Abstrak -- Penggunaan heat exchanger pada sistem COG booster bertujuan untuk mendinginkan
temperatur oli yang akan digunakan sebagai pelumasan dan pendinginan bearing. Semakin lama heat
exchanger digunakan akan menyebabkan terjadinya fouling (pengotoran) di bagian dalam heat exchanger.
Semakin besar fouling yang terjadi akan menyebabkan terjadi penurunan kinerja heat exchanger seperti
besarnya laju perpindahan panas aktual dan efektivitas. Oleh karena itu dilakukan analisis heat exchanger
untuk mengetahui pengaruh fouling terhadap laju perpindahan panas aktual dan efektivitas heat
exchanger dengan rentang waktu 1 tahun setelah booster beroperasi yang dibagi menjadi 2 periode.
Analisis dilakukan dengan membuat perhitungan parameter-parameter yang dibutuhkan. Dari hasil
perhitungan dan analisis, ditunjukan bahwa terjadi penurunan pada laju perpindahan panasnya hingga
sebesar 0,411 kW atau 19,45%, setara dengan energi yang dihasilkan dari penggunaan solar sejumlah
0,036 liter selama satu jam. Fouling yang terjadi mengalami kenaikan hingga sebesar 0,561 m 2.K/kW.
Sedangkan efektivitasnya mengalami penurunan sebesar 3,7%.
Kata kunci : biodegradabel, bioplastik, pelt intercalation, pati, pemlastis
exchanger tersebut. Lapisan pengotoran ini tersebut, kedua fluida yang mengalir terpisah
menyebabkan penambahan tahanan termal dan satu sama lain, biasanya oleh pipa silindris.
menyebabkan laju perpindahan panas pada heat Fluida dengan temperatur yang lebih tinggi akan
exchanger berkurang [8], yang pada akhirnya mengalirkan panas ke fluida yang bertemperatur
akan berpengaruh pada kinerja dari heat lebih rendah.
exchanger secara khususnya, dan unit booster Heat exchanger dapat dibagi menjadi
pada umumnya. beberapa tipe berdasarkan fungsional dan jenis
Karena komponen heat exchanger tersebut permukaan perpindahan panasnya. Pembagian
memegang peranan penting pada operasi tipe heat exchanger secara fungsional
booster, maka kinerja dari heat exchanger diantaranya recuperative type, regenerative/
tersebut harus terus dijaga agar tetap optimal storage type, dan direct mixing type [6].
dan berfungsi dengan baik. Oleh karena itu perlu Sementara itu, pembagian tipe heat exchanger
dilakukan analisis terhadap kinerja dan berdasarkan permukaan perpindahan panasnya
efektivitas heat exchanger, terutama akibat dapat diatur dalam beberapa bentuk diantaranya
pengaruh pengotoran yang terjadi didalamnya, single tube arrangement, shell and tube
untuk selanjutnya dilakukan evaluasi akibat arrangement, dan cross flow heat exchanger [6].
pengaruh dari pengotoran tersebut.
2.3 Shell and Tube
2. TINJAUAN PUSTAKA
Shell and tube merupakan jenis heat exchanger
Bizzy & Setiadi melakukan penelitian untuk yang populer dan lebih banyak digunakan. Shell
merancang dimensi shell and tube dengan and tube terdiri dari sejumlah tube yang
menggunakan metode analisis komputerisasi Heat terpasang didalam shell yang berbentuk silindris
Transfer Research Inc. (HTRI) dan metode analisis [15]. Terdapat dua fluida yang mengalir, dimana
perhitungan manual [9]. Handoyo & Ahsan satu fluida mengalir di dalam tube, dan yang
melakukan penelitian untuk menganalisis kinerja lainnya mengalir diluar tube [14].
heat exchanger jenis shell and tube yang
digunakan sebagai pendingin aliran air pada PLTA 2.3.1 Standardisasi TEMA
Jatiluhur [10]. Lebo et al melakukan penelitian pada
heat exchanger dengan tipe shell and tube di Karena shell and tube merupakan tipe yang
Pabrik Semen Kupang II - PT. Sarana Agra paling banyak digunakan, sehingga perlu
Gemilang, KSO PT. Semen Kupang (Persero) [11]. dilakukan standardisasi dalam pembuatannya.
Soekardi melakukan penelitian untuk menganalisis Pembuatan standardisasi tersebut dilakukan
pengaruh rata-rata faktor efektivitas perpindahan oleh Tubular Exchanger Manufactures
panas dan faktor koefisien perpindahan panas Asociation (TEMA) dengan dilakukan sistem
global terhadap dimensi utama hasil perancangan penomeran. Sistem penomeran dibuat dengan 3
heat exchanger shell and tube dengan metode (tiga) huruf alphabet. Masing masing huruf
efektivitas-NTU [12]. Zainuddin et al melakukan mewakili bagian dari shell and tube dimana
penelitian pada suatu heat exchanger dengan huruf pertama menunjukan front header type,
tujuan untuk mengetahui kemampuan shell and huruf kedua menunjukan shell type, dan huruf
multi tube helical coil HE sebagai pemanas udara ketiga menunjukan end header type [15].
dengan memanfaatkan gas buang dari mesin diesel Dari standardisasi tersebut, dapat diciptakan
[13]. beberapa jenis kombinasi dari shell and tube.
Namun terdapat 3 (tiga) kombinasi utama yang
2.1 Perpindahan Panas sering digunakan [15], diantaranya fixed
Perpindahan panas adalah ilmu yang berupaya tubesheet heat exchanger, U-tube heat
untuk memprediksi perpindahan energi yang exchanger, dan floating header heat exchanger.
mungkin terjadi antara material sebagai akibat dari
adanya perbedaan temperatur [14]. Sesuai dengan 2.3.2 Perhitungan Shell and Tube
hukum termodinamika ke-2 (dua), aliran energi
panas akan selalu mengalir ke bagian yang Beberapa perhitungan yang dilakukan dalam
memiliki temperatur lebih rendah [6]. Secara umum menganalisis kinerja dari heat exchanger atau
terdapat 3 (tiga) jenis perpindahan panas yaitu shell and tube diantaranya sebagai berikut:
konduksi, konveksi, dan radiasi.
a. Koefisien perpindahan panas global dan
2.2 Heat Exchanger fouling factor
Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana Koefisien perpindahan panas global merupakan
terjadi aliran perpindahan panas diantara dua keseluruhan nilai koefisien perpindahan panas
fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda yang terdapat pada suatu heat exchanger, yang
[5], dimana fluida tersebut keduanya mengalir dinotasikan dengan U. Besarnya nilai U dapat
didalam sistem. Di dalam heat exchanger dihitung dengan persamaan [8]:
atau
Ui = koefisien perpindahan panas bagian
(5)
dalam (W/m2.K) = .( − )
Uo = koefisien perpindahan panas bagian luar
2.
(W/m K) dimana:
As = luas permukaan perpindahan panas total Qact = laju perpindahan panas aktual (W)
2
(m ) Ch = laju kapasitas panas fluida panas (W/K)
Ai = luas permukaan perpindahan panas Cc = laju kapasitas panas fluida dingin (W/K) T h1
2
bagian dalam (m ) = temperatur fluida panas masuk heat
Ao = luas permukaan perpindahan panas exchanger (K)
2
bagian luar (m ) Th2 = temperatur fluida panas keluar
hi = koef perpindahan panas konveksi bagian heat exchanger (K)
.
dalam (W/m K) Tc1 = temperatur fluida dingin masuk
ho = koef perpindahan panas konveksi bagian heat exchanger (K)
.
luar (W/m K) Tc2 = temperatur fluida dingin keluar
Do = diameter luar tube (m) heat exchanger (K)
Di = diameter dalam tube (m)
.
k = konduktivitas termal bahan tube (W/m K) Selain itu perhitungan laju perpindahan panas
L = panjang tube (m) aktual dapat dicari dengan menggunakan
persamaan [8]:
Sedangkan fouling factor adalah besarnya
(6)
pengotoran yang terjadi pada heat exchanger
yang mengakibatkan bertambahnya besaran = . .∆
ln( ⁄ )
Untuk mempermudah menghitung laju
+
2Y
+ perpindahan panas dibutuhkan laju kapasitas
panas yang dapat dihitung dengan persamaan
berikut [8]:
+ℎ 1 (7)
= ̇.d
dimana: atau
Rfi = fouling factor di bagian dalam (m2.K/W) (8)
Rfo = fouling factor di bagian luar (m2.K/W) = ̇. d
dimana:
Besarnya fouling factor dapat juga dihitung Ch = laju kapasitas panas fluida panas (W/K)
dengan persamaan berikut [14]: Cc = laju kapasitas panas fluida dingin (W/K)
ṁh = laju aliran massa fluida panas (kg/s)
= 1 − 1
(3) ṁc = laju aliran massa fluida dingin (kg/s)
dimana: %? ^
d. Perhitungan laju perpindahan panas
maksimal
2.
Rf = fouling factor (m K/W) Laju perpindahan panas maksimal merupakan
Udirtty = koefisien perpindahan panas global nilai perpindahan panas terbesar yang mungkin
2.
setelah terjadi pengotoran (W/m K)
dimana:
Qmax = laju perpindahan panas maksimal (W)
Cmin = nilai terkecil di antara nilai Ch dan Cc
(W/K)
Th1 = temperatur fluida panas masuk heat
exchanger (K)
Tc1 = temperatur fluida dingin masuk heat
exchanger (K)
e. Perhitungan LMTD
Besarnya nilai LMTD atau perbedaan temperatur
rata rata logaritma bergantung pada jenis heat
exchanger yang digunakan, dimana pada
dasarnya dibagi menjadi 3 (tiga) jenis heat
exchanger berdasarkan arah alirannya yaitu
parallel flow (searah), counterflow (berlawanan),
dan multi pass and cross flow (i.e shell and
tube). Persamaan untuk menghitung nilai LMTD
dari masing masing jenis heat exchanger yaitu
[8]:
f. Perhitungan efektivitas
Efektivitas shell and tube dapat dihitung dengan
persamaan berikut [8]:
(16) Gambar 2. Shell and tube EKM-500-T-CN
= q
3. METODE PENELITIAN
dimana:
= efektivitas (%) Proses penyelesaian penelitian ditunjukan
= laju perpindahan panas aktual (W) dan akan dilakukan seperti diagram alir
= laju perpindahan maksimal (W) yang ditunjukan pada Gambar 1 sebagai
berikut:
b. Karakteristik Fluida yang digunakan Debit aliran (qh) : 0,000167 m3/s 2)
1) Karakteristik oli Karakteristik air
ISO grade : VG 46 Massa jenis (ρc) : 994,1 kg/m3
Manufacturer : Shell Panas jenis (cpc) : 4,187 kJ/kg.K
Massa jenis (ρh) : 885,8 kg/m3 Debit aliran (qc) : 0,0000833 m3/s
Panas jenis (cph) : 2,001 kJ/kg.K
Tabel 2. 4) =
Perhitungan laju kapasitas panas air, Cc
̇. d
=
0,347 .6 = 0,347 6
Tabel 1. Pengukuran Temperatur periode 1 5) Laju kapasitas panas minimum,
Periode Pertama Cmin Karena nilai Ch < Cc maka:
Bulan Tanggal Data Pengukuran
Th1 Th2 Tc1 Cmin = Ch = 0,296 kW/K
(0C) (0C) (0C)
21 53,15 46,01 34,04 b. Perhitungan Data Operasi dan Kinerja
Maret 22 49,8 43,57 33,03
23 50,49 44,29 32,86
24 49,27 42,87 31,59
25 50,09 43,84 32,72
1 52,35 45,99 34,43
April 2 51,47 45,18 34,15
3 49,98 44,02 32,59
4 51,5 45,06 33,75
5 51,58 45,15 32,82
= @ .( − )
e. ( ) ( )
Perhitungan ΔTlm,st
, ( )
= 5,657 Z
b. Perhitungan Qact
( )
i
∆ =
∆ , ^ = 11,08
= .( − )
, ,^
∆ , =∆ .
= 2,113 Z
c. Perhitungan ϵ f. ∆ = 10,53
Perhitungan U2
. -
= 100% ,
=
= 37,35%
= 0,186
d. Perhitungan Tc2 g.
- Perhitungan Rf1
= + = −
= 313,13 = 40,13℃ .
e. Perhitungan ΔTlm,st = 0,085 6
( ) ( ) 3) Kondisi setelah pengotoran ke-2
( )
Pengotoran ke-2 dan selanjutnya akan
∆ =
,^
i
∆ ,^= 12,5
( ) menghasilkan nilai koefisien perpindahan panas
∆
∆
,
,
= 12,5[ ].0,95
= 4,964 Z b.
Perhitungan Qact
= .( − )
= 1,844 Z
c. Perhitungan ϵ
= -
100%
q
= 37,15%
d. Perhitungan Tc2 = -
+
=
311,34 = 38,34℃ Gambar 6. Grafik laju perpindahan panas
5. KESIMPULAN
periode pertama hingga akhir periode kedua [8]. Cengel, Y.A. (2006). Heat Transfer: A
terjadi penurunan evektivitas sebesar 3,7%. Practical Approach (2nd Ed). Ohio: McGraw-
Hill Higher Education.
DAFTAR PUSTAKA [9]. Bizzy, I., Setiadi, R. (2013). Studi Perhitungan
Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube
[1]. World Steel Asociation. (2012). The White dengan Program Heat Transfer Research Inc.
Book of Steel. Diambil dari: (HTRI). Jurnal Rekayasa Mesin, 3(1).
www.worldsteel.org/steelstory. Diakses pada [10]. Handoyo, Y., Ahsan. (2012). Analisis Kinerja
15 April 2017. Alat Penukar Kalor Jenis Shell and Tube
[2]. Primary Metal. (2017). The Steel Making Pendingin Aliran Air Pada PLTA Jatiluhur.
Industry. Diambil dari: Jurnal Energi dan Manufaktur, 5(1).
http://www.istc.illinois.edu/info/library_docs/m [11]. Lebo, Y.M.V., Gusnawati., Jasron, J. (2015).
anuals/primmetals/chapter2.htm. Diakses pada Analisa Unjuk Kerja Alat Penukar Kalor Tipe
15 April 2017. Shell and Tube Untuk Pendinginan Minyak
[3]. Lacey, J.A. (2011). Coke-Oven Gas. Diambil Pelumas Pasa Sistem Penggerak Induced
dari: Draft Fan. Lontar Jurnal Teknik Mesin
http://www.thermopedia.com/content/641/. Undana, 2(2).
Diakses pada 15 April 2017. [12]. Soekardi, C. (2015). Analisis Pengaruh
[4]. The Engineering ToolBox. (2017). Pumps, Efektivitas Perpindahan Panas dan Tahanan
Compressors, Blowers and Fans. Diambil Termal Terhadap Rancangan Termal Alat
dari: Penukar Kalor Shell & Tube. Jurnal Sinergi,
http://www.engineeringtoolbox.com/pumps- 19(1).
compressors-fans-blowers-d_675.html. [13]. Zainuddin., Nurdin, J., Is, E. (2016). The
Diakses pada 15 Maret 2017. Heat Exchanger Performance of Shell and
[5]. Kakac, S., Liu, H. (2002). Heat exchanger: Multi Tube Helical Coil as a Heater through
Selection, Rating, and Thermal Design (2nd the Utilization of a Diesel Machine’s Exhaust
Ed). Florida: CRC Press. Gas. Aceh International Journal of Science
[6]. Kothandaraman, C.P. (2006). Fundamentals and Technology. 5(1), 21-29.
of Heat and Mass Trasfer (3rd Ed). New th
[14]. Holman, J.P. (2010). Heat Transfer (10 Ed).
Delhi: New Age International (P) Ltd. New York: McGraw-Hill
[7]. Chmiel. (2012). Erection, Operation, and [15]. Brogan, R.J. (2011). Shell and Tube Heat
Maintenance Manual for COG Booster Fan. Exchangers. Diambil dari:
Wippershainer: TLT-Turbo GmbH. http://www.thermopedia.com/content/1121/
Diakses pada 15 April 2017.