Anda di halaman 1dari 13

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Makalah ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas mata


kuliah Manajemen Keperawatan I pada Semeter Ganjil
Tahun Akademik 2018/2019

Disusun Oleh :

Yori R 1420116002 Andra 1420116035


Monika A 1420116004 Haryanto 1420116036
Luciana C 1420116008 Khetrin S 1420116038
Cindy M 1420116009 Natalia M 1420116039
Nopia D 1420116010 Yuyun M 1420116040
Lulu A 1420116011 Linda 1420116042
Sendy F 1420116012 Novita 1420116046
Midzi N 1420116013 Niko R 1420116052
Mimina M 1420116018 Trivita 1420116053
Michail 1420116030 Pitra 1420116055
Chresdiana 1420116031 Yohana 1420116056
Shintiana 1420116034

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat kemurahan-Nya makalah tentang model praktik keperawatan
profesional ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.

Kami menyadari, bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan dan saran dari Teman - teman dan dari
Bapak, Ibu Dosen.

Kami sadaripula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Bandung, 27 September 2018

Penulis

ii
Daftar isi

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh


pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat apda pelayanan kesehatan dan tuntutan-
tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan
keeprawatan harus efektif dan efesien.

Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada


pasien. Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengindentifikasi delapan
model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim dan keperawatan
primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diperhatikan. Tetapi setiap
unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi metode untuk mengelola
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan akan
berakibatkan suatu stres sehingga perlu adanya antisipasi, "jangan menunda suatu
sistem justru menambah permasalahan" (Kurt Lewin,1951 dikutip oleh Marquis
dan Huston, 1998). Terdapat enam usnur utama dalam penentuan pemilihan
metode asuhan keperawatan (Marquis dan Huston, 1998: 143).

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Keperawatan Primer

Keperawatan primer ialah metode penugasan dimana satu orang perawat


bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien.
Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada
kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus - menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengoordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Secara garis besar, sistem keperawatan primer memiliki kelebihan dan


kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan :

1. bersifat kontinu dan komprehensif


2. perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pemgembangan diri
3. keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit. (
Gillies, 1989)

Selain itu, kelebihan yang dirasakan adalah pasien merasa dihargai karena
terpenuhi kebutuhannya secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Dokter juga merasakan kepuasan dengan sistem / model primer karena


senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu di perbarui
dan komprehensif.

2
Tim medis Kepala ruangan Sarana RS

PPI PPI
PA1 PA1

PA2 PA2

Pasien pasien

Bagan Pengembangan MAKP (Nursalam,2009)

dokter Kepala ruangan Sarana rumah sakit

Perawat primer

Pasien / klien

Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana


(siang) (malam) jika diperlukan
(harian)
Diagram sistem Asuhan Keperawatan Primer (Marquis dan Huston 1998)

3
Kelemahan :

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akuntable, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

a. Konsep dasar keperawatan primer

Konsep dasar keperawatan primer adalah :

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat


2. Ada otonomi
3. Ada ketertiban pasien dan keluarga

b. Tugas perawat primer

Tugas perawat primer meliputi :

1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.


2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yanh telah dibuat selama berdinas.
4. Mengkomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi keverhasilan yang dicapai.
6. Menerima dan menyesuaikan rencana.
7. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien.
8. Melakukan tujukan kepada pekerja sosial, dengan cara kontak dengan
lembaga sosial dimasyarakat .
9. Membuat jadwal perjanjian klinik .
10. Mengadakan kunjungan rumah

c. Peran kepala ruangan atau bangsal

Peran kepala ruangan atau bangsal dalam metode primer adalah

1. menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat primer.

4
2. Memberi orientasi dan merencanakan karyawan baru.

3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.

4. Melakukan evaluasi kerja.

5. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staff.

6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi

d. Ketenagakerjaan dalam keperawatan primer

Ketenagakerjaan dalam keperawatan primer adalah :

1. Setiap perawat primer adalah perawat bed site.


2. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat.
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
4. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun perawat
non profesional sebagai perawat asisten .

B. Mamagement kasus

Dalam model ini setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh


kebutuhan pasien saat berdinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari yang sama. Penugasan untuk kasus biasa menggunakan
metode satu pasien satu perawat. Hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus, seperti ruang isolasi dan intesive care.

Management kasus secara umum mempunyai kelebihan dan kekurangan berikut.

Kelebihan :

1. Perawat lebih memahami kasus perkasus ;

2. Sistem evaluasi dan managerial menjadi lebih mudah

5
Kepala ruangan

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Kekurangan :

1. Perawat bertanggung jawab belum dapat teridentifikasi

2. Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama.

C. Modifikasi keperawatan tim primer

Model ini merupakan kombinasi dari dua sistem, yaitu keperawatan tim
dan keperawatan primer. Menurut Ratna S. Sudaraono (2000), penetapan model
ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut :

a. Metoda Keperawatan Primer todak digunakan secara murni, karena


perawat primer memerlukan latar belakang pendidikan S1 Keperawatan
atau yang setara.
b. Meroda Keperawatan Tim tidak digunakan aecara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi model tersebut, diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada perawat
primer. Disamping itu, karena saat ini sebagian besar perawat yang ada di
RS adalah lulusan SPK, maka mereka akan mendapat bimbingan dari
perawat primer / ketua tim tenttang asuhan keperawatan.

6
Kepala ruangan

PP 1 PP 2 PP 3 PP 4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7 – 8 pasien 7 – 8 pasien 7 – 8 pasien 7 – 8 pasien


Catatan : Jadwal diatur pada pagi, sore, malam, dan libur / cuti
Bagan alir model keperawatan tim primer.

Contoh :

Untuk model ini diperlukan 26 perawat dengan 4(empat) orang perawat


primer (PP) dengan kualifikasi S1 l/D4 keperawatan,disamping orang kepala
ruangan rawat yang juga dengan kualifikasi S1/D4 keperawatan.selain itu
diperlukan juga perawat associate (PA) 21,dengan kualifikasi pendidikan perawat
associate,yang terdiri atas lulusan D3 keperawatan(3 orang) dan SPK (18 orang).
Pengelompokkan tim pada setiap shift/terlihat pada gambar 5.5

Selain diagram diatas,untuk lebih mengetahui peran masing-masing


komponen yabg terdiri dari kepala ruangan,perawat primer,dan perawat
associate,dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

7
Tabel

Kepala Ruangan Perawat Primer Perawat Associate


(KARU) (PP) (PA)
a) Menerima a) Membuat a) Memberikan ASKEP
pasien baru perencanaan ASKEP b) Mengikuti timbang
b) Memimpin rapat b) Mengadakan terima
c) Mengevaluasi tindakan kolaborasi c) Melaksanakan tugas
kinerja perawat c) Memimpin timbang yang didelegasikan
d) Membuat daftar terima d) Mendokumentasikan
dinas d) Mendelegasikan tindakan keperawatan
e) Menyediakan tugas
material e) Memimpin ronde
f) Melakukan keperawatan
perencanaan dan f) Mengevaluasi
pengawasan pemberian ASKEP
g) Melakukan g) Bertanggungjawab
pengarahan dan terhadap pasien
pengawasan h) Memberi petunjuk
jika pasien akan
pulang
i) Mengisi resume
keperawatan

8
Daftar Pustaka

Suwarli.S-Yanyan.Bahtiar.Management Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis.2010.Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai