Bab 5
Bab 5
Pengertian
Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang bekerja
tanpa mengikuti kehendak kita. Misalnya detak jantung, mata
berkedip, kesadaran, pernafasan maupun pencernaan makanan.
Menurut fungsinya, susunan saraf otonom dibagi menjadi 2 bagian,
antara lain:
Susunan saraf simpatis (adrenergik dan adrenolitik)
Susunan saraf parasimpatis (kolinergik dan anti kolinergik)
128
Penggolongan
Berdasarkan khasiatnya obat-obat saraf otonom dibagi
menjadi :
A. Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatis:
1. Simpatomimetik / adrenergik, yaitu obat yang meniru efek
perangsangan dari saraf simpatis (oleh noradrenalin),
contohnya efedrin, isoprenalin dll
2. Simpatolitik / adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek
bila saraf parasimpatis ditekan atau melawan efek
adrenergik, contohnya alkaloida sekale, propanolol,
dll
A. Saraf Simpatis
1. Adrenergik (simpatomimetik)
Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari organ
ujung adrenergik dibagi menjadi reseptor (alfa) dan (beta),
dan berdasarkan efek fisiologisnya dibagi menjadi 1 (alfa-1)
dan 2 (alfa-2) serta 1 (beta-1) dan 2 (beta-2). Pada
umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek-efek
sebagai berikut:
Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor seperti otot-otot
polos (vasokontriksi) dan sel-sel kelenjar dengan efek
bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan noradrenalin pada
saraf-saraf adrenergik dengan efek turunnya tekanan darah.
129
Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi
jantung.
Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme
glikogen dan lemak
Penggunaan
Penggunaan obat-obat adrenergik, antara lain:
Shock, dengan memperkuat kerja jantung (1) dan melawan
hipotensi (), contohnya adrenalin dan noradrenalin
Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (2), contohnya
salbutamol dan turunannya, adrenalin dan efedrin.
Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari
dinding pembuluh melalui penghambatan pelepasan
noradrenalin (2 ), contohnya metildopa dan klonidin.
Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di
pangkal betis dan paha (claudicatio intermitens).
Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir yang
bengkak () contohnya imidazolin, efedrin dan adrenalin.
Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (),
contohnya fenilefrin dan nafazolin.
Anoreksans, dengan mengurangi napsu makan pada
obesitas (2), contohnya fenfluramin dan mazindol.
Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore) dengan
relaksasi pada otot rahim (2), contohnya isoxuprin dan
ritordin.
Zat tersendiri
Adrenalin atau epinefrin
Memiliki semua khasiat adrenergik dan dengan efek
lebih kuat seperti stimulasi jantung dan bronkodilatasi.
Obat ini digunakan pada
- Kolaps, shock, atau jantumg berhenti
- Asma (diberikan dalam bentuk injeksi karena terurai oleh
asam lambung)
- Glaukoma dengan efek midriatik
130
- Pilek dan hidung tersumbat dengan efek dekongestif
- Anestetika lokal guna memperpanjang efeknya
Efek samping pada dosis tinggi adalah nekrosis jaringan
menjadi mati karena vasokontriksi, dan akhirnya kolaps.
Dopamin
Bekerja meningkatkan tekanan sistolik pada penderita
shock serta meningkatkan aliran darah ginjal dan glomerulus.
Efek samping pada dosis tinggi menimbulkan efek adrenergik
yang hebat dengan efek lain berupa nausea, muntah, takikardia,
aritmia, nyeri dada, kepala dan hipertensi.
Efedrin
Alkaloida dari tumbuhan Ephedra vulgaris yang
sekarang ini dibuat secara sintetis. Digunakan pada penderita
asma atas dasar efek bronkodilatasinya yang lama, dekongestiv
dan midriatik. Efek samping dosis tinggi pada jantung yaitu
cemas, gelisah, sukar tidur, gemetaran dan takikardia serta kerja
sentral.
Pseudo efedrin merupakan isomer efedrin yang
dikombinasikan dengan dengan obat-obat batuk dan pilek
sedangkan norefedriun adalah turunan efedrin yang
dikombinasikan dengan obat-obat asma dan batuk.
Isoprenalin
Memiliki efek bronkodilatasi dan stimulasi jantung
maka digunakan untuk pengobatan dan pencegahan serangan
asma. Karena absorbsi dalam usus tidak sempurna maka
biasanya digunakan dalam bentuk sublingual, inhalasi atau
spray.
Efek samping dosis tinggi pada jantung adalah berdebar,
gelisah, gemetaran dan muka merah. Turunan yang paling
sering digunakan adalah feneterol, terbutalin dan salbutamol.
131
Fenilefrin
Berdasarkan khasiat vasokontriksi perifer maka
digunakan sebagai obat :
- Hipotensi (kolaps)
- Midriatik pada mata (5-10%)
- Dekongestif untuk menciutkan mukosa hidung yang bengkak
Derivat imidazolin
Khusus digunakan sebagai dekongestif untuk
menciutkan selaput lendir hidung dan mata pada keadaan pilek
atau selesma (rhinitis dan sinusitis) dengan kerja lebih lama
dari efedrin.
