Anda di halaman 1dari 11

Diskusi Kasus

TINEA CORPORIS et CRURIS

Oleh:

Mela Roza, S.Ked

Pembimbing:

dr. Sarah Diba, Sp.KK. FINSDV

BAGIAN/DEPARTEMENDERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus

Tinea Corporis et Cruris

Oleh:
Mela Roza,S.Ked
04054821719066

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 13 Agustus
– 17 September 2018.

Palembang, September 2018

Pembimbing,

dr. Sarah Diba, Sp.KK, FINSDV

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan diskusi kasus dengan judul “Tinea Corporis et Cruris”. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dr. Sarah Diba, Sp.KK, FINSDV selaku pembimbing yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga diskusi kasus ini dapat
berguna bagi banyak orang dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, September 2018

Penulis

3
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. A
Tanggal Lahir : 15 April 1973
Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Janda
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Alamat : Ilir Timur I, Palembang
No. RM :1078547
Kunjungan pertama ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi RSMH
Palembang, tanggal 27 Agustus 2018 pukul 13.00 WIB.

II. ANAMNESIS (autoanamnesis, tanggal 27 Agustus 2018 pukul 13.00 WIB)


Keluhan utama:
Bercak merah dan kehitaman yang semakin lebar di leher belakang, punggung,
pinggang dan bokong 1 bulan lalu.

Keluhan tambahan:
Gatal terutama saat berkeringat.

Riwayat perjalanan penyakit :


Kisaran 2 tahun lalu, timbul bercak merah ukuran uang logam satu buah disertai
bintil kecil seukuran kepala jarum pentul di pinggang belakang. Bercak merah ditutupi
sisik berwarna putih. Pasien mengeluh gatal terutama saat berkeringat. Pasien tidak
berobat.
Kisaran 1,5 tahun lalu, timbul bercak merah baru ukuran uang logam satu buah
disertai bintil kecil seukuran kepala jarum pentul di punggung. Bercak merah ditutupi
sisik berwarna putih. Pasien mengeluh gatal terutama saat berkeringat. Bercak di
pinggang semakin lebar seukuran telapak tangan. Terdapat bintil merah lebih banyak di
tepi bercak, sedangkan bagian tengahnya hanya sebagian terdapat bintil. Pasien

4
mengoleskan getah gambir pada bercak. Keluhan tidak berkurang. Pasien menyangkal
terasa panas dan pedih setelah dioleskan getah gambir.
Kisaran 1 tahun lalu, timbul bercak merah baru ukuran uang logam satu buah
disertai bintil kecil seukuran kepala jarum pentul di bokong kanan dan ditutupi sisik
berwarna putih. Bercak di pinggang dan punggung semakin melebar seukuran dua
telapak tangan. Pasien mengeluh gatal terutama saat berkeringat. Pasien mengaku
bercak lama berubah warna menjadi kehitaman dan ditutupi sisik berwarna putih. Pasien
mengoleskan minyak kelapa yang dibuat sendiri pada bercak. Keluhan tidak berkurang.
Pasien menyangkal terasa panas dan perih setelah dioleskan minyak kelapa.
Kisaran 8 bulan lalu, bercak merah pada pinggang, punggung, dan bokong
semakin lebar. Terdapat bintil kecil pada bercak disertai sisik berwarna putih. Bercak di
pinggang dan punggung seukuran 3 telapak tangan, sedangkan bercak pada bokong
mengenai kedua bokong. Gatal terutama saat berkeringat. Pasien mengaku mengompres
bercak dengan air hangat. Gatal sedikit berkurang.
Kisaran 1 bulan lalu, timbul bercak merah baru di belakang leher ukuran uang
logam satu buah disertai bintil kecil merah seukuran kepala jarum pentul lebih banyak
di tepi bercak disertai sisik putih di atasnya. Bercak pada punggung, pinggang, dan
bokong semakin lebar. Gatal dirasakan terutama saat berkeringat. Pasien mengaku
memelihara kucing di rumah. Pasien menyangkal sering jatuh sakit. Kemudian, pasien
datang berobat ke Poliklinik Dermatologi dan Venereologi RSMH Palembang.

Riwayat penyakit dahulu:


Riwayat bercak merah disertai gatal sebelumnya disangkal.
Riwayat menderita penyakit diabetes melitus dan penyakit lainnya disangkal.
Riwayat minum obat jangka panjang disangkal.
Riwayat minum jamu-jamuan disangkal.
Riwayat timbul merah-merah pada kulit terhadap bahan atau makanan tertentu
disangkal.

Riwayat pengobatan:
Riwayat mengoleskan getah gambir pada bercak kisaran 1,5 tahun lalu satu kali.
Riwayat mengoleskan minyak kelapa pada bercak kisaran 1 tahun lalu satu kali.
Riwayat minum obat-obatan disangkal.

5
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat bercak merah disertai gatal pada keluarga disangkal.
Riwayat timbul merah dan gatal pada kulit terhadap bahan atau makanan tertentu pada
keluarga disangkal.

Riwayat higienitas dan kebiasaan:


Pasien tidak menggunakan handuk bersamaan dengan keluarganya.
Pasien mandi 2x sehari, menggunakan air sumur dan memakai sabun batangan
bersamaan dengan keluarganya.
Pasien mudah berkeringat dan jarang mengganti pakaian ketika berkeringat.
Pasien menggunakan pakaian berlapis jika bepergian.
Pasien memiliki hewan peliharaan kucing di rumah.
Kesan: higienitas kurang baik.

