Anda di halaman 1dari 12

BUDI DAYA BELUT DI DALAM TONG / DRUM

Di ajukan untuk melengkapi syarat


Ujian semester 1
Sekolah menengah atas

Oleh:
FAJAR MAHPUD FUADI
Kelas : 12.2 IPA

SMA NEGERI 1 TENJO

Jl. Raya TenjoParungPanjang KM.03 DesaBabakanKec.TenjoKab.Bogor

TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui Oleh Guru Bahasa Indonesia

SMA Negeri 1 Tenjo

Pada Tanggal : .................................... 2017

LEMBAR PENILAIAN

NO ASPEK NILAI

1 SISTEMATIKA

KESESUAIAN JUDUL
2
DENGAN ISI

3 KERAPIHAN

4 PENULISAN

5 KETEPATAN WAKTU

Kepala SMAN 1 Tenjo Pembimbing

Dra.Hj.MiminRuminsih,M.Pd Dra.WiwikPujianti
NIP. 19640305.199512.2.001 NIP.19698120200701206

i
Moto hidup

 MELUPAKAN MASA LALU


 MERUBAH MASA KINI
 MENATA MASA DEPAN

Karya Tuis Ini Saya Persembahkan Kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Mimin Ruminsih Selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Tenjo
2. Ibu Wiwik Pujianti Selaku Pembimbing
3. Teman-teman Kelas 12.2 IPA
4. Orang Tua
5. Orang-orang yang telah mengucilkan ucaha sekecil apapun
6. Diri saya sendiri

ii
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, Kami panjatkan puja
dan puji dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang pengaruh narkoba di
kalangan remaja Karya tulis ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
karya tulis ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki karya tulis ini
Akhir kata saya berharap semoga karya tulis ini tentang pengaruh narkoba di kalangan remaja ini
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca

Tenjo, 03 November 2017

FAJAR MAHPUD FUADI

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
1.4 Metodologi Penelitian ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1. Pengertian Budi Daya .................................................................................................................. 2
2.2. BELUT......................................................................................................................................... 2
2.3 Jenis-jenis Belut ............................................................................................................................ 3
2.4 Cara Budi Daya Belut Dalam Drum / Tong .................................................................................. 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 5
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 5
3.2 Kritik dan saran ....................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belut merupakan binatang yang di anggap menjijikan. Namun, di balik bentuk dan
tempat hidupnya, belut meiliki kandungan gizi yang tinggi dan rasanya lezat. Sebagian orang
di manca negara telah memanfaatkan belut untuk makanan karena kandungan dan nilai
gizinya.

Sayang, kebanyakan belut yang di konsumsi hingga kini sebagian masih di dapatkan
dari hasil penangkapan sehingga penurunan dan kepunahan populasi dapat sja terjadi apabila
penangkapan semakin liar di lakukan tanpa adanya pengendalian. Sementara budi daya belut
belum banyak menarik minat dan memberikan hasil yang seperti di dambakan.

Walau membutuhkan media budi daya yang agak rumit, belut sepertinya di anggap
binatang yang mudah di budi dayakan. Tak sedikit orang yang tertarik untuk membudi
dayakan belut. Namun, karena kurang pengetahuan praktek dan ketekunan mengenai teknis
budi daya belut menyebabkan banyak yang mengalami kegagalan dan ini menjadikan
traumatis di masyarakat

Oleh sebab itu atas pertimbangan dan penelitian saya memutuskan untuk memilih
judul BUDI DAYA BELUT DI DALAM DRUM / TONG.

1.2 Rumusan Masalah

1.1 Apa itu Budi Daya?

1.2 Apa Itu Belut?

1.3 Jenis-jenis Belut?

1.4 Bagaimana Cara Budi Daya Belut di Dalam Drum / Tong

1.3 Tujuan

1.2.1 untuk mengetahui narkoba


1.2.2 untuk mengetahui bahan adiktif
1.2.3 untuk mengetahui jenis-jenis narkoba

1.4 Metodologi Penelitian

-kajian pustaka

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Budi Daya

Budidaya :Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu sistem yang digunakan untuk
memproduksi sesuatu dibawah kondisi buatan. Budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga,
memelihara dan mengembangakan sesuatu yang dinyatakan hampir punah.
Budidaya adalah kegiatan memelihara binatang/tanaman mulai dari pembenihan sampai }
pemungutan/pemanenan hasil.
2.2. BELUT

Belut Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawardengan


bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip
punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak
ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-
rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979,
belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak
dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.
Belut sawah Monopterus albus Jenis ikan yang satu ini sangat menjijikkan bagi sebagian
Klasifikasi ilmiah orang. Belut atau Eel (dlm bahasa Inggris). Walaupun
Kerajan: Animalia dikelompokkan sebagai ikan, belut tidak suka berenang, lebih
Filum: Chordata suka bersembunyi di dalam lumpur ataupun di liang (lubang) yang
Kelas: Actinopterygii menjadi sarangnya. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi
Ordo: Synbranchifores dengan baik, bahkan jenis belut yang hidup di gua-gua
Upaord: Synbranchoidei malahan buta sama sekali. Kandungan Nutrisinya.
Famili: Synbranchidae Belut mentah kandungan lemaknya cukup tinggi. Tapi hal
Genera ini bisa dihilangkan khususnya untuk belut yang besar karena
Macrotrema lemak belut berada diantara daging dan kulitnya. Lemak juga bisa
Monopterus
Ophisternon dihilangkan dengan cara memanggang belut sehingga lemaknya
Synbranchus akan mencair dan keluar dari pori-pori kulitnya.
Meski tampilannya tak menarik, bahkan sementara orang
jijik melihatnya, belutmerupakan makanan unggulan yang kaya berbagai zat gizi. Salah satu
keunggulannya, kaya hormon kalsitonin, yang berfungsi untuk memelihara kekuatan tulang.
Licin bagaikan belut merupakan pepatah lama yang ditujukan kepada orang yang sangat licik,
tetapi selalu terbebas dari segala tuntutan. Ungkapan itu merupakan sebuah pengakuan
bahwa belut itu sangat licin dan sulit ditangkap. Belut (Monopterus albus)merupakan ikan darat dari
keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo Synbranchiodae, yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip
atau anggota lain untuk bergerak.
Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya
licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil runcing

2
berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai
sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata.
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan
melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat berlumpur, genangan air
tawar, atau aliran air yang kurang deras.
Bentuknya yang seperti ular membuat sebagian orang enggan untuk melihatnya. Padahal,
dagingnya sangat lezat dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang bergizi tinggi. Selain itu,
belut juga memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.

2.3 Jenis-jenis Belut

Di Indonesia terdapat tiga jenis ikan belut, yaitu belut sawah (Monopterus
albusZuieuw), belut rawa (Synbranchus bengalensis Mc. Clell), dan belut bermata sangat
kecil (Macrotema caligans Cant). Belut sawah merupakan jenis yang paling dikenal di Indonesia,
sedangkan belut rawa jumlahnya terbatas sehingga kurang begitu dikenal.

Ikan belut sawah mempunyai bentuk tubuh panjang dan bulat seperti ular, tetapi tidak bersisik
dan matanya kecil. Panjang seekor belut berkisar antara 10 cm hingga 3 m, dengan berat yang sangat
bervariasi, dari ratusan gram hingga ada yang mencapai 65 kg.
Penangkapan belut sama seperti cara menangkap ikan lainnya, yaitu dengan peralatan antara
lain bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, serta pancing atau kail. Cara lainnya adalah dengan
mengeringkan air kolam, sehingga belut mudah diambil.
Distribusi geografis belut cukup luas mencakup Asia Tenggara, Cina, dan Indonesia (Pulau
Jawa, Madura, Bali, dan Sumatera). Di Indonesia, selain untuk pemenuhan pasar lokal, belut juga
merupakan salah satu komoditas ekspor. Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat
jumlahnya, saat ini budi daya belut sudah mulai banyak dilakukan oleh petani.
Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303
kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g
tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik
untuk digunakan sebagai sumber energi.

3
2.4 Cara Budi Daya Belut Dalam Drum / Tong

Cara Budidaya Belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari
3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater.
Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1
liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering
setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.

Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15
cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng
gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine
University itu.

Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar
terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti
jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.

Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi
selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan
saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu
khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x
5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.

Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing
tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk
menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak
ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran.
Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.

Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya
ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera
menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar.
Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya karya ilmiah yang sudah diteliti dan dipelajari. Kita dapat memahami segala
persoalan yang ada pada budi daya belut jika kita ingin mencoba untuk merintis budi daya belut
nantintya. Dengan bahan-bahan yang sudah lengkap, kita hanya mengikuti dan mempelajarinya saja.
Hal ini sangat menguntungkan bagi pembisnis yang menggemarinya.

3.2 Kritik dan saran

Terlalu rumit untuk perawatannya dan membutuhkan terlalu luas untuk tempat berkembang .
Dengan kerumitan yang ada dalam budi daya belut harus di uleti agar tidak sering terjadi kesalahan.
Karena dalam dunia bisnis sering terjadinya kegagalan akan menimbulkan kerugian yang sangat
besar.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://sabarudinachmad.blogspot.com

https://brainly.co.id/tugas/90569

http://ibouchu.blogspot.co.id/2011/12/

6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai