Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi di Indonesia menurut SDKI 2006-2007 masih sangat


tinggi yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data SDKI tahun 2006 dan
2007 lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam 1
jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun 2006 menjadi 3,7% pada
tahun 2007.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2006-2007
hanya ada empat persen bayi yang mendapat ASI dalam satu jam kelahirannya,
delapan persen bayi Indonesia yang mendapat ASI eksklusif enam bulan,
sedangkan pemberian susu formula terus meningkat hingga tiga kali lipat dalam
kurun waktu lima tahun terakhir, sedangkan di Propinsi Bali tahun 2008 hanya ada
10 persen bayi mendapat ASI dalam satu jam pertama, 18% mendapat ASI
eksklusif enam bulan.
Pemberian air susu ibu (ASI) dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan
menjadikan sendi-sendi kehidupan yang terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin
bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang paling sehat. Karena
ASI adalah makanan terbaik diawal kehidupan bayi.

B. TUJUAN PEDOMAN
 UMUM
Menurunkan angka kematian bayi (AKB) di indonesia melalui program ASI
eklusif.

 KHUSUS
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
2. Meningkatkan keberhasilan produksi dan memperlancar ASI sang ibu
3. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi

1
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Pemberian air susu ibu (ASI) dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan
menjadikan sendi-sendi kehidupan yang terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin
bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang paling sehat. Karena
ASI adalah makanan terbaik diawal kehidupan bayi.

D. BATASAN OPERASIONAL

1. Dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri dan ginekolodgi ada di rumah
sakit.
2. Adanya tenaga kesehatan yang terlatih (dokter spesialis anak, bidan, perawat).
3. Adanya rumah sakit yang sudah mengerjakan perawatan metode kanguru.
4. Adanya dukungan dari organisasi profesi dan seminat (IDAI, OGI, PPNI, IBI,
PERINASIA)

E. LANDASAN HUKUM

PP No.33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif pasal 30 ayat 3 yang menerangkan
bahwa pengurus tempat kerja wajib menyiapkan fasilitas khusus untuk
menyusui dan memera asi sesuai kemampuan perusahaan.

Pasal 34 juga menyebutkan bahwa tempat kerja wajib memberi kesempatan


bagi karyawan untuk memera asi ditempat kerja selama waktu kerja

2
BAB II

STANDAR KETENANGAAN

A KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari pelayanan program ASI
eklusif perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang
jelas baik secara administratif maupun teknis. Adanya klasifikasi rumah sakit
berdasarkan kemampuan layanan yang dilihat dari aspek jenis layanan yang
tersedia, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana. Pengelolaan ini dikoordinir oleh
suatu kelompok kerja (Pokja) yang sifatnya fungsional yang ditetapkan dengan SK
direktur rumah sakit secara prinsip layanan ASI eklusif menjadi bagian dari layanan
anak atau perinatal.

B DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan untuk PMK di rumah sakit terdiri dari :
 Pelayanan medis :
 Dokter spesialis anak atau neonatologi
 Dokter umum terlatih
 Keperawatan
 Perawat dan bidan terlatih
 Keluarga besar : Ayah, Ibu, Nenek (terlatih)
 Administrasi dan keuangan :
 Managemen sarana kesehatan
 Tenaga kesehatan yang melayani ASI eklusif tenaga yang sudah dilatih.

C PENGATURAN JAGA
Perawat / bidan yang terlatih dalam kegiatan sehari-hari berkolaborasi dengan
tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

Kelas RUANG RUANG BAYI


IGD SENAM
III SEHAT
HAMIL

Kelas
K.9 K.10 II NURSE POJOK
STATION ASI
RUANG
BERSALIN
( VK)
Pav. Pav. inter RUANG
RUANG
I II medi ADM
KANGGU
ate RUANG
RUANG RU
KANGGU
KONSELING RU
OK
RUANG
PERAWATAN
RUANG ISOLASI
ICU BAYI RESIKO
TINGGI

LABORATORIUM

B. Standar Fasilitas

 Persyaratan Minimal Bangunan dan Prasarana


Bangunan dan prasarana yang dibutuhkan tertanggung pada model ASI eklusif
yang akan di implementasikan di RS. Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan
prasarana umum yang diperlukan untuk melakukan ASI eklusif :
4
 Bangsal dengan dua atau tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu
untuk tinggal seharian dengan si bayi (minimal ukuran area untuk 1 TT adalah
9,29 meter persegi).
 Westafel untuk cuci tangan dan kamar mandi dengan prasarana air bersih,
sabun dan handuk.
 Ruangan lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas
untuk konseling dengan ibu.
 Fornitur yang dibutuhkan di bangsal ASI eklusif.

 Persyaratan Minimal Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai


Obat-obatan khusus tidak dianjurkan ASI eklusif.

 Persyaratan Minimal Peralatan


Pelaksanaan ASI eklusif perlu ditunjang berbagai kelengkapan seperti :
 Standard Operational Procedure (SOP)
 Kebijakan RS tentang pelaksanaan ASI eklusif (SK direktur RS)
 Peralatan Unit ASI eklusif mencakup :
 Media informasi seperti leaflet, brosur atau video sebagai bahan tambahan
bahan pembelajaran.

5
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Pemberian air susu ibu (ASI) dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan
menjadikan sendi-sendi kehidupan yang terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin bayi
tetap sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang paling sehat. Karena ASI adalah
makanan terbaik diawal kehidupan bayi

Pelayanan program ASI eklusif di berikan sesuai dengan standar prosedur pelayanan.
Sebagai berikut:

 Edukasi kepada ibu mengenai ASI eklusif


 Melatih ibu untuk melakukan cara menyusui yang benar

6
BAB V

LOGISTIK

Bangunan dan prasarana yang dibutuhkan tertanggung pada model ASI eklusif
yang akan di implementasikan di RS. Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan prasarana
umum yang diperlukan untuk melakukan ASI eklusif :
 Bangsal dengan dua atau tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu
untuk tinggal seharian dengan si bayi (minimal ukuran area untuk 1 TT adalah
9,29 meter persegi).
 Westafel untuk cuci tangan dan kamar mandi dengan prasarana air bersih,
sabun dan handuk.
 Ruangan lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas
untuk konseling dengan ibu.
 Fornitur yang dibutuhkan di bangsal ASI eklusif.

 Persyaratan Minimal Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai


Obat-obatan khusus tidak dianjurkan ASI eklusif.

 Persyaratan Minimal Peralatan


Pelaksanaan ASI eklusif perlu ditunjang berbagai kelengkapan seperti :
 Standard Operational Procedure (SOP)
 Kebijakan RS tentang pelaksanaan ASI eklusif (SK direktur RS)
 Peralatan Unit ASI eklusif mencakup :
 Media informasi seperti leaflet, brosur atau video sebagai bahan tambahan
bahan pembelajaran.

7
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Standar keselamatan pasien untuk program ASI ekslusif adalah :

1. Hak pasien atau Keluarga pasien


Bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif.

2. Mendidik Keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dalam pemberian ASI eksklusif.

3. Keselamatan pasien dan Kesinambungan


Rumah sakit menjamin kesinambungan program ASI eksklusif.

4. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

8
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

 Melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan kerja RS harus


memperbaiki pelayanan, memonitoring dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja.

 Mendidik staf tentang keselamatan kerja rumah sakit menyelenggarakan


pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan sesuai standar profesi dan
standar pelayanan untuk meningkatkan kompetensi staf dan pelayanan .

9
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Interfensi terhadap perawatan program asi eklusif ini perlu dipertahankan dan
ditekankan melalui kualitas layanan baik di RS.
Sasaran dapat terlihat dari efektifitas dan efisiensi.

 Efektifitas fungsi merupakan pencapaian kepuasan pasien dan kelangsungan


hidup dan kesehatan optimal, kepuasan pasien dan kelangsungan program
program asi eklusif.
 Efisiensi asi eklusif menandakan bekerja baik dan optimal dalam penggunaan
sumber daya yang ada.

Efektifitas dan efisiensi dapat di evaluasi dalam kegiatan hari perhari dan perbandingan
pelaksanaan standar keperawatan.

10
BAB IX

PENUTUP

Program asi eklusif dapat diaplikasikan karena tidak membutuhkan sumber daya
yang besar. Bahkan hasil penelitian membuktikan bahwa PMK program asi eklusif
memberikan keuntungan bagi RS sebagai pelayanan yang efektif, hemat biaya,
memberikan kelangsungan hidup bayi yang lebih baik dan kualitas pelayanan yang lebih
baik.

Program asi ekslusif merupakan salah satu interfensi dengan teknologi tepat guna
yang dilakukan untuk mengurangi kematian neonatal. metode ini dapat dilaksanakan di
semua tingkat pelayanan dari mulai RS sampai keluarga.

11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inisiasi menyusu dini ialah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Pada
satu jam pertama bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi
tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan
mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI kolostrum. Kolostrum adalah susu
awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan dalam waktu 24
jam pertama setelah melahirkan.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah awal menuju kesuksesan
menyusui, salah satu faktor penting dari pembangunan sumber daya manusia
kedepan. Penelitian menunjukan bahwa mortalitas dapat ditekan dengan efektif saat
kita memberikan kesempatan pada bayi untuk bersama ibunya, dengan kontak kulit
dan membiarkan mereka bersama-sama minimal 1 jam. Disaat itu ibu dapat merespon
bayinya, memberi perhatian, memberi kehangatan dan memperkenalkan arti
kehidupan dunia yang baru, sehingga bayi pun lebih tenang dan jarang menangis,
bayi menjadi lebih hangat sehingga dapat menurunkan resiko kedinginan, bayi pun
dapat menghadapi proses adaptasi dengan lebih baik.
Program IMD dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir
di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu
untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi
dan ibu. Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada
ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini
membantu dia menemukan puting susu ibu.
Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi
akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh
bayi dapat bertambah dalam IMD tidak boleh memberikan bantuan apapun pada bayi
tapi biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibu
dalam jangka waktu 1 jam pertama. Dengan melakukan IMD, kedekatan antara ibu
dengan bayinya akan terbentuk sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi
12
ternyata daya tahan tubuh si bayi akan drop hingga mencapai 25%. Ketika si ibu
bersama dengan si bayi, daya tahan si bayi akan berada dalam kondisi prima.
Program IMD mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang
baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun
keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang
dipraktekkan. Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi
yang baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk meminta
dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya. Begitu juga dengan dokter
atau bidan yang tidak mau direpotkan dengan kegiatan ini sehingga akhirnya bayi
tidak diberi kesempatan untuk melakukan ini.

B. Tujuan Pedoman
Pentingnya menyusui ASI secara dini terutama dalam hal ini adalah dengan
segera memberikan ASI pertama yang mengandung Coloostrum yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan bayi.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang bayi yang dapat dijangkau ibu post partum selama 24 jam.

D. Batasan Operasional
Ruang bayi yang hanya dapat dikunjungi oleh ibu dan tenaga kesehatan lainnya,
maksudnya suami maupun keluarga tidak dapat masuk keruangan tersebut demi
tercapainya pelaksanaan IMD.

E. Landasan Hukum
PP No.33 tahun 2012 tentang ASI eksklusif pasal 30 ayat 3 yang menerangkan
bahwa pengurus tempat kerja wajib menyiapkan fasilitas khusus untuk menyusui dan
memera asi sesuai kemampuan perusahaan.
Pasal 34 juga menyebutkan bahwa tempat kerja wajib memberi kesempatan bagi
karyawan untuk memera asi ditempat kerja selama waktu kerja

13
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari pelayanan program ASI
eklusif perlu ditata pengorganisasian pelayanan dengan tugas dan wewenang yang
jelas baik secara administratif maupun teknis. Adanya klasifikasi rumah sakit
berdasarkan kemampuan layanan yang dilihat dari aspek jenis layanan yang tersedia,
kompetensi SDM, fasilitas dan sarana. Pengelolaan ini dikoordinir oleh suatu kelompok
kerja (Pokja) yang sifatnya fungsional yang ditetapkan dengan SK direktur rumah sakit
secara prinsip layanan ASI eklusif menjadi bagian dari layanan anak atau perinatal.

B. Pengaturan Jaga
Jaga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam rumah sakit.baik
buruknya pengaturan jaga yang dilakukan oleh menejemen rumah sakit memegang
peran penting dalam mempengaruh kinerja rumah sakit.oleh sebab itu, diperlukan
suatu pengaturan jaga yang baik, sehingga pelayanan terhadap pasie akan baik pula.

14
BAB III
STANDAR FASILITAS
C. Denah Ruangan

Kelas RUANG RUANG BAYI


IGD SENAM
III SEHAT
HAMIL

Kelas
K.9 K.10 II NURSE POJOK
STATION ASI
RUANG
BERSALIN
( VK)
Pav. Pav. inter RUANG
RUANG
I II medi ADM
KANGGU
ate RUANG RUANG
RU
KANGGU
KONSELING
RU
OK RUANG
RUANG ISOLASI PERAWATAN
BAYI RESIKO
TINGGI
ICU

LABORATORIUM

D. Standar Fasilitas
Fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan IMD adalah
a. 1 alat penghangat yang berfungsi baik
b. 1 monitor denyut jantung
c. 1 timbangan bayi
d. 1 oksimeter nadi
e. Stetoskop
f. Topi bayi
15
 Persyaratan Minimal Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai
Obat-obatan khusus tidak dianjurkan IMD.

 Persyaratan Minimal Peralatan


Pelaksanaan IMD perlu ditunjang berbagai kelengkapan seperti :
 Standard Operational Procedure (SOP)
 Kebijakan RS tentang pelaksanaan IMD (SK direktur RS)
 Peralatan Unit IMD mencakup :
 Media informasi seperti leaflet, brosur atau video sebagai bahan tambahan
bahan pembelajaran.

16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

 Menganjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.


 Menyarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi.
 Mempersilahkan ibu untuk menentukan cara melahirkan yang diinginkannya,
misalkan melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
 Mengeringkan seluruh badan dan kepala bayi sebaiknya dikeringkan secepatnya,
kecuali kedua tangannya.
 Menengkurapkan bayi di dada atau di atas perut ibu, dan biarkan bayi melekat
dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit dipertahankan minimal satu jam
setelah menyusu awal selesai dan keduanya diselimuti.
 Membiarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu, ibu dapat saja merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
 Memberikan dukungan pada ayah agar membantu ibu untuk mengenali tanda-
tanda atau prilaku bayi sebelum menyusu.
 Menganjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu
yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
 Memisahkan bayi dari ibu untuk ditimbang ,diukur, dan dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai.
 Merawat gabung, ibu dan bayi dalam satu kamar.

Dalam Inisiasi Menyusu Dini melalui 5 (lima) tahapan prilaku sebelum bayi menyusu,
yakni :
 Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat / diam dalam keadaan siaga. Bayi diam
tidak bergerak, sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang
istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke
luar kandungan.

 Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum,
mencium, menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan air ketuban yang ada
ditangannya. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara
dan puting susu ibu.
 Mengeluarkan air liur, saat menyadari ada makanan disekitarnya bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
17
 Bayi mulai bergerak kearah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai sasaran,
dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menoleh ke kanan dan ke
kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan
tangan yang mungil.
 Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat
dengan baik

18
BAB V
LOGISTIK

Bangunan dan prasarana yang dibutuhkan tertanggung pada model IMD yang akan
di implementasikan di RS. Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan prasarana umum yang
diperlukan untuk melakukan IMD :
 Bangsal dengan dua atau tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu
untuk tinggal seharian dengan si bayi (minimal ukuran area untuk 1 TT adalah
9,29 meter persegi).
 Westafel untuk cuci tangan dan kamar mandi dengan prasarana air bersih,
sabun dan handuk.
 Ruangan lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas
untuk konseling dengan ibu.
 Fornitur yang dibutuhkan di bangsal IMD.

 Persyaratan Minimal Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai


Obat-obatan khusus tidak dianjurkan IMD.

 Persyaratan Minimal Peralatan


Pelaksanaan IMD perlu ditunjang berbagai kelengkapan seperti :
 Standard Operational Procedure (SOP)
 Kebijakan RS tentang pelaksanaan ASI eklusif (SK direktur RS)
 Peralatan Unit IMD mencakup :
 Media informasi seperti leaflet, brosur atau video sebagai bahan tambahan
bahan pembelajaran.

19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Standar keselamatan pasien untuk program IMD adalah :

5. Hak pasien atau Keluarga pasien


Bayi berhak mendapatkan IMD.

6. Mendidik Keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dalam pemberian IMD.

7. Keselamatan pasien dan Kesinambungan


Rumah sakit menjamin kesinambungan program IMD.

8. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

20
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Standar keselamatan kerja untuk pelayanan IMD adalah :

 Melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan kerja RS harus


memperbaiki pelayanan, memonitoring dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan IMD

 Mendidik staf tentang keselamatan kerja rumah sakit menyelenggarakan


pendidikan dan pelatihan-pelatihan tentang IMD yang berkelanjutan sesuai standar
profesi dan standar pelayanan untuk meningkatkan kompetensi staf dan pelayanan
IMD .

21
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Interfensi terhadap perawatan program asi eklusif ini perlu dipertahankan dan ditekankan
melalui kualitas layanan baik di RS.
Sasaran dapat terlihat dari efektifitas dan efisiensi.

 Efektifitas fungsi merupakan pencapaian kepuasan pasien dan kelangsungan


hidup dan kesehatan optimal, kepuasan pasien dan kelangsungan program
program asi eklusif.
 Efisiensi asi eklusif menandakan bekerja baik dan optimal dalam penggunaan
sumber daya yang ada.

Efektifitas dan efisiensi dapat di evaluasi dalam kegiatan hari perhari dan

perbandingan pelaksanaan standar keperawatan.

22
BAB IX
PENUTUP

Program asi eklusif dapat diaplikasikan karena tidak membutuhkan sumber daya
yang besar. Bahkan hasil penelitian membuktikan bahwa PMK program asi eklusif
memberikan keuntungan bagi RS sebagai pelayanan yang efektif, hemat biaya,
memberikan kelangsungan hidup bayi yang lebih baik dan kualitas pelayanan yang lebih
baik.

Program asi ekslusif merupakan salah satu interfensi dengan teknologi tepat guna
yang dilakukan untuk mengurangi kematian neonatal. metode ini dapat dilaksanakan di
semua tingkat pelayanan dari mulai RS sampai keluarga.

23
INFORMED CONSENT BAYI (PENOLAKAN IMD)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan penolakan untuk dilakukannya IMD (Inisiasi
Menyusui Dini) kepada bayi saya dengan alasan:

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui
Dini)
 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Jambi, ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

24
INFORMED CONSENT BAYI (PERSETUJUAN IMD)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan untuk dilakukannya IMD (Inisiasi Menyusui
Dini):

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya IMD (Inisiasi Menyusui
Dini)
 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Jambi, ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

25
INFORMED CONSENT BAYI (PENOLAKAN ASI EKSKLUSIF)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan penolakan untuk dilakukannya program ASI
EKSKLUSIF kepada bayi saya dengan alasan:

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya ASI eksklusif


 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Jambi, ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

26
INFORMED CONSENT BAYI (PERSETUJUAN ASI EKSKLUSIF)

Dengan ini sesungguhnya telah menyatakan untuk dilakukannya program ASI


EKSKLUSIF

Nama :

Umur :

Pangkat/Pekerjaan :

NRP/NIP :

Kesatuan/Alamat :

Dirawat di :

No.RM :

Saya juga menyatakan bahwa

 Telah diberi informasi dan penjelasan tentang pentingnya ASI EKSKLUSIF


 Telah saya pahami sepenuhnya penjelasan yang telah diberikan oleh
dokter/bidan/perawat
 Bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang telah saya buat

Jambi, ………………….

Saksi Yang membuat


Pernyataan

( ………………….) ( ………………….)

27
LAPORAN HASIL ASI EKLUSIF
TRIWULAN I s/d III (JANUARI s/d AGUSTUS 2016)

1. PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksana strategi IMD di RSUD Anuntaloko Parigi, pelayanan
ASI eklusif perlu dikembangkan.

2. HASIL KEGIATAN
 Pelayanan
Laporan hasil asi eklusif pada Triwulan I
1. Bulan Januari jumlah bayi = 19 bayi
2. Bulan Februari jumlah bayi = 8 bayi
3. Bulan Maret jumlah bayi = 26 bayi
Jadi jumlah Triwulan I (pada bulan Januari s/d Maret) = 53 bayi

Laporan hasil asi eklusif pada Triwulan II


1. Bulan April jumlah bayi = 27 bayi
2. Bulan Mei jumlah bayi = 24 bayi
3. Bulan Juni bayi = 41 bayi
Jadi jumlah Triwulan II (pada bulan April s/d Mei) = 92 bayi

Laporan hasil asi eklusif pada Triwulan III


1. Bulan Juli jumlah bayi = 66 bayi
2. Bulan Agustus jumlah bayi = 91 bayi
3. Bulan September jumlah bayi = bayi
Jadi jumlah Triwulan III (pada bulan Juli s/d September) = 157 bayi

 Kesimpulan
Tidak Semua bayi diberikan ASI eklusif di RSUD Anuntaloko Parigi, hal ini
disebabkan banyaknya jumlah persalinan komplikasi atau penyulit dan SC disertsi
dengan bayi bermasalah sehingga tidak dapat dilakukan pemberian ASI Ekslusif.

28
LAPORAN HASIL IMD

TRIWULAN I s/d III (JANUARI s/d AGUSTUS 2016)

3. PENDAHULUAN

Dalam rangka pelaksana strategi IMD di RSUD . Anuntaloko Parigi pelayanan

IMD perlu dikembangkan.

4. HASIL KEGIATAN

 Pelayanan

Laporan hasil IMD pada Triwulan I

1. Bulan Januari jumlah bayi = 103 bayi

81 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 27 bayi Asfiksia, 13 BBLR + BBLSR,

1 bayi hypoglikemia, 14 bayi dengan kaput sucedanum, 1 bayi dengan

labiopalatocisis, dan terdapat 25 ibu dengan komplikasi atau penyulit

sehingga tidak dapat dilakukan IMD.

2. Bulan Februari jumlah bayi = 82 bayi

71 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 22 bayi Asfiksia, 2 bayi dengan

sepsis neonatal, 17 BBLR + BBLSR, 9 bayi dengan kaput sucedanum, dan

terdapat 21 ibu dengan komplikasi atau penyulit sehingga tidak dapat

dilakukan IMD.

3. Bulan Maret jumlah bayi = 78 bayi

51 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 20 bayi Asfiksia, 1 bayi dengan

Ompalitis, 1 bayi dengan sepsis neonatal, 20 BBLR + BBLSR, 7 bayi

dengan kaput sucedanum, 1 bayi dengan Atresia Ani,1 bayi dengan

pneumonia neonatal dan terdapat 8 ibu dengan komplikasi atau penyulit

sehingga tidak dapat dilakukan IMD

Jadi jumlah Triwulan I (Januari s/d Maret) = 60 bayi

29
Laporan hasil IMD pada Triwulan II

4. Bulan April jumlah bayi = 115 bayi

90 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 45 bayi Asfiksia, 3 bayi dengan

Ompalitis, 5 bayi dengan sepsis neonatal, 17 BBLR + BBLSR, 10 bayi dengan

kaput sucedanum, , dan terdapat 10 ibu dengan komplikasi atau penyulit

sehingga tidak dapat dilakukan IMD.

5. Bulan Mei jumlah bayi = 109 bayi

85 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 30 bayi Asfiksia, 1 bayi dengan sepsis

neonatal, 20 BBLR + BBLSR, 9 bayi dengan kaput sucedanum, dan terdapat

25 ibu dengan komplikasi atau penyulit sehingga tidak dapat dilakukan IMD.

6. Bulan Juni bayi = 75bayi

61 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 22 bayi Asfiksia, 32 BBLR + BBLSR, 7

bayi dengan kaput sucedanum

Jadi jumlah Triwulan II (April s/d Mei) = 63 bayi

Laporan hasil IMD pada Triwulan III

4. Bulan Juli jumlah bayi = 83 bayi

61 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 28 bayi Asfiksia, 19 BBLR + BBLSR, 6

bayi dengan kaput sucedanum, 1 bayi dengan dengan sepsis dan terdapat 7

ibu dengan komplikasi atau penyulit sehingga tidak dapat dilakukan IMD.

5. Bulan Agustus jumlah bayi = 88 bayi

75 bayi tidak IMD dikarenakan terdapat 40 bayi Asfiksia, 30 BBLR + BBLSR, 5

bayi dengan kaput sucedanum.

Jadi jumlah Triwulan III (pada bulan Juli s/d September) = 35 bayi.

30
 Kesimpulan

Semua bayi yang tidak dilakukan IMD dikarenakan bayi mengalami permasalahan

kesehatan yang diharuskan mendapatkan pertolongan dengan segera dan kondisi

ibu dengan komplikasi atau penyulit.

GRAFIK ASI EKSKLUSIF JANUARI- JULI 2016

80%
60% 73%
40% 54%
20% 33%
18% 23% 22%
0% 10%
Januari februari maret april mei juni juli

DATA ASI EKSKLUSIF JANUARI- JULI 2015


JANUARI
Total persalinan hidup : 103 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 19 orang
Total presentase : 18 %

FEBRUARI
Total persalinan hidup : 82 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 8 orang
Total presentase : 10%

MARET
Total persalinan hidup : 78 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 26 orang
Total presentase : 33%

APRIL
Total persalinan hidup : 115 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 27 orang
Total presentase : 23%

31
MEI
Total persalinan hidup : 109 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 24 orang
Total presentase : 22 %

JUNI
Total persalinan hidup : 75 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 41 orang
Total presentase : 54 %

JULI
Total persalinan hidup : 83 persalinan
Jumlah ASI Eksklusif : 61 orang
Total presentase : 73%

Grafik IMD JANUARI-JULI 2015

40%
35%
30%
25%
20%
35%
15%
27%
10% 21% 22% 22% 19%
13% 15%
5%
0%
januari februari maret april mei juni juli agustus

DATA IMD JANUARI-JULI 2015

JANUARI
Total persalinan hidup : 103 persalinan
Jumlah IMD : 22 orang
Total presentase : 21 %

FEBRUARI
Total persalinan hidup : 82 persalinan
Jumlah IMD : 11 orang
Total presentase : 13 %

32
MARET
Total persalinan hidup : 78 persalinan
Jumlah IMD : 27 orang
Total presentase : 35%

APRIL
Total persalinan hidup : 115 persalinan
Jumlah IMD : 25 orang
Total presentase : 22%

MEI
Total persalinan hidup : 109 persalinan
Jumlah IMD : 24 orang
Total presentase : 22 %

JUNI
Total persalinan hidup : 75 persalinan
Jumlah IMD : 14 orang
Total presentase : 19 %

JULI
Total persalinan hidup : 83 persalinan
Jumlah IMD : 27 orang
Total presentase : 26%

AGUSTUS
Total persalinan hidup : 88 persalinan
Jumlah IMD : 13 orang
Total presentase : 15%

FOTO – FOTO DOKUMENTASI ASI EKSKLUSIF DAN IMD

FOTO INISIAI MENYUSUI DINI DI OK(SECTIO CAESAREA)


33
34
INISIASI MENYUSUI DINI DDI KAMAR BERSALIN(vk)

35
FOTO INISIASI MENYUSUI DINI DI KAMAR BERSALIN(VK)

36
37

Anda mungkin juga menyukai