01 GDL Diahkusuma 1355 1 Ktidiah
01 GDL Diahkusuma 1355 1 Ktidiah
DISUSUN OLEH :
DIAH KUSUMANINGTYAS
P.12017
DISUSUN OLEH :
DIAH KUSUMANINGTYAS
P.12017
i
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juni 2015
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
2. Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII
v
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
PERSEMBAHAN
Dari hati yang paling dalam, kupersembahkan karya tulis ini untuk
menyenangkan. SEMANGAT
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien ....................................................................... 43
B. Pengkajian .............................................................................. 43
C. Pemeriksaan Fisik ................................................................... 49
D. Pemeriksaan Penunjang .......................................................... 50
E. Perumusan Masalah Keperawatan .......................................... 51
F. Intervensi ................................................................................ 52
G. Implementasi Keperawatan .................................................... 54
H. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 57
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................. 60
B. Perumusan Masalah ................................................................ 67
C. Intervensi ................................................................................ 69
D. Implementasi .......................................................................... 70
E. Evaluasi .................................................................................. 72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nganjuk
xi
BAB I
PENDAHULUAN
makan dan nyeri tekan pada bagian epigastrium (Bruner, 2006). Gejala
penyakit gastritis diantaranya adalah nyeri pada ulu hati, mual, muntah,
kembung, diare, dan pusing (Smeltzer, 2009). Nyeri perut pada gastritis dapat
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1
juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia
2011).
1
2
terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah
30.154 kasus (4,9%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Pada tahun 2014
Karanganyar, 2014).
(Tamsuri, 2007). Rasa nyeri merupakan masalah yang sering terjadi dan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Rasa nyeri yang
relaksasi dan stimulasi kulit kompres hangat atau dingin, latihan nafas dalam,
meningkatkan kesehatan fisik dan emosi. Minyak atsiri adalah minyak alami
efek minyak atsiri yaitu sebagai antiseptic, antimicroba, antivirus, dan anti
2009).
berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan
ingat dan emosi seseorang. Bau merupakan suatu molekul yang mudah
seingga akan direkam oleh otak sebagai proses penciuman (Yunita, 2010).
tambahan bau seperti balsam. Minyak lavender merupakan salah satu minyak
paru-paru, sinus, vagina, dan kulit, juga meringankan sakit kepala, nyeri otot
tingkat nyeri pada pasien gastritis, sesuai hasil penelitian yang ditulis dalam
Karanganyar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
RSUD Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
dengan gastritis.
gastritis.
5
C. Manfaat Penelitian
3. Bagi Penulis
keperawatan dalam.
6
4. Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun teori
1. Gastritis
a. Pengertian
bersifat akut, kronik atau lokal (M. Clevo Rendi & Margareth TH,
2012).
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
b. Etiologi
lambung.
7
8
3) Merokok
4) Alkohol
saraf pusat
7) Endotoksin
c. Patofisiologi
Ketika mukosa barier ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier
memburuk.
akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronik (Deden
d. Pathway
Obat–obatan (aspirin, H.phylori kafein
solfanomeda steroid)
Melekat pada
epitel lambung Menurunkan
produksi bikarbonat
Mengganggu Menghancurkan
pembentukan sawar lapisan mukosa sel Menurunkan
mukosa lambung lambung kemampuan
proteksi terhadap
Menurunkan barrier
lambung terhadap asam
pada pepsin
Menyebabkan difusi
kembali asam lambung
& pepsin
e. Manifestasi
3) Anoreksia
5) Sakit kepala
6) Malaise
7) Perut kembung
9) Hemorhagi
f. Klasifikasi
1) Gastritis Akut
2) Gastritis Kronis
g. Komplikasi
1) Ulkus peptikum
h. Penatalaksanaan
1) Keperawatan
a) Istirahat baring
b) Mengurangi stres
minum alkohol
2) Medis
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
aktivitas)
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
antasida).
e) Makanan / cairan
f) Neurosensori
g) Nyeri kenyamanan
atau gastritis.
h) Keamanan
i) Pemeriksaan diagnostik
(1) EGD
(4) Angiografi
(10) Amonia
2) Diagnosa Keperawatan
rangsangan muntah.
mukosa lambung.
bising.
