Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI PERADIGMA IDEOLOGI

Oleh :
KELOMPOK V
1. Indah Trisnauli
2. Jaka Pandat Saputra
3. Lois Alexander
4. M. Faris Fakhruddin

MANAJEMEN PEMASARAN
ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,
bukan terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun
terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan
dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi
terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya
perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat berbeda.
Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah
permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif
namun juga bersifat praktis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal
ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu
ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara
kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya
menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong
menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.dan
sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit,
harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan mutlak
orang harus bersikap dan bertindak tertentu.
Namun, pada saat sekarang ini pengamalan nilai-nilai pancasila tidak
tertanam pada jati diri bangsa indonesia, kesetian warga Negara Indonesia
terhadap negaranya terlihat sangat kurang terutama dalam tingkah laku dalam
melakukan pelanggaran hukum, dan rasa nasionalisme yang mulai memudar.
Dengan demikian pancasila sebagai ideologi bangsa diharapkan mampu untuk
menyaring pengaruh dari luar dan memperkokoh kekuatan bangsa

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa dan negara ?
2. Apa fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Indonesia?
3. Mengapa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan sebagai
Ideologi Bangsa?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai
dalam makalah ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai ideologi nasional
Bangsa Indonesia.
2. Untuk menganalisis fungsi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia
3. Untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa


Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi
atau bahan Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal bahan)
Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari bangsa lain.
Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari
seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan
tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur
bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka memiliki
kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

2.1.1 Pengertian ideologi


Ideologi berasal dari kata idea yang artinya gagasan, konsep, pengertian,
cita-cita. Dan kata logos yang artinya pengetahuan. Jadi ideologi mempunyai arti
pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of
ideas atau ajaran tentang pengertian pengertian dasar. Istilah ideologi pertama kali
di kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis pada tahun 1796 untuk

4
mendifinisikan sains about ideas suatu program yang diharapkan dapat membuat
suatu perubahan institusional dalam masyarakat Prancis. Kata ini berasal dari
Bahasa Prancis ideologie, yang merupakan gabungan dua kata yaitu ideo yang
mengacu pada gagasan dan logie yang mengacu pada logos. Ideology memiliki
pengertian yang berbeda-beda, hal ini antara lain disebabkan oleh dasar filsafat
yang dianut, karena sesungguhnya ideology itu bersumber dari ajaran filsafat.
Hudiarini, dkk (2014:55).
Ideologi menurut Ali Syariati dalam Filsafat Pancasilaisme (1998: 79)
mendifinisikan ideology sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang
ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas social, suatu bangsa atau suatu ras
tertentu. Ideologi menurut Alfian dalam Pancasila dan UUD 1945 dalam
Paradigma reformasi (2003:55) menyatakan ideology adalah suatu pandangan
atau system nilai yang menyeluruh dan mendalam tetang bagaimana cara yang
sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur taingkah laku
bersama dalam berbagai segi kehidupan. Ideologi menurut C.C. Rodee dalam
Pendidikan Pancasila (2010: 70) menegaskan ideology adlah sekumpulan gagasan
yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi
keabsahan bagi institusi dan pelakunya. Ideologi menurut Harold H. Titus dalam
pancasila Perjalanan Sejarah Ideologi (1998:89) mendifinisikan ideology adalah
sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. Mengenai
berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat social yang
dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh
kelompok atau lapisan masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis
yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia, ideologi negara dalam arti
cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar atau yang menjadi suatu sistem
kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya
Ada beberapa cara dalam mengungkapkan suatu ideology yaitu :
1. Symbol
Symbol yang utama untuk suatu ideology adalah Bahasa. Symbol-simbol
itu biasanya tampak berupa semboyan-semboyan seperti Demokrasi, Repoblik,

5
liberty, fasis dan sebagainya. Symbol merupakan penyederhanaan atau gneralisasi
dari pada wujud ideology yang diperjuangkan. Peranan lain dari penggunaan
Bahasa yang tepat adalah untuk menanamkan keyakinan kepada para
pendukungnya tentang kebenaran dari ideology yang dianut.
2. Mitos
Merupakan suatu bagian yang penting dari ideology, walaupun
kepercayaan yang ditanamkan agar diyakini kebenaran ideology yang ada dan
adanya hal-hal yang dimitoskan itu hanyalah khayalan semata. Sebagai contoh
adalah nostalgia di masalalu atau ramalan yang gemilang tentang masa depan
suatu negara.
3. Dikaitkan dengan landasan dari ilmuan pengetahuan
Supaya suatu ideology bisa lebih dalam diterima dan tertanam dalam diri
para pendukungnya, suatu ideology sering kali dikaitkan dengan landasan ilmu
pengetahuan yang rasional. Untuk masa sekarang ini sering kali tampak bahwa
ideology itu diarahkan dan bahkan berusaha untuk mendapatkan legitimasi dari
agama.

2.1.2 Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup


1. Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada
dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan
ideologi yang hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya
ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat
dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang
berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat
ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.
2. Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang
dinyatakan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan
harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan
berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.Ideologi tertutup
bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu keadaan
tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu

6
akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi
oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok
masyarakat, yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang
totaliter. Bersifat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.
Dari arti kedua Ideologi ini, perbedaannya adalah Ideologi terbuka
bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan
sekelompok orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka,
sedangkan Ideologi tertutup bersifat otoriter atau negara berlaku sebagai
penguasa dan totaliter, arti dari totaliter itu sendiri adalah bahwa pemerintahan
dengan kekuasaannya mempunyai hak mutlak untuk mengatur di segala bidang
aspek yang ada.
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat atau
falsafah. Jadi, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan
kesepakatan masyarakat.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia
adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan
mereka.
3. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam
situasi ke-kini-an mereka.
4. Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat,
melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung
jawab sesuai dengan falsafah itu.
5. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang
berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

7
2.1.3 Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila merupakan Ideologi terbuka hal ini dimaksudkan bahwa ideologi
Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisifasif dan senentiasa mampu
menyelesaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya,
namun mengeksplisitkan wawasannya lebih kongkrit, sehingga memiliki
kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang
senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek dan
zaman. Panji (2006:77)

2.1.4 Ideologi Partikular dan ideologi Komprehensif


Dari segi sosiologis, ideologi dibedakan dua macam kategori ideologi
yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif.
1. Ideologi Partikular
Didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara
sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.
2. Ideologi Komprehensif
Didefinisikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua
aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang
bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju
bentuk tertentu.
Dari kedua ideologi diatas, ideologi Pancasila berada ditengah-tengah
kedua ideologi diatas, artinya ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh yaitu
tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi Pancasila yang
dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu
mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang
bersifat majemuk.

8
2.2 Fungsi dan Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan
budaya (cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang
sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.Kekuatan ideologi tergantung pada
kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita,
idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga
dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.
2. Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan
zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam
nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil
menemukan tafsiran-tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai
dengan realita-realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai
perkembangan zaman.

9
Pancasila memenuhi ketiga tersebut sehingga pancasila dapat dikatakan
sebagai ideologiterbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya,
yaitu: Kesatuan atau Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan
prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi
pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama
sebagai alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus
tersebut, masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan
aturan main yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama
sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum
dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan
sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga
mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar atau asing. Hal ini akan
menentukan apakah Pancasila mampu bertahan.
Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa
Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis
yang berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat
dan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari

10
ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan
kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung
pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila
selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat
doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya
harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian
misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu
cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia atau nenek moyang kita dan
secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa
Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu
menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya–upaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus
Pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
Pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham-faham yang bertentangan dengan Pancasila.

2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


dan Negara Indonesia
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan
nilai dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik
nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius.
Nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-

11
nilai Pancasila bersifat universal atau berlaku dimanapun, sehingga dapat
diterapkan di negara lain.
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif, maksudnya :
1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat umum universal dan abstrak.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai
Pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena:
1. Nilai- nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati
nurani bangsa Indonesia.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila diangkat dari
nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para
pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena ciri khas Pancasila itu
memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. ideologi Pancasila memiliki ciri
menyeluruh yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu serta ideologi
Pancasila yang dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa
Indonesia.
2. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Fungsi Pancasila sebagai ideologi
Negara adalah
a. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa
yang majemuk,
b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan,
c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila,
d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
Negara.
3. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital,
kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius.

13
3.2 Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Al, Subandi. 2003. Pancasila dan UUD 45 dalam Paradigma Reformasi. Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada
Hudiarini, Sri. Hudriyah Mundzir. Homaidi. Mohammad Sinal. 2014. Pendidikan
Pancasila. Malang: Aditya Media Publishing
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Setijo, Panji. 2006. Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.
https://rerenie.wordpress.com/2013/04/23/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-
negara-indonesia/
http://www.academia.edu/6568652/PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_NEGARA
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/03/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html
http://tgsartikel.blogspot.co.id/2013/03/pancasila-sebagai-ideologi.html
http://suhardiman2.blogspot.com/2011/11/fungsi-pokok-pancasila-sebagai-
dasar.html,.

15

Anda mungkin juga menyukai