Anda di halaman 1dari 6

5

PERSIAPAN PASIEN SEBELUM


ANESTESI

Kegagalan untuk mempeniapkan keadaan pasien sering terjadi, dan biasanya dapat
dihindari dengan mudah untuk mencegah kecelakaan yang berhubungan dengan
anestesi. Semua pasien harus dipersiapkan sebelum dianestesi oleh orang yang akan
melakukan anestesi. Peniapan ini menyangkut setiap aspek terhadap kondisi pa-
sien, dan tidak hanya pemrasalahan patologis yang membutuhkan operasi.

Penilaian pertama adalah riwayat kesehatan pasien,kadang-kadang terdapat hal


yang menarik perhatian ahli anestesi. Masalah patologis yang memerlukan operasi
dan jenis tindakan operasinya juga penting dan kita harus tahu kira-kira berapa la-
ma waktu yang dibutuhkan. Tanyakan kepada pasien riwayat operasi dan anestesi
yang terdahulu, penyakit serius yang pernah dialami, juga tanyakan mengenai
malaria, penyakit kuning, hemoglobinopati, penyakit kardiovaskuler atau penyakit
sistem pernapasan. Sehubungan dengan keadaanpasien sekarang, perlu juga dita-
nyakan toleransi terhadap olahraga, batuk, sesak napas, wheezarg, sakit dada, sakit
kepala dan pingsan. Apakah pasien memakan obat tertentu secara teratur? Obat-
obatan yang berhubungan secara nyata dengan anestesi adalah obat antidiabetik, an-
tikoagulan, antibiotika, kortikosteroid dan antihipertensi, dimana dua obat terakhir
harus diteruskan selarna anestesi dan operasi, tetapi obat-obat lainnya harus dimo-
difikasi seperlunya. Catatlah bila ada keterangan mengenai reaksi alergi terhadap
obat (anda tidak dapat mebangunkan pasien pada saat operasi untuk menanyakan
hal ini!), juga apakah pasien atau keluarganya pernah mengalami reaksi penolakan
terhadap obat anestesi pada masa yang lalu. (Keadaan yang berbahaya seperti apne
yang disebabkan suksametonium dan hipertermia maligna yang sering familial, se-
hingga jika ada keluarga dengan riwayat demikian sebaiknya dikirim ke rumah
sakit besar. Pada keadaan akut dapat digunakan ketamin atau anestesi lokal karena
suksa metonium adaIah kontra i ndi kasi mutlak.)

Dan akhirnya njlailah kehilangan cairan dari perdarahan, muntah, diare, dan sebab
lainnya dan tanyakan juga riwayat dietnya. Apakah pasien dapat makan dan minum
secara norrnal sarnpai saat sebelum operasi? Jika tidak kita harus curiga adanya
kekurangan cairan dan nutrisi, sehingga dibutuhkan beberapa tahap untuk memper-
baikinya sebelum operasi. Tanyakan kapan makan/minum terakhir dan jelaskan
perlunya puasa sebelum anestesi.

Pemeriksaan pasien
Pertama periksalah keadaan urnum pasien. Apakah pasien tampak pucat, kuning,
sianosis, dehidrasi, malnutrisi, edema, sesak, alau kesakitan?

Selanjutnya perhatikan jalan napas bagian atas dan pikirkan bagaimana penatalak-
sanaannya selama anestesi. Apakah jalan napas rnudah tenumbat? Apakah intubasi

47
Penuntun praktis anestesi

akan sulit atau mudah? (biasanya mudah!) Apakah pasien ompong atau memakai
gigi palsu atau mempunyai rahang yang kecil, yang akan mempersulit laringos-
kopi? Apakah ada gangguan membuka mulut atau kekakuan leher? Apakah ada
pembengkakan abnormal pada leher yang mendorong saluran napas bagian atas?
Pada saat inilah harus dicari jawaban-jawabannya.