Riwayat sosial ekonomi:


Pasien merupakan seorang janda dan belum mempunyai anak. Pasien tinggal bersama
ibunya di sebuah rumah kontrakan. Pasien dan ibunya tidak bekerja. Biaya hidup
mereka ditanggung oleh saudara pasien. Pasien tidak tinggal di tempat yang padat
penduduk.
Kesan :Sosial ekonomi menengah ke bawah.

III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 27 Agustus 2018 pukul 13.30 WIB)


Status generalikus
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,60 C
Pernafasan : 20 x/menit
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 25,0 (overweight)

6
Status Lokalis
Wajah
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada sekret.
Telinga : Meatus akustikus eksternus lapang.
Mulut : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1.
Thorak
Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, murmur dan gallop tidak
ada.
Paru-paru : Suara napas vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada.
Abdomen : Datar, lemas, timpani, hepar dan lien tidak teraba,
bising usus normal.
Extremitas
Superior dextra et sinistra : Akral hangat, tidak edema.
Inferior dextra et sinistra : Akral hangat, tidak edema.
KGB : Pada inspeksi dan palpasi tidak ditemukan pembesaran
KGB di regio colli dextra et sinistra, axilla dextra et
sinistra, dan inguinal dextra et sinistra.
Genitalia : Tidak ada kelainan.

Status dermatologikus
Regio colli posterior, trunkus posterior, lumbal, gluteal dextra et sinistra:
Plak eritem-hiperpigmentasi, soliter, plakat, terdapat papul eritem-
hiperpigmentasi, multipel, milier, diskret, terutama di tepi lesi, sebagian ditutupi
skuama putih, kering, tipis, selapis.

7
Gambar 1. Regio colli posterior, trunkus posterior, lumbal, gluteal dextra et sinistra: Plak eritem-
hiperpigmentasi, soliter, plakat, terdapat papul eritem-hiperpigmentasi, multipel, milier, diskret,
terutama di tepi lesi, sebagian ditutupi skuama putih, kering, tipis, selapis.

Gambar 2. Regio colli posterior: Plak eritem, soliter, plakat, annular, tepi aktif berupa papul, eritem,
multipel, milier, diskret ditutupi skuama putih, kering, tipis, selapis.

8
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan spesimen kerokan kulit dengan penambahan larutan KOH 10%:
Dilakukan pengerokan kulit pada tepi lesi di regio colli posterior dan trunkus posterior
kemudian dilakukan penambahan larutan KOH 10% dan diperiksa menggunakan
mikroskop pembesaran okuler 10x dan objektif 40x. Hasil: Ditemukan hifa panjang
bersekat.

A B
Gambar 3. Hasil pemeriksaan spesimen kerokan kulit dari regio A. colli posterior, B. trunkus posterior;
menggunakan larutan KOH10% dilihat dengan mikroskop pembesaran okuler 10x dan objektif 40x.
Ditemukan hifa panjang bersekat.

V. RESUME
Ny. A, perempuan, 45 tahun, kisaran 2 tahun lalu timbul plak eritem, soliter,
numular di regio lumbal disertai pruritus terutama saat berkeringat. Kisaran 1,5 tahun
lalu, timbul plak eritem, soliter, numular, dengan tepi aktif berupa papul eritem
multipel milier diskret di regio trunkus posterior. Plak eritem pada lumbal semakin
lebar hingga ukuran plakat disertai pruritus dan ditutupi oleh skuama putih. Kisaran 1
tahun lalu, timbul plak eritem baru, soliter, numular disertai papul, eritem, multipel,
milier, diskret di regio gluteal dextra dengan tepi lebih aktif. Plak di regio lumbal dan
trunkus posterior semakin lebar hingga ukuran plakat dan berubah menjadi
hiperpigmentasi ditutupi oleh skuama putih. Kisaran 8 bulan lalu, plak pada regio
gluteal semakin lebar hingga ukuran plakat. Plak lama menjadi hiperpigmentasi.
Kisaran 1 bulan lalu, timbul plak eritem baru di regio colli posterior, soliter, numular
dengan tepi aktif berupa papul eritem, mulipel, milier, diskret ditutupi skuama putih.
Pada status dermatologikus: Plak eritem-hiperpigmentasi, soliter, plakat, terdapat
papul eritem-hiperpigmentasi, multipel, milier, diskret, terutama di tepi lesi, sebagian
ditutupi skuama putih, kering, tipis, selapis. Pada pemeriksaan kerokan kulit di regio

9
colli posterior dan trunkus posterior dengan penambahan KOH 10% didapatkan hifa
panjang bersekat.

VI. DIAGNOSIS BANDING


- Tinea corporis et cruris
- Dermatitis kontak iritan e.c getah gambir
- Dermatitis kontak iritan e.c minyak kelapa

VII. DIAGNOSIS KERJA


Tinea corporis et cruris

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


- Biakan jamur dengan media agar Saboraund Dextrose
- Patch test

IX. PENATALAKSANAAN
Umum:
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit disebabkan oleh jamur dan dapat
ditularkan baik dari hewan maupun manusia dengan cara kontak langsung
ataupun penggunaan alat bersama.
- Menjelaskan kepada pasien untuk mandi 2 kali sehari, menggunakan sabun
bayi, mengganti pakaian terutama saat berkeringat dan tidak memakai pakaian
yang berlapis.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggunakan pakaian atau handuk
bersama dengan orang lain.
- Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari hewan terlebih dahulu.
- Menjelaskan kepada pasien untuk patuh dalam menjalankan pengobatan.

Khusus:
Topikal :
Krim ketokonazole 2% tiap 12 jam

10
Sistemik :
Tablet itrakonazol 100 mg tiap 12 jam
Tablet cetirizine 10 mg tiap 24 jam

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

11

Anda mungkin juga menyukai