Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. Ibukotanya ialah Kota Ende. Tentu sudah tidak asing lagi nama kota ini di seluruh
Negara Indonesia. Seperti diketahui kota sunyi ini merupakan bagian dari sejarah, tempat dimana
pada tahun 1934-1938 presiden kita Bung Karno diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Walaupun jauh dari hiruk pikuk politik saat itu, justru di kota pesisir selatan Pulau Flores inilah, sang
Proklamator merumuskan teks Pancasila.
Bung Karno diasingkan bersama Inggit Gamasih istrinya, mertuanya Ibu Amsih, dan dua anak
angkatnya Ratna dan Kartika. Di tanah Ende Bung Karno tidak memiliki rumah, hingga akhirnya
rumah milik Abdullah Ambuwaru menjadi rumah pengasingannya. Kota Ende tidak akan pernah
melupakan sosok Bung Karno, dengan dibangunnya sebuah taman. Dalam kawasan taman tersebut,
terdapat pohon sukun yang belakangan dinamai Pohon Pancasila karena di bawah teduhnya pohon
itulah Bung Karno merenungkan butir-butir Pancasila dan kebetulan sekarang pohon itu memiliki
lima cabang. Di sekitar pohon itu bertaktha patung Bung Karno dengan posisi sedang bermenung,
menghadap Pelabuhan Ende, yang sejak akhir bulan Mei lalu berganti nama menjadi Pelabuhan Bung
Karno. Beberapa waktu yang lalu, kota Ende telah di nobatkan sebagai kota Soekarno, dan ini sangat
di dukukung penuh oleh Bupati Ende sendiri, dengan alasan bahwa di kota Endelah presiden
Soekarno mempersatukan bangsa Indonesia dengan ide-idenya. Ende adalah rahimnya Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan kewarganegaraan,
kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
kenyataan. Estetis, estis maupun religius.1
Kota Ende dengan catatan sejarah yang luar biasa ini tentu mengamalkan nilai-nilai yang
tercantum dalam bulir-bulir Pancasila sebagai pedoman yang jelas dalam mengarahkan rakyatnya
untuk mencapai tujuan. Ibarat sebuah kapal yang berada dilautan luas dimana tidak memiliki arah
yang hendak dituju, maka kapal tersebut akhirnya akan kehabisan bahan bakarnya kemudian terseret
oleh ombak hingga tenggelam.2
1“
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia” , https://rerenie.wordpress.com/ (2013) diakses tanggal 10
September 2015
2
“Pentingnya Membumikan Nilai-nilai Pancasila” , http://www.spocjournal.com// (2013) diakses tanggal 10 September
2015
Begitulah gambaran suatu bangsa yang tidak memiliki pedoman yang jelas dalam mengarahkan
rakyatnya. Penerapan nilai-nilai Pancasila sebenarnya dapat dilihat dari sifat Pancasila itu sendiri.
Pancasila bersifat universal, yaitu bisa deterapkan dimana saja secara menyeluruh dan juga
bersifat fleksibel yang artinya tidak kaku, dapat menyesuaikan dengan lingkungan dimana nilai-nilai
Pancasila itu diterapkan.3 Dimulai dari lingkungan kehidupan dalam keluarga, setiap anggota keluarga
masih memiliki tekat dalam mengamalkan sikap-sikap sebagai berikut, dimulai dari lingkungan
kehidupan dalam keluarga, setiap anggota keluarga masih memiliki tekat dalam mengamalkan sikap-
sikap sebagai berikut,menjaga kerukunan dalam keluarga dalam arti saling pengertian antara masing-
masing anggota keluarga dan menjunjung tinggi musyawarah mufakat dalam menyelesaikan
persoalan keluarga.Tekun dalam beribadah dan berperilaku hidup sederhana. Dilingkungan
pendidikan, pelajar di kota Ende di tuntut untuk berperilaku taat mengamalkan pancasila, walaupun
nyatanya tidak semua pelajar mampu memenuhi tuntutan tersebut karena kota Ende juga telah
terpengaruh dengan pesatnya perkembangan teknologi khususnya media elektronik dan lain
sebagainya, seperti diketahui anak muda jaman sekarang sudah sangat akrab dengan hal-hal seperti itu
yang tidak semuanya dimanfaatkan dengan baik dan benar. Namun masih bnyak pelajar yang terus
menjunjung tinggi Pancasila melalui sikap-sikap sebagai berikut. Rajin dalam belajar untuk meraih
prestasi setinggi mungkin, dan berkomitmen ingin membangun kota tercinta mereka. Tradisi upacara
bendera setiap hari Senin masih terus diadakan, dan semua pelajar diwajibkan mengikuti upacara
bendera dengan tertip dan pehuh hikmat. Sikap menghormati guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa
dan sesama teman terus dilakukan. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
Kesadaran akan lingkungan yang bersih terus ditanamkan dalam diri setip pelajar mulai dari sekolah
dasar. Tidak jarang pula pemerintah daerah mengadakan lomba kebersihan antar sekolah sekota Ende.