Periksalah apakah pasien menderita penyakit jantung atau pernapasan, khususnya


untuk penyakit katup janrung (selama operasi dibutuhkan antibiotika sebagai profi-
laksis), hipertensi (lihat fundus optik) dan kegagalanjantung kiri atau kanan dengan
peningkatan tekanan vena, adanya edema pada sakral dan pergelangan kaki, pem-
besaran hepar atau krepitasi pada basal paru. Uhatlah bentuk dada dan aktivitas
otot pernapasan untuk mencari adanya obstruksi jalan napas akut atau kronis atau
kegagalan pernapasan. Rabalah trakea apakah tertarik oleh karena fibrosis, kolaps
sebagian atau seluruh pa.ru, atau pneumotoraks. lakukan perkusi pada dinding dada,
bila terdengar redup kemungkinan kolaps paru atau efusi. Dengarkan apakah ada
wlteezing alau ronki kasar yang menandakan adanya obstnrksi bronkus umum atau
setempat.

Perhatikan juga abdomen. Pembesaran hepar mungkin disebabkan oleh penggunaan


alkohol atau penyakit hepar lainnya, yang akan berpengaruh terhadap obat anestesi
yang akan digunakan (bila serosis hepatis maka hepar menjadi fibrosis dan tidak
teraba). Jika kita berada di daerah enderni malaria, periksalah limpa pasien, adanya
hipenplenisme dapat menirnbulkan masalah pembekuan darah. Distensi abdomen,
bahkan uterus gravid dapat mengganggu pemapasan bila pasien berbaring. (Anes-
tesi kebidanan dijelaskan pada bab 13.)

Setelah dilakukan pemeriksaan, kita dapat mengetahui beberapa masalah. Pufuskan


apakah diperlukan pemeriksaan lain (seperti tes laboratorium, radiologi dan elektro-
kardiogram). Radiologi rutin untuk toraks tidak diperlukan jika tidak ada gejalal
tanda abnonnal pada dada, tapi peneriksan Hb dan Ht sebaiknya rutin dilakukan
pada pasien yang akan menjalani anestesi umum.

Jika semua hasil baik, maka tanyakan pada diri kita sendiri 3 pertanyaan di bawah
ini:
1. Apakah kondisi pasicn mernbutuhkan terapi pre-operatif?

2. Apakah pasien harus dirujuk untuk pe6rgobatan penyakit dasar seperti anemia,
infeksi atau kekurangangizi sebelum operasi?

3. Teknik anestesi apa yang akan digunakan untuk pasien? (lihatbab 11)

Jika kita sudah mernutuskan teknik anestesi yang akan digunakan, jelaskan secara
singkat kepada pasien apa yang akan terjadi, katakan bahwa kia akan memperha-
tikan terus fungsi jantung dan pernapasannya dan yakinkan bahwa pasien tidak
akan rnerasa sakit. Juga terangkan kepada pasien apa yang akan dijumpai setelah
bangun, seperti oksigen, infus, sonde lanbung, atau drain. Setelah penerangan ini,
maka pasien akan berkurang rasa takutnya dan anestesi lebih mudah dilakukan.

Akhirnya persiapka n prerned ikasi yang akan dipergunakan.

Agar penilaian pre-operatif lebih sederhana dan efisien, kita dapat melihatnya pada
lembar pemeriksaan (Gambar 5.1). Satu status dapat terdiri dari lembar pemerik-
saan pre operatif, kartu anestesi (seperti pada lampiran 3) dan lembaran instruksi
pasca bedah.

48
Persiapan pasien sebelum anestesi

Premedikasi untuk anestesi dan operasi


Pasien yang akan dioperasi biasanya diberikan premedikasi karena:

O Diberikan sedatif untuk mengurangi ansietas (meskipun ini tidak diperlu-


kan pada auak yang berusia kurang dari 2 tahun).

O Diberika n sedatif untuk mempermudah konduksi anestesi.