3) Intervensi
Kriteria Hasil :
Intervensi
pencetus nyeri.
pasien.
kegaduhan.
pasien.
rangsangan muntah.
Kriteria hasil :
batas normal.
Intervensi
asupan vitamin c.
kalori.
mukosa lambung.
Keriteria hasil :
suhu tubuh
Intervensi
tubuh normal.
cairan pasien.
Kriteria hasil :
Intervensi
bising.
22
Kriteria hasil :
Intervensi
cerna
23
2. Nyeri
a. Pengertian
Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
tersebut.
b. Etiologi
2) Kimia
(2015).
1) Lingkungan
2) Keadaan Umum
yang dirasakan klien. Begitu juga rasa haus, dehidrasi, dan lapar
(2015).
3) Endorfin
4) Faktor Situasional
5) Jenis Kelamin
(2015).
6) Status Emosi
11) Usia
menyakitkan.
14) Kepercayaan
d. Klasifikasi
sebagai adaptif pain yang lazim dikenal sebagai nyeri akut. Di lain
e. Fisiologi Nyeri
f. Penatalaksanaan
Perry, 2006):
a) Masase kutaneus
relaksasi otot.
b) Terapi panas
d) Distraksi
e) Relaksasi
f) Imajinasi
g. Intensitas nyeri
Bare, 2002).
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
mendeskripsikan nyeri.
bahasa lokalsetempat.
Scale
a) 0 : Tidak nyeri
menusuk.
atau menyebar.
pengukuran 0-10.
2008).
3. Aromaterapi Lavender
a. Definisi
penelitian.
b. Tujuan
kepala dan dapat digunakan secara langsung pada rasa sakit dari luka
c. Mekanisme
38
sesarea (2011). Kim, Kim, Kim, Yeo, Hong, Lee, & Jeon (2011),
d. Penatalaksanaan
B. Kerangka Teori
Penatalaksanaa
1. Relaksasi
2. Nyaman
3. Tenang
4. Analgesik
5. Aromaterapi
(Sukowati, 2007)
C. Kerangka Konsep
(Sukowati, 2007)
BAB III
4. Jam tangan
41
42
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
bertanggung jawab adalah Tn. S, Tn. S merupakan suami dari Ny. S. Tn. S
B. Pengkajian
Keluhan utama yang di rasakan pasien adalah nyeri perut di ulu hati.
Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan nyeri perut sudah sejak 3 hari
yang lalu dan merasa mual. Sebelum dibawa ke RSUD Karanganyar pasien
43
44
tidak pernah memiliki penyakit yang berat, tidak pernah kecelakaan, pasien
mengatakan belum pernah dirawatdi rumah sakit, tidak pernah operasi, tidak
punya alergi, tidak pernah imunisasi, dan tidak memiliki kebiasan buruk.
bersaudara, sedangkan suaminya juga anak ke dua dari tiga bersaudara, kedua
orang tua Ny. S dan suami masih hidup. Pasien memiliki dua anak yaitu dua
anak perempuan. Saat ini pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya.
45
Genogram :
Ny. S
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Pasien
46
lingkungan yang bersih, lingkungannya juga bebas dari polusi udara dan
sehat itu penting, pasien juga mengatakan jika ada anggota keluarganya yang
makan 3 kali sehari, dengan komposisi nasi, sayur, lauk, air putih, teh, 1 porsi
habis dan tidak ada keluhan. Saat sakit dan di rawat di bangsal Mawar 2
pasien di berikan nasi, sayur, lauk, buah, air putih dan teh habis ½ porsi dan
menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan dari rumah sakit 3x/ sehari.
Pola eliminasi pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pola BAB
dan BAK nya. Pasien mengatakan sebelum sakit ia selalu buang air 1 kali
dalam sehari, selama sakit pasien mengatakan buang air besar 2 hari sekali.
Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dengan buang air
kecilnya, biasanya 6-7 kali dalam sehari. Saat di rawat di rumah sakit pasien
47
mengatakan buang air kecil 5-6 kali dalam sehari berwarna jernih dan tidak
ada keluhan.
mandiri.
Pola istirahat tidur sebelum sakit pasien mengatakan jarang tidur siang,
dan tidur malam kurang lebih 8 jam. Saat dirawat di rumah sakit pasien
mengatakan dapat tidur siang selama 1 jam, namun saat malam pasien
mengatkan tidur kurang lebih selama 7 jam dan kadang terbangun karena
kayu putih, merasakan teh dan serta dapat merasakan sentuhan. Selama sakit
mampu mengidentifikasi bau minyak kayu putih, merasakan teh dan serta
timbul saat bergerak, (Q) nyeri terasa ditusuk-tusuk, (R) nyeri terasa diulu
hati, (S) skala nyeri 7, (T) nyeri hilang timbul kurang lebih 15 menit sekali.
48
sembuh dan kembali beraktivitas serta berkumpul dengan keluarga, arga diri :
paien mengatakan dihargai dan disayangi keluarga, peran diri : saat sakit
pasien mengatakan tidak bisa bekerja seperti biasa di pabrik, identitas diri :
cukup baik, dengan masyarakat lingkungan juga baik, selama sakit pun
mempunyai masalah dengan siapapun dan apabila ada masalah pasien selalu
islam dan menjalankan sholat 5 waktu, selama sakit pasien tetap menjalankan
C. Pemeriksaan Fisik
Hasil pengkajian yang didapatkan pada Ny. S antara lain Ny. S dalam
120/80 mmHg, nadi 82x/menit teraba kuat dengan irama teratur, pernafasan
pasien berwarna hitam, pada mata tidak ditemukan edema dan sclera tidak
bantu penglihatan, bentuk hidungpasien simetris, bersih tidak ada sekret, dan
tidak ada polib. Kebersihan mulut pasien terjaga, mukosabibir kering, tidak
ada stomatitis. Gigi pasien bersih berwarna putih dan tidak berlubang.
Telingga pasien kakan dan kiri simetris, tidak ada kelainan pendengaran.
peradangan, perkusi sonor pada seluruh lapang dada, auskultasi terdapat suara
suara timpani, palpasi terjadi nyeri tekan pada perut epigastrik. Area
genetalia pasien terjaga kebersihannya dan tidak terpasang DC. Pada area
reflek : kurang dari 2 detik, perubahan bentuk tulang : tidak terjadi perubahan
kaki kanan dan kiri posisi ekstensi, capilary reflek kurang dari 2 detik,
D. Pemeriksaan Penunjang
fl (rendah dengan rentan normal 82.0 fl -92.0 fl), sedangkan hasil jenis
10^3/ul, Eritrosit 4.94 10^6/ul, MPV 9.4 fl, PDW 16.3, MCH 27.3 pg,
MCHC 34.8 g/dl, Limfosit 34.5 %, Monosit 4.0 %, Basofil 0.4 %, GDS
90 mg/100ml.
2. Terapi Medis
untuk pengobatan jangka pendek tukak usus dan tukak lambung, Obat
51
untuk sakit maag untuk mengurangi nyeri lambung yang disebabkan oleh
mengatakan nyeri di ulu hati. Data obyektif yang di dapat penulis pada Ny. S,
(P) pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak, (Q) pasien mengatkan
nyerinya seperti ditusuk-tusuk, (R) nyeri terasa diulu hati, (S) skala nyeri 7,
(T) nyeri hilang timbul kurang lebih 15 menit sekali.Data objektif yang
memegangi perut, ada nyeri tekan diabdomen, TD: 120/80 mmHg, S: 36,5oC,
penulis pada Ny. S, pasien mengatakan merasa mual. Data objektif yang
didapatkan pasien tampak pucat dan menahan mual, mukosa bibir kering.Dari
didapatkan penulis pada Ny. S, pasien mengatakan sulit untuk tidur karena
suasana yang ramai dan merasa nyeri, tidur kurang lebih 7 jam kadang suka
lesu, mata cekung dan kehitaman.Dari hasil analisa data yang didapatkan
F. Intervensi
agen cidera biologis, tujuan tindakan yang akan dilakukan adalah setelah
kriteria hasil nyeri klien berkurang atau hilang, skala nyeri 1, klien dapat
karateristik nyeri klien untuk mengetahui skala nyeri pasien, berikan posisi
yang nyaman pada klien karena posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh
saraf pusat.
