Anda di halaman 1dari 25

1

Penerapan fungsi-fungsi manajemen dan efesiensi pemanfaatan penyimpanan


cold storage pada PT. Maluku Prima Makmur di Tawiri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon dan secara
geografis terletak pada posisi: 30 - 40 Lintang Selatan dan 1280 - 1290 Bujur Timur,
dimana terbagi atas luas daratan 377 km 2 dan luas perairan 409.0 km2 dengan luas
perairan yang lebih besar dari pada luas daratan menjadikan Kota Ambon memiliki
potensi sumber daya perikanan yang melimpah. Salah satunya yaitu potensi sumber
daya pelagis besar seperti ikan tuna (Thunnus sp). Jenis ikan ini merupakan salah satu
komoditi yang memiliki nilai gizi tinggi sehingga banyak diminati oleh masyarakat
selain itu juga komoditi ini memiliki peranan penting dalam pembangunan sektor
industri perikanan.

Secara umum usaha perikanan di laut dihadapkan dengan masalah ketidakpastiaan


produksi, penggunaan investasi dan biaya operasional yang relatif tinggi sehingga
dalam pencapaian keberhasilan secara komprehensif pada usaha yang dijalankan
perlu diterapkan manajemen yang baik, jika keberhasilam dan pengembangan usaha
ingin dicapai (Shinta,2010). Manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk
memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara
menggerakan orang lain untuk bekerja (Soukotta, dkk 2015). Fungsi manajemen
terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating), koordinasi (coordinating) dan pengawasan (controlling). Perencanaan
pemelihan serta manajerial input atau faktor produksi merupakan hal yang paling
penting bagi suatu perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat berproduksi secara
optimal.
2

Pada dasarnya sifat komoditi perikanan khususnya ikan sangat cepat mengalami
penurunan mutu. Ketersediaan sumbedaya ikan sangat erat kaitanya dengan hasil
tangkapan nelayan. Jika cuaca mendukung, maka volume hasil tangkapan akan baik
dan tinggi. Namun, jika keadaan cuaca tidak mendukung, bisa tidak mengkibatkan
tidak adanya hasil yang didapat sehingga produksi akan terhambat. Untuk itu masalah
ketersedian produksi ikan yang berfluktutif ini maka diperlukan upaya untuk
mempertahankan ketersediaan, sehingga supplay ikan tetap tersedia dipasar. Upaya
yang dilakukan dengan melakukan penyimpanan di Cold storage. Penyimpanan yang
dilakukan untuk menampung hasil tangkapan sekalisgus juga menjaga ketersediaan
ikan bila mana pada musim-musim tertentu diperoleh agar dapat memenuhi
permintaan konsumen, oleh sebab itu peranana pabrik yang bergerak dibidang
penyimpanan ini menjadi sangat penting, mengingat produk perikanan umumnya
bersifat musiman sehingga tidak dapat diperoleh setiap waktu. Secara langsung,
pabrik jenis ini dapat menstabilkan harga produk perikanan yang fluktuatif sesuai
musimnya. (Afrianto dan Liviawaty, 2005).

Cold storage juga merupakan fasilitas fungsional yang langsung dimanfaatkan


untuk kepetingan manajemen industri perikanan. Cold storage memiliki peranan
dalam hal mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas bahan baku atau hasil
tangkapan oleh nelayan. Dari semua ini penerapan cold storage harus dapat
menjamin biaya opersional yang lebih efesien dan pemanfaatan yang lebih maksimal.
Dalam fasilitas cold storage terdapat fasilitas yang sangat berperan penting yaitu
ruangan berpendingin atau cold room, multiplatefreezer dan air blast freezer. Namun
belum diketahui apakah fasilitas tersebut telah dimanfaatkan sesuai dengan
kapasitasnya dengan baik, begitu pula dengan peralatan yang ada di dalam fasilitas
cold storage seperti hand lift, rak sorong, trays, meja sortir, dan juga peralatan
lainnya sudah tersusun rapi sehingga pemanfaatan ruangannya lebih efisien (Faruza,
dkk, 2014).
3

PT. Maluku Prima Makmur merupakan sebuah perusahaan perikanan yang


terletak di Negeri Tawiri Kecamatan Teluk Ambon. Perusahaan ini bergerak dibidang
penyimpanan dan olahan beku perikanan, produk olahan tersebut diekspor keluar
Negeri yaitu Amerika dan Jepang. PT. Maluku Prima Makmur juga memiliki fasilitas-
fasilitas yang cukup lengkap dalam mendukung kegiatan produksinya.

