Anda di halaman 1dari 22

SABAR

Rahasia Sukses Orang Beriman


AN. UBAEDY

PROLOG:

Antara Pasrah Pada Tuhan dan


Pasrah Pada Kenyataan

Seperti kita tahu, kesabaran itu adalah konsep Al Qur'an. Karenannya berarti
kesabaran itu adalah konsep yang dimaksudkan untuk membuat manusia menjadi kuat.
Kuat dalam hal menghadapi hidup. Lebih tepatnya kaau dikatakan bahwa kesabaran itu
adalah konsep bagaimana menghadapi realitas atu menjalani hidup.
Seperti kita alami, menjlani hidup ini ternyata tidak cukup memiliki keinginan yang
baik atau keinginan cukup denggan memiliki keinginan yang baik atau keinginan untuk
mnejadi baik. Keinginan yang baik dan keinginan menjadi baik umumnya sudah dimiliki
hampir semua orang. Yang kerap membuat manusia puyeng adalah realitas. Di dlam
realitas ada masalah yang muncul mendadak.
Ada realitas yang "memaksa" kita untuk menemukan solusi. Andaikan realitas itu
lurus-lurus saja mungkin semua orang menjadi baik. Andaikan realitas itu bisa diajak
kompromi, mungkin semua orang akan sanggup mewujudkan impian dan cita-cita.
Andaikan realitas itu lurus-lurus saja mugkin semua orang itu menjadi sholeh.
Tapi memang begitulah realitas itu. Ia terkadang lurus dan terkadang tidak.
Terkadang ada yang klop dengan keinginan tetapi lebih sering adalah bertentangan. Dari
sinilah muncul masalah dan dari masalah itu kemudian lahirlah perbedaan manusia.
Ada manusia yang kuat tetapi ada manusia yang ringkih. Ada yang mendapatkan
pencerahan tetapi ada yang mendapatkan kegelapan. Ada yang langkahnya lurus tetapi ada
yang menyimpang. Ada yang pasrah pada Tuhan (muslimun dan mu'minun) tetapi ada juga
yang pasrah pada kenyataan.
Nah, kesabaran adalah konsep Al Qur'an yang didesain untuk membuat kit menjadi
kuat. Jika batin kita kuat dalam menjalani hidup ini, maka realitas yang ada tidak sampai
membuat kita ambruk. Jika batin ini kuat, ini akan membuat kita snggup menjalani
perintah Tuhan secara lebih baik atau sempurna. Al Qur'an menegaskan:
"Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah" (Al-Muddatstsir: 7).
Apa yang diperintahkan Tuhan? Tentu banyak sekali. Secara umum kita bisa
menyimpulkan bahwa perbuatan yang baik, yang benar dan yang bermafaat buat kita dan
buat orang lain adalah perbuatan yang diperintahkan Tuhan. Sebaliknya, perbuatan yang
tidak baik , perbuatan yang melanggar kebenaran atau perbuatan yang merugikan diri kita
dan prang lain adalah perbuatan yang diperintah setan.
Dalam hal menghadapi realitas, tentu yang diperintah kan Tuhan adalah bertahan
dari godaan yang membuat kita tersesat atau terjerumus. Yang diperintahkan Tuhan adlaah
mengusahakan atau memperjuangkan ide-ide kita agar terwujud, meski kita tahu ada
banyak halangan rintangan yang menghadang. Yang diperintahkan Tuhan adalah
menjalankan keputusan maju, bukan keputusan mundur atau keputusan mendek.
Keputusan maju adalah keputusan kita untuk terus melangkah kearah yanglebih baik, ke
arah yang lebih benar atau kearah yang kebih bermanfaat.
Seperti yang pernah dipesankan Cak Nur "Secara moral sebetulnya dalam keadaan
bagaimana pun kita tetap ditutuntut bertnggung jawab atas segala perbuatan kita,dan kita
tidak dibenarkan dengan gampang mencari dalih untuk tidak mencoba hal yang terbaik
dalam hidup ini. Sebab dengan adanya akan dan pikiran yang telah dikaruniakan Allah
kepada kita, maka wajiblah kepada kita untuk selalu berikhtiar mencari kemungkinan yang
terbaik dari temat asal kita dan ini menjadi salah satu sumber dinamika orang yang benar-
benar beriman, yang tidak perna berputus asa dari Rahmat Allah."
Contoh riil dari keputusan maju adalah apa yang dilakukan Siti Hajar, istri Ibrahim.
Meski sedang menghadapi keadaan yang sangat sulit saat itu, Siti Hajar tetap berusaha
mencari mata air. Siti Hajar tidak putus as atau memilih pasrah pada realitas. Begitu juga
dengan Nabi Daud.
Meski sudah banyak orang mengatakan tidak usah melawan Jalut, tetapi Daud
berusaha melawan orang yang dholim itu. Kebiasaan untuk teteap berusaha ini bisa anda
jumpai dari kebiasaan para nabi, para istri nabi, atau orang-orang yang sudah berhasil
mewujudkan ide-idenya dalam berprestasi.
Kesimpulannya, inti dan esensi kesabaran adalah perjunngan atau usaha, fighting,
struggling, atau jihad. Nabi Muhamad, melalui hadis beliau, menjelaskan bahwa kesabaran
itu ada tida, yaitu:
a) kesabaran atas musibah
b) kesabaran dalam menjalankan perintah dan
c) kesabaran dalam menghindarkan diri dari hal-hal yang membawa kita pada
kemaksiatan. Al Qur'an menjelaskan :
"Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan (ba'saaun), penderitaan (dhrroun)
dan dalam peperangan (usaha). Mereka itulah orang yang benar-benar imannya dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa." (Al Baqarah: 177).

Kesabaran atas musibah tidak sama dengan pasrah menyerahkan diri pada hal-hal
buruk ynag menimpa kita. Kesabaran di sini adalah memperjuangkan solusi atau aksi agar
musibah itu cepat pergi atau agar hidup kita tidak dibuat hancur oleh musibah itu.
Kesabaran atas perintah berarti perjuangan untuk mewudjudkan ide, gagasan atau
niat yang baik agar tidak dikalahkan oleh halang rintang atau masalah atau ealitas yang
bertentangan. Kesabaran atas maksiat berarti perjuangan menjauhi hal-hal negatif yang
berpotensi menyengsarakan atau menyesatkan kita.
Melihat penjelasan semacam itu berarti kesabaran adalah bukti dari kepasrahan kita
pada perintak dan larangna Tuhan (pasrah pada Tuhan). Pasrah pada Tuhan ini berbeda
dengan pasrah pada realitas atau pasrah pada kenyataan dan keadaan.
Pasrah pada Tuhan merupkan jalan untuk membuat hidup kita lebih baik, lebih
benar dan lebih bermanfaat. Sebaliknya, pasrah pada realitas kerapkali membuat hidup lita
lebih buruk, lebih salah dan lebih merugikan.

"90% penyebab kegagalan manusia adalah kepasrahan terhadap realitas."


(Washington Irvin).

Kesuksesan dilahirkan dari 99% kegagalan yang dipahami dengan sikap anti
menyerah."
(James Dyson).