Amfetamin
Adalah kelompok amin simpatomimetik yang
berkhasiat bronchodilatasi lemah. Memiliki khasiat kuat
terhadap SSP terutama merangsang pusat pernafasan dengan
meningkatkan kecepatan dan volume nafas. Digolongkan dalam
psikostimulansia yaitu obat-obat yang merangsang aktivitas
fisik dan mental berupa:
- Mempertinggi inisiatif dan kelincahan
- Memperbesar prestasi dan kepercayaan diri serta daya
konsentrasi
- Hilangnya rasa mengantuk dan lelah
- Dapat menimbulkan efek euforia atau rasa nyaman dan
bersifat adiksi
- Menekan nafsu makan untuk anoreksansia atau anti
obesitas dan anti dotum pada intoksikasi obat tidur
Adanya sifat adiktif dan euforia menyebabkan penyalahgunaan
obat atau drug abuse terutama untuk meningkatkan prestasi
dalam dunia olahraga (dopping). Efek samping obat tersebut
ialah mulut kering, gelisah, sakit kepala dan tidak bisa tidur,
132
sedangkan pada dosis tinggi dapat timbul rasa lelah, depresi,
halusinasi dan tekanan darah naik.
2. Adrenolitik (simpatolitik)
Berdasarkan mekanisme kerjanya pada adrenoreseptor dapat
digolongkan:
Alfa bloker
Adalah zat-zat yang memblokir dan menduduki reseptor
alfa sehingga melawan vasokontriksi perifer yang disebabkan
noradrenalin. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer dan
digunakan pada gangguan sirkulasi untuk memperlancar darah
di bagian kulit. Contohnya derivat imidazolin (tolazin,
fentolamin), derivat haloalkilamin(dibenamin, fenoksi-
benzamin), alkaloida secale (ergotamin, rrgotoksin, dll),
prazosin, tetrazosin dan yohimbin.
Beta Bloker
Zat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga
melawan efek stimulasi noradrenalin pada jantung dan efek
bronchodilatasinya. Digunakan pada pengobatan gangguan
jantung (angina pectoris dan aritmia), hipertensi dan
meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stress,
emosional dan kerja berat. Contohnya propanol dan
turunannya.
Obat-obat tersendiri
Derivat Imidazolin
133
Yang digunakan sebagai alfa bloker adalah tolazin dan
fentolamin. Memiliki bermacam-macam efek seperti anti
hipertensi, anti histamin, adrenolitik dan adrenergik.
Ergotamin
Khasiat oksitosik dan vasokontriksinya kuat dengan
khasiat adrenolitik lemah. Efektif diberikan secara
sublingual, injeksi intra vena atau intra muskuler karena
absorbsi di usus tidak teratur. Kombinasi dengan coffein
dapat memperkuat efek vasokontriksi -nya dan digunakan
sebagai obat anti migrain.
Turunannya adalah dihidro ergometrin yang digunakan
untuk mengurangi frekuensi serangan migrain dan efektif
untuk menaikan tekanan darah pada hipotensi.
134
Ergotoksin / dihidroergotoksin atau kodergokrin
Tidak memiliki khasiat oksitosik dan vasokontriksi
dengan efek adrenolitik yang lebih kuat. Efek vasodilatasi
perifer terutama pada kulit dan otak. Penggunaan untuk
memperbaiki gangguan sirkulasi darah pada otak dan
kulit.
Prazosin
Memblokir reseptor alfa dengan efek vasodilatasi pada
dinding arteri dan vena sehingga dapat digunakan untuk
pengobatan anti hipertensi.
Propranolol
Digunakan sebagai pengobatan anti hipertensi dan
gangguan jantung. Turunan dari propranolol yang berkhasiat
sama adalah: atenolol, pindolol, sotalol dan lain-lain.
Yohimbin
Alkaloida dari Corynanthe yohimbe yang berkhasiat
adrenolitik lemah dan singkat dan digunakan sebagai anestetika
lokal dan anti diuretika.
B. Saraf Parasimpatis
1. Kolinergik (parasimpatomimetik)
Efek yang ditimbulkan oleh kolinergik adalah :
Stimulasi aktivitas saluran cerna, peristaltik diperkuat,
sekresi kelenjar-kelenjar ludah, getah lambung, air mata dan
lain-lain
Memperlambat sirkulasi darah dan mengurangi kegiatan
jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
Memperlambat pernafasan dengan menciutkan saluran
nafas (bronkokontriksi) dan meningkatkan sekresi dahak.
135
Kontraksi otot mata dengan penyempitan pupil mata
(miosis) dan menurunkan tekanan intra okuler dan
memperlancar keluarnya airmata
Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek
memperlancar keluarnya air seni.
