Anda di halaman 1dari 5

PRODUKSI BIOETANOL TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

MENGGUNAKAN ISOLAT BAKTERI DARI CAGAR BIOSFER GIAM SIAK


KECIL BUKIT BATU RIAU

Rosa Devitria1, Dini Fatmi2


1Akademi Analis Kesehatan Pekanbaru Jl. Riau Ujung No. 73 Pekanbaru
2STIKes Fort De Kock Bukittinggi, Jl. Soekarno Hatta No.11 Bukittinggi

devitriarosa@yahoo.com

ABSTRAK
Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang diproduksi melalui
proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme. Produksi bioetanol dunia
meningkat seiring dengan gejolak harga minyak. Minat untuk memproduksi etanol
melalui fermentasi bahan baku yang murah, seperti lignoselulosa dari limbah
pertanian, kehutanan, dan tanaman yang mempunyai kandungan biomassa tinggi
makin meningkat. Produksi bioetanol dilakukan melalui tiga tahapan proses yaitu
hidrolisis, fermentasi dan destilasi. Pada proses fermentasi, dilakukan dengan
bantuan mikrob. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi bioetanol dari limbah
tandan kosong kelapa sawit dengan bantuan bakteri yang diisolasi dari tanah
gambut Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu Riau. Dari hasil penelitian
diperoleh kadar bioetanol didapatkan sebesar 0,642% pada fermentasi selama 4 hari
dan 5,61% pada fermentasi selama 6 hari.

Kata kunci: Bioetanol, Fermentasi, GSKBB, Tanah Gambut

ABSTRACT
Bioethanol is one of the alternative fuels produced through fermentation process
with the help of microorganisms. Global bioethanol production increases with oil
price fluctuations. Interest in producing ethanol through the fermentation of cheap
feedstocks, such as lignocellulose from agricultural waste, forestry, and plants with
high biomass content is increasing. The production of bioethanol is carried out
through three processes: hydrolysis, fermentation and distillation. In the
fermentation process, carried out with the help of microb. This study aims to
produce bioethanol from waste oil palm empty bunches with the help of bacteria
isolated from peat soil Biosphere Reserves Giam Siak Kecil Bukit Batu Riau. From
the research result, the increase of bioethanol content by 0,642% in fermentation for
4 days and 5,61% in fermentation for 6 days.
Keywords: Bioethanol, Fermentation, GSKBB, Peatland

PENDAHULUAN bantuan mikroorganisme. Produksi


bioetanol dunia meningkat seiring
Bioetanol merupakan salah satu bahan
dengan gejolak harga minyak. Minat
bakar alternatif yang diproduksi
untuk memproduksi etanol melalui
melalui proses fermentasi dengan
fermentasi bahan baku yang murah,
seperti lignoselulosa dari limbah sangat unik karena keseimbangannya
pertanian, kehutanan, dan tanaman dipengaruhi oleh tiga komponen
yang mempunyai kandungan utama yaitu gambut, air dan vegetasi
biomassa tinggi makin meningkat. (Kaburuan, 2014). GSK-BB menjadi
Namun, pengembangan bioetanol khas karena hutan rawa gambut yang
masih memiliki banyak kendala tiada duanya di dunia (Bappeda,
diantaranya harga yang tidak 2014).
kompetitif, ketersediaan bahan Penelitian ini bertujuan untuk
baku,dan kualitas bioetanol (Anata, memproduksi bioetanol dari limbah
2014). tandan kosong kelapa sawit yang
Produksi bioetanol dilakukan difermentasi dengan bantuan bakteri
melalui tiga tahapan proses yaitu yang diisolasi dari tanah gambut
hidrolisis, fermentasi dan destilasi. Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit
Pada proses fermentasi, dilakukan Batu Riau.
dengan bantuan mikrob. Mikrob yang
METODE PENELITIAN
telah berhasil menghasilkan bioetanol
diantaranya Saccharomyces cerevisiae A. Alat dan Bahan
dan Zymmo-monas mobilis (Hermawati, Alat yang digunakan dalam
et.al ,2010). Khaira (2015) telah berhasil penelitian ini meliputi alat-alat gelas,
memproduksi bioetanol dengan Autoklaf 1925x (Winconsin
mikrob Aspergilus niger, ia Aluminium Foundry Co. Inc.,
mendapatkan bioetanol dengan kadar Monitowoc). Bahan yang digunakan
8% dengan penambahan 11% enzim dalam penelitian ini adalah Tandan
selulose. Kosong Kelapa Sawit; isolat bakteri
Tanah gambut merupakan jenis dari tanah gambut Cagar Biosfer Giam
tanah yang merupakan penumpukan Siak Kecil Bukit Batu Riau;
sisa tumbuhan yang setengah MgSO4.7H2O; KH2PO4 ;(NH4)2SO4.
busuk/dekomposisi yang tak
sempurna dan mempunyai
kandungan bahan organik yang tinggi
serta memiliki pH yang rendah
(asam). Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
- Bukit Batu Riau (CG-GSK-BB)
merupakan salah satu dari 7 Cagar
Biosfer yang ada di Indonesia. Cagar
Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu
(GSK-BB) merupakan kawasan
gambut di Riau, yang sebagian besar
terdiri dari ekosistem hutan rawa
gambut dataran rendah. Ekosistem ini
B. Persiapan Sampel tandan kosong kelapa 121oC selama 1 jam lalu didinginkan.
sawit Ditambahkan isolat bakteri.
TKKS dipotong kecil-kecil dan Difermentasi selama 4 hari, 6 hari dan
dikeringkan dengan oven pada suhu 8 hari.
1050C sampai berat konstan (3-5 jam). E. Destilasi Larutan Fermentasi Glukosa
Kemudian, TKKS digrinder dan Hasil Hidrolisis Selulosa Tandan
disaring dengan 31 Pengeringan (T: Kosong Kelapa Sawit
1050C) sampai berat konstan ukuran
Proses destilasi dilakukan untuk
40 mesh. Sampel dengan ukuran 40
memisahkan etanol dari larutan hasil
mesh lebih baik digunakan agar
fermentasi dengan cara memanaskan
selulosa yang dikonversi menjadi
larutan tersebut dengan menjaga suhu
etanol lebih optimal.
pemanasan pada titik didih etanol
C. Hidrolisis Selulosa Tandan Kosong yaitu 78ºC, sehingga etanol lebih
Kelapa Sawit Menjadi Glukosa Serta dahulu menguap dan penguapan
Uji Kualitatif Glukosa tersebut dialirkan pada pipa,
Dimasukkan 0,5002 g selulosa TKKS terkondensasi dan kembali lagi
kedalam gelas erlenmeyer 250 mL. menjadi etanol cair. Etanol cair yang
Ditambahkan 5 mL akuades. telah dihasilkan dari proses destilasi
Ditambahkan dengan 8 mL HCl 30%. selanjutnya dilanjutkan untuk
Ditutup dengan kapas dan aluminium pengukuran parameter kadar etanol
foil. Dipanaskan dalam termostat dan pH (derajat keasaman).
pada suhu 80oC selama 1 jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Didinginkan hingga suhu kamar.
Berdasarkan hasil penelitian, data
Ditambahkan NaOH 10% hingga pH =
rerata nilai kadar etanol dan pH dapat
4–4,5. Disaring. Dipipet 1 mL filtrat ke
dilihat pada tabel 1.
dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5
mL larutan Benedict. Dipanaskan Tabel 1. Rerata nilai kadar alkohol
dalam termostat hingga terbentuk dan pH
endapan merah bata. Waktu Kadar alkohol
D. Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis fermentasi (%) pH
Selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit (hari)
Menjadi Bioetanol 4 6,42 3.55
Dimasukkan 100 mL Larutan 6 5,61 3,33
glukosa hasil hidrolisis TKKS kedalam 8 4,80 3,02
gelas Erlenmeyer 250 mL.
Ditambahkan 0,1502 g MgSO4.7H2O ; Pada penelitian ini telah berhasil
0,1306 g KH2PO4 dan 1,2021 g mendapatkan bioetanol yang
(NH4)2SO4. Disterilisasi dengan difermentasi menggunakan isolat lokal
menggunakan alat autoklaf pada suhu dari tanah gambut Cagar Biosfer Giam
Siak Kecil Bukit Batu Riau. Kadar lain substrat, suhu, pH, Oksigen, dan
bioetanol yang diperoleh berdasarkan Mikroba yang digunakan.
Farmakope Indonesia yaitu 6,42% pada Substrat merupakan bahan baku
fermentasi selama 4 hari; 5,61% selama fermentasi yang mengandung
6 hari dan 4,80% selama 8 hari. nutrient-nutrient yang dibutuhkan
Penelitian mengenai bioetanol telah oleh mikroba untuk tumbuh maupun
banyak dilakukan sebelumnya dan menghasilkan produk fermentasi.
memiliki hasil yang berbeda-beda. Nutrient yang paling dibutuhkan oleh
Sebagai contoh penelitian yang mikroba baik untuk tumbuh maupun
dilakukan oleh kumalasari(2011) untuk menghasilkan produk
dengan menggunakan substrat kulit fermentasi adalah karbohidrat.
nanas kemudian difermentasi dengan Karbohidrat merupakan sumber
ragi roti (Saccharomyces cereviseae) karbon yang berfungsi sebagai
selama 4 hari pada suhu 24-33OC penghasil energi bagi mikroba,
menghasilkan kadar alkohol yang sedangkan nutrient lain seperti protein
berkisar antara 4,18-5,49%. Hal ini dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit
menunjukkan bahwa, lama fermentasi daripada karbohidrat.
belum menunjukkan waktu yang
optimal. KESIMPULAN

