Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN TINJAUAN KASUS

PATOLOGIS IBU DENGN IUFD

A. PENGERTIAN

IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan
baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam
Muchtar, 1998)

IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari
rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)

Intra Uterine Fetal death ( IUFD) adalah terjadinya kematian janin ketika masih
berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia kehamilan 20 minggu atau lebih.

IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang
telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan
1000gr). IUFD Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan.
Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), Kematian
janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati
tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion. Sesudah 20 minggu
biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya.
Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.
B. ETIOLOGI
Penyebab IUFD antara lain:
1. Faktor plasenta
a. Insufisiensi plasenta
b. Infark plasenta
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
2. Faktor ibu
a. Diabetes mellitus
b. Preeklampsi dan eklampsi
c. Nefritis kronis
d. Polihidramnion dan oligohidramnion
e. Shipilis
f. Penyakit jantung
g. Hipertensi
h. Penyakit paru atau TBC
i. Inkompatability rhesus
j. AIDS

3. Faktor intrapartum
a. Perdarahan antepartum
b. Partus lama
c. Anastesi
d. Partus macet
e. Persalinan presipitatus
f. Persalinan sungsang
g. Obat-obatan

4. Faktor janin
a. Prematuritas
b. Postmaturitas
c. Kelainan bawaan
d. Perdarahan otak

5. Faktor tali pusat


a. Prolapsus tali pusat
b. Lilitan tali pusat
c. Vassa praevia
d. Tali pusat pendek

Kecuali itu, ada berbagai penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin di
kandungan, diantaranya:

1. Ketidakcocokan rhesus darah ibu dengan janin

Akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif.
Sehingga anak akan mengikuti yang dominan, menjadi rhesus positif. Akibatnya antara ibu
dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus. Ketidakcocokan ini akan mempengaruhi kondisi
janin tersebut. Misalnya, dapat terjadi hidrops fetalis (reaksi imunologis yang menimbulkan
gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akibat terbentuknya cairan
berlebih dalam rongga perut (asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam
rongga dada atau rongga jantung, dan lain-lain).

2. Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin.

Terutama pada golongan darah A,B,O. "Yang kerap terjadi antara golongan darah anak A
atau B dengan ibu bergolongan O atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam
kandungan, darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak
cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodinya.

3. Gerakan janin berlebihan

Gerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah
saja. karena gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang
menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir, maka
pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi jadi tersumbat.

4. Berbagai penyakit pada ibu hamil

Salah satu contohnya preeklampsia dan diabetes. Itulah mengapa pada ibu hamil perlu
dilakukan cardiotopografi (CTG) untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.

5. Kelainan kromosom

Bisa disebut penyakit bawaan, misalnya, kelainan genetik berat trisomy. Kematian janin
akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, yaitu dari otopsi
bayi.
6. Trauma saat hamil

Trauma bisa mengakibatkan terjadi solusio plasenta. Trauma terjadi, misalnya, karena
benturan pada perut, karena kecelakaan atau pemukulan. Benturan ini bisa mengenai
pembuluh darah di plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta.

7. Infeksi materna

Ibu hamil sebaiknya menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat bakteri maupun
virus. Demam tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan janin mati.
8. Kelainan bawaan bayi

Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa mengakibatkan
kematian di kandungan.

C. PATOFISIOLOGI
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain
gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena
suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Serta anemia,
karena anemia disebabkan kekurangan FE maka dampak pada janin adalah irefersibel.
Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin.
D. MANIFESTASI KLINIS

1. DJJ tidak terdengar

2. Uterus tidak membesar, fundus uteri turun

3. Pergerakan anak tidak teraba lagi

4. Palpasi anak tidak jelas

5. Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari

6. Pada rongen dapat dilihat adanya

§ tulang-tulang tengkorak tutup menutupi

§ tulang punggung janin sangat melengkung


§ hiperekstensi kepala tulang leher janin

§ ada gelembung-gelembung gas pada badan janin

§ bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.

E. KLASIFIKASI

Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a. golongan I : kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20 minggu penuh

b. golongan II : kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu

c. golongan III : kematian sesudah masa kehamilan > 28 minggu (late fetal death)

d. golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan diatas.