yang di susun penulis adalah pantau gejala mual pada pasien untuk
rasa tidak enak saat mual, tinggikan bagian kepala tempat tidur untuk
pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal: bising, tujuan tindakan yang
diharapkan gangguan pola tidur pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil
dapat istirahat tidur secara normal atau biasa, klien merasa lebih sehat, tidak
kelihatan lesu, pasien tampak rileks. Intervensi yang disusun penulis adalah
kaji pola tidur pasien untuk mengetahui kualitas tidur pasien, ciptakan
pasien untuk minum susu hangat karena susu merupakan nutrisi cepat cerna.
54
G. Implementasi Keperawatan
pada hari Kamis, tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 14.20 WIB adalah
pukul 14.35 WIB, nyeri diulu hati, P: pasien mengatkan nyeri saat bergerak,
T:nyeri hilang timbul kurang lebih 15 menit sekali dan pasien tampak
meringis kesakitan.
aromaterapi lavender saat pasien merasa nyeri dilakukan selama 45 menit saat
mengatakan nyeri berkurang dari skala nyeri 7 menjadi skala nyeri 6 pasien
mengatakan mual setelah makan pasien tampak lemas. Pukul 16.15 WIB
ditinggikan pada bagian kepala tempat tidur dan pasien tampak nyaman.
dilakukan pada pukul 18.30 WIB, pasien bersedia diberikan obat lewat infus,
kedua dilakukan pada pukul 08.00 WIB yaitu memberikan injeksi, pasien
dilakukan pada pukul 10.00 WIB.P: pasien mengatakan nyeri timbul saat
bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk – tusuk, R: nyeri terasa di ulu hati, S: skala
kesakitan.
mengatakan nyeri dari skala 6 menjadi skala nyeri 4 pasien tampak lebih
nyaman. Memberikan posisi nyaman pada pukul 11.05 WIB dengan cara
Mengobservasi tanda- tanda vital pada pukul 11.30 WIB dengan cara
mengukur tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi, pasien mengtakan bersedia
dilakukan tindakan tanda- tanda vital dan didapatkan hasil TD: 130/80
minum hangat pasien tampak minum air hangat. Mengobservasi pola tidur
56
pasien pada pukul 13 WIB pasien memengatakan sudah bisa tidur kurang
lebih 7 jam dan sudah tidak terbangun pasien tampak lebih segar.
ketiga dilakukan pada pukul 08.05 WIB yaitu memberikan injeksi omeprazol
melalui intra vena. Pukul 10.30 WIB mengobservasi karateristik nyeri (P, Q,
mengatakan nyeri dari sekala 4 menjadi skala nyeri 2. Pada pukul 11.50 WIB
tnada vital dilakukan pada pukul 12.15 WIB paisen mengatakan bersedia
tempat tidur pada pukul 12.20 WIB pasien mengatakan bersedia ditinggikan
bangian kepala tempat tidur pasien terlihat tampak nyaman. Pukul 12.30 WIB
H. Evaluasi Keperawatan
tanggal 12 Maret 2015 dilakukan pada pukul 19.00 WIB. Subjektif: pasien
mengatakan nyeri di ulu hati. (P) pasien mengatkan nyeri saat bergerak, (Q)
nyeri seperti ditusuk-tusuk, (R) nyeri terasa di ulu hati, (S) skala nyeri 6, (T)
Objektif: nyeri hilang timbul kurang lebih 15 menit sekali. Pasien tampak
Evaluasi untuk diagnosa kedua yaitu pada hari Kamis, tanggal 12 Maret
nyaman setelah ditinggikan pada bagian kepala tempat tidur, Objektif: Pasien
Evaluasi untuk diagnosa tiga yaitu pada hari Kamis, tanggal 12 Maret
2015 dilakukan pada pukul 19.30 WIB. Subjektif: Pasien mengatakan sulit
tidur pada malam hari. Objektif: Pasien tampak lesu. Analisis: Masalah belum
yang tenang.
Evaluasi untuk diagnosa pertama yaitu pada hari kedua Jumat, tanggal
Evaluasi untuk diagnosa kedua yaitu pada hari Jumat, tanggal 13 Maret
2015 dilakukan pada pukul 13.40 WIB. Subjektif: Pasien mengatakan sudah
Evaluasi untuk diagnosa ketiga yaitu pada hari Jumat, tanggal 13 Maret
2015 dilakukan pada pukul 13.45 WIB. Subjektif: Pasien mengatakan sudah
bisa tidur. Objektif: Pasien tampak lebih segar. Analisis: Masalah teratasi
istirahat.
Maret 2015 dilakukan pada pukul 13.30 WIB. Subjektif: Pasien mengatakan
nyeri dari skala berat terkontrol menjadi ringan (4 menjadi skala 2). (P) Nyeri
saat bergerak, (Q) nyeri seperti ditusuk-tusuk,(R) nyeri di ulu hati, (S) skala
nyeri 2, (T) nyeri hilang timbul. Objektif: pasien tampak rileks. Analisis:
nyaman.
Evaluasi untuk diagnosa kedua yaitu pada hari Jumat, tanggal 14 Maret
2015 dilakukan pada pukul 13.40 WIB. Subjektif: Pasien mengatakan sudah
Evaluasi untuk diagnosa ketiga yaitu pada hari Jumat, tanggal 14 Maret
2015 dilakukan pada pukul 13.45 WIB. Subjektif: Pasien mengatakan sudah
bisa tidur. Objektif: Pasien tampak lebih segar. Analisis: Masalah teratasi
istirahat.
BAB V
PEMBAHASAN
gastritis di ruang Mawar II RSUD Karanganyar. Disamping itu penulis juga akan
membahas tentang kesesuain dan kesenjangan antara teori dan kenyataan yang
A. Pengkajian
Ny. S masuk rumah sakit pada hari Selasa, tanggal 10 Maret 2015
pada pukul 17.00 WIB. Penulis melakukan pengkajian pada hari kamis,
tanggal 12 Maret 2015 di Ruang Mawar II pukul 14.00 WIB. Ny. S usia 37
seperti ditusuk- tusuk, Region (R): nyeri terasa di ulu hati, Severity (S):
skala nyeri 7 (nyeri berat terkontrol), Time (T): nyeri hilang timbul kurang
60
61
lambung yang dapat bersifat akut, kronik atau lokal (M. Clevo Rendi &
Margareth TH, 2012). Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama,
yaitu: (a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien dan (b) observasi
hanya makan setenggah porsi karena merasa mual. Data tersebut telah
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa menurut (M. Clevo, 2012)
sehari 3x, jenis yang dimakan nasi, sayur, lauk air putih dan teh, tidak ada
62
keluhan. Selama sakit Ny. S makan tetap 3x sehari tetapi hanya habis ½
porsi, jenis yang dimakan Ny. S nasi, sayur, lauk, buah, air putih, dan teh,
keluhan merasa mual. Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak
menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan dari rumah sakit 3x/ sehari.
kebutuhan tubuh karena sudah sesuai dengan kriteria hasil : IMT dalam
batas noramal, toleransi terhadap diet yang dianjurkan pasien mau makan
Data yang di dapat telah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
menurut (Sarif, 2012). Tanda pada pasien gastritis yaitu mokosa bibir
kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk, dan berat jenis urin
meningkat.
atisida untuk saluran cerna berfungsi untuk pengobatan jangka pendek tukak
usus dan tukak lambung, Obat Antrain melalui injeksi intravena 1000 mg
saluran cerna berfungsi untuk sakit maag untuk mengurangi nyeri lambung
yang disebabkan oleh kelebihan asam lambung dengan gejala seperti mual
lama dan praktis tidak memerlukan peralatan yang rumit (Zelner, 2005).
B. Perumusan Masalah
Penulis mengakat diagnosa nyeri akut dengan mengacu dari hasil analisa
di ulu hati, S: skala nyeri 7, T: nyeri hilang timbul kurang lebih 15 menit
dirasakan klien.
