Anda di halaman 1dari 13

PERTAMANAN

“Konsep Dasar Unsur Perancangan”

Oleh:

NI PUTU ASRINI 1513041022/ VII A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Unsur Perancangan” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah Pertamanan. Tidak lupa kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis maupun bagi para pembaca.

Singaraja, 25 September 2018

Penulis

DAFTAR ISI

ii
COVER ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang ……………………………………………………….. 1


1.2Rumusan masalah ……………………………………………………. 2
1.3Tujuan ………………………………………………………………... 2
1.4Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Bentuk dan Fungsi Elemen Perancangan …………………..……....... 3


2.2Unsur Kenyamanan dalam Perancangan ............................................. 4
2.3Sirkulasi Udara dalam Perancangan ……………................................. 6
2.4Sketsa Taman dalam Perancangan …………………………………… 7

BAB III PENUTUP

3.1Simpulan............................................................................................... 10
3.2Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di Indonesia, pertamanan mulai mendapat tempat terhormat beberapa
tahun terakhir. Kesadaran masyarakat dalam menciptakan ruang hijau nan asri
serta dapat menyokong kehidupan didalamnya menjadi landasan penting bagi
keberadaan ilmu ini. Di era saat ini, dimana semakin marak terjadi perubahan
struktur lahan terbuka (hijau) menjadi area terbangun, Pertamanan merupakan
kegiatan mengolah dan menata lahan dengan menumbuhkan berbagai
tanaman seraya memperhatikan segi keindahan (estetika).
Dalam bahasa Ibrani kata “Garden” dapat ditelusuri dari dua kata yakni
“Gan” dan Oden atau Eden” Kata Gan mempunyai arti pertahanan atau pagar,
sedangkan kata Eden memiliki makna bersukaria atau bersenang-senang.
Kata Garden diartikan sebagai suatu tempat yang terbatas yang dimanfaatkan
sebagai tempat untuk bersenang-senang. Istilah “Garden” atau “Taman”
mengawali dalam pembahasan sejarah perkembangan Arsitektur Lansekap.
(Soeroto, 2003).
Taman adalah wajah dan karakter lahan atau tapak bagian dari muka
bumi ini dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik
yang bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan bagian atau
total lingkungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata
memandang, sejauh indera kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita
dapat menjangkau dan membayangkan. Berbagai sub-bagian lanskap antara
lain adalah kota (town-scape), jalan (street-scape), lapangan golf dan
sejenisnya (lawn-scape), sungai (river-scape), atap bangunan (roof-scape),
pantai dan pemandangan lautnya (sea-scape), area industri (industrial-
landscape), pemukiman (residential-landscape), pedesaan (rural-landscape),
daerah (regional-landscape), dan lainnya (Ridjal, 2014).
Taman mampu menjaga keseimbangan alam, memberikan terapi
kesehatan dan psikologis, menawarkan keindahan, dan sebagainya. Namun
saat ini taman masih kurang diminati dan masih sangat jarang ada. Sehingga
dengan latar belakang tersebut penulis membuat makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah

1
1. Bagaimanakah bentuk dan fungsi elemen perancangan?
2. Bagaimanakah unsur kenyamanan dalam perancangan?
3. Bagaimanakah sirkulasi udara dalam perancangan?
4. Bagaimanakah sketsa taman dalam perancangan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk dan fungsi elemen perancangan.
2. Untuk mengetahui unsur kenyamanan dalam perancangan.
3. Untuk mengetahui sirkulasi udara dalam perancangan.
4. Untuk mengetahui sketsa taman dalam perancangan.
1.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahuan dan kajian ilmu
b. Dapat dijadikan sebagai pengetahuan umum yang berguna pada
pembuatan karya ilmiah.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan wawasan tentang
pertamanan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk dan Fungsi Elemen Perancangan


Adapun bentuk dari perancangan memberikan kesan tersendiri seperti :
a. Bentuk kubus atau persegi baik dua dimensi tau tiga dimensi memberikan
kesan ;statis, stabil, formal, mengarah ke arah monoton dan masif (solid)
b. Bentuk segitiga dan yang meruncing memberi kesan : aktif, energik tajam
serta mengarah

2
c. Bentuk bulat atau bola memberikan kesan : tuntas, bulat, selalu bergerak
dan tidak stabil. Bentuk mempunyai karakteristik pengenal volume utama.
Bentuk juga merupakan cirri utama yang menunjukkan suatu volume, hal
ini ditentukan oleh volume, wujud, dan hubungan antara bidang-bidang
yang menggambarkan batas-batas.
Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu sebagai berikut:
 Memiliki Dimensi/ Ukuran yaitu Ukuran fisik suatu bentuk berupa
panjang, lebar dan tebal
 Memiliki Warna
 Memiliki Tekstur yaitu Kualitas yang dapat diraba pada permukaan dari
sebuah bentuk
Sifat bentuk:
 Memiliki Posisi yaitu Letak relatif terhadap lingkungannya
 Memiliki Orientasi yaitu Posisi relative suatu bentuk terhadap bidang
dasar, dan terhadap pandangannya.
 Memiliki Inersia Visual yaitu Derajat konsentrasi dan stabilitas bentuk.
 Sifat ini dipengaruhi dari bagaimana kita memandangnya (Hakim, 2002)
Dilihat dari perspektif/ sudut pandang bentuk terbagi atas 2 yaitu:
1. Bentuk Beraturan, pada umumnya bentuk tersebut bersifat stabil dan
simetris terhadap sumbunya. Contohnya seperti bola, silinder, kerucut,
kubus, dan lain-lain.
2. Bentuk tidak beraturan, pada umumnya bentuk ini tidak simetris tetapi
lebih dinamis dibandingkan dengan bentuk beraturan.
Dalam perancangan taman perlu dilakukan pemilihan dan penataan
secara detail elemen-elemennya, agar taman dapat fungsional dan estetis.
Elemen taman dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan jenis dasar elemen :
1. Elemen alami
2. Elemen non alami (buatan)
b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan:
1. Elemen lunak (soft material) seperti tanaman, air dan satwa.
2. Elemen keras (hard material) seperti paving, pagar, patung, pergola,
bangku taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya.
c. Berdasarkan kemungkinan perubahan: Taman dalam skala besar (dalam
konteks lansekap), memiliki elemen perancangan yang lebih beragam yang
memiliki perbedaan dalam hal kemungkinan dirubah. Elemen tersebut
diklasifikasikan menjadi:

3
1. Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), seperti sungai, gunung,
pantai, hujan, kabut, suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, angin,
petir dan sebagainya.
2. Elemen minor (elemen yang dapat diubah), seperti sungai kecil, bukit
kecil, tanaman, dan sebagainya serta elemen buatan manusia
(Mintorogo, 2008).
2.2 Unsur Kenyamanan dalam Perancangan
Adapun unsur kenyamanan dalam perancangan yaitu:
a. Unsur Alami
Unsur alami merupakan unsur yang terbentuk dari alam manusia hanya
menanta unsur tersebut agar terlihat indah dan bagus untuk dipandang
beberapa unsur itu seperti:
 Pohon : Termasuk di dalamnya berupa tanaman kayu keras dan
tumbuh tegak, berukuran besar dengan percabangan yang kokoh.
Biasanya adalah pohon beringin asam kranji, lamtorogung, dan akasia.
 Perdu : Termasuk di dalamnya adalah jenis tanaman seperti pohon
tetapi berukuran kecil, batang cukup berkayu tetapi kurang tegak dan
kurang kokoh. Biasanya adalah bunga bougenvillle, kol banda, dan
kembang sepatu.
 Semak : Termasuk di dalamnya adalah tanaman yang agak kecil dan
rendah, tumbuhnya melebar atau merambat. Yakni berupa tanaman
teh-tehan, dan lainnya.
 Tanaman penutup tanah : Termasuk di dalamnya adalah tanaman yang
lebih tinggi rumputnya, berdaun dan berbunga indah. Yakni berupa
tanaman adalah krokot,dan nanas hias.
 Rumput : Termasuk di dalamnya adalah jenis tanaman pengalas, yang
merupakan tanaman yang persisi berada diatas tanah. Yakni berupa
rumput jepang, dan rumput gajah.
 Satwa : Termasuk di dalamnya adalah jenis satwa dari golongan Aves,
seperti burung dara, burung hantu, dan burung emprit.
b. Unsur Buatan
Merupakan unsur yang memerlukan campur tangan manusia untuk
menciptakanya antara lain:
 Kolam : Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi estetika taman.
Kolam sering dipadukan dengan batuan tebing dengan permainan air
yang menambah kesan dinamis.Kolam akan tampil hidup bila ada
permainan air didalamnya. Selain itu, taman dengan kolam akan

4
mampu meningkatan kelembaban lingkungan yang berfungsi sebagai
penyejuk lingkungan.
 Batuan : Sebagian batu yang terpendam di dalam tanah akan memberi
kesan alami dan terlihat menyatu dengan taman akan terlihat lebih
indah bila ada penambahan koloni taman pada sela-sela batuan.
 Gazebo: gazebo dapat berupa bangunan rumah kecil atau hanya
sekedar berupa bangku kayu. Gazebo berfungsi sebagai bangunan
untuk beristirahat sejenak dan menikmati panorama.Bangunan
peneduh berupa rumah kecil di taman yang berfungsi sebagai tempat
beristirahat menikmati taman. Sedangkan bangku taman adalah
bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya dan
ditempatkan digazebo atau tempat-tempat teduh untuk beristirahat
sambil menikmati taman. Bahan pembuatan gazebo atau bangku
taman tidak perlu berkesan mewah tetapi lebih ditekankan pada nilai
keindahan, kenyamanan dalam suasana santai, akrab, dan tidak resmi.
Gazebo atau bangku taman bisa terbuat dari kayu, bambu, besi atau
bahan lain yang lebih kuat dan tahan terhadap kondisi taman. Atapnya
dapat bermacam-macam, mulai dari genting, ijuk, alang-alang dan
bahan lain yang berkesan tahan sederhana.  Jalan Setapak (Stepping
Stone) : Jalan setapak atau steppig stone dibuat agar dalam
pemeliharaan taman tidak merusak rumput dan tanaman, selain itu
jalan setapak berfungsi sebagai unsur variasi elemen penunjang
taman.
 Perkerasan : Perkerasan pada taman dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam bahan, seperti tegel, paving, aspal,
batu bata, dan bahan lainnya. Tujuan perkerasan adalah untuk para
pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas.
 Lampu Taman : Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman
dan dipergunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu
berfungsi sebagai penerang taman dan sebagai nilai eksentrik pada
taman (Siti, 2012).
2.3 Sirkulasi Udara dalam Perancangan
Sirkulasi merupakan bagian terpenting dan harus dirancang secara
matang. Untuk mempermudah jalannya aktivitas dalamg gedung. Sirkulasi

5
yang buruk tentu akan menggangu aktivitas. Sistem sirkulasi memiliki dua
tujuan, antara lain:
1. Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih
bersifat langsung. Pemakai mengharapkan bahwa perjalanan dalam system
ini akan lebih singkat dan cepat dengan jarak seminimal mungkin.
2. Bersifat rekreasi dengan waktu tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan
kenikmatan lebih diutamakan.
Sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Sirkulasi Manusia
Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tapak.
Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang membentuk
hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu
diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu
jalan, dan fasilitas penyeberangan. Selain itu ada beberapa ciri dari
sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan flaxsibel dalam bergerak, 2)
berkecepatan rendah, dan 3) sesuai dengan skala manusia.
2. Sirkulasi Kendaraan
Secara hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni
antara lain: 1) jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur
cepat), dan 2) jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan
pintu masuk taman (Kementrian Pekerjaan Umum RI, 2012).
3. Sirkulasi Barang
Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada sistem sirkulasi
lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan fungsi tertentu sistem
sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sistem
sirkulasi barang secara hovizontal dan vertikal adalah lift barang, conveyor
belt, jalur troli, dan lain-lain.
2.4 Sketsa Taman dalam Perancangan
Sketsa merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam proses
pekerjaan. Khususnya jika berelasi dengan pelanggan atau dalam lingkungan
kerja yang membutuhkan untuk membuat sesuatu.Sebelum membuat desain
taman, pemilik rumah perlu mengetahui empat komponen penting yang wajib
dimiliki sebuah taman, yaitu:
 Pohon sebagai peneduh
 Tanah sebagai media tanam
 Rumput sebagai penutup lahan
 Elemen softscape lainnya.

6
Mendesain taman kecil untuk lahan terbatas tidaklah mudah, butuh desain dan
perencanaan yang matang. Pembuatan taman untuk rumah tinggal, yang
terdiri dari 3 lingkungan yaitu:
a) Taman dalam lingkungan rumah
b) Taman dalam lingkungan perkotaan, perhotelan, pusat pembelajaran.
c) Taman di tempat-tempat umum, misal misalnya pemisah jalan, tempat
parkir juga tempat-tempat rekreasi

A. Pelaksanaan Pekerjaan Taman


Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksaan pekerjaan
taman kurang lebih sebagai berikut:
1. Pembersihan tanah dari batu atau pecahan-pecahan batu merah, dan
akar-akar rumput atau tanaman liar agar tidak mengganggu tanaman
pertamanan
2. Pengolaan tanah dan pemupukan dasar
3. Pembentukan tanah/pembuatan bukit-bukit sesuai denga rencana
taman yang akan kita bangun
4. Pembentukan pot/bak tanaman, air terjun, kolam hias, dan instalasi
sirkulasi air sesuai dengan rencana taman yang akan dibuat, kemudian
dilanjutkan dengan pengecatan
5. Pengisian atau penanaman tanaman dan rumput-rumputan
6. Pembersihan bahan-bahan yang tidak dipakai
7. Pemeriksaan kembali apakah taman yang kita buat tersebut sesuai
dengan pola/rencana (desain) yang telah kita tetapkan (Bima, 1996).
B. Cara membuat sketsa taman:
Cara membuat sketsa taman bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan
menggambar secara manual ataupun menggunakan software pc. Akan tetapi,
sebelum anda membuat sketsa ada baiknya mempersiapkan beberapa hal,
Fungsinya agar terjalin kekompakan antara sketsa dengan kerja dilapangan.
Berikut uraiannya:
 Memahami komponen taman
Sebelum akan mendesain taman. Pastikan terlebih dahulu informasi
mengenai komponen. Yang mana komponen taman terbagi menjadi 3
bagian yakni: softscape, hardscape dan artscape. Artscape merupakan
komponen lunak. Hardscape merupakan komponen perkerasan. Artscape
adalah penentuan dari softscape dan hardscape yang akan direalisasikan
menjadi konsep taman.
 Mengetahui harga komponen

7
Karena komponen taman didominasi oleh tanaman hias Maka wajib
hukumnya mengetahui harga-harga tanaman hias sebelum membuat sketsa
taman, fungsinya agar bisa menentukan
sendiri biaya untuk pembuatan taman.
 Mengetahui berbagai ukuran komponen
Meskipun anda hanya akan mendesain taman bukan berarti tidak
mengetahui ukuran komponen, Ini karena sebelum sketsa taman akan
dibuat juga perlu memperhitungkan ukuran komponen berupa tanaman
yang akan digunakan. agar pada prakteknya tidak kerepotan mencari
ukuran tanaman yang sudah disketsakan.
 Mengetahui sifat tumbuh tanaman
Karakter tumbuh pada tiap jenis-jenis tanaman sangat beragam. “Ada yang
tumbuh secara menyamping, Merumpun dan tegak. Karena sifat tumbuh
kembang tanaman berbeda-beda dari itu alangkah bijaknya bila sebelum
proses pen sketsaan dimulai juga belajar memahami tiap-tiap karakter
tumbuh tanaman. Fungsinya: agar tanaman yang akan digunakan tidak
terjadi tumpang tindih

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

8
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Dilihat dari perspektif/ sudut pandang bentuk terbagi atas 2 yaitu bentuk
beraturan dan tidak beraturan, elemen taman dapat diklasifikasikan
menjadi yaitu berdasarkan jenis dasar (elemen elemen alami dan lemen
non alami), berdasarkan kesan yang ditimbulkan (elemen lunak (soft
material) seperti tanaman, air dan satwa dan elemen keras (hard material),
berdasarkan kemungkinan perubahan (elemen mayor dan minor).
2. Unsur kenyamanan dalam perancangan antara lain unsur alami dan unsur
buatan.
3. Sirkulasi udara dalam perancangan terdiri dari tiga antara lain sebagai
berikut sirkulasi manusia, sirkulasi kendaraan, dan sirkulasi barang.
4. Sketsa merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam proses
pekerjaan, terdapat 2 cara yaitu dengan menggambar secara manual
ataupun menggunakan software pc.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai manusia
yang menempati alam ini, sebaiknya kita menjaga alam serta lingkungan
sekitar dengan membuat taman dengan memerhatikan bentuk dan fungsi
elemen, unsur, sirkulasi udara dalam perancangan pertamanan.

DAFTAR PUSTAKA

Bima Marag, 1996. Tata Cara Perencanaan Teknik Lanskap Jalan. Departemen
Pekerjaan Umum Jakarta.

9
Hakim, R. dan H. Utomo. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kementrian Pekerjaan Umum RI. 2012. Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem
Jaringan Jalan. Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Mintorogo, D. N. 2008. Peran Sains Bangunan dan Sains Lingkungan terhadap
Bentuk Arsitektur. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur. 27 (2).
Ridjal, A. M. 2014. Perubahan Fungsi Ruang Taneyan Lanjhang pada Masyarakat
Migran Madura. Jurnal Ruas. 12 (2).
Siti, N. R. I. 2012. Bahan Kuliah Landsekap Hortikultura. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Soeroto, M. 2003. Dari Arsitektur Tradisional Menuju Arsitektur Indonesia.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai