita secara tidak langsung belajar tata
cara berbicara yang baik. Dengan menyimaklah, kita dituntut untuk giat
membaca, mencari kebenaran dari isi pembicaraan yang disampaikan oleh si
pembicara di buku-buku referensi, begitulah pentingnya menyimak. Akan
tetapi, menyimak memerlukan proses yang panjang, kita harus benar
memahami, menyeleksi informasi-informasi yang penting dan mampu
membedakan antara fakta dan pendapat, sehingga informasi yang kita terima
dan kita simpan di long term memory adalah informasi yang akurat.

1
Namun seringkali kita mengabaikan persoalan menyimak. Kita
beranggapan bahwa menyimak adalah proses alamiah, kita bisa mendengar
secara refleks bunyi-bunyi ujaran melalui alat pendengaran,tanpa
mementingkan pemahaman atau informasi yang kita dapat. Oleh karena itulah,
dalam makalah ini akan dibahas pengertian, manfaat, tujuan, proses, jenis-
jenis dan strategi menyimak, agar dapat membuka wawasan kita tentang
menyimak dan dapat menjadi penyimak yang baik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa yang dimaksud menyimak di
jenjang sekolah dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Menyimak

Menyimak atau mendengarkan berbeda dengan mendengar


walaupun keduanya menggunakan alat indra pendengaran yang sama.
Mendengar tidak memerlukan aktifitas mental atau pikiran karena
mendengar dilakukan tanpa ada tujuan. Sedangkan menyimak adalah
kegiatan mendengar yang disengaja dan mempunyai tujuan/rencana dan
pemahaman. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang aktif
reseptif. Artinya ketika sesorang menyimak harus mengaktifkan
pikirannya untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa,
memahaminya dan menafsirkan maknanya sehingga tertangkap pesan
yang disampaikan pembicara.

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa paling awal yang


dilakukan oleh manusia. Sebelum anak dapat berbicara, membaca dan
menulis, kegiatan menyimaklah yang pertama dilakukan. Senada dengan
hal tersebut, Newton (2009:37), menyatakan bahwa menyimak adalah
proses alamih sebelum dapat berbicara, menyimak merupakan tahap
perkembangan bahasa pertama yang dialamih oleh manusia. Newton
mengemukakan bahwa menyimak secara umum dapat diartikan sebagai
proses pasif dimana pendengar menerima informasi yang dikirim oleh
sesorang pembicara.

Menyimak dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam


suatu kegiatan bercakap-cakap dengan medium dengar maupun medium
pandang. Bercakap-cakap memang berciri interaktif, tetapi tidak semua
wacana lisan bersifat interaktif dan timbal balik (Saddhono dan Slamet,
2012:13)

Tarigan (2008:31), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu


proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh
informasi, menagkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Menurut Taufina (2015:3), menyimak adalah suatu bentuk


keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif dan melibatkan pemahaman
pesan atau lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman

3
apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menagkap isu
atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
pembicara melalui ujuaran atau bahasa lisan.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan bunyi, baik bunyi bahsa maupun bunyi nonbahasa dengan
penuh perhatian dan apresiasi agar mendapatkan informasi dan
pemahaman dari segala sesuatu yang disampaikan.

2. Manfaat Menyimak

Belajar berbahasa diawali dengan kegiatan menyimak, jadi dapat


diartikan bahwa menyimak adalah dasar atau landasan belajar berbahasa.
Dengan proses menyimak, seseorang dapat menguasai pengucapan fonem,
kosakata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kosakata dan kalimat
ini sangat membantu yang bersangkuta kedalam berbagai kegiatan, seperti
berbicara, membaca, dan menulis (Saddhono dan Slamet, 2012:13)

Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa anak dapat berbicara


setelah mereka menyimak dengan tekun apa yang diucapkan oleh Ibu,
Ayah, atau kakak serta guru di sekolah. Orang dapat membaca dapat
membaca dengan benar pada mulanya didahului oleh kegiatan menyimak,
begitu juga dengan menulis. Hal tersebut jelaslah bahwa kegiatan
menyimak benar-benar menunjang keterampilan bahasa yang lain. Harmer
(2001:228), meyatakan bahwa menyimak sangat penting, karena
memberikan kesempatan yang sempurna untuk mendengar suara lain
selain guru, memungkinkan siswa untuk memperoleh kebiasaan berbicara
yang baik sebagai akibat dari mereka menyerap bahasa, dan membantu
untuk meningkatkan pengucapan mereka sendiri.

Menurut Setiawan (dalam Taufina, 2015:3) manfaat menyimak ada


banyak antara lain sebagai berikut:

a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga


bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu
memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih
berpengalaman.

b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan


keilmuan dan khazanah ilmu kita.

c. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang


tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak

4
komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata–kata yang digunakan
lebih variatif.

d. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta


membina sifat terbuka dan obyektif.

e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.

f. Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan
simakan yang isinya halus banyak menyimak, kita akan mendapatkan
ide–ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga.
Semua itu akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.dan
bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap
apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan
kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita.

g. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk


menghasilkan ujaran–ujaran dan tulisan–tulisan yang berjati diri.

Saddhono dan Slamet (2012:13), juga mengungkapkan bahwa peranan


menyimak untuk:

a. Menunjang landasan berbahasa.

b. Penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis.

c. Pelancar komunikasi lisan.

d. Penambah Informasi.

3. Tujuan Menyimak

Komunikasi lisan dapat dapat disampaikan dalam bentuk jarak


dekat atau jarak jauh, dengan dua arah atau satu arah. Penyimak haruslah
benar-benar memperhatikan dan memehami apa yang disampaikan oleh
pembicara agar tidak terjadi kesalahpahaman. Selanjutnya yang
bersangkutan dapat memberikan reaksi, respon, atau tanggapan yang tepat.

Santosa dkk, menyatakan bahwa menyimak merupakan salah satu


keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik
dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan dengan kegiatan melihat.
Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indra yang
mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati.
Kemudian, mencatat apa yang diamati, memilah milah bagiannya

5
berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta
mengolah dan hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.

Berbagai informasi dan pengetahuan dapat kita serap lewat proses


menyimak. Melalui siaran radio, TV, pembicaraan parah ahli di dalam
diskusi dapat kita nikmati lewat proses menyimak, tergantung dengna
tujuan atau untuk apa kiya menyimak. Menurut Wilson (2008:9), tujuan
utama menyimak adalah pengumpulan informasi dan kesenangan,
meskipun ada alasan lain, seperti empati, penilaian dan kritik.

Solchan (dalam Taufina, 2015:4), menyebutkan ada dua aspek


tujuan yang perlu diperhatikan dalam proses menyimak, yaitu: adanya
pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara, dan
pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan
kehendak pembicara. Berdasarkan dua asapek tujuan tersebut, kalau di
perinci lebih jauh maka tujuan menyimak dapat disusun sebagai berikut:

1) Mendapatkan fakta. Mendapatkan fakta dapat dilakukan dengan


berbagai cara, bisa melalui keterampilan menyimak bisa pula melalui
membaca. Menyimak sesuatu informasi bisa didapat melalui radio,
televisi, pertemuan maupun ceramah- ceramah. Sedangkan membaca
bisa dilakukan melalui koran, majalah dan buku- buku.

2) Menganalisis fakta. Tujuan menyimak adalah menganalisis fakta yang


merupakan proses menaksir fakta- fakta atau informasi sampai pada
tingkat unsur- unsurnya dan menaksir sebab akibat yang terkandung
dalam fakta tersebut. Tujuan penyimak supaya lebih bisa memahami
informasi yang diperolehnya. Selanjutnya fakta- fakta tersebut
dianalisis lebih mendalam sehingga betul- betul dipahami maknanya.

3) Mengevaluasi fakta. Jika fakta itu sesuai dengan pengalaman dan


pengetahuan berarti fakta itu dapat diterima. Tapi jika data tersebut
kurang bermutu dan tidak akurat serta kurang relevan dengan
pengetahuan dan pengalaman penyimak maka penyimak akan
menolak fakta tersebut.

4) Mendapatkan inspirasi. Inspirasi sering digunakan untuk alasan dalam


menyimak, atau semata- mata mendapatkan inspirasi atau ilham.
Pembicaraan inspiratif cukup banyak apalagi pembicara bisa dan
pandai mendorong, menyenyuh emosi pendengar untuk memberikan
semangat. Jika seseorang memerlukan inspirasi dalam hal pendidikan
tentunya harus banyak menyimak dalam hal- hal pendidikan.

5) Mendapatkan hiburan. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan


hiburan, dan hiburan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber

6
dengan menggunakan kegiatan menyimak yang bisa menyegarkan
pikiran, menyenangkan hati dan menghibur diri. Hiburan bisa
diperoleh dari radio dan televisi.

6) Memperbaiki kemampuan berbicara. Menyimak dapat memperbaiki


kemampuan seseorang dalam berbicara dan menyampaikan pikiran.
Penyimak harus mampu memilih dan menyusun kata- kata sehingga
bermakna karena kegiatan menyimak bukan kegiatan yang disengaja.

Sedangkan Hunt (dalam Saddhono dan Slamet, 2012:13), menyatakan


bahwa tujuan menyimak adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan


atau profesi.

b. Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antar pribadi dalam


kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan di dalam
kehidupan bermasyarakat.

c. Untuk mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulan-


kesimpulan yang masuk akal.

d. Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu


yang didengar.

4. Jenis-Jenis Menyimak

Tujuan menyimak pada dasarnya adalah untuk memperoleh


informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Di samping tujuan umum
tersebut telah dinyatakan pula tujuan khusus, tergantung aspek mana yang
perlu mendapatkan tekanan, yang menyebabkan aneka ragam kegiatan
menyimak. Dasar penilikan terhadap pengklasifikasian menyimak antara
lain: sumber suara, cara menyimak, taraf hasil simakan, keterlibatan
menyimak dan kemampuan khusus, serta tujuan menyimak.

Saddhono dan Slamet (2012: 16), membagi menyimak dalam


berbagai jenis, antara lain:

1) Menyimak berdasarkan sumber suara

a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi, sumber suara


yang disimak berasal dari diri sendiri. Ini terjadi di saat kita
menyendiri merenungkan nasib diri, menyesali perbuatan sendiri
atau berkata-kata dengan diri sendiri.

7
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi, sumber suara
yang disimak berasal dari luar diri penyimak, misalnya dalam
percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya.

2) Menyimak berdasarkan cara penyimak bahan yang disimak

a. Menyimak ekstensif

Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan


perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya
memahami seluruh secara garis besarnya saja. Menyimak ekstensif
meliputi :

1) Menyimak sosial. Berlangsung dalam situasi sosial, misalnya


orang mengobrol, bercengkerama mengenai hal-hal yang
menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu
dengan yang lainnya.

2) Menyimak sekunder. Mendengar secara kebetulan, maksudnya


menyimak sambil mengerjakan sesuatu.

3) Menyimak estetik. Yakni penyimak duduk terpaku menikmati


suatu pertunjukan misalnya lakon drama, cerita, puisi baik
secara langsung maupun mendengarkan radio.

4) Menyimak pasif. Merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa


upaya sadar. Contoh tukang becak yang biasa mengantar turis
asing secara tidak langsung pandai berkomunikasi
menggunakan bahasa asing.

b. Menyimak Intensif

Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh


perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami
secara mendalam. Menyimak intensif meliputi:

1) Menyimak kritis. Bertujuan untuk memperoleh fakta yang


diperlukan . penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari
pembicara. Contoh ; orang yang menghadiri seminar akan
memberi tanggapan terhadap isi seminar.

2) Menyimak interogatif. Merupakan kegiatan menyimak yang


menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian
karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai
menyimak. Contoh ; seseorang yang diinterogasi oleh Polisi
karena telah melakukan kejahatan.

8
3) Menyimak penyelidikan. Menyimak dengan tujuan
menemukan. Contoh ; Polisi melakukan menyimak
penyelidikan saat tersangka menjawab pertanyaannya.

4) Menyimak kreatif. Berhubungan dengan imajinasi seseorang,


penyimak dapat menangkap isi yang terkandung dalam puisi
dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap
puisi tersebut.

5) Menyimak konsentratif. Merupakan kegiatan untuk menelaah


pembicaraan/hal yang disimak. Kegiatan ini memerlukan
konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat
diterima dengan baik.

6) Menyimak selektif. Dilakukan dengan menampung aspirasi dari


pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil
simakan dengan hal yang relevan. Contoh ; menyimak acara
televisi dan memilah-milah mana yang boleh ditonton oleh
anak kecil dan mana yang dilarang.

3) Menyimak berdasarkan Tujuan menyimak

a. Menyimak sederhana. Terjadi dalam percakapan ringan dengan


teman atau percakapan melalui telepon.

b. Menyimak diskriminatif. Menyimak untuk membedakan suara atau


perubahan suara. Contoh ; orang yang marah mengeluarkan nada
suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.

c. Menyimak santai. Menyimak untuk tujuan kesenangan. Contoh ;


film, drama, komedi, dan sebagainya.

d. Menyimak informative. Menyimak untuk mencari informasi.


Contoh ; menyimak siaran televisi, radio pengumuman dan
sebagainya.

e. Menyimak literatur. Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan.


Contoh ; membahas hasil penemuan.

f. Menyimak kritis. Adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa


untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir
baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan
yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Contoh ; ketika
mengikuti seminar proposal skripsi, karena ada hal yang kurang

9
bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada nara
sumber untuk menjelaskan maksudnya.

4) Menyimak berdasarkan taraf aktivitas penyimak

Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat


diklarifikasikan:

a. Kegiatan menyimak bertaraf rendah (silentlistening). Kegiatan


menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada
kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang
pembicaraan. Biasanya aktivitas ini bersifannonverbal seperti
mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian
atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti ; benar, saya setuju, ya,
dan sebagainya

b. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi (activelistening). Pada kegiatan


ini penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan
simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan
bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan

Sementara Wilson (2008:10), menyatakn bahwa ada empat jenis


menyimak, yaitu:

1. Listening for gist (menyimak inti), ini mengacu pada kesempatan ketika
kita ingin untuk mengetahui gambaran umum tentang apa yang
dikatakan, serta siapa yang berbicara kepada siapa dan mengapa.

2. Listening for specific (menyimak spesifik), ini mengacu pada


kesempatan ketika kita tidak perlu memahami segalanya, tetapi hanya
bagian yang sangat spesifik.

3. Listening in detail (menyimak secara rinci)

4. Inferential listening, ini mengacu pada jenis mendengarkan ketika kita


tahu bagaimana perasaan pembicara.

5. Unsur Unsur Menyimak

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena


sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang
dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan
timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar
menyimak ialah pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa lisan
yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.

10
1) Pembicara: Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang
menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh
penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber
pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan
(penyimak).

2) Penyimak. Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki


pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat
melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang
baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif.

3) Bahan Simakan. Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam


komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan
dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada
penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang
mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Untuk
menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang. Bahan simakan dengan cara
berikut:

a. Menyimak Tujuan Pembicara

Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan


menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai,
ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal
itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan
dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan
inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan
mencari hiburan.

b. Menyimak Urutan Pembicaraan

Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan.


Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan
pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat
mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang
urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga
komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian
pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi
terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan

11
pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil
pembahasan.

c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan

Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas,


dianalisis pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik
utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam
komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is
tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na
memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak,
dan akrab dengan penyimak.

d. Menyimak Topik Bawahan

Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya


ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan
membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu
dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna
oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu
dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting
pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui
topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik
bawahannya.

e. Menyimak Akhir Pembicaraan

Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan


saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas
penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan
pembicara tersebut. Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka
penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang
disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang
simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara
dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan,
penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.

B. Menyimak di Jenjang Sekolah Dasar

1. Teknik Menyimak yang efektif

Syarat menyimak efektif adalah sebagai berikut :

a. Menyimak dengan Berkonsentrasi

12
Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran,
perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan
simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus
dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri
sendiri maupun yang berasal dari luar. Beberapa factor yang dapat
mengganggu kegiatan menyimak.

a) Orang-orang yang datang terlambat

b) Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan

c) Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi


Komunikasi

d) Pakaian Pembicara

e) Pembicara yang tidak menarik

b. Menelaah Materi Simakan

a) mencari arah dan tujuan pembicaraan

b) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari


awal sampai akhir menemukan tema sentral (pokok
pembicaraan) mengamati dan memahami alat peraga (media)
sebagai penegas materi simakan. memperhatikan rangkuman
(jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan
pembicara.

c. Menyimak dengan Kritis

Menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para


penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang
disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi
pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri:

a) Dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan


pengetahuan dan pengalamannya, dapat menyusun bahan yang
telah disimak dengan baik (reproduksi)

b) Dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah


disampaikan pembicara.

c) Dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.

d. Membuat Catatan

13
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang
diikuti dengan kegiatan mencatat.Yang perlu dicatat dalam kegiatan
menyimak ialah hal-hal yang dianggap penting bagi penyimak. Hal-
hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah:

a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat


informal.

b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas.

c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu
tidak akan menimbulkan keraguan.

d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah


penyimak membaca ulang.

e) catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam


pencatatan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di
antaranya ialah metode kerangka saris bestir, metode precis,
metode bukti-prinsip, metode pemetaan.

2. Tahap-tahap menyimak

Ruth G. Stricland menyimpulkan ada sembilan tahapan menyimak,


mulai dari yang tidak ketentuan sampai pada yang amat bersungguh-
sungguh, yaitu sebagai berikut:

a) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat anak merasakan keterlibatan


langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.

b) Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat


gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal
di luar pembicaraan.

c) Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu


kesempatan untuk mengekspresikan isi hati anak.

d) Menyimak serapan karena anak keasikan menyerap hal-hal yang


kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.

e) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang di


simak, karena perhatiannya terganggu oleh keasikan lain dan hanya
mendengarkan hal-hal yang menarik saja.

f) Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman


pribadi secara konstan, yang mengakibatkan penyimak benar-benar
tidak memberi reaksi terhadap pesan yang di sampaikan pembicara.

14
g) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan
memberi komentar maupun pertanyaan.

h) Menyimak secara seksama, mengikuti jalan pikiran pembicara dengan


sungguh-sungguh.

i) Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran,


pendapat, dan gagasan pembicara.

3. Proses Menyimak

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses.


Proses menyimak mencakup tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap mendengar (hearing); dalam tahap ini kita mendengar segala


sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujarannya.

b. Tahap memahami (understanding); setelah mendengar maka ada


keinginan untuk mengerti isi ujaran sang pembicara.

c. Tahap menafsirkan (interpreting); penyimak yang baik belum puas


kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia
ingin menafsirkan butir-butir pendapat yang terdapat dalam ujaran
sang pembicara.

d. Tahap mrenilai (evaluating); pada tahap ini sang penyimak mulai


menilai ujaran sang pembicara, dimana kelebihan dan kekurangannya.

e. Tahap menanggapi (responding); merupakan tahap terakhir dalam


kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan,
menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh
sang pembicara.

4. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Tujuan utama pengajaran bahasa indonesia adalah agar para siswa


terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil
berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.

Taman kanak-kanak

a. Menyimak pada teman sebaya.

b. Mengembangkan waktu perhatian yang amat opanjang terhadap cerita


dan dongeng.

c. Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan sederhana.

15
Kelas satu (5 1/2 – 7 tahun)

a. Menyimak untuk menjelaskan, menjernihkan pikiran dan untuk


mendapat jawaban atas pertanyaan.

b. Dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah didengarkan.

c. Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata lingkungan.

Kelas dua (6 1/2 – 8 tahun)

a. Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat.

b. Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan


untuk mengecek pengertiannya.

c. Sadar akan situasi, bila sebaiknya menyimak atau sebaliknya.

Kelas tiga dan empat (7 1/2 – 10 tahun)

a. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai sumber


informasi dan kesenangan.

b. Menyimak pada laporan orang lain, dengan maksud tertentu serta


dapat menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan itu.

c. Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi yang


tidak mereka pahami maknanya.

Kelas lima dan enam (91/2 – 11 tahun)

a. Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan, kesalahan, propaganda,


dan petunjuk yang keliru.

b. Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan


memperoleh kesenangan dalam menemui dalam tipe-tipe baru.

5. Faktor dalam Keterampilan Menyimak

Ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:

1) Unsur Pembicara

Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara


sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik /
bervariasi

2) Unsur Materi

16
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan
seimbang. Materi yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat
perkembangan siswa. Tema materi yang dipergunakan sebaiknya
bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak akan jenuh belajar dan
pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.

3) Unsur Penyimak / Siswa

a. Kondisi siswa dalam keadaan baik

b. Siswa harus berkonsentrasi

c. Adanya minat siswa dalam menyimak

d. Penyimak harus berpengalaman luas

4) Unsur Situasi

a. Waktu penyimakan

b. Saran unsur pendukung

c. Suasana lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi tersebut memberikan


kenyataan bahwa siswa dapat menyimak bahan dengan baik atau
tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan berpengaruh
buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak.
Faktor tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada
laboratorium), suasana menyimak tidak nyaman (ruangan telalu
lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik).

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan dari baba pembahasan tentang keterampila


menyimak, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi, baik bunyi


bahasa ataupun bunyi nonbahasa dengan penuh perhatian dan aprresiasi
agar mendapatkan informasi dan pemahaman dari segala sesuatu yang
disampaikan.

2. Ada banyak manfaat menyimak diantaranya:

a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga


bagi kemanusian.

b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan


keilmuan dan khazanah ilmu kita.

c. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang


tepat, bermutu, dan puitis.

d. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.

e. Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan
simakan yang isinya halus dan bahasanya.

f. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk


menghasilkan ujaran–ujaran dan tulisan–tulisan yang berjati diri.

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan


berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-ragam. Dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu
hubungan urutan yang tertatur: mula-mula pada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca
dan menulis.

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena


sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang
dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan
timbulnya komunikasi dalam menyimak. Menyimak dengan

18
berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian
terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat
memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan
menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari
luar, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi
yang disimak.

Penyimak yang ideal harus bermotivasi mempunyai tujuan tertentu


sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi
secara utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak yang baik harus
selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti, sungguh-sungguh,
penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan
diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak
dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai,
merespon

B. Saran

Menyimak adalah suatu keterampilan komunikasi yang terabaikan.


Banyak orang kelihatannya menyimak, tetapi tidak sesuai dengan definisinya.
Seseorang lebih sering berpura-pura menyimak dan pikirannya melayang ke
tempat lain. Sehingga informasi atau hal-hal yang penting tidak ia dapatkan.
Maka dari itu, kita harus menyimak dengan benar, artinya menyimak dengan
menfokuskan perhatian. Kita harus mampu menyimak dengan menggunakan
pemahaman, pengetahuan, penilaian, serta mampu merespon isi dari
pembicaraan. Sehingga informasi-informasi tersebut adalah hal-hal penting
yang patuh kita simpan di memori.

DAFTAR PUSTAKA

19
fitrikayustarina.blogspot.co.id/2016/01/makalah-menyimak.html?m=1

galihadityapurboyo.blogspot.co.id/2016/06/makalah-keterampilan-menyimak-
makalah.html?m=1

https://www.google.com/search?ie=UTF-8&source=android-
browser&q=makalah+keterampilan+menyimak+di+sd

20

Anda mungkin juga menyukai