(bella tolong tambah)

1.2 Perumusan Masalah

Suatu usaha perikanan baik berskala kecil, mikro, menengah dan industri tidak
dapat berjalan dengan baik jika pengelolaannya tidak diperhatikan. Dengan demikian,
manajemen yang baik dalam perusahaan sangat diperlukan agar perusahaan dapat
berjalan atau beroperasi dengan baik. Dalam setiap industri perikanan pemanfaatan
juga fasilitas harus dilaksanakan dengan teratur sehingga tercapainya tujuan yang
diharapkan. Sebagai perusahaan dibidang ekspor impor, ikan yang akan dipasarkan
harus berkualitas baik. Kualitas tersebut hanya dapat dijaga apabila memiliki fasilitas
dan peralatan yang baik serta ketepatan dalam memanfaatkan fasilitas. Sedangkan
fasilitas dan peralatan yang ada di cold storage belum diketahui efisiensi
pemanfaatannnya sehingga perlu adanya penelitian mengenai penerapan fungsi-
fungsi manajemen dan efisiensi pemanfaatan fasilitas ini. Berdasarkan uraian yang
telah dikemukakan, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen pada PT. Maluku Prima


Makmur?
2. Bagaimana tingkat efisiensi pemanfaatan cold storage pada PT. Maluku Prima
Makmur?

1.3 Tujuan Penelitian


4

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan
untuk :

1. Mendeskripsikan penerapan fungsi-fungsi manajemen pada PT. Maluku Prima


Makmur.
2. Mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan cold storage pada PT. Maluku Prima
Makmur.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

1. Informasi bagi PT. Maluku Prima Makmur untuk pengembangan usaha


khususnya dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen dan efisiensi
pemanfaatan cold storage pada PT. Maluku Prima Makmur.
2. Informasi ilmiah untuk pengembangan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Jurusan Agrobisnis Perikanan Program Studi Agrobisnis Perikanan,
Universitas Pattimura
3. Persyaratan bagi peneliti dalam menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Jurusan Agrobisnis Perikanan Program Studi Agrobisnis
Perikanan, Universitas Pattimura

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
5

2.1 Industri Perikanan

Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa dan penyediaan lapangan kerja.
Dalam sektor perikanan sumberdaya manusia, modal, dan teknologi menempati posisi
yang sangat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa (Mulyadi,
2005).

Industri perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Hasil industri tidak hanya berupa barang tetapi juga dalam bentuk jasa (Godam,
2006). ada beberapa faktor penting yang menunjang keberhasilan suatu industri
perikanan antara lain : ketersediaan bahan baku, tenaga kerja dan nilai tambah yang
dihasilkan. Nilai tambah dari sektor perikanan dapat diperoleh dari mengolah hasil
tangkapan perikanan menjadi produk olahan yang siap dipasarkan. Untuk hasil
perikanan yang bersifat cepat rusak, akan menurun kualitasnya selama beberapa jam
setelah ditangkap kecuali disimpan dalam keadaaan dingin sehingga mutunya dapat
dipertahankan.

Ikan merupakan salah satu sumberdaya kelautan dan perikanan yang tergolong
dalam sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources). Berdasarkan
ketersediaan sumberdaya kelautan, maka usaha dan upaya pemanfaatannya dibagi
dalam berbagai spesialisasi industri kelautan, yaitu industri sumberdaya ikan,
industri sumberdaya tak dapat pulih, dan industri jasa lingkungan, (Monintja, D. R.
2001).

Menurut Budiharsonon (2001) berdasarkan jenis pemanfaatan sumberdaya ikan


dalam suatu industri perikanan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Industri Penangkapan (Fishing Industry)


6

Industri Penangkapan Ikan merupakan seluruh mata rantai kegiatan dalam usaha
penangkapan ikan di laut. jenis industri ini disebut juga sebagai industri primer.

2. Industri Hasil Perikanan (Fish Processing Industry)

Industri Hasil Perikanan merupakan seluruh mata rantai kegiatan dalam usaha
pengolahan hasil laut, seperti pengalengan, pengeringan, pembekuan dan sebagainya.
Jenis industri ini disebut sebagai industri sekunder.

3. Industri Pemasaran Produk Laut

Industri Pemasaran Produk laut merupakan seluruh mata rantai kegiatan dalam usaha
pemasaran hasil laut. Jenis industri ini disebut sebagai industri tertier dalam
perikanan.

4. Industri Budidaya Perairan

Industri Budidaya Perairan merupakan seluruh mata rantai kegiatan dalam usaha
budidaya perairan. Jenis industri ini termasuk industri primer dalam perikanan.

2.2 Cold Storage

Irianto dan Soesilo (2007) menyatakan bahwa ikan termasuk komoditas yang
cepat rusak dan bahkan lebih cepat dibandingkan dengan daging hewan lainnya.
Kecepatan pembusukan ikan dipengaruhi oleh teknik penangkapan dan pemanenan,
kondisi biologis ikan, serta teknik penanganan diatas kapal. Oleh karena itu,
diperlukan pengawetan ikan dengan cara pembekuan. Teknologi pembekuan telah
dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai jenis produk yang dipasarkan dan
disimpan dalam keadaan beku dengan bahan mentah seperti ikan atau udang. Produk
ikan dapat dipasarkan beku dalam bentuk ikan utuh yang telah disiangi, loin, fillet,
dan lain-lain. Cold storage merupakan sebuah ruangan penyimpanan dingin, yang
merupakan tahap pokok dari cara pengawetan dengan cara pembekuan. Suhu di
7

dalam cold storage umumnya -300C hingga -600C, tergantung pada kebutuhan
(Murniyati dan Sunarman,2004).

Cold storage dapat mempertahankan mutu ikan selama 1-9 bulan, tergantung
pada keadaan dan jenis ikan. Cara pembekuan dan cara penyimpanan dengan teknik
penaungan yang ideal, ikan dapat disimpan lebih dari 4 tahun dalam cold storage.
Desain yang benar dan penggunaan yang benar dari cold storage dapat
meminimalisasikan kerusakan selama penyimpanan dan memperpanjang masa
simpan produk. Dalam fasilitas cold storage terdapat fasilitas yang sangat berperan
penting yaitu ruangan berpendingin atau cold room, multiplatefreezer dan air blast
freezer. Namun belum diketahui apakah fasilitas tersebut telah dimanfaatkan sesuai
dengan kapasitasnya dengan baik, begitu pula dengan peralatan yang ada di dalam
fasilitas cold storage seperti hand lift, rak sorong, trays, meja sortir, dan juga
peralatan lainnya sudah tersusun rapi sehingga pemanfaatan ruangannya lebih efisien
(Faruza, M.F. 2014).

Perusahaan yang bergerak dalam ekspor pembekuan sering menghadapi


permasalahan seperti jumlah produksi yang tergantung permintaan pembeli. Selain itu
ketersediaan bahan baku serta tenaga kerja dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pesanan pembeli sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi
penurunan produksi.