Pengaruh waktu fermentasi dalam Berdasarkan penelitian yang telah


penelitian ini menunjukkan bahwa dilakukan, telah berhasil mendapatkan
semakin lama waktu fermentasi maka bioetanol dari tandan kosong kelapa
kadar bioetanol semakin berkurang. sawit yang difermentasi menggunakan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan isolat bakteri lokal dari tanah gambut
oleh Sari, et.al (2008) menyatakan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit
bahwa lama fermentasi yang optimal Batu Riau.
untuk pembuatan bioetanol adalah 3 UCAPAN TERIMA KASIH
hari. Jika fermentasi dilakukan lebih Ucapanterimakasih, kepada
dari 3 hari, justru kadar alkoholnya kemenristek dikti dalam pendanaan
dapat berkurang. Berkurangnya kadar pada penilitian ini melalui program
alkohol disebabkan karena alkohol hibah penelitian dosen pemula.
telah dikonversi menjadi senyawa lain,
misalnya ester.
Lama fermentasi dipengaruhi oleh DAFTAR PUSTAKA
faktor-faktor yang secara langsung Anata, W. 2014. Dinamika
maupun tidak langsung berpengaruh Pengembangan Industri Bioetanol di
terhadap proses fermentasi. Menurut Indonesia. Teknologi Bioproses.
Kunaepah (2008) ada banyak faktor Teknik Kimia. Universitas
yang mempengaruhi fermentasi antara Indonesia. Depok.
etanol menggunakan kapang
Hermiati, E., et.al. 2010. Pemanfaatan (Trichoderma viride dan khamir)
biomassa Lignoselulosa Ampas Saccharomycess cerevisiae.)Vis
Tebu untuk Produksi Bioetanol. Vitalis.5 (2):)55D62.
Jurnal litbang Pertanian 29(4).

Kaburuan, H., Hapsoh.,


Gusmawartati. 2014. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Penambat
Nitrogen Non-Simbiotik Tanah
gambut Cagar biosfer Giam Siak
Bukit batu. Jurnal Agroteknologi,
Vol.5 No. 1: 35-39.

Bappeda. 2014. Cagar Biosfer Giam


Siak Kecil Bukit Batu riau
Indonesia.
http://www.bappeda.pekanbaru.g
o.id. Diakses tanggal 23 April 2016.

Kumalasari, I. J. 2011. Pengaruh


Variasi Suhu Inkubasi terhadap
Kadar Etanol Hasil Fermentasi Kulit
dan Bonggol Nanas (Ananas
sativus) Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Semarang,
Semarang.

Kunaepah. U. 2008. Pengaruh Lama


Fermentasi dan Konsentrasi
Glukosa terhadap Aktivitas
Antibakteri Polifenol Total dan
Mutu Kimia Kefir Susu Kacang
Merah.Tesis.Universitas
Diponegoro, Semarang.

Sari, L M., Noverita dan Yulneriwarni.


2008. Pemanfaatan jerami padi dan
alang Dalang dalam fermentasi

Anda mungkin juga menyukai