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari 6 bulan
65
skala nyeri menjadi 5 yaitu skala 0: tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, 4-6 nyeri
sedang, 7-9: sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas yang
biasa dilakukan, 10: sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol. Batasan
jaga melindungi area nyeri, indikasi nyeri yang dapat mematikan, perubahan
etiologi yang dapat di ambil penulis adalah agen cedera biologis. Agen
Sedangkan data obyektif yang didapatkan adalah pasien tampak pucat dan
menahan mual, mukosa bibir kering. Data tersebut telah sesuai dengan teori
etiologi yang dapat diambil penulis adalah iritasi lambung. Iritasi lambung
teori.
dari hasil analisa data dimana data subyektif pasien mengatakan sulit untuk
tidur karena tidak nyaman dengan kondisi ruangan, tidur kurang lebih 7 jam
konjungtiva pasien anemis, mata cekung dan kehitaman, tampak lesu. Data
yang diperoleh telah sesuai dengan batasan karateristik untuk gangguan pola
tidur menurut (Nanda, 2009) antara lain perubahan pola tidur normal,
keluhan verbal merasa kurang tidur, melaporkan susah untuk jatuh tidur,
agen cidera biologis sebagai prioritas pertama didasarkan pada teori Hieraki
Maslow (fisiologi, rasa aman nyaman, mencintai dan memiliki, harga diri
kehidupan dan kesehatan, sumberdaya dan dana yang tersedia, peran serta
bersifat sangat subjektif dan akan menyebabkan gangguan rasa aman dan
C. Intervensi
nyeri akut, mual dan ganggan pola tidur berdasarkan NIC (Nursing
keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri akut Ny. S dapat teratasi, batas waktu
pencapaian tujuan ini adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai
dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu minggu. Kriteria waktu ini
hilang, skala nyeri 1-3, tidak memegang perut, tekanan darah 120/70 mmHg
klien, berikan posisi yang nyaman pada klien dengan rasional posisi yang
tepat dan dirasa nyaman oleh klien dapat mengurangi resiko terhadap nyeri
klien, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional untuk membantu
yang adekuat. Intervensinya pantau gejala mual pada klien dengan rasional
rasa tidak enak saat merasa mual, tinggikan bagian kepala tempat tidur
Pada Ny. S tujuan dan kriteria hasil yang dilakukan adalah setelah
gangguan pola tidur kriteria hasil klien dapat istirahat dan tidur secara
normal atau biasa, klien merasa lebih sehat, klien tidak kelihatan lesu,
pasien tampak segar, mata tidak cekung dan kehitaman. Intervensi yang
dilakukan kaji pola tidur pasien dengan rasional untuk mengetahui kualitas
dengan rasional suasana yang nyaman dapat mempercepat klien untuk tidur,
minum susu hangat dengan rasional karena susu merupakan nutrisi yang
D. Implementasi
untuk menurunkan tingkat skala nyeri, teknik distraksi diberikan saat pasien
terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri
Lavender memiliki zat aktif berupa linalool dan linalyl acetate yang dapat
45 menit, sesuai hasil penelitian yang ditulis dalam jurnal oleh Sujatmiko
dan Eni Triwiyat (2014). Memberikan edukasi pada pasien tentang tindakan
apa yang dapat diambil saat nyeri terasa, penulis menganjurkan untuk
menghentikan seluruh aktivitas dan jangan panik agar nyeri tidak terasa
gejala mual pasien dengan rasional untuk mengetahui penyebab mual yang
pasien untuk minum susu hangat dengan rasional karena susu merupakan
lancar.
72
E. Evaluasi
standar untuk tujuan penambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan
efek / hasil suatu tindakan keperawatan dengan norma atau kriteria tujuan
nyeri akut yaitu dengan hasil Subjektif (S): Pasien mengatakan nyeri dari
nyeri saat bergerak, Quality (Q) nyeri sperti ditusuk-tusuk, Region (R) nyeri
diulu hati, Severity (S) skala nyeri 2, Time (T) nyeri hilang timbul. Objektif
(O): pasien tampak rileks TD: 120/80 mmHg. Analisis (A): Masalah teratasi
sebagian dengan kriteria hasil: nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 1,
keadaan umum klien baik, tanda-tanda vital dalam batas normal (120/70
nyeri 2), keadaan umum klien baik tampak rileks, tanda-tanda vital dalam
batas normal 120/80 mmHg, masalah yang belum teratasi: nyeri belum
pemberian analgetik.
73
Pasien mengatakan sudah minum air hangat. Objektif (O): Pasien tampak
yang adekuat, masalah yang sudah teratasi: selera makan membaik (1 porsi
umum klien, berikan minum hangat, tinggikan bagian kepala tempat tidur,
Subjektif (S): Pasien mengatakan sudah bisa tidur. Objektif (O): Pasien
tampak rileks. Analisis (A): Masalah teratasi sebagian dengan kriteria hasil:
klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa, klien merasa lebih
segar, klien tidak kelihatan lesu, mata tidak cekung dan kehitaman, masalah
yang sudah teratasi: klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa,
klien merasa lebih segar, mata tidak cekung dan kehitaman, masalah yang
pasien untuk banyak istirahat, anjurkan pasien untuk minum susu hangat.
skala nyeri pada saat dilakukan pemberian aromaterapi lavender hasil ini
Eni Triwiyat (2014) bahwa terjadi penurunan skala nyeri. Hasil daritindakan
yang dilakukan penulis terjadi penurunan skala nyeri dari skala7 nyeri berat
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
dikaji pasien dalam keadaan tiduran dan memegangi perut, (P) pasien
seperti di tusuk-tusuk, (R): nyeri terasa di ulu hati, (S): skala nyeri 7, (T):
nyeri hilang timbul kurang lebih 15 menit sekali. Didapatkan skala nyeri
pola porsi sebelum sakit. Dimana sebelum sakit 1 porsi habis dan saat
sakit 3/4 porsi, pasien juga mengatakan sebelum sakit saat makan tidak
pukul 21.00 WIB bangun pukul 05.00 WIB, sedangkan selama sakit
76
pasien mengatakan tidur pukul 22.00 WIB bangun pukul 05.00 WIB,
ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan
eksternal: bising.
3. Perencanaan Keperawatan
vital, kaji karateristik nyeri, berikan posisi yang nyaman pada klien,
masalah keperawatan mual pada Ny. S adalah pantau gejala mual, pantau
tempat tidur.
masalah keperawatan gangguan pola tidur pada Ny. S adalah kaji pola
pasien untuk banyak istirahat, anjurkan pasien untuk minum susu hangat.
77
4. Implementasi
5. Evaluasi
bergerak, Quality (Q) nyeri sperti ditusuk-tusuk, Region (R) nyeri diulu
hati, Severity (S) skala nyeri 2, Time (T) nyeri hilang timbul. Objektif
(O): pasien tampak rileks TD: 120/80 mmHg. Analisis (A): Masalah
teratasi sebagian dengan kriteria hasil: nyeri berkurang atau hilang, skala
nyeri 1, keadaan umum klien baik tanda-tanda vital dalam batas normal.
78
Pasien mengatakan sudah minum air hangat. Objektif (O): Pasien tampak
Subjektif (S): Pasien mengatakan sudah bisa tidur. Objektif (O): Pasien
hasil: klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa, klien
merasa lebih segar, klien tidak kelihatan lesu, mata tidak cekung dan
hari pasien mengatakan nyeri perut berkurang dari skala7 nyeri berat
pada pasien gastritis, sesuai hasil penelitian yang ditulis dalam jurnal
B. Saran
4. Bagi penulis
Brunner & Suddart, 2006. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Beda. Jakarta: EGC.
Mubarak W. Iqbal. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik: Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Rendi M. Clevo. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam: Nuha
Medika.Yogjakarta.
Smelzer, s & Bare B. 2002. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah Brunner Suddart.
Volume 2 Edisi 8 Jakarta : EGC.
Sujatmiko. 2014. Pengaruh pemeberian aroma terapai lavender terhadap tingkat nyeri
pada pasien gastritis di ruang dahlia RSUD Nganjuk. Stikes Satriya Bhakti
Nganjuk. (63-64).
Tamsuri (2007, dalam yudistira, 2011. Efektifitas relakasasi terhadap penurunan nyeri.
Cimani : Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi.
WHO. 2011. Word health statistits 2011. France. Who library cata logoing-in-
publikation data.