2.3 Fungsi – Fungsi Manajemen

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,


pengkoordinasian dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan. Sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal (Handoko, 2012). Ada banyak pendapat
para ahli tentang pengertian fungsi-fungsi manajemen namun dari semua pendapat
8

para ahli ada empat fungsi manajemen yang umumnya digunakan yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang
mengarah ke masa depan, menyangkut serangkaian tindakan berdasarkan
pemahaman yang mendalam terhadap semua faktor yang terlibat dan yang diarahkan
kepada sasaran khusus (Firdaus, 2010). Dengan kata lain, perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan berdasarkan pemilihan dari berbagai alternatif data
yang ada, dirumuskan dalam bentuk keputusan yang akan dikerjakan untuk
masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta atau perkiraan yang
mendekat (estimasi) sebagai persiapan (preparasi) untuk keperluan tindakan
kemudian (Bahry, 2000). Di dalam perencanaan ini dituntut adanya kemampuan
untuk meramalkan, mewujudkan, dan melihat ke depan dengan dilandasi tujuan-
tujuan tertentu (Rahardi, 2001).
Menurut Handoko (2012), salah satu aspek penting perencanaan adalah
pembuatan keputusan, proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan
untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada
berbagai tahap dalam proses perencanaan. Semua kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

2. Pengorganisasian (Organizing)
9

Organisasi merupakan kelompok orang yang mempunyai kegiatan dan bekerja


bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi bukanlah suatu
tujuan, tetapi sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan (Firdaus, 2010).
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2002).
Pengorganisasian dilaksanakan supaya jelas tugas dan tanggung jawab masing-
masing orang, alat-alat yang diperlukan, sehingga wewenang, tugas dan tanggung
jawab orang-orang akan menjadi jelas. Pada tahap pengorganisasianini pimpinan
perlu melakukan pendistribusian serta menetapkan tugas-tugas, wewenang,
mendelegasikan kekuasaan serta menetapkan hubungan kerja antara orang yang satu
dengan lainnya atau antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.
Pengorganisasian merupakan proses penentuan, pengelompokan, dan dan
pengaturan bermacam-macam aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakuakan aktifitas- aktifitas tersebut (Malayu dan Hasibuan, 2006).
Dalam membagi tugas kerja perlu diperhatikan; kemampuan, volume kerja yang
harus dilaksanakan, sehingga pembagian kerja itu praktis, workable dan
memudahkan tercapainya tujuan (Bahry, 2000).

3. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan usaha


memberikan bimbingan, binaan, perintah-perintah, atau instruksi-instruksi pada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing agar dapat berjalan dengan baik
dan tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan (Bahry, 2000). Pengarahan yaitu suatu
rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan
kepada bawahan atau orang ynag diorganisasikan dalam kelompok formal untuk
10

mencapai tujuan bersama. Fungsi pengarahan ini berupaya untuk meransang


antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab secara efektif.

Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan


para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Fungsi ini
melibatkan kualitas gaya dan kekuasaan pimpinan serta kegiatan-kegiatan
kepemimipinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin (Handoko, 2012).

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan
organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2002). Fungsi ini
merupakan tindakan untuk mengawasi aktivitas-aktivitas agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan (Effendi dan Oktariza, 2006).
Menurut Mockler dikutip oleh Handoko (2012), pengawasan adalah suatu
usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Pengawasan perlu dilakukan pada setiap tahap dari fungsi manajemen agar
mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan. Untuk melakukan
perbaikan, manajer perlu mempelajari terlebih dahulu rencana-rencana yang lampau
agar diketahui kelemahan-kelemahannya, memastikan apa yang telah terjadi dan
mencari sebab-sebabnya (Firdaus, 2010).
Ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan, yaitu:

a. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan


organisasi.
11

b. Untuk menjaga keseimbangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga


keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatankegiatan
yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam
organisasi.
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur
dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara umum yang banyak
digunakan adalah dengan menggunakan patokan efisiensi dan aktivitas.

2.4 Efesiensi

Pengertian efisiensi dalam produksi, bahwa efisiensi merupakan perbandingan


output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan
sejumlah input, artinya jika ratio output besar, maka efisiensi dikatakan semakin
tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input yang terbaik dalam
memproduksi barang (Shone dan Rinald dalam Susantun, 2000).

Efisiensi merupakan rasio antara input dan output, dan perbandingan antara
masukan dan pengeluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan masukan serta
bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan tergantung dari tujuan
penggunaan tolok ukur tersebut. Selain itu efisiensi merupakan perbandingan antara
masukan dengan pengeluaran. Apa saja yang termasuk ke dalam masukan serta
bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, tergantung dari tujuan
penggunaan tolok ukur tersebut. Usaha peningkatan efisiensi umumnya dihubungkan
dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau dengan
biaya tertentu diperoleh hasil yang lebih banyak. Hal ini berarti menekan pemborosan
hingga sekecil mungkin. Segala hal yang memungkinkan untuk mengurangi biaya
tersebut dilakukan demi efisiensi.

Farrel dalam Soekartawi (2003) mengajukan pengukuran efisiensi yang terdiri dari
dua komponen yaitu efisiensi teknis yang merepresentasikan kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan output yang maksimum dari satu set input yang ada dan alokatif
12

efisiensi yang merefleksikan kemampuan dari perusahaan menggunakan input dalam


proporsi yang optimal sesuai dengan harga masing-masing inputnya. Efisiensi dapat
pula didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan
(input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan.

Efisiensi juga dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-
kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya (Soekartawi, 2003).
dalam Susantun (2000) mendefinisikan efisiensi teknik sebagai ratio input yang
benar-benar digunakan dengan output yang tersedia. Efisiensi alokatif menunjukan
hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif tercapai jika perusahaan tersebut
mampu memaksimumkan keuntungan yaitu menyamakan produk marjinal setiap
faktor produksi dengan harganya. Efisiensi Ekonomi produk dari efisiensi teknik dan
efisiensi harga. Jadi efisiensi ekonomis dapat dicapai jika kedua efisiensi tercapai.
13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey yaitu dengan
mengamati secara langsung fasilitas yang ada di PT. Maluku Prima Makmur dan
mengumpulkan informasi dengan pemanfaatan fasilitas tersebut. Metode survei yaitu
suatu metode penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual (Nazir, 2003). Metode
survei dapat memberikan manfaat untuk tujuan-tujuan yang sifatnya deskriptif,
membantu membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan faktor yang telah
ditentukan sebelumnya.

3.2 Metode pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau pihak pertama. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik
secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer diperoleh langsung didaerah
penelitian dengan observasi (pengamatn), dan wawancara. Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun secara
14

terperinci dan lengkap serta berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan
(Nazir, 2003). Data primer dalam penelitian ini meliputi struktur organisasi,
manajemen usaha bagan dan data fasilitas cold storage.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari instasi terkait seperti kantor
desa di Tawiri serta literatur – literature atau pustaka – pustaka yang menunjang
penelitian ini.

3.3 Metode pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik penggunaan Informan.


Informan menurut Moleong (2006) adalah orang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Pemilihan informan sebagai
sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada subyek yang menguasai
permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan
akurat. Pencarian informasi akan dihentikan setelah informasi penelitian dianggap
sudah memadai. Yang menjadi informan dalam perusahaan ini adalah Manager dan
bagian produksi.

3.4 Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,2003).

1. Metode analisis data Deskriptif kualitatif

Metode analisis data deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan dan
melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang sebagaimana adanya fakta-
fakta. Penelitian ini merupakan usaha untuk mengungkapkan masalah atau keadaan
peristiwa sebagaimana adanya sehingga hanya bersifat sebagai pengungkap fakta
15

(Moleong, 2008). Metode analisis data deskriptif kualitatif yaitu penggambaran


secara kualitatif struktur organisasi dan fungsi-fungsi manajemen pada PT. Maluku
Prima Makmur.

2. Metode analisis data deskriptif kuantitatif

Metode analisis data kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2005). Metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara
sebagai berikut :
a. Mengelompokkan fasilitas yang ada berdasarkan pemanfaatannya, yakni
dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkannya fasilitas tersebut.
b. Mengelompokkan fasilitas yang dimanfaatkan, yakni sesuai dengan
peruntukan dan tidak sesuai dengan peruntukannya.

