Anda di halaman 1dari 3

Dasar teori

Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium


bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang
telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama
beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi.
Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam
sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa
kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi
(De Santo, 1978), sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit „over
estimate‟ untuk gambaran kandungan bahan organik

COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar
limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah
organik akan teroksidasi oleh kalium bichromat (K2Cr2O4) sebagai sumber oksigen
menjadi gas CO2 dan H2Oserta sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi
tingkat pencemaran oleh bahan organik. Kadar COD dalam limbah berkurang seiring
dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air limbah,
konsentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan metode
pengolahan yang konversional.

Metode Analisa COD

KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah jumlah
oksidan Cr2O7(2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2
untuk tiap 1000 ml contoh uji. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam
contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7(2-) dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+).
Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg /L)
diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O7(2-) kuat mengabsorpsi pada
panjang gelombang 400 nm dan Cr(3+) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang
600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan kenaikan
Cr(3+) pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih
tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih
kecil atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7(2-) pada
panjang gelombang 420 nm.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Analisis COD

Adapun kelebihan dari metode analisi COD adalah sebagai berikut :

1. Memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5 memakan waktu 5 hari.

2. Untuk menganalisa COD antara 50 – 800 mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran


sampel, sedangkan BOD5 selalu membutuhkan pengenceran.
3. Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty) tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi
dari tes BOD5.

4. Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi masalah.

Sedangkan kekurangan dari tes COD adalah tidak dapat membedakan antara
zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara
biologis. Hal ini disebabkan karena tes COD merupakan suatu analisa yang
menggunakan suatu oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu
pendekatan saja. Untuk tingkat ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium
adalah 13 mg/l. Sedangkan penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu
laboratorium sebesar 5% masih diperkenankan.Senyawa kompleks anorganik yang ada
di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi (De Santo, 1978), sehingga
dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran
kandungan bahan organik.

Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar COD

Penanggulangan kelebihan Kadar COD

Pada Trickling filter terjadi penguraian bahan organik yang terkandung dalam limbah.
Penguraian ini dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada filter media dalam
bentuk lapisan biofilm. Pada lapisan ini bahan organik diuraikan oleh mikroorganisme
aerob, sehingga nilai COD menjadi turun. Pada proses pembentukan lapisan biofilm,
agar diperoleh hasil pengolahan yang optimum maka dalam hal pendistribusian larutan
air kolam retensi Tawang pada permukaan media genting harus merata membasahi
seluruh permukaan media. Hal ini penting untuk diperhatikan agar lapisan biofilm
dapat tumbuh melekat pada seluruh permukaan genting.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semakin lama
waktu tinggal, maka nilai COD akhir semakin turun (prosentase penurunan COD
semakin besar). Hal ini disebabkan semakin lama waktu tinggal akan memberi banyak
kesempatan pada mikroorganisme untuk memecah bahan-bahan organik yang
terkandung di dalam limbah. Di sisi lain dapat diamati pula bahwa semakin kecil nilai
COD awal (sebelum treatment dilakukan) akan menimbulkan kecenderungan
penurunan nilai COD akhir sehingga persentase penurunan COD nya meningkat. Karena
dengan COD awal yang kecil ini, kandungan bahan organik dalam limbah pun sedikit,
sehingga bila dilewatkan trickling filter akan lebih banyak yang terurai akibatnya COD
akhir turun. Begitu pula bila diamati dari sisi jumlah tray (tempat filter media). Semakin
banyak tray, upaya untuk menurunkan kadar COD akan semakin baik. Karena dengan
penambahan jumlah tray akan memperbanyak jumlah ruang / tempat bagi
mikroorganisme penurai untuk tumbuh melekat. Sehingga proses penguraian oleh
mikroorganisme akan meningkat dan proses penurunan kadar COD semakin
bertambah. Jadi prosen penurunan COD optimum diperoleh pada tray ke 3.

Pada penelitian ini, efisiensi Trickling Filter dalam penurunan COD tidak dapat
menurunkan sampai 60% dikerenakan :

1. Aliran air yang kurang merata pada seluruh permukaan genting karena nozzle
yang digunakan meyumbat aliran air limbah karena tersumbat air kolam retensi
Tawang.

2. Supplay oksigen dan sinar matahari kurang karena trickling filter diletakkan
didalam ruangan sehingga pertumbuhan mikroba kurang maksimal.

Dalam penumbuahan mikroba distibusi air limbah dibuat berupa tetesan agar air
limbah tersebut dapat memuat oksigen lebih banyak jika dibanding dengan aliran yang
terlalu deras karena oksigen sangat diperlukan mikroba untuk tumbuh berkembang

Penanggulangan Kekurangan Kadar COD

Senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dengan elemen aditif
nitrogen, sulfur, fosfat, dll cenderung untuk menyerap oksigen-oksigen yang tersedia
dalam limbah air dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mendegredasi senyawa
organik akhirnya oksigen. Konsentrasi dalam air limbah menurun, ditandai dengan
peningkatan COD, BOD, TSS dan air limbah juga menjadi berlumpur dan bau busuk.
Semakin tinggi konsentrasi COD menunjukkan bahwa kandungan senyawa organik
tinggi tidak dapt terdegredasi secara biologis. EM4 pengobatan 10 hari dalam tangku
aerasi harus dilanjutkan karena peningkatan konsentrasi COD

https://www.academia.edu/7098018/RESIN_PENUKAR_ION

https://www.academia.edu/6702933/LAPORAN_MINGGUAN_RESIN_PENUKAR_ION

https://www.scribd.com/doc/54483547/Praktikum-COD

https://www.scribd.com/doc/76453633/Laporan-Cod

https://www.scribd.com/doc/90087130/Analisis-Kandungan-Bod-Dan-Cod-Dalam-
Sampel-Air-Limbah-1

https://www.scribd.com/doc/54483547/Praktikum-COD

https://www.scribd.com/doc/68067816/lap-PIL-COD-kel-8

https://www.scribd.com/doc/185183967/54483547-Praktikum-COD

Anda mungkin juga menyukai