Efek samping dari obat-obat kolinergik adalah mual, muntah,
diare, sekresi ludah dahak, keringat dan airmata yang
berlebihan, penghambatan kerja jantung (bradikardia),
bronkokontriksi dan kelumpuhan pernafasan.
Penggunaan
Kolinergik terutama digunakan pada:
Glaukoma, yaitu suatu penyakit mata dengan ciri tekanan
intra okuler meningkat dengan akibat kerusakan mata dan
dapat menyebabkan kebutaan. Obat ini bekerja dengan jalan
midriasis seperti pilokarpin, karbakol dan fluostigmin.
Myastenia gravis, yaitu suatu penyakit terganggunya
penerusan impuls di pelat ujung motoris dengan gejala
berupa kelemahan otot-otot tubuh hingga kelumpuhan.
Contohnya neostigmin dan piridostigmin.
Atonia, yaitu kelemahan otot polos pada saluran cerna atau
kandung kemih setelah operasi besar yang menyebabkan
stres bagi tubuh. Akibatnya timbul aktivitas saraf adrenergik
dengan efek obstipasi, sukar buang air kecil atau
lumpuhnya gerakan peristaltik dengan tertutupnya usus
(ielus paralitikus). Contohnya prostigmin (neostigmin)
Obat-obat tersendiri
Asetilkolin
Sudah tidak dipergunakan dalam pengobatan karena
kurang bermanfaat secara klinis, saat ini hanya digunakan
untuk penelitian. Persenyawaan uretan dari asetilkolin yang
dipergunakan adalah karbakol yang digunakan sebagai
miotikum pada glaukoma dan atonia pada organ dalam.
136
Pilokarpin
Alkaloida dari Pilokarpus jaborandi ini digunakan
sebagai miotikum dan mencegah rambut rontok dalam bentuk
lotion.
Neostigmin
Digunakan pada kelemahan otot seperti atonia kandung
kemih dan usus, melawan sifat toksis dari atropin, miotikum,
myastenia gravis dan antidotum kurare (tubokurarin). Efek
samping terhadap jantung dan peredaran darah lebih ringan.
Endrofonium
Digunakan sebagai antagonis kurare dan pengobatan
myastenia gravis.
Piridostigmin
Senyawa turunan Neostigmin yang khasiatnya lebih lemah dari
Neostigmin yang digunakan sebagai myastenia gravis.
2. Antikolinergik (parasimpatolitik)
Semua antikolinergik memperlihatkan kerja yang
hampir sama tetapi daya afinitasnya berbeda terhadap berbagai
organ, misalnya atropin hanya menekan sekresi liur, mukus
bronkus dan keringat pada dosis kecil, tetapi pada dosis besar
dapat menyebabkan dilatasi pupil mata, gangguan akomodasi
dan penghambatan saraf fagus pada jantung. Antikolinergik
juga memperlihatkan efek sentral yaitu merangsang pada dosis
kecil tetapi mendepresi pada dosis toksik.
Penggunaan
137
Obat-obat ini digunakan dalam pengobatan untuk
bermacam-macam gangguan, tergantung dari khasiat
spesifiknya masing-masing, antara lain:
Spasmolitika, dengan meredakan ketegangan otot polos,
terutama merelaksasi kejang dan kolik di saluran lambung-
usus, empedu dan kemih.
Midriatikum, dengan melebarkan pupil mata dan
melemahkan akomodasi mata.
Borok lambung-usus, dengan menekan sekresi dan
mengurangi peristaltik
Hiperhidrosis, dengan menekan sekresi keringat yang
berlebihan
Berdasarkan efeknya terhadap sistim saraf sentral
- Sedatif pada premedikasi operasi bersama anestetika
umum.
- Parkinson
Obat-Obat tersendiri
Alkaloida Belladonna
Alkaloida yang didapat dari tanaman Atropa
Belladonnae seperti hiosiamin, atropin dan skopolamin.
Didapatkan juga dari tanaman Datura stramonium dan
Hyoscyamus niger
(1) Atropin
Khasiat antikolinergiknya kuat, sedativa , bronkodilatasi
ringan (guna melawan depresi pernafasan). Penggunaan
sebagai midriatikum, spasmolitikum asma, batuk rejan,
kejang pada lambung-usus serta antidotum yang paling
efektif terhadap overdosis pilokarpin dan kolinergik
lainnya. Turunan sintetiknya adalah Homatropin dan
Benzatropin yang digunakan sebagai anti parkinson
.
(2) Skopolamin
Alkaloida ini lebih kuat dari atropin yang digunakan
sebagai obat mabuk perjalanan, midriatikum dan
138
pramedikasi operasi. Senyawa sintetiknya adalah metil dan
butil skopolamin yang digunakan sebagai spasmolitik organ
dalam seperti kejang pada usus, saluran empedu, saluran
kemih dan uterus.
Obat-Obat Parkinson
Contoh: Levodopa atau Dopa, Difenhidramin dan
Triheksifenidil atau Benzheksol.
139