Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan untuk membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan
mengurangi jumlah kelahiran. Indonesia menerapkan pengendalian penduduk
dengan menggalakan program KB. Sejak dicetuskannya program keluarga
berencana pada awal 70-an saat ini telah memberikan hasil yang sangat
menggembirakan. Keberhasilan program keluarga berencana dapat diterima
oleh masyarakat luas. Program keluarga berencana pada awalnya adalah
upaya pengaturan kelahiran dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan
anak, kemudian berkembang menjadi Program Keluarga Berencana diajukan
untuk membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
(Prawirohardjo, 2007).
Metode keluarga berencana yang dianjurkan yaitu kontap (kontrasepsi
mantap), suntikan KB, susuk KB, AKBK (alat kontrasepsi bawah kulit) dan
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) (Manuaba, 2010).
AKDR adalah kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (Polyethyline). Ada dililit
tembaga (Cu) adapula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag) selain itu
adapula dibatangnya berisi hormon progestin ( Suratun,2008).
Penggunaan kontrasepsi di dunia pada 2015 sekitar 64% pada
perempuan menikah dan usia reproduksi, sedangkan penggunaan alat
kontrasepsi di Afrika sekitar 33%, Oseania sekitar 59%, Amerika Utara
sekitar 75%, Cina 84%, Indoneisa 65%, dan Asia 57%.7 Prevalensi
penggunaan metode kontrasepsi bervariasi di dunia, kontrasepsi IUD 19%,
MOW 14%, pil 9%, kondom 5%, dan suntik 6%. Penggunaan metode jangka
pendek seperti pil, suntik, dan kondom paling banyak digunakan di Afrika,
Eropa, Amerika dan Oseania, sedangkan metode jangka panjang seperti
MOW, implant, IUD lebih banyak digunakan di Asia dan Amerika Utara.
(BKKBN,2016)

1
2

Cakupan pengunaan kontrasepsi diIndonesia berdasarkan provinsi


yang menggunakan metode kontrasepsi pada tahun 2015 paling tinggi di
Maluku Utara 57%, DKI Jakarta 31,14%, dan Maluku 25,07%.5 Sedangkan
pencapaian terendah penggunaan kontrasepsi terdapat di Provinsi Bali 9,45%,
Jawa Timur 10,8%, dan Banten 11,21%.8 Cakupan penggunaan kontasepsi di
Jawa Barat sekitar 13,42% dengan penggunaan kontrasepsi jenis paling
banyak di gunakan yaitu suntik sekitar 51,21% dan pil 26,70%. Berdasarkan
kabupaten atau kota cakupan penggunaan kontrasepsi paling tinggi di Kota
Banjar 83,6% dan paling rendah di Kabupaten Tasikmalaya 67,2%.
(BKKBN,2016)
Tindakan seseorang dipengaruhi oleh multi faktor, tak terkecuali
tindakan penggunaan alat kontrasepsi. Faktor- faktor tersebut antara lain
factor predisposisi (pengetahuan, sikap dan unsur-unsur lain yang ada dalam
individu), faktor pendukung yaitu tersedianya sarana kesehatan dan factor
penguat seperti dukungan keluarga. Pengetahuan yang dimaksud diatas
adalah pengetahuan ibu tentang penggunaan kontrasepsi terutama manfaatnya
dalam mencegah kehamilan. Terdapat pengetahuan ini diharapkan dapat
muncul sikap berupa kesadaran dan niat untuk menggunakan alat kontrasepsi
yang aman dan berkualitas (Notoatmojo, 2007).
Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Badan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) adalah
menjalankan program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) meliputi
IUD, Implant dan WOW dan MOP dan Metode Kontrasepsi Bukan Jangka
Panjang (NON MKJP) meliputi Suntik, Pil, Kondom. Meskipun telah
dilakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, namun jumlah
Akseptor KB MKJP masih rendah.
Berdasarkan hasil data dari puskesmas pamarayan tahun 2018
didapatkan bahwa pengguna akseptor KB yang ada di wilayah kerja
puskesmas pamarayan terrdata, suntik 108 jiwa, implant, 59 jiwa, IUD 14
jiwa, kondom 11 jiwa, Mow 8 jiwa. jumlah PUS yang terdapat di desa
kampung baru 1.188 jiwa, dan jumlah PUS yang terdapat di desa binaan
kampung baru yaitu kampung pasir padudukan terdapat 200 jiwa. Puskesmas
3

pamarayan adalah puskesmas PONED yang menfasilitasi persalinan, periksa


kehamilan dan kegawatdaruratan.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Kampung Pasir Padudukan
Penggunaan kontrasepsi IUD sampai saat ini ternyata masih relative rendah.
Hasil observasi awal peneliti di Kampung Pasir Padudukan menunjukkan
bahwa terdapat 200 PUS , Penurunan jumlah peserta KB AKDR dari tahun ke
tahun dapat disebabkan oleh beberapa faktor karena biaya pelayanan AKDR
yang relatif mahal dan biaya untuk menjangkau fasilitas kesehatan, maka
faktor faktor yang mempengarahui yaitu pengetahuan, usia, paritas, status
ekonomi.
Berdasarkan data tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan
Penelitian di Puskesmas Pamarayan guna mendapatkan informasi tentang
“Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi PUS dalam
menggunakan KB IUD di kampung pasir padudukan wilayah kerja
Puskesmas Pamarayan Tahun 2018”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah Penggunaan
kontrasepsi IUD sampai saat ini ternyata masih relative rendah. Hasil
observasi awal peneliti di Puskesmas Puskesmas Pamarayan menunjukkan
bahwa akseptor KB yang ada di wilayah kerja puskesmas pamarayan terrdata,
suntik 108 jiwa, implant, 59 jiwa, IUD 14 jiwa, kondom 11 jiwa, Mow 8 jiwa.
jumlah PUS yang terdapat di desa kampung baru 1.188 jiwa, dan jumlah PUS
yang terdapat di desa binaan kampung baru yaitu kampung pasir padudukan
terdapat 200 jiwa. Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan masalah
penelitiannya adalah apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi PUS dalam
menggunakan KB IUD di kampung pasir padudukan wilayah kerja
Puskesmas Pamarayan Tahun 2018

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4

Diketahuinya Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Dalam


Menggunakan KB IUD Di Kampung Pasir Padudukan Wilayah Kerja
Puskesmas Pamarayan Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran akseptor KB IUD Yang Mempengaruhi PUS
di Kampung Pasir Padudukan Wilayah Kerja Puskesmas Pamarayan
Tahun 2018
b. Diketahuinya gambaran Status ekonomi Yang Mempengaruhi PUS di
Kampung Pasir Padudukan Wilayah Kerja Puskesmas Pamarayan
Tahun 2018
c. Diketahuinya gambaran dukungan suami Yang Mempengaruhi PUS di
Kampung Pasir Padudukan Wilayah Kerja Puskesmas Pamarayan
Tahun 2018

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan masukan dan informasi serta menambah acuan dalam proses
belajar mengajar dalam pendidikan bidan mengenai metode kontrasepsi
IUD
2. Bagi Puskesmas Pamarayan
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam upaya evaluasi dan
pengembangan program serta meningkatkan mutu pelayanan kepada
Pasangan Usia Subur
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah pengalaman dalam
melakukan penelitian khususnya pada penelitian tentang KB IUD serta
dapat mengaplikasikan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih
dikembangkan kembali.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang Lingkup materi pada penelitian ini adalah Gambaran faktor-
faktor yang mempengaruhi rendahnya akseptor KB IUD di Puskesmas
Pamarayan Tahun 2018. Responden dalam penelitian ini dilakukan pada
Perempuan Usia Subur (PUS), Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan
pada bulan Juli 2018. Pada penelitian ini tempat yang digunakan di Kampung
Pasir Padudukan. Penelitian ini di lakukukan karena Kampung Pasir
5

Padudukan pengguna kontrasepsi IUD sampai saat ini ternyata masih relative
rendah dan pengguna kontrasepsi IUD di Puskesmas pamarayan sebanyak 14
PUS (21%). Penelitian ini di lakukan dengan cara penelitian deskriptif
dengan menggunakan data primer.

Anda mungkin juga menyukai