"Keberhasilan seseorang itu 20% ditentukan oleh kecerdasan intelektual dan yang
80% ditentukan oleh serumpun kemampuan yang disebut kecerdasan emosional. "
(Daniel Goleman).
"Kekuatan tidak datang dari kemenangan. Perjuanganlah yang membangun
kekuatan. Jika kamu berjuang melewati kesulitan. Jika kamu terus berjuang melewati
kesulitan dan memutuskan untuk tidak pernah menyerah, maka itulah kekuatan."
( Arnold Schwarzenegger, American Actor)
BAB I

Kesabaran Adalah Kemampuan

"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu dan agar kami menyatakan hal
ihwalmu." (Muhammad: 31)

A. Kemampuan Menunggu

Satu hal yang kerap lepas dari kesadaran kita dalam praktek hidup sehari-hari
adalah bukti tentang hal ihwal kita. Kita tidak sadara bahwa kita putus asa, ketika kita
malas-malsan, ketika kita tidak tahan terhadap berbagai penderitaan usaha, semua itu
adalah bukti siapa diri kita. Itulh kualitas diri kita. Itulah ihwal kita.
Bisa saja kita menyusun berbagai alasan atau mengemukakan berbagai alibi, tetapi
apapun yang kita lakukan dalam menghadapi kenyataan hidup ini adalah bukti siapa diri
kita. Jika anda tetap melawan kenyataan dan ahirnya anda menang, maka kemenangan
itulah bukti siapa diri anda. Sebaliknya , jika anda memutuskan untuk pasrah-kalah dalam
menghadapi kenyataan dan akhirnya anda kalah, maka apapun alsan adna kekalahan itu
adalah bukti siapa diri anda.
Paslah kalau Al Qur'an , seperti pada ayat di atas berpesan agar kita berjihad dan
bersabar dalam menghadapi ujian hidup. Dengan adanya ujian itu akan kita ketahui secara
langsung rapot kita atau bukti siapa diri kita. Jika kita memilih berjuang dan bersabar ,
rapot kita akan positif.

"Nasibmu adalah hasiil dari kumpulan tindakanmu. Titik" (Mahatama Gandhi).

B. Kemampuan Mempertahankan

Kesabaran adalah kemampuan seseorang dalam mempertahankan diri dari godaan


dan serangan yangbakal mempengaruhi hasil akhir (ash-shobru alal mahaarim atau ash-
shobru alal ma'shiyah).
Seperti yang kita alami dalam praktek usaha apapun, keinginan kita untuk
mendapatkna hasil akhir yang kitaa inginkan itu kerapkali harus menghadapi serangan dan
godaan. Termasuk serangan di sini misalnya hambatan dari manusia atau keadaan.
Sedangkan yang termasuk godaan di sini misalnya suara-suara setan muncil dari dalam diri
kita, seperti: sudahlah putus asa saja, sudahlah jangan terlalu giat, sudahlah menunggu
pemberian atau dukungan orang lain lebih dulu dan lain-lain.
Orang yang sabar(penyabar) adalah orang yang tetap men-khusyu'kan pikiran, hati
dan tindakannya untuk meraih apa yang diinginkan dengan tetap melawan godaan batin
dan mengatasi tantangan atau kesulitan yang muncul di tengah jalan.

" Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Maka sesungguhnya yang
demikian itu amat berat kecuali bagi orang yang khusyu' " ( Al Baqarah: 45).

Fakta dilapangan menunjukan bahwa yang menyuruh untuk putus asa itu bukan
sulitnya peluang, bukan krisis modal, bukan kesulitan yang diciptakan orang lain. Lalu
apa? Yang menyuruh mereka putus asa adalah keputusannya sendiri.
Tetapi masalah ini tidak sampai membuat kita putus asa apabila kita tetap melawan
suara-suara batin yang mengajak kita untuk putus asa. Karena usaha manusia itu akan
menghadapi hambatan dari luar atau godaan dari dalam, maka di sinilah dibutuhkan
kesabaran dalam melawan. Tanpa ada perlawanan, kalahlah kita.

C. Kemampuan Menjalankan

Kesabaran adalah kemampuan kita dalam menjalankan sesuatu yang dibutuhkan


oleh proses untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan. Agar usaha yang kita lakukan itu
dapat mendatangkan hasil seperti yang kita inginkan (tentunya usaha yang baik), dua hal
yang dituntut diri kita adalah :
 Mentaati perintah Tuhan tentang apa yang disuruh dan apa yang dilarang
 Melawan perintah setan tentang apa yang disuruh dan apa yang dilarang.

Dua hal diatas harus kita buktikan dalam praktek (pembuktian) dan tidak cukup kita
nyatakan dalam ucapan (pernyataan). Mengapa? Satu-satunya alasan adalah: tidak ada
usaha manusia yang anti gagal , tidak ada usaha manusia yang sudah sempurna dalam arti
tidak akan ada kesulitan, hambatan atau kekurangan.
Saya ingin membei cintih msalnya saja gagal. Pasti dong usaha manusia itu pernah
gagal. Kegagalan ini dialami oleh semua manusia. Kegagalan usaha ini dialami oleh orang
berprestasi rendah dan berprestasi tinggi. Lalu apa yang membedakan kedua kelompok
manusia itu?
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa orang yang berprestasi tinggi mentaati
Tuhan dan melawan perintah setan. Sedangkan orang yang berprestasi rendah justru
mentaati perintah setan danmelawan perintah Tuhan. Apa yang diperintahkan Tuhan dan
apa yang diperintahkan setan ketika menghadapi keggalan usaha? Diantara yang
diperintahkan Tuhan adalah sebagai berikut:
1. Merebut tanggung jawab
2. Mebgambil pelajaran dari kesalahan dan masalah
3. Memiliki pemahaman hidup bahwa kegagalan adalah bagian dari langkah maju
(konsekuensi).
4. Mempertahankan sikap positif an konstruktur (membangun) atas kegagalan yang
menimpa usahanya.
5. Melawan asumsi kuno yang menyesatkan tentang kegagalan.
6. Mengambil resiko baru, melakukan lagi dan terus melakukan.
7. Memiliki pemahaman bahwa ada sesuatu
8. Memiliki daya tahan dari serangan putus asa

" Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan (ba'saaun), penderitaan (dhrroun)
dan dalam peperangan (usaha). Mereka itulah orang yang benar-benar imannya dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa." (Al Baqarah: 177).

Lalu apa yang diperintahkan setan? Pada saat kegagalan terjadi, setan menyuruh itu
untuk melakukan hal-hal dibawah ini. Orang-orang yang berprestasi rendah pad
aumumnya mentaati apa yang diperintahkan setan itu tetapi itu sangat jarang disadarinya.
Di antara perintah setan yang kerap ditaati itu adalah misalnya berikut ini:
1. Menyuruh mereka untuk menolak tanggung jawab atau membiarkan hal buruk
terjadi
2. Setan menyuruh mereka berharap mudah-mudahan cukup sekali ini saja saya gagal,
rugi atau salah.
3. Menyuruh mereka untuk berkesimpulan sebagai orang gagal atau orang yang kalah.

"Nabi Ibrahim berkata: Tidak ada orang yang putus asa dari rahmat Tuhannya
kecuali orang-orang yang sesat." (QS. Al-Hijr: 56).
KESABARAN DALAM MENUNGGU HASIL AKHIR DARI USAHA.
KESABARAN DALAM MEMPERTAHANKAN DIRI DARI GODAAN. KESABARAN
DALAM MENJALANKAN SESUATU UNTUK MENCAPAI TUJUAN.
BAB II

Mengapa Kesabaran Perlu


Ditingkatkan ?

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu."


Orang-orang yang beriman berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi
Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang di
cukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10)

Selama ini kita sering mendengar bahwa yang namnya pahala itu selalu dikaitkan
dengan kehidupan akhirat yang "nanti"-nya tidak ketahuan. Penjelasan demikian memang
tidak salah. Cuman masalahnya, manusia itu kurang tertarik dengan hal-hal yang berbau
"nanti". Yang dimaui manusia adlah sesuatu yang sekarang ada, bisa dinikmati sekarang,
bisa dilihat orang lain sekarang dan seterusnya.
Karena itu, Al Qur'an selalu mengingatkan agar kita jangan sampai terlena dengan
kehidupan dunia(duniawi dekat, sekarang, pendek, rendak dst). Maksudnya bukan berarti
dunia itu tidak penting. Bukan berarti dunia itu hina. Tetapi, peringatan itu adalah benteng
supaya kita tidak terlalu bernafsu mengingat dunia dan melupakan akhirat. Jangan sampai
ingatan kita terhadap unia menghalangi ingatan kita terhadap kiamat.
Perlu kita sadari bahwa kalau meihat praktek hidup pahala itu tidak selalu harus
berhubungan dengan kehidupan akhirat. Pahala itu diberikan Tuhan pada kehidupan dunia
dan kehidupan akhirat dengan bentuk dan melalui cara yang tidak bisa dihitung atau tidak
bisa dipredisikan manusia.
Pahala oang mrningkatkan kesabarannya dalam usaha atau dalam perjuangannya
tidak saja diberikan di akhirat tetapi juga sudah diberikan oleh Tuhan pada kehidupan
dunia ini. Bentuk pahala itu, misalnya saja prestasi, penghargaan, prestis, kemajuan ,
kehormatan, solusi dan lain-lain.
Salah seorang pengussha yang sudah dikenal dekat dengan masyarakat dan sudah
mendapatkan pahala dari kesabarannya dalam berbisnis adalah Pak Bob Sandino. Dalm
sebuah seminar , saya tahu dari ceramah beliau tentang bagaimana usahannya dimulai.
Sabar dalam arti melawan godaan dan serangan yang dapat membuat roboh dan
tidak bangkit lagi. Sabar dalam pertahanan dan penyerangan. Kesabaran ini yang kemudian
membuat Tuhan memiliki alasan untuk mendatangkan pahala kepada kita. Soal apa
bentuknya pahala itu dan soal caranya bagaimana, ini urusan tehnis Tuhan.

A. Hukum Pembalasan Akhir

Kesabaran berkaitan dengan bagaimana kita menghadapi watak seni hukum


pembahasan akhir itu. Kita yakin ahwa semua orang di dunia sudah tahu apa itu hukuman
pembalasan akhir. Pengertian umum yang kita paham adalah : kalau kita melakukan
sesuatu pasti dibalas. Kalau kita melakukan sesuatu pasti balasannya diakhir. Tidak ada
balasan yang letaknya diawalkan. Biasanya ini kita rujukkan pada ayat Al Qur'an dibawah
ini:

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrohpun , niscaya dia akan


melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrohpun ,
niscaya dia akan melihat balasannya." (Az-Zalzalah: 7-8)

Pemahaman diatas sudah pasti benarnya. Hanya saja yang sering kali kita lupkan
adalah wataknya yang saya sebut dengan istilah seni itu. Seni yang saya maksudkan di sini
adalah sifat-sifat yang bukan seperti ilmu pasti atau tidak seperti kepastian dalam ilmu
pasti.
Misalnya ketika anda memulai usaha baru. Mwnurut praktek yang umum, tidak ada
kepastian yang dapat dipastikan di sini. Maksudnya tidak ada kepastian sepeti dalam ilmu
pasti di sini. Bisakah seseorang menjawab usahanya akan berhasil pada tanggal sekian
seperti kita bisa memastikan tanggal gajiannya karyawan? Karena umumnya tidak bisa kita
memastikan tanggal kesuksesan usaha , makannya saya dengan setuju dengan kesimpulan
Sukyanto Nugroho, pendiri es teler 77, bahwa yang menjadi kunci keberhasilannya adalah
keyakinan. Dia yankin seyakinnya bahwa Tuhan pasti akan membalas usahanya.
"Hidup saya memang dipengaruhi ileh motto klasik bahkan klise. Namun ternyata
manjur. Keberhasilannya yang saya peroleh dalam kehidupan ini adlah berkat keyakinan
dan kepercayaan yang dalam bahwa Tuhan merencanakan sesuatu yang baik bagi hidup
saya," begitu kesimpulannya.
"Meraih kesuksesan usaha memang tidak cukup dengan keyakinan tetapi jika
keyakinan ini hilang maka usaha anda untuk meraih kesuksesan akan berhenti di tengah
jalan."

Kalau kita berbuat baik kepada orang lain, entah itu kita kenal atau tidak, tidak
harus esok hari Tuhan akan mengirimkan orang lain yang akan berbuat baik kepada kita
sebagai balasan. Balasan itu pasti tetapi tidak sepasti Ilmu Pasti melaikan seperti seni.

" Hidup ini banyak mengandung seninya ketimbang ilmu eksaktanya." (Samuel
Smile)

Ada satu cara yang bisa kita pilih sebagai pembelajaran untuk eningkatkan
keyakinan dan keimanan kita pada kebenaran Hukum Pembalasan Akhir. Sebagai
tambahan dari apa yang sudah anda ketahui, saya ingin menjabarkannya sebagai berikut :
Pertama adalah fokus. Apapun yang terjadi pada usaha kita, cobalah kita melatih
pikiran ini untuk memfokuskan pada apa yang kita inginkan, bukan pada kekesalan atau
kekecewaan.
Kedua adalah mengalir (flow). Maksudnya di sini adalah kita tetap berusaha
melakukan usaha yang ositif (ikhtiar) seperti air yang mengalir, meskipun untuk sementara
ini mata pikiran kita mneyasikan hasil usaha kita yang masih belum klop dengan keinginan
kita.
Ketiga adalah melawan (fight). Kita perlu berjuang melawan unek-unek batin yang
mengajak kita untuk putus asa, keluar dari arena, pasrah-kalah secara fatalis, dan
semisalnya.

B. Kekuatan Batin

Kesabaran dibutuhkan untuk menambahkan kekuatan.


Jiwa kita itu sama seperti fisik kita. Dia menjadi kuat bukan karena kita
menganggur-kan tetapi karena kita gunakan atau kita latih. Kalau ada seseorang yang bisa
kita menggeret kendaraan dengan menggunakan giginya, tidak berarti orang itu dari lahir
menggunakan gigi besi. Orang itu melatih kekuatan giginya.
Begitu juga dengan kekuata jiwa kita. Saya kira ada pelajaran menarik dari seorang
aktor laga Hollywood, Arnold Schwarzenegger. Dalam sebuah kesempatan ia
menyimpulkan, kekuatan itu tidak lahir dari kemenangan. Jika anda bertanding dan
akhirnya menang. Maka kemenangan anda ini belum tentu bisa menambah kekuatan anda.
Lalu apa yang bisa menambahkan kekuatan seseorang?
Menurut pengalamannya , kekuatan bertambah dari perjuangan seseorang dalam
melawan tantangan. "Jika anda terus melangkah dan memutuskan untuk tidak akan
menyerah, maka kekuatan anda bertambah," begitu tegasnya.
Menurut sunnatullah , mereka tidak lahir dengan kekuatan batin yang prima.
Mereka tidak lahir dengan keistimewaan yang hanya diberikan kepada mereka dan tidak
diberikan kepada orang lain. Mereka punya kekuatan batin yang bagus karena mereka
berhasil dalam meningkatkan atau menambahkan kekuatannya.

"Karakter menghadapi hidup bukanlah warisan tetapi prestasi yang dibangun


seseorang melalui pikiran dan tindakan sedikit demi sedikit tetapi kontinyu." (Helen
Gahagan Dougles).

Terbukti , studi para ahli mengungkapkan beberapa karakteristik dasar yang


dimiliki oleh ara pengusaha yang sudah mewujudkan ide-ide bisnisnya dimana kesabaran
termasuk salah satu vital. Dibawah ini adalah karakteristik dasar para pengusaha yang
sudah terungkap melalui studi:
1. Mereka tidak cepat menyerah oleh tantangan atau memiliki ketahanan tinggi.
2. Mereka melangkah maju menantang serangan tantangan dan berusaha
mengendalikan kontrol
3. Mereka mengambil tindakan untuk menciptakan peluang dari kemalangan yang
dialami
4. Mereka memilih untuk merebut tanggung jawab hidup, bukan memilih untuk
membiarkan tangggung jawab.
5. Mereka memiliki kemmpuan menunggu hasil akhir dari apa yang dilakuan hari ini
(sabar)
6. Mereka punya kemampuan untuk mempelajari keslahan, myakini keputusan dan
tetap menjga sudut andang positif
7. Mereka mencintai apa yang dilakukan sehingga punya ketahanan lebih lama dalam
bekerja.
Ada sebagian besar orang yang tidak kuat dan hanya ada sebagian orang yang kuat.
Sebagian kecil ini kuat karena mereka mimiliki jiwa yang kuat berkat latihan yang
dijalaninya.
Dengan kata lain , karena mereka sabar dalam memperjuangkan ide-idenya di
lapangan sampai berhasil, mkanya Tuhan memberikan balasan kepada mereka sebuah
kekuatan. Kekuatan itu tidak diberikan secara geratis. Kekuatan itu diberikan sebagai
balasan atau usaha.

C. Benteng Kesesatan

Kalau melihat dari survei, masalah yang paling banyak bikin orang sesat, lupa diri,
atau menyimang, adalah masalah finansial atau keuangan. Sampai-sampai ada peringatan
bahwa kefakiran itu sangat berpotensi menjerumuskan orang pada kekufuran.
Bisakah munculnya masalah itu dijadikan pembenaran untuk menyimpang ? tentu
saja tidak. Andaikan ini dibenarkan, pastilah dunia ini sudah rusak. Selain karena alasan
itu, pemyimpangan tidak bisa dibenarkan karena pada hakekatnya yang menyuruh
seseorang untuk menyimpang atau tidak, bukanlah masalah yang dihadapi, namun
keutusannya sendiri.

"Nasib manusia tadak diciptakan oleh keadaannya tetapi oleh keputusannya."

Jika kita gagal dalam meningkatkan kesabaran saat menghadapi masalah, maka masalah itu
tidak mungkin mencerahkan, memperkuat atau membuat kita menjadi lebih bijak. Masalah
itu malah membuat kita lebih tersesat dan lebih tersesat dan lebih gelap.

"Semua Masalah Adalah Masalah Bagi Yang Punya Masalah "


BAB III

Antara Kesabaran dan Kecerdasan

"(Mereka mengucapkan): keselamatan bagimu berkat kesabaranmu. Maka langkah


baiknya akibat akhir itu (tempat kesedahan,pembalasan)." (Ar-Ra'du: 24).

Seperti yang sudah kita bahas di muka, kesabaran itu bukan menunggu untuk
menunggu, bukan pasrah untuk pasrah, bukan bertahan untuk bertahan, bukan diam untuk
diam. Kesabaran adalah perjuangan dalam menunggu, perjuangan dalam bertahan,
perrjuangan dalam menghindari atau perjuangan dalam mengusahakan. Karena ada unsur
perjuangan dalam kesabaran itu, maka sudah passlah kalau dikatakan bahwa kesabaran itu
kekuatan , bukan kelemahan.

"Keberhasilan itu seringkali muncul pada saat kita sudah mau hampir putus asa
karena sudah berussaha berkali-kali." (Thomas Alfa Edison).

