Bab IV 2007ita PDF
Bab IV 2007ita PDF
berikut :
• Sebelah Utara dengan Samudera Pasifik
• Sebelah Selatan dengan Laut Seram dan Laut Banda
• Sebelah Timur dengan Selat Halmahera
• Sebelah Barat dengan Laut Maluku
Sedangkan secara administrasi Provinsi Maluku Utara terdiri dari
6 kabupaten dan 2 kota dengan luas keseluruhan + 145.819,1 km2.
pada bulan Mei (336 mm) dengan jumlah hari hujan 11-21 hari dan curah hujan
terendah pada bulan Oktober (6 mm) dengan jumlah hari hujan 3-4 hari. Suhu
udara maksimum berkisar 29,5-32,3 oC dan suhu minimum berkisar 22,1-24,1oC
dengan suhu rata-rata 26,6 oC. Kelembaban nisbi berkisar 75-87% dengan rata-
rata 80,3%. Persentase penyinaran matahari rata-rata berkisar 37% (Pebruari)-
97% (Agustus). Kecepatan angin pada bulan Nopember-Mei bertiup dari arah
barat daya dengan kecepatan maksimum 24 knot, bulan Juni-September bertiup
dari arah selatan dengan kecepatan maksimum 21 knot.
Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir
periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari.
Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari (pasut tunggal), atau dua kali
sehari (pasut ganda). Sedangkan pasut yang berprilaku diantara keduanya disebut
sebagai pasut campuran.
Pasang surut yang terjadi di perairan Maluku Utara adalah tipe pasang
diurnal, yaitu pergerakan naik turunnya permukaan air laut pada interval waktu
yang sama antara siang dan malam. Selanjutnya pergerakan arus yang
berlangsung menurut skala waktu dapat dibedakan menjadi arus musiman akibat
perubahan musim, yaitu Barat dan Timur dan arus harian yang dipengaruhi oleh
pergerakan pasang surut. Data Dishidros TNI-AL (1992) diacu dalam Dinas
Perikanan dan Kelautan (2002) kecepatan arus tertinggi terjadi di selat Capalulu
mencapai 90 mil/jam, sedangkan arus lokal bervariasi pada saat arah angin
menuju timur laut sampai tenggara dan ke arah selatan sampai barat dengan
variasi antara 1- 45 cm/detik.
Parameter oseanografi penting lainnya adalah gelombang, informasi
mengenai kondisi gelombang dapat memprediksikan perairan dan aktifitas di laut
termasuk aktifitas perikanan tangkap. Variasi pergerakan gelombang berdasarkan
data Dishidros TNI-AL (1992) dan LON-LIPI Ambon (1994) dalam Dinas
Perikanan dan Kelautan (2002) gelombang besar terjadi pada bulan September-
Desember dengan ketinggian mencapai 1.50 - 2.00 meter.
Pola pasut di beberapa tempat khususnya diperairan Maluku Utara
diperkirakan memiliki ciri yang sama dengan pola pasut di perairan Indeonesi
Timur secara keseluruhan. Pola pasut di daerah ini merupakan rambatan pasut dari
perairan yang jauh lebih luas yaitu lautan Pasifik. Sifat pasang surut (pasut) di
perairan Maluku Utara bersifat campuran, dominasi pasut ganda. Dikatakan pasut
ganda (semidiurnal tide) apabila terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
satu hari.
35
Tingkat
Kelompok Sumber Potensi Produksi Tahun
No. Pemanfaatan
Daya Ikan (SDI) (Ton/Tahun) 2003 (Ton)
(%)
1 Pelagis Besar 424.260,00 24.667,52 5,81
2 Pelagis Kecil 169.834,33 20.003,09 11,77
3 Demersal 101.872,08 12.727,23 12,41
4 Ikan Karang 67.801,78 10.287,16 15,12
5 Udang Penaeid 26.545,26 3.727,35 14,03
6 Lobster 14.992,37 3.013,16 20,10
7 Cumi-cumi 22.874,18 9.111,18 39,82
Total 828.180,00 83.536,65 -
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara (2006)
Untuk perairan WPP Laut Maluku dan Laut Seram khususnya perairan
Maluku Utara pada tahun 2003, semua kelompok sumberdaya ikan belum ada
yang berada pada kondisi mendekati tangkap lebih (overfishing) terutama jenis
ikan pelagis besar seperti cakalang dan tuna tingkat pemanfaatannya baru
mencapai 5,81%.
Tahun Kenaikan
No Alat Tangkap
2004 2005 Unit Fluktuasi (%)
1 Pukat cincin 212 239 27 13
2 Huhate 272 313 41 15
3 Jaring insang 505 609 104 21
4 Bagan 454 508 54 12
5 Pancing tonda 305 309 4 1,3
6 Pancing lain 392 507 115 29
7 Rawai 101 112 11 11
8 Lain-lain 452 502 50 11
9 Pukat pantai 312 351 39 13
Jumlah 3.005 3.450 445 15
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara (2006)
Sampai dengan tahun 2004 jumlah nelayan sebanyak 36.984 orang atau
4,4% dari total jumlah penduduk Maluku Utara. Dari jumlah tersebut tergabung
dalam 320 kelompok usaha bersama (KUB) dengan jumlah kelompok antara 5-7
orang, dengan demikian jumlah nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha
berjumlah 533 orang.
Penguatan kelembagaan di bidang perikanan dan kelautan merupakan salah
satu strategi untuk meningkatkan produktivitas usaha dalam memanfaatkan
sumberdaya perikanan di Propinsi Maluku Utara. Kelembagaan perikanan yang
penting lainnya adalah koperasi perikanan, terdiri dari koperasi primer dan
sekunder. Dari 30 koperasi nelayan yang ada memiliki jumlah anggota sebanyak
2.836 orang atau 7,7%, sedangkan koperasi sekunder berjumlah 2 koperasi, yaitu
Pusat Koperasi Perikanan Kie raha di Kecamatan Bacan dan Pusat Koperasi
Sonyinga Bahari di Kecamatan Tidore.
4.2.4 Pengolahan
Produksi pengolahan hasil perikanan masih bergantung pada dukungan
perikanan tangkap, karena bahan bakunya masih diperoleh dari hasil penangkapan
di laut. Namun demikian produksi pengolahan memiliki distribusi pemasaran
yang cukup luas dibandingkan dengan budidaya dan dan penangkapan ikan.
Pengolahan hasil perikanan di Maluku Utara terbagi atas tiga skala usaha, yaitu
skala kecil yang meliputi pengeringan, penggaraman, pengasapan, fermentasi dan
pemindangan dan skala menengah meliputi filet, pengeringan dan penggaraman,
sedangkan skala besar meliputi pembekuan (frozen), pengasapan (smoked), dan
filet (fillet).
Sampai tahun 2005 jumlah pengolahan hasil perikanan skala kecil yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota sebanyak 1.825 unit perorangan, skala
menengah sebanyak 66 unit dan skala besar 8 unit.
4.2.5 Pemasaran
Berdasarkan tujuan pemasarannya, komoditas perikanan dan kelautan di
Propinsi Maluku Utara dapat dipasarkan baik lokal, interinsuler maupun eksport.
Sampai tahun 2005 pemasaran produksi ikan sebagian besar masih berorientasi
pasar lokal yakni mencapai 75.242,41 ton atau 60% dari total produksi.
Pemasaran interinsuler terutama daerah tujuan, yaitu ke Jakarta, Surabaya,
40