Menghitung tingkat pemanfaatan fasilitas yang sesuai peruntukannya, yakni dengan


membandingkan kapasitas atau ukuran terpakai dengan kapasitas atau ukuran tersedia
dengan menggunakan rumus tingkat pemanfaatan fasilitas yang dikemukakan oleh
Zain et.al, (2011) sebagai berikut:

P = (Up / Ut ) x 100% di mana:


P = tingkat pemanfaatan fasilitas (%)
Up = ukuran/kapasitas fasilitas terpakai dengan kondisi yang ada.
Ut = ukuran/kapasitas fasilitas yang tersedia.
16

Penentuan tingkat efisiensi ruang cold storage dan mesin pembeku diperlukan data
kondisi seharusnya. Data tersebut dijadikan dasar untuk menghitung tingkat efisiensi
pemanfaatan cold storage seperti yang telah dikemukakan oleh (Ningsih 2011)
dengan formula sebagai berikut:

E = (Q / P) x 100% di mana:
E = tingkat efisiensi (%)
Q = kapasitas terpakai dari fasilitas.
P = kapasitas tersedia dari fasilitas.

Tingkat efisiensi ruang penyimpanan (cold storage) dan mesin pembeku,


selanjutnya ditentukan berdasarkan kriteria: jika >100% maka sangat efisien, jika 76-
100% tergolong efisien sedangkan tidak efisien jika < 76%.

3.5 Tempat dan jadwal pelaksanaan penelitian


3.5.1 Tempat Penelitian

Tempat berlangsungnya penelitian yaitu berlokasi di PT. Maluku Prima Makmur


di Negeri Tawiri.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitia


17

3.5.2 Jadwal Rancangan Penelitian

WAKTU PELAKSANAAN
(BULAN)
NO KEGIATAN September Oktober November
2018 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan Proposal dan
1
Diskusi
2 Pengambilan data Penelitian
3 Pengolahan Data Penelitian
4 Penyusunan Laporan Penelitian
5 Seminar Hasil dan Ujian

3.5.3 Kerangka Pikir Penelitian

Pada dasarnya sifat komoditi perikanan khususnya ikan, sangat cepat mengalami
penurunan mutu. Sebagai perusahaan dibidang ekspor impor, ikan yang akan
dipasarkan harus berkualitas baik. Untuk itu dibutuhkan suatu penanganan agar
kualitas atau mutu ikan tetap terjaga. Salah satu penanganan yang dapat dilakukan
yaitu dengan menggunakan cold storage. Kualitas ikan hanya dapat dijaga apabila
memiliki fasilitas dan peralatan yang baik serta ketepatan dalam memanfaatkan
fasilitas. Sedangkan fasilitas dan peralatan yang ada di cold storage belum diketahui
efisiensi pemanfaatannnya sehingga perlu adanya penelitian mengenai efisiensi
pemanfaatan fasilitas ini. Dalam suatu perusahaan perikanan juga dibutuhkan fungsi-
fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Fungsi-fungsi ini harus memiliki keterkaitan satu sama lain guna
memperoleh tujuan yang diharapkan dari suatu usaha.
18

Industri Perikanan
Cold Storgae

Cold Storage
PT. Maluku Prima Makmur

Penerapan Fungsi-Fungsi Efisiensi Pemanfaatan


Manajemen Cold Storage

Deskriptif Kualitatif Deskriptif Kuantitatif

Pengembangan
Perusahaan Cold
Storage

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian


19

3.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah penentuan konstrak atauu sifat yang akan dipelajari
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Sugiyono, 2014). Defenisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan
konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan aplikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak
yang baik.

1. Industri perikanan adalah adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan
2. Ikan merupakan salah satu sumberdaya kelautan dan perikanan yang
tergolong dalam sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources).
3. Cold Storage merupakan sebuah ruangan penyimpanan dingin, yang
merupakan tahap pokok dari cara pengawetan dengan cara pembekuan. Suhu
di dalam cold storage umumnya -300C hingga -600C, tergantung pada
kebutuhan
4. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efisien.
5. Perencanaan (planning) dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang
mengarah ke masa depan, menyangkut serangkaian tindakan berdasarkan
pemahaman yang mendalam terhadap semua faktor yang terlibat dan yang
diarahkan kepada sasaran khusus
6. Organisasi merupakan kelompok orang yang mempunyai kegiatan dan
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
7. Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan usaha
memberikan bimbingan, binaan, perintah-perintah, atau instruksi-instruksi
pada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing agar dapat berjalan
dengan baik dan tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan.
20

8. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan


organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
9. Efisiensi merupakan perbandingan output dan input berhubungan dengan
tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika ratio output
besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi.

3.6 Penelitian Terdahulu


1. Fiona Mareiska Wattimena. 2014. Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Pada
PT. Aneka Sumber Tata Bahari : 1) Fungsi Perencanaan (planning) yang dilakukan
oleh pimpinan/direktur meliputi beberapa faktor antara lain: pemilihan lokasi pabrik,
tujuan perusahaan, biaya, produksi, hingga pemasaran produk. 2) Fungsi
pengorganisasian (organizing) yang terjadi adalah organisasi formal, yang terdiri dari
direktur sebagai pimpinan dan manajer serta staf karyawan yang terdiri dari tiap-tiap
departemennya yang berfungsi dalam melakukan usaha cold storage. 3) Fungsi
pengarahan (directing) yang dilakukan adalah dalam bentuk petunjuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai prosedur atau langkah yang telah ditetapkan. 4) Fungsi pengawasan
(controlling) dilakukan melalui pengamatan oleh direktur sebagai pimpinan
perusahaan pada saat kegiatan produksi sedang berjalan. Hal ini dimaksudkan agar
kegiatan produksi pada perusahaan dapat berjalan dengan efektif. 5) Fungsi
koordinasi (coordinating) yang diterapkan pada usaha cold storage ini adalah
reciprocal interdependence (saling ketergantungan timbal balik) yakni seorang
pimpinan/direktur perusahaan secara terbuka menerima saran dan keluhan dari para
manajer tiap-tiap departemen.
2. Muhammad Fauzi Faruza, dkk. 2015. Efficiency Of Utilization Of Facility
Cold Storage Pt. Golden Cup Seafood In Ocean Fishing Port Of Belawan North
Sumatra : Fasilitas yang ada di PT. Golden Cup Seafood adalah, cold room I, cold
room II, semi contact/multiplatefreezer dan air blast freezer (ABF). Untuk cold room
I tingkat pemanfaatan 75 % dan tingkat efisiensi pemanfaatan fasilitas 90 % dapat
disimpulkan bahwa pada cold room I sudah dimanfaatkan dengan baik juga dengan
21

susunan kotak kemasan yang rapi sehingga efisien bagi karyawan yang melakukan
aktivitas di dalam ruangan cold room I tidak terhambat. Kemudian pada cold room II,
dari hasil analisis yang dilakukan, tingkat pemanfaatan 101,4 % dan tingkat efisiensi
pemanfaatan fasilitas yang tergolong masih kurang efisien yaitu

75%, hal ini disebabkan karena penyusunan yang tidak rapi dan teratur pada
tempatnya sehingga karyawan dalam melakukan aktivitas menjadi terhambat. Untuk
semi contact / multiplatefreezer tingkat pemanfaatannya 100 % dan tingkat efisiensi
pemanfaatannya juga 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk penggunaan
semi contact / multiplatefreezer sudah dimanfaatkan dengan baik juga efisien. Tingkat
pemanfaatan air blast freezer (ABF) 39,1% dan tingkat efisiensi pemanfaatan 42,8 %
dapat disimpulkan bahwa dalam penggunannya belum dimanfaatkan dengan baik
juga efisien, namun jika pada saat musim ikan, penggunaan air blast freezer (ABF)
dapat lebih tinggi lagi nilai pemanfaatan dan efisiensi pemanfaatannya. Untuk
peralatan yaitu hand lift, tingkat pemanfaatan 66,6 % dan tingkat efisiensi
pemanfaatan 100 %, dalam hal ini disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan yang
sedikit namun sudah efisien dalam penggunaannya untuk sekali pemakaian.

Dari analisis efisiensi pemanfaatan fasilitas cold storage PT. Golden Cup
Seafood, bahwa hampir semua fasilitas sudah dimanfaatan dengan baik dan efisien
hanya saja pada fasilitas cold room memerlukan peningkatan dalam penataan dan
penyusunan yang rapi dan sesuai peruntukannya guna meningkatkan pemanfaatan
dan efisiensi pemanfaatan fasilitas yang ada.

3. Himawan Arif Sutanto. 2013. Tingkat Efisiensi Produksi Dan Pendapatan


Pada Usaha Pengolahan Ikan Asin Skala Kecil : Berdasarkan hasil analisis data yang
telah diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan nilai rata-rata Efisiensi
teknis pengolah ikan asin skala kecil sebesar 0,73397 yang berarti pelaku usaha
pengolahan ikan asin di kota pekalongan belum seluruhnya melakukan kegiatannya
secara efisien sehingga masih dimungkinkan untuk menambah beberapa variabel
22

inputnya untuk dapat meningkatkan hasil yang optimal. Variabel bahan baku,
peralatan dan luas usaha berpengaruh signifikan terhadap produksi pengolahan ikan
asin di Kota Pekalongan. Usaha pengolahan ikan asin skala kecil di Kota Pekalongan
masih cukup menguntungkan yang ditunjukan oleh nilai R/C rasio sebesar 1,37 yang
menunjukan bahwa besarnya penerimaan pelaku usaha pengolahan ikan skala kecil
masih lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang harus dilakukan dalam
menjalan usaha.
Berkaitan dengan efisiensi penggunaan input terutama bahan baku yang sangat
penting bagi keberlanjutan usaha pengolahan ikan asin skala kecil maka diharapkan
pemerintah mengawasi jalannya pelelangan ikan di TPI agar harga ikan tetap terjaga
dan stabil sehingga diharapkan pelaku usaha pengolahan ikan asin dapat terus
melakukan usahanya. Selain itu pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap
penggunaan bahan-bahan tambahan seperti tambahan formalin yang dapat
membahayakan pengkonsumsi ikan asin

DAFTAR PUSTAKA
23

Afrianto E, dan E. Liviawaty. 2005. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius.


Yogyakarta.

Budiharsonon, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.


Pradya Paramita. Jakarta.
Bahri. 2000.

Effendi, I dan W. Oktariza. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Faruza, M.F. 2014. Aktivitas Cold Storage PT. Golden Cup Seafood di Pelabuhan
Perikanan Samudera Belawan Provinsi Sumatera Utara Laporan Praktek
Magang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

Firdaus, Muhammad. 2010. Manajemen Agribisnis. Jakarta

Godam. 2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri di


Indonesia - Perekonomian Bisnis.

Handoko, Hani. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta

Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi


Revisi, Bumi Aksara:Jakarta

Irianto, H dan Soesilo, I. 2007. Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan.


Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Pada
http://www.doestoc.com/does/19432492/Dukungan-Tek.perikanan Diakses
pada tanggal 5 September 2018
24

Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.


Bandung
Monintja, D. R. 2001
Murniyati, A.S. dan Sunarman. 2004. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan.
Kanisius, Yogyakarta.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Penerbit Gahlia Indonesia. Jakarta
Siagian, S. P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka cipta

Susantun, I. (2000). Fungsi Keuntungan cobb-Dauglas Chinese Industry. Department


Of Economics Dalam Pendugaan Efisiensi Ekonomi Realtif. Working
Papers No. 144. School of Oriental and Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Vol.5 No.2. hal African Studies University of London, UK. 149-161
Soekartawi. (2003). Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.

Soukotta, L. M., J. Hiariey, dan Lopulalan, Y. 2015. Buku Ajar Dasar-Dasar


Manajemen. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Perikanan Ambon.

Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. PT Alfabeta. Bandung

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. PT Alfabeta. Bandung
25

Anda mungkin juga menyukai