F. FAKTOR RESIKO

1. Status sosial ekonomi rendah

2. Tingkat pendidikan Ibu yang rendah

3. Usia Ibu > 30 tahun atau < 20 tahun

4. Partus pertama dan partus kelima atau lebih

5. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal

6. Kehamilan tenpa riwayat pengawasan kesehatan Ibu yang inadekuat

7. Riwayat kehamilan dengan komplikasi medic atau Obstetrik.

8. Factor ibu (High Risk Mothers)


e. tinggi dan BB ibu tidak proporsional
f. kehamilan di luar perkawinan
h. ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
i. ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
j. riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu

9. factor Bayi (High Risk Infants)


a. bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital
b. bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
c. bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social

10. factor yang berhubungan dengan kehamilan


a. abrupsio plasenta
b. plasenta previa
c. pre eklamsi / eklamsi
d. polihidramnion
e. inkompatibilitas golongan darah
f. kehamilan lama
g. kehamilan ganda
h. infeksi
i. diabetes
j. genitourinaria

G. DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDING

1. Anamnesis

Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang.
Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak
seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan
merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2. Inspeksi
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang
kurus.

3. Palpasi
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan
palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.

4. Auskultasi
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone tidak terdengar terdengar
DJJ.

5. Reaksi kehamilan
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.

6. Rontgen Foto Abdomen


Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.

Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang kadang- Kemungkinan diagnosa
selalu ada kadang ada
1. Gerakan janin
1. Syok, uterus tegang/kaku, Solusio plasenta
berkurang atau hilang, gawat janin atau DJJ tidak
timbul atau menetap, terdengar
perdarahan pervaginam
sesudah hamil 22
minggu

2. Gerakan janin dan DJJ


tidak ada, perdarahan,
nyeri perut hebat 2. Syok, perut kembung/cairan
bebas intra abdominal,
Ruptur Uteri
kontraksi uterus abnormal,
abdomen nyeri, bagian-bagian
janin teraba, denyut nadi Ibu
3. Gerakan janin cepat
berkurang atau hilang
3. Cairan ketuban bercampur
DJJ abnormal (< 100
mekonium
x/menit atau > 180
x/menit)

4. Gerakan janin atau


Gawat janin
DJJ hilang

4. Tanda-tanda kehamilan
berhenti, TFU berkurang,
pembesaran uterus berkurang

Kematian janin
H. PENILAIAN KLINIK

1. Pertumbuhan janin (-), bahkan janin mengecil sehingga TFU menurun.

2. Bunyi DJJ tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan dengan Doppler.

3. Tulang kepala kolaps.

4. USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa
tanda kehidupan.

5. Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.

Komplikasi:

1. Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan
cukup lama.

2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.

3. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

I. PENATALAKSANAAN

Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau
kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak
terobati.

§ Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-
tandanya berupa overlopping tulang tengkorak, hiperfleksi columna vertebralis, gelembung
udara didalam jantung dan edema scalp.

§ USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin
dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung
janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
§ Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekatnya, yakinkan bahwa kemungkinan besar

§ Pilihan cara persalian dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspetatif, perlu dibicarakan
dengan pasien dan keluarganya sebelum mengambil keputusan.

§ Bila pilihan penanganan adalah ekspetatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu
dan yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.

§ Jiak trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan aktif.

§ Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu :

- Jika servik matamg, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin

- Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan prostaglandin aatu kateter
foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena beresiko infeksi.

- Persalinan dengan seksio sesaria merupakan alternatif terakhir.

§ Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum
matang matangkann serviks dengan misoprostol :

- Tempatkan misoprostol 25 mg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6 jam

- Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50 mg setiap 6
jam. Jangan berikan lebih dari 50 mg setiap kali dan jangan melebihi dosis.

§ Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis

§ Jika tes pembekuan darah sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada
koagulopati.

§ Beriakn kesempatan kepada Ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual
bagi janin yang meninggal tersebut.

§ Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan
infeksi.
J. JENIS – JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI

1. Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi

Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang
meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation dan
selanjutnya menarik kepala janin (dengan kranioklasi) tindakan ini dapat dilakukan pada
letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala. Dngan kemajuan
pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih baik, maka
tindakan proferasi dan kraioklasi sudah jarang dilakukan. Bahaya tindakan proferasi dan
kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri(
pecah robeknya jalan lahir).

2. Pertolongan persalinan dengn dekapitasi

Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat lahir normal
pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan kematian janin, oleh
karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan
khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan
dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin
dapat di lahirkan.

3. Pertolongan persalinan dengan eviserasi

Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru
(dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.
Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk
memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah perdarahan,infeksi dan
trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang baik, situasi kehamilan dengan letek
lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau seksio sesaria.
4. Pertolongan persalinan dengan kleidotomi

Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga volume bahu
mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup,
bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu pada anak yang besar.

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”P” G1 P0000 Ab000 UK 28

MINGGU DENGAN IUFD DI RUANG MELATI

RSUD DRS. HARJONO PONOROGO

I. PENGKAJIAN

Hari/tanggal pengkajian : Senin, 5 maret 2012

Jam : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Melati RSUD Drs. Harjono Ponorogo

Tanggal MRS : 5 Maret 2012

No. Reg : 1206683


A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama : Ny. Patmawati Nama Suami : Tn. Yudhi

Umur : 20 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Satpam

Alamat : Jetis, Ponorogo Alamat : Kec. Jetis, Ponorogo

2. Riwayat kesehatan yang lalu

Saat MRS: Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan sudah 3 hari yang lalu,

yaitu pada tangal 29 Februari 2012 gerakan janinnya tidak dirasakan lagi.

Saat pengkajian: Ibu mengatakan terasa kenceng-kenceng pada perutnya, dan

belum mengeluarkan cairan maupun darah.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC;
Menurun seperti darah tinggi, kencing manis; menahun seperti jantung dan tidak pernah
menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya seperti tumor, kanker,
penyakit menular seksual seperti kencing nananh, sifilis.
4. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC;
Menurun seperti darah tinggi, kencing manis; menahun seperti jantung dan tidak pernah
menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksinya seperti tumor, kanker,
penyakit menular seksual seperti kencing nananh, sifilis.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah atau sedang menderita penyakit
menular seperti penyakit kuning, TBC; Menurun seperti darah tinggi, kencing manis;
menahun seperti jantung dan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat
reproduksinya seperti tumor, kanker, penyakit menular seksual seperti kencing nananh, sifilis.

6. Riwayat perkawinan

Nikah : 1 kali

Usia pertama menikah : 19 tahun

Lamanya : 1 tahun

Jumlah anak :-

Usia anak terkecil :-

7. Riwayat menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 hari, teratur tiap bulan


Lama : ± 6-7 hari

Banyak : 2-3 softek/hari

Dismenorhea :-

Flour albus :-

HPHT : 17 Agustus 2011 = 28 minggu

TP : 24 Mei 2012

8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, dan belum pernah menggunakan
kontrasepsi sebelumnya.

9. Riwayat kehamilan sekarang

TM I: Ibu mengatakan tidak memeriksakan kehamilannya. Ibu tidak mengeluh apa-apa.

TM II: Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke bidan 1X. Ibu tidak mengeluh apa-
apa. Ibu mendapatkan tablet penambah darah, vitamin, penyuluhan tentang nutrisi yaitu tetap
makan-makanan yang bergizi yang memenuhi komposisi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan
minum air putih yang banyak serta penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.
Ibu mersakan gerakan anak pertama pada usia kehamilan 4 bulan.

TM III: Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke bidan 1X. Ibu mengeluh gerakan
janinya berkurang. Ibu dianjurkan untuk periksa kerumah sakit.
10. Pola kebiasaan sehari-hari

Pola Sebelum MRS Saat MRS

Nutrisi - Makan 3 x/hari, porsi - Makan 3 x/hari, porsi


sedang (1entong nasi, 2 sedang (1entong nasi, 2
potong daging, 1 potong potong daging, 1 potong
tempe, sayur 1 tempe, sayur 1
mangkok, 1 potong mangkok, 1 potong
buah) dihabiskan. buah) dihabiskan.

- Minum ± 7-8 gelas/hari Minum ± 7-8 gelas/hari


(air putih dan teh, (air putih dan teh,
terkadang susu) terkadang susu)

Istirahat - Tidur siang ± 2-3 Ibu tidak bisa tidur


jam/hari(13.00-15.00 karena sering timbul
WIB) kontraksi.