Dan antusias para pelajar masih terbilang cukup tinggi.
3
“Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia” https://rerenie.wordpress.com// (2013) diakses pada tanggal
10 September 2015
Melakukan pencegahan pencemaran lingkungan dan bahaya kebakaran, serta menggalakkan
penghijauan. Kota Ende masih sangat jauh dari polusi udara, memiliki udara yang segar dan
baik untuk di hirup saat pagi hari. Tumbuhan hijau yang terpampang indah di pegunungan
yang mengelilingi kota Ende.
Berbeda jauh dengan kehidupan masyarakat di kota-kota besar. Sedangkan dari uraian diatas
tadi sangatlah jelas bahwa Pancasila itu teramat penting bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
permasalah pokok dalam pengamalan pancasila adalah bagaimana wujud pengamalan itu, bagaimana
nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam bentuk norma-norma yang jelas kaitanya dengan tingkah laku
semua warga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4 Maka diperlukan suatu upaya-upaya
pembenahan agar masyarakat Indonesia dapat kembali kejalan yang sesuai dengan pengamalan
Pancasila, dengan cara mengulas dan merefleksikan kembali bagaimana awal mula Pancasila dapat
menjadi dasar Negara Indonesia. Semua penyimpangan-penyimpangan yang terjadi yang melenceng
dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti penindasan dimana-mana, hak-hak asasi
manusia dirampas, tidak adanya toleransi dan saling menghargai antar sesama umat beragama,
surutnya semangat nasionalisme, dan lain-lain yang membuat prihatin negeri ini akan masuk
diambang keseriusan dan kehancuran. Padahal setiap individu itu sama dan sederajat, tidak ada
diskriminasi antara satu dengan yang lain, tidak membedakan warna kuliat, keturunan, jenis kelamin,
status social, kedudukan, dan lain sebagainya. Disinilah gunanya kita merefleksikan kembali
perjuangan Bung Karno dalam mewujudkan terbentuknya Pancasila. Apakah tindakan-tindakan yang
telah kita lakukan sudah sesai dengan apa yang ada pada nilai-nilai Pancasila? Ataukah sebaliknya.
Bila yang terjadi ialah Bangsa Indonesia berada pada jalan yang tidak sesuai maka yang terjadi ialah
perpecahan.
Untuk itu perlunya usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus demi terlaksananya
penghayatan dan pengamalan Pancasila. Demikianlah manusia Indonesia menjamin kelestarian dan
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berkedaulatan rakyat
berdasarkan Pancasila, serta penuh gelora membangun masyarakat yang maju, sejahtera, adil, dan
makmur.5 Dan sebagai mahasiswa yang dinilai sebagai masyarakat akademisi, hendaknya mampu
menciptakan dan memahami proses berbangsa dan bernegara berdasarkan cita-cita dari pancasila itu
sendiri, sehingga tercipta bangsa yang beradap dan memiliki potensi masa depan yang cerah dan tidak
mudah terprovokasi oleh bangsa lain yang mencoba merusak nilai Pancasila itu sendiri.
4
“Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia” , https://rerenie.wordpress.com/ (2013) diakses tanggal 10
September 2015
5
“Kedudukan Dan Fungsi Pancasila” , https://henypeh12.wordpress.com/ (2013) diakses pada tanggal 10 September 2015