Anda di halaman 1dari 1

C.

ANALISIS

Dalam patung “Garuda Wisnu Kencana” Karya I Nyoman Nuarta ini, tentunya terdapat unsur seni rupa.
Dalam karyanya ini terdapat unsur titik, garis, tekstur, ruang, dan warna.

Tekstur pada patung dapat dirasakan dengan indra peraba atau kulit kita karena tekstur tersebut
merupakan tekstur tiga dimensi, terasa sedikit kasar. I Nyoman Nuarta tidak menggunakan warna buatan
dalam patung ini, warna patung masih asli dari bahan yang digunakan untuk membuat patung. Unsur
gelap terang terlihat jika sebagian patung tidak terkena cahaya. Patung “Garuda Wisnu Kencana” ini
memiliki ruang yang dapat dimasuki oleh pengunjung.

D. INTERPRETASI

Patung Garuda Wisnu Kencana bagi masyarakat Bali mengandung makna simbolik, karena hampir pada
setiap bangunan suci yang beruwujud Padmasana, pada bagian belakangnya diberi lukisan atau pahatan
burung garuda. Bahkan pada usungan jenazah yang disebut “wadah” atau “Bade” juga selalu dibuat
ornamen berupa burung garuda. Cerita mengenai burung garuda sebagai sang pembebas dari
keterikatan duniawi telah mengilhami para seniman Bali sejak dulu hingga sekarang untuk memberi
tempat yang khusus bagi burung yang disucikan itu.

Garuda adalah simbol kebebasan dari belitan para naga, yang menyimbolkan benda-benda duniawi.
Dengan demikian garuda adalah simbol tubuh manusia yang ingin mencari pembebasan.

Untuk itulah garuda bersedia menjadi kendaraan dewa, dalam hal ini Dewa Wisnu, simbol dari tugas
kebijakan yang diperintahkan Tuhan melalui ajaran agama, agar bisa mendapatkan amerta.

Dewa Wisnu sendiri tak lain adalah Hyang Widhi dalam fungsinya untuk memelihara dunia dan segala
isinya. Di dalam menjalankan tugasnya sebagai pemelihara alam semesta, Dewa Wisnu didampingi oleh
dua sakti beliau, yang dalam mitologi dikenal bernama Dewi Sri atau Dewi Kemakmuran dan Dewi
Laksmi, Dewi Keberuntungan.

Dengan demikian Garuda sebagai kendaraan dari Dewa Wisnu adalah simbol manusia mengemban tugas
dari Tuhan untuk melestarikan alam. Dalam melaksanakan pelestarian itu, manusia boleh menikmati
kemakmuran dan keberuntungan, tetapi tidak boleh terikat dengan pamrih untuk kepentingan pribadi.

Garuda Wisnu mengandung filsafat hidup, “Bagaimana caranya bisa hidup di dunia, tetapi tidak asin oleh
garamnya dunia. Seperti nakhoda dengan perahu layar di samudera luas, tetapi tidak tenggelam oleh air
lautan.”

Anda mungkin juga menyukai