- Tidur malam ± 7-8


jam/hari (21.00-05.00
WIB).Dan terbangun
ketika ibu mau BAK

Aktivitas Ibu mengerjakan semua Ibu hanya berbaring di


pekerjaan rumah tangga tempat tidur.
seperti masak, menyapu
dan mengurus keperluan
suami, serta bekerja
sebagai buruh pabrik.

Eliminasi - BAB 1 x/hari tiap pagi Ibu mengatakan belum


konsistensi lunak, warna BAB
kuning, tidak ada
BAK 7-8x/hari.
keluhan.
- BAK 5-6 x/hari, warna
kuning jernih, bau khas.

Personal - Mandi 2 x /hari, gosok Ibu hanya diseka.


gigi, ganti pakaian tiap 2
Hygiene
kali, keramas 3-4 x
/minggu.

11. Data Psikososial

a. Psikologis

Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan bayi dan dirinya. Ibu berharap
persalinannya berjalan normal dan bayi lahir dengan selamat.

b. Sosial

Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami dan ibunya, hubungannya dengan suami dan
keluarga dan tetangga harmonis. Keluarga mendukung kehamilannya

12. Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan di lingkungan keluarga dan masyarakatnya masih menganut budaya jawa
seperti upacara selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan.

13. Data Spiritual

Ibu mengatakan beragam Islam, taat beribadah dan tidak percaya tahayul serta selalu berdoa
agar persalinannya berjalan normal dan bayinya selamat.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV TD : 120 / 80 mmHg

Nadi : 84 x / menit

Suhu : 36,5 oC

RR : 20 x / menit

BB sebelum hamil : 49 Kg

BB sekarang : 55 Kg

TB : 158 cm

LilA : 25 cm

HPHT : 17 Agustus 2011

UK : 28 minggu

TP : 24 Mei 2012

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

1) Kepala

Bersih, tidak tampak ketombe, tidak ada lesi, per-tumbuhan rambut merata, warna hitam,
lurus, tidak rontok.

2) Wajah
Simetris, tidak tampak oedema, tidak ada kloasma gravidarum, menyeringai ketika ada
kontraksi

3) Mata

Simetris, conjungtiva merah mudah, sklera putih.

4) Hidung

Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung

5) Mulut

Mkosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak labioskisis dan palatokisis, tidak ada caries
gigi, tidak ada gigi palsu.

6) Leher

Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis.

7) Dada/Payudara

Simetris, bersih, puting susu menojol, hiperpigmentasi areola mamae, colostrum -/-

8) Abdomen

Tampak tegang, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas SC, pembesaran sesuai dengan
umur kehamilan.

9) Genetalia

Bersih, pertumbuhan pubis merata, tidak tampak odema, tidak ada condiloma acuminata,
tidak tampak varises, tidak ada pembesaran kelenjar skene dan bartholini.

10) Anus
Bersih, tidak tampak hemeroid, anus belum membuka.

11) Ekstremitas

Ekstremitas atas : Simetris, pergerakan normal, tidak tampak odema


tidak ada sindaktil, polidaktil, terpasang infus NS drip Oxytocin 20 unit pada tangan sebelah
kanan dengan kecepatan 28 tpm.

Ekstremitas bawah : Simetris, pergerakan normal, odema -/-, tidak ada


varises, tidak ada sindaktil dan polidaktil.

b. Palpasi

Kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal.

Leher : tidak ada pembesar kelenjar tyroid dan vena jugularis.

Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan colostrum belum keluar -/-

Abdomen

Leopod I : TFU 3 jari di atas pusat (20 cm), teraba bulat, keras dan tidak melenting.

Leopod II: Teraba keras memanjang datar seperti papan disebelah kiri perut ibu dan teraba bagian kecil
janin sebelah kanan perut ibu.

Leopod III : teraba bulat, lunak, melenting dan tidak bisa digoyangkan.

Leopod IV : bokong masuk 2/5 bagian.

TBJ : (20-12) x 155 = 1240 gram

His : 10’ 2 x 20’

c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi, wheezing.

Djj :-

d. Perkusi

Reflek patella : +/+

3. Pemeriksaan Dalam

Tanggal : 5 Maret 2012

Jam : 08.30 WIB

VT : V/V :-

Pembukaan : 7 cm

Efficement : 75%

Ketuban :+

Presentasi : bokong

Denominator :-

Molage :-

Hodge :2

4. Pemeriksaan Penunjang

USG : DJJ (-), gerak janin (-), uterus mengecil

Lab (Darah Lengkap):


Jenis Hasil Harga normal

Leukosit 20.000 /µl N : 3500 - 10.000

Hemoglobin 11,7 mg/dl N : 11,0 - 16,5

Hematokrit 32,1 % N : 35,0 - 50,0

Trombosit 86.000 N : 150000 – 3390000

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

DX : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif
dengan IUFD.

DS : Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan sudah 3 hari yang lalu gerakan janinnya tidak dirasakan
lagi.

DO : Keadaan umum : cukup

Kesadaran : composmentis

TTV

TD : 150/90 mmHg

Nadi : 102x/menit

Suhu : 369ºC
RR : 20x/menit

HPHT : 17 Agustus 2012

TP : 24 Mei 2012

Inspeksi

: simetris, tidak tampak oedema, tidak ada kloasma gravidarum, menyeringai ketika ada
kontraksi

: simetris, conjungtiva merah mudah, sklera putih.

Dada / payudara : simetris, bersih, puting susu menojol, hiperpigmentasi areola mamae,
colostrum -/-

Abdomen : tampak tegang, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas SC,
pembesaran sesuai dengan umur kehamilan.

Palpasi

Leopod I : TFU 3 jari di atas pusat (20 cm), teraba bulat, keras dan tidak melenting.

Leopod II : Teraba keras memanjang datar seperti papan disebelah kiri perut ibu dan teraba
bagian kecil janin sebelah kanan perut ibu.

Leopod III : teraba bulat, lunak, melenting dan tidak bisa digoyangkan.

Leopod IV : bokong masuk 1/5 bagian.

TBJ : (20-12) x 155 = 1240 gram

His : 10’ 2 x 20’

Auskultasi

DJJ: -

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


1. Potensial terjadi infeksi

2. Potensi terjadi koagulasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan Dr. SpOG untuk melahirkan janin yang telah mati.

V. INTERVENSI

: G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif
dengan IUFD.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidana selama 2x3 jam diharapkan kemajuan
persalinan berjalan normal, tidak terjadi komplikasi untuk ibu dan janin yang memperberat
kondisi saat ini.

Kriteria hasil : Keadaan umum baik

Kesadaran composmentis

TTV dalam batas normal

TD : 140-150 sistole/90-100 diastole

Nadi : 80-100x/menit

Suhu : 365-375 0C

RR : 16-24x/menit

Tidak terjadi komplikasi yang semakin memperberat keadaan ibu.

Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada klien.

R/ agar pasien lebih kooperatif, dan memudahkan dalam menjalankan tindakan.

2. Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan.

R/ agar ibu dapat mengetahui mengenai keadaannya saat ini.

3. Beritahu keluarga bahwa janin harus segera dilahirkan.

R/ agar tidak menjadi toksin ditubuh ibu.

4. Anjurkan keluarga untuk mengambil keputusan tentang cara bayi akan dilahirkan.

R/ agar bayi dapat segera dilahirkan dengan cara yang tepat.

5. Beri dukungan mental pada ibu dan keluarga.

R/ agar ibu dan keluarga dapat bersabar dan dapat menerima kenyataan.

6. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan pasca tindakan melahirkan bayi dengan
induksi.

R/ agar kehamilan selanjutnya dapat berjalan normal.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 5 Maret 2012

Jam : 10.00 WIB

1. Melakukan pendekatan pada klien, agar pasien lebih kooperatif, dan memudahkan dalam
menjalankan tindakan dengan memperkenalkan diri, memberitahu maksud dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan pada ibu.

2. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu mengetahui akan
keadaannya, yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu telah meninggal yang ditandai dengan
tidak adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu dan tidak tedengarnya DJJ saat
pemeriksaan berlangsung.

3. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera
melahirkan janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak
menjadikan racun / toksin ditubuh ibu.

4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan agar janin sesegera
mungkin dilahirkan yaitu bidan berkolaborasi dengan Dr. obgin yang nantinya ibu akan
dilakukan pemberian misoprostol 200 mg per oral / 12 jam (tindakan induksi persalinan).

5. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan dapat
menerima keadaan yang terjadi. Memberi dukungan dan pendampingan pada ibu untuk tetap
tabah dan menyerahkan segalanya pada yang lebih berkuasa, yaitu Tuhan. Ibu mengatakan
sudah dapat menerima kematian bayinya dan mengatakan ikhlas atas hal tersebut.

6. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk memikirkan tentang pemeriksaan kesehatan secara
keseluruhan guna mempersiapkan kehamilan yang berikutnya agar penyebab kematian
bayinya dapat diketahui dan kejadian yang sama tidak akan terulang kembali.

VII. EVALUASI

Kala II

Tanggal : 5 Maret 2012

Jam : 11.00 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng, keluar cairan, ingin meneran dan rasanya
ingin BAB.

O : -dorongan ingin meneran

-tekanan pada anus


-perinium menonjol

-vulva membuka

- pumbukaan 10 cm

-penurunan kepala 0/5

A : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1


fase aktif dengan IUFD.

P : 1. Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi.

2. Antiseptik vulva dan sekitarnya dengan betadin.

3. Kandung kemih dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan.

4. Operator berdiri didepan vulva dan melakukan VT, pembukaan lengkap.

5. Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada
waktu bokong membuka vulva,disuntikkan oxytocin.

6. Saat bokong lahir, bokong dicengkram secara brach (kedua ibu jari operator sejajar sumbu
panjangdan jari-jari lain memegang punggung).

7. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu his, pusat lahir dengan tampak
meregang. Tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.

8. Operator melakukan hiperlordosis pada badan janin (punggung janin didekatkan ke


punggung ibu, dan perut janin didekatkan ke perut ibu). Operator melakukan gerakan ini
tanpa tarikan. Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang asisten melakukan klisteler.

9. Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu, lengan, dahi,
mulut, dan akhirnya seluruh kepala. Lahirnya bayi perempuan mati, dengan berat badan 980
gr dan panjang badan 30 cm, AS 0/0 pada jam 11.30 dalam keadaan mati.

10. Tali pusat di klem di dua tempat, 5 cm dan 10 cm diatas perut bayi dan dipotong ditengah-
tengahnya.
Kala III

Tanggal : 5 Maret 2012

Jam : 11.35 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules.

O :

- tali pusat ada di depan vulva

- ada semburan darah di introitus vagina

- uterus globuler atau keras

- TFU setinggi pusat

- Bayi lahir jam 11.30 WIB jenis kelamin perempuan BB 980 gram,

PB 30cm, dalam keadaan mati.

A : P0010 Ab000 post partum normal dengan IUFD.

P :

1. Plasenta dilahirkan secara PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali), berat 500 gr, diameter
20 cm, panjang 30 cm.

2. Eksplorasi jalan lahir, serviks, vagina.

Kala IV

Tanggal : 5 Maret 2012


Jam : 11.50 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules-mules.

O : - plasenta lahir jam 11.40 WIB

- keadaan umum : cukup

- kesadaran : composmentis

- TTV TD : 120/80 mmHg

Nadi : 84x/menit

Suhu : 365 ºC

- UC keras

- perdarahan ± 200 cc

- lochea rubra

- kandung kencing kosong

A : P0010 Ab000 kala IV

P :

1. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

a. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.

b. Setiap 30 menit pada 1jam kedua pasca persalinan.

2. Mengajari ibu kontraksi yang baik yaitu perutnya keras dan terasa mules. Jika lembek
menganjurkan ibu untuk menggosok-gosoknya.

3. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah ± 200 cc.


4. Memeriksa nadi ibu, kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30
menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.

5. Menyeka ibu dengan air DDT dan bantu ibu memakai baju bersih.

6. Memastikan ibu merasa nyaman.

7. melengkapi partograf

DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, dr. Wikjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan.

Holingwor, Tony. 2002. Diagnosis Banding Dalam Obstetri dan Ginekologi A-Z. EGC:
Jakarta.

_________ .2000. Obstetri Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Estar


Ofset: Bandung.

Mukhtar, Roestam. 2002. Sinopsis Obstetri Edisi 4

_________ 1989. Manual of Clinical Problem in Obstetric and Gynecology with Annotated
Key References, Litle Brown And Company: Boston.

Anda mungkin juga menyukai