O Diberikan analgetik jika pasien merasa sakit preoperatif atau dengan latar
belakang analgesia selarna dan sesudah operasi.

o Untuk menekan sekresi, khususnya sebelum penggunaan ketamin (dipa-


kai atropin, yang dapat digunakan untuk aktivitas vagus dan mencegah
bradikardia, khususnya pada anak-anak.

o Untuk nrengurangi resiko aspirasi isi Iarnbung, jika pengosongan dira-


gukan, misalnya pada kehamilan (pada kasus ini diberikan antasida per
oral).

Obat-obat premedikasi, dosisnya disesuaikan dengan berat badan dan keadaan


umum pasien. Biasanya prenredikasi diberikan intramuskuler 1 jam sebelumnya
atau per oral 2 jam sebclum auestesi,

Beberapa ahli anestesi menghindari penggunaan opium untuk premedikasi jika


anestesinya nrencakup pernapasan spontan dengan campuran eter/udara. Yang
banyak digunakan:

Analgesik opium: Morfin 0,15 mg/kgbb, intramuskuler


Petidi n 1,0 mg/kgbb, intramuskuler

Sedatif: Diazepam 0,15 mg/kgbb, oral/intramuskuler J


Pentobarbital 3 mg/kgbb per oral atau 1,5 | Dewasa
mg,&gbb intramuskuler J

Prometazin 0,5 mg/kgbb per oral 'l


j anax
Kloral hidrat sirup 30 mg/kgbb
Vagolitik antisialogog: Atropin 0,02 mg/kgbb, intra muskuler atau
intravena pada saat induksi,
maksimal 0,5 mg

Antasida: Natrium sitrat 0,3 mol/liter


.. t._r'o,,
Suspensi aluminium hidroksida J) -- -

49
Penuntun praktis anestesi

LEMBAR PEMERIKSMN PRE-OPERATIF Basian 1

Rumah sakit ......... .. Tanggal: .........


Nama keluarga: Ruangan:
Nama kecil: ......... Golongan darah:

Riwayat

PENYAKIT SERIUS Kardiovaskuler.,.............


Pernapasan
Penyakit sistemik 1ain .............
Diabetes melitus
Hemoglobinopati...........

KEADAAN KESEHATAN PADA SAAT INI ......,.....,.

OBAT-OBAT YANG DIMINUM SAAT I Nl Kortikosteroid ..........


Antikoagulan .................
Antibiotika
Antihipertensi ................
Antidiabetik

ALERGI

REAKSI PENOI-AKAN PADA ANESTESI TERDAHULU (PASIEN/KELUARGA)

KEHII-ANGAN CA|RAN PADA SAAT lNl Perdarahan.............


Muntah
Diare..........
Lain-lain

NUTRISI PADA SAAT lNl Makan:normal/abnormal


M inum: normal/abnormal

TANGGAL MENSTRUASI YANG TERAKHIR

Gambar 5.1 Lembar pemeriksaan pre-operatif

50
Persiapan pasien sebelum anestesi

LEM BAR PEMERIKSMN PRE.OPERATIF Bagian 2

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum Konjungtiva


Anemia
Hidrasi
Gigi
Sianosis

SALURANNAPASBAGIANATAS Obstruksi:ada/tidak
I ntubasi: sederhana/sulit

SISTEM PERNAPASAN batuk.......... sputum


wheezing sesak napas

BENTUK DADA Ekspansinormal Perkusi

AUSKULTASI

SISTEM KARDIOVASKULER Denyut jantung


teratur/tidak teratur
Tekanan darah
Jantung:
Ventrikel kiri: normal/membesar
Ventrikel kanan : normal/membesar
Thrills
Murmur
Diagnosis fungsionil
Tanda-tanda kegagalan jantung

ABDOMEN Kurus/gemuk
Distensi
Asites

Pemerlksaan lebih lanjut yang dianjurkan dan kesimpulan:

5'l

Anda mungkin juga menyukai