Disusun Oleh :
Nama : Heru Prasetyo Utomo
NIM : 2011-53-083
Program Studi : Sistem Informasi
Fakultas : Teknik
Yang mengusulkan
ii
RINGKASAN
Sistem Pelayanan Masyarakat Secara Live Mode Berbasis Atcs merupakan
salah satu sistem pelayanan oleh dishubinkom propinsi bali. Pelayanan ini dapat
diakses melalui halaman web atcs.baliprov.go.id/live.html
Dengan adanya sistem pelayanan tersebut, masyarakat bisa mengetahui
kondisi perempatan secara live dalam waktu itu juga.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
laporan KKL ini yang dalam bentuk maupun isinya yang masih sangat sederhana.
Penyusunan Laporan KKL ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan program studi Sistem Informasi S -1 pada Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus. Serta sebagai bahan studi tentang penerapan Sistem
Informasi dalam masyarakat.
Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Atas tersusunnya Laporan KKL ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Suparnyo, SH. MS. selaku Rektor Universitas Muria Kudus
2. Bapak Rochmad Winarso, ST. MT. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus
3. Bapak R. Rhoedy Setiawan, S.Kom, M.Kom. selaku Ketua Program Studi
Sistem Informasi S-1.
4. Ibu Noor Latifah, M.Kom. selaku Pembimbing I yang telah membimbing
saya dalam penyusunan laporan ini.
5. Keluarga dan teman teman seperjuangan yang senantiasa memberi
semangat.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kudus, 6 Oktober 2014
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB 1 : Pendahuluan .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
v
3.3 Program Kerja .......................................................................................... 9
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1-1: Lokasi Dishubinkom Propinsi Bali ................................................. 8
Gambar 3.2-1: Ruang Pertemuan Dishubinkom ..................................................... 9
Gambar 3.5-1: Struktur Organisasi Dishubinkom Propinsi Bali .......................... 11
Gambar 4.1-1 : Ruang kontrol ATCS ................................................................... 23
Gambar 4.2-1:Kamera CCTV ............................................................................... 24
Gambar 4.2-2:Arsitektur Video Stream ................................................................ 26
Gambar 4.2-3.1: Website ATCS Bali .................... Error! Bookmark not defined.
vii
BAB I
BAB 1 : Pendahuluan
1
2
lintas terkoordinir dan terpusat yang sangat berguna untuk mengatasi kemacetan di
kota besar.
Widodo, Joko (2001) dalam “Etika birokrasi dalam pelayanan publik”
menyatakan bahwa Pelayanan Publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan
(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk sistematika penulisan dalam laporan kuliah kerja lapangan ini,
penulis mengacu pada panduan KKL Universitas Muria Kudus yang disusun
dengan ketentuan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan,
Manfaat, Tinjauan Pustaka, Sistematika penulisan “Sistem Pelayanan secara live
mode arus lalu lintas untuk masyarakat berbasis ATCS”.
Bab II : Landasan Teori
Berisi tentang landasan teori yang dipakai dalam pembuatan laporan Kuliah Kerja
Lapangan yang berupa definisi – definisi dan pengertian – pengertian, dan hal yang
bersngkutan dengan judul dan pembahasan dalam laporan.
Bab III : Tinjauan Umum Objek Kunjungan
Bab ini berisi tentang objek kunjungan, yakni Dinas Perhubungan Kominfo
Propinsi Bali. Pada bab ini disampaikan gambaran secara umum hal umum yang
berkaitan dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Bali yaitu Visi dan
Misi, Struktur Organisasi, Job Description, Letak Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Bali dan Layanan apa yang diabdikan untuk masyarakat.
Bab IV : Pembahasan
Bab ini berisikan pembahasan tentang tema laporan yang telah penulis angkat yaitu
“Sistem Pelayanan Secara Live Mode Arus Lalu Lintas Untuk Masyarakat Berbasis
ATCS”.
Bab V : Penutup
4
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari semua penjelasan yang telah
dijelaskan pada laporan ini dan saran yang diberikan penulis oleh pembaca atau
pihak yang bersangkutan dari pemahaman isi laporan ini.
BAB II
BAB 2 : Landasan Teori
5
6
8
9
22
23
Sumber: http://img.begeunfile.net/002304424224/1/s6d1
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera
video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang
atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi
dan kondisi tempat tertentu. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan untuk
mengawasi area publik. Dalam hal ini, pemanfaatannya terutama sebagai pemantau
25
situasi lalu lintas pada area persimpangan. CCTV merupakan salah satu hal
terpenting dalam sistem ATCS.
Pada sistem konvensional dengan VCR (Video Cassete Recorder), awalnya
gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah ruang monitor
tertentu dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh operator /petugas
keamanan dengan resolusi gambar yang masih rendah yaitu 1 image per 12,8
seconds.
Namun seiring dengan perkembanga teknologi yang sangat pesat seperti
saat ini, banyak kamera CCTV yang telah menggunakan sistem teknologi yang
modern. Sistem kamera CCTV digital saat ini dapat dioperasikan maupun dikontrol
melalui Personal Computer, serta dapat dimonitor dari mana saja dan kapan saja
selama ada komunikasi dengan internet.
4.2.2 Sistem Video Live Streaming
Untuk melanjutkan proses agar video hasil pemantauan lalu lintas dapat
terhubung ke halaman web atcs dibutuhkan suatu sistem live streaming. Live
streaming adalah mengalirkan sebuah data video dari suatu transmitter ke sebuah
atau beberapa komputer yang berfungsi sebagai receiver. Jadi receiver menerima
video tersebut secara real time dan receiver tidak dapat mengulang stream yang
didapatnya.
4.2.2.1 Real-Time Transport Protocol
Real-Time Transport Protocol atau disingkat RTP adalah suatu protokol
yang biasanya digunakan untuk menangani transfer data yang sifatnya real time.
RTP berjalan diatas protokol UDP. Transmisi video secara real time lebih cocok
menggunakan protokol ini karena tidak ada handle terhadap paket yang hilang
seperti pada protocol TCP yang mana apabila ada paket yang hilang, paket tersebut
akan ditransmisikan kembali, yang mengakibatkan collision paket pada jaringan
tinggi.
4.2.2.2 JMF RTP API
Java Media Framework memberi kita kemudahan dalam mengembangkan
suatu aplikasi video streaming pada bahasa pemrograman Java, karena didalamnya
telah ada fungsi – fungsi untuk melakukan tugas yang spesifik. JMF juga
26
memungkinkan kita untuk menyimpan lagi file stream yang kita terima ke dalam
media penyimpanan selain kemampuan untuk memainkan file video tersebut.
4.2.2.3 Arsitektur Video Streaming
Streaming media terdiri dari streaming video dan streaming audio.
Streaming menunjukkan transmisi satu arah dari server ke client. Pada sisi client,
data masuk ke buffer selama beberapa detik sebelum mulai dikirim ke layar,
sehingga terdapat delay pada pengiriman data paket. Arsitektur media streaming
terdiri dari sumber, encorder, streaming server dan player. Arsitektur video
multimedia pada sistem paket video dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
PV Plyer
Wireless
Stream
Content Content
PV Author PV Server PV Player
Stream
File
PV Player
Storage
Sumber:http//:tyn.co/vkxVImyEofauQTU_4DADw&usg=AFQjCNFT4Pjm
WOrwTN_NvBPA3zzlCtj9Gw
Player merequest kompresi file video yang terletak pada streaming server.
Ketika cleint merequest, server meneruskan file video ke client dengan
mengirimkan file dengan menggunakan socket komunikasi. Sebelum pengiriman
file video melalui jaringan, file dibagi-bagi, dimana tiap-tiap bagian dienkapsulasi
dengan header untuk alur streaming.
Pengiriman file video dari server ke client memiliki dua cara, yaitu dengan
protokol TCP dan UDP. Pengiriman file video dengan menggunakan TCP bersifat
reliable, sedangkan pada UDP bersifat unreliable.
27
Pada UDP tidak diperiksa apakah data sudah diterima atau belum dan tidak
akan mengirim ulang data yang rusak atau hilang. Protokol ini cocok untuk transfer
content multimedia secara terus-menerus, misalnya video live streaming.
4.2.2.4 Struktur Video Streaming
Video streaming merupakan teknologi multimedia yang sedang
berkembang saat ini. Komponen-komponen utama dari teknologi ini meliputi
sumber, server, dan player. Sedangkan struktur dari masing-masing komponen
antara lain :
1. Sumber (source)
Yaitu sumber yang sifatnya live, yaitu kamera. Format kamera dibagi
menjadi dua macam yaitu digital dan analog. Video digital biasanya lebih mahal
bila dibandingkan dengan video analog, namun memiliki kualitas gambar yang
lebih baik. Data gambar yang tersimpan dalam format digital sangat kecil
kemungkinan hilang pada saat perekaman ke komputer dari kamera digital video.
Sedangkan kamera analog memiliki format tradisional dan lebih murah serta lebih
besar ukurannya dari kamera digital. Kualitasnya sangat jelek jika video dikonversi
ke format digital dari analog.
2. Encoder
Encoder merupakan suatu program yang digunakan untuk mengubah media
source ke format yang sesuai untuk streaming. Encoder bertugas untuk
mengkonversikan data digital menjadi bit stream yang dapat dilewatkan jaringan.
Di dalam encoder terdapat modulasi frekuensi yang akan dialirkan melalui jaringan.
Fungsi dari modulasi frekuensi adalah untuk menggabungkan sinyal yang telah
dikompresi oleh encorder dengan sinyal-sinyal lain yang akan bertindak sebagai
sinyal pembawa menuju ke client.
Modulasi adalah proses menumpangkan sinyal (data) pada sinyal pembawa/
carrier yang biasanya berupa gelombang sinusoida/ gelombang radio. Fungsi
modulasi adalah untuk memudahkan pengiriman data melalui media transmisi,
karena tidak semua media transmisi dapat mengirimkan sinyal digital ataupun
sebaliknya. Teknik modulasi yang digunakan pada teknologi video streaming
adalah modulasi data digital ke sinyal analog. Karena teknologi video streaming
28
merupakan pengiriman paket data yang menggunakan jaringan paket suara yang
hanya dapat melakukan transmisi data yang berupa sinyal analog. Sehingga data
digital yang dihasilkan oleh perangkat sumber yang berupa kamera harus dikodekan
ke dalam sinyal analog agar dapat ditransmisikan oleh jaringan.
3. Server
Di dalam srever terdapat berbagai macam komponen yang menunjang
penyaluran data dari sumber ke player. Streaming server dirancang untuk multi
CPU yang bisa mendukung ribuan media stream secara bersamaan. Server didesain
dengan efisiensi, kehandalan dan pengukuran yang tinggi.
Dalam server terdapat admission controller, resource manager, load
balancer, dan task pool. Task yang dialokasikan ke dalam prosesor berupa media
streaming. Task terdiri dari disk manager, network manager, buffer manager,
message handler dan task manager.
4.2.2.5 Prinsip Kerja Live Mode Video Streaming
Pada dasarnya video streaming adalah sebuah teknologi multimedia yang
dikembangkan dengan internet untuk perangkat bergerak. Prinsip kerja dari video
streaming adalah dari objek yang dishoot oleh sumber media, dalam hal ini berupa
kamera kemudian dikompresi menjadi suatu sinyal yang dapat dilewatkan ke
jaringan. Setelah data dikompresi, kemudian masuk ke media streaming server yang
kemudian diteruskan ke client, dimana pada sisi client, sinyal data dikembalikan ke
format awal sebelum ditampilkan pada handset.
4.2.2.6 Video Coding
Encoding sebagai media kompresi data digital dapat memperkecil ukuran
data dan bisa mempercepat proses transmisi. Proses kompresi mengidentifikasi
komponen-komponen utama dari input media dan membuang bagian-bagian yang
tidak diperlukan.
Dengan menginstal DirectShowi dan QuickTime 6, Helix Mobile Producer
Live dapat membaca beberapa tipe file yaitu file MOV, DV, MPEG-1, MPEG-2
(dengan catatan telah terinstall DirectShow atau QuickTime), MP3, MPEG-4 dan
WAV.
29
Sumber: http://atcs.baliprov.go.id/live.html
4.3 Manfaat apa yang didapat masyarakat dengan menggunakan sistem
layanan ATCS?
Dengan adanya sistem pelayanan publik berbasis atcs ini, tentunya
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya para pengguna jalan yang
sering menghadapi masalah masalah yang sama, yakni kemacetan.
Dengan memanfaatkan sistem pelayanan ini, masyarakat yang akan
bepergian bisa memantau kondisi jalan yang akan dilaluinya.
BAB V
BAB 5 : Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Pelayanan masyarakat secara live mode berbasis atcs memungkinkan
masyarakat mengetahui kondisi lalu lintas secara live.
2. Real-Time Transport Protocol atau disingkat RTP adalah suatu protokol
yang biasanya digunakan untuk menangani transfer data yang sifatnya real
time.
3. Dengan RTP, bisa mengirimkan data video secara live.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis adalah :
1. Dengan semakin cangihnya sistem teknologi, harusnya mahasiswa lebih
terpacu lagi dan belajar lebih untuk mengembangkan atau menciptakan
sistem baru yang berguna bagi masyarakat
2. Agar sistem pelayanan ini berjalan efektif, masyarakat harus lebih
memanfaatkannya.
31
DAFTAR PUSTAKA
ATCS Bali | Live. (t.thn.). Dipetik Oktober 4, 2014, dari ATCS Bali:
http://atcs.baliprov.go.id/live.html
galaksi. (2012, Juli). Spesifikasi Sistem | Dream Wall. Dipetik April 2, 2014, dari
http://galaksi-pendidikan.blogspot.com/2012/06/spesifikasi-sistem.html
Hisyam, H. (2009). Penerapan Atcs Sebagai Alternatif Solusi Masalah
Transportasi Perkotaan.
Jogiyanto. (2003). Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Sena, A. (2012). Upaya Penurunan Kepadatan Lalu Lintas Di Kota Denpasar
Melalui Pendekatan Partisipasi. Yogyakarta.
Syndhuwardhana, F., Setiawan, B., & Widyarto, E. (2010). Pengendalian ATCS
dengan CCTV Dinamis. Surabaya: Electronics Engineering Polytechnic
Institute of Surabaya .
Widodo, J. (2001). Etika birokrasi dalam pelayanan publik.
32