"Biasanya orang akan menemukan keberhasilannya di lokasi yanng tidak jauh dari
kegagalannya." (Thomas J. Watson , pendiri IBM)

"ASHOBRU ALAL MUSIBAH - ASHOBRU ALATH THO'AH ASHOBRU ALAL


MA'ASHI"

Kesabaran itu kita butuhkan antara lain unutk kepentingan :


 Mentaati hukum-hukum Tuhan yang bekerja di dunia ini
 Menambahkan kekuatan di dalam iri sehinggan kita sanggup menghadapi
kenyataan hidup yang terkadang brutal.
 Menajamkan kontrol diri sehingga kita dapat selamat dari resiko tindakan yang
kebablasan

Jika dikaitkan dengan berbagai temuan para ahli di bidang kecerdasan, ternyata
kesabaran adalah kemampuuan yang siangan vital untuk meningkatkan kecerdasan.
Kesabaran adalah kemampuan yang kita butuhkan untuk meningkatkan EQ, SQ dan AQ.
Berbagai bentuk kecerdasan itu, seperti kata para penggagasnnya , memiliki peranan
penting dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang di bidang usaha yang
mereka geluti.

"Selama kurang lebih 30 tahun melakuka studi di lapangan, saya akhirnya


menyimpulkan bahwa kejeniusan manusia itu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang disebut "mental conditioning" ketimbang "genetic superiority." (Dr. Win Wenger)

A. Kesabaran & EQ

Istilah EQ ini dikembangkan dari berbagai temuan para ahli di bidang kecerdasan
dari waktu ke waktu. Tokoh tentang ini yang paling banyak dikenal di sini adalah Daniel
Golemen. Ia adalah seorang pakar dari Universitas Harvard di Amerika.
Dari berbagai kajian dan studi terhadap orang-orang yang berpretasi tinggi,
ditemukan kata-kata yang menunjukkan bahwa bahwa ternyata mereka-mereka itu
memeilki kemampuan di atas (EQ) yang cukup bagus. Apa ukuran dari kemampuan itu ?
dalam EQ istilah yang disebut empat Pilar Utama EQ yang dapat dijadikan ukuran tentang
tinggi-rendahya EQ seseorang. Keempat pilar itu oleh Steve Hein disingkat dengan istilah
BARE:
B = balance (keseimbangan-diri)
A = awareness (kesaadaran-diri)
R = responsibility (tanggung jawab)
E = emphaty (empati)

Mengacu pada istilah BARE di atas, berarti: orang yang punya EQ tinggi memiliki
keseimbangan hiudp yang badus atau bisa me-manage diri. Orang yang memiliki EQ tinggi
memiliki kesadaran diri yang bagus. Misalnya ingat pada tujuan, ingat untuk membedakan
mana yang penting, mana yang tidak penting, mana yang membahayakan dan mana yang
membahagiaan.
Studi ilmiysh menemuksn bshwa orang yang kurang melatih diri dalam
menciptakan keseimbangan (balance), pengendalian (control), kesadaran (awareness) dan
empati (emphaty) seringkali cenderung mengakibatkan hal-hal buruk sebagai berikut :
 Mudah dibuat kalut oleh perubahan buruk (bad handiling change)
 Kurang mampu dalam bekerjasama, bekerja dalam team, mudah patah dalam
menjalin hubungan dengan orang lain.
 Sering terputus hubungan dengan diri sendiri akhirnya gampang kalap
 Mudah terseang vius yang bernama "burn-out" (kehilangan motivasi, kehilangan
inspirasi, dan kehiangan jurus dalam beraksi, "missing-action").
 Mudah terkena gigitan virus "over" antara mudah kebablasan atau terlalu hati-hati
(over-caution).

Membaiknya EQ kita seiring dengan kesabaran yang kita jalankan adalah salah satu
bentuk pahala yang kita terima. Memang perlu disadari bahwa kesabaran atau EQ yang
bagus tidak otomatik membuat kita sukses atau berprestasi di bidang-bidang yang kita
inginkan teteapi untuk berprestasi di bidang apapun yang kita inginkan dibutuhkan
kesabran atau EQ yang bagus.

"Keberhasilan seseorang itu 20% ditentukan oleh kecerdasan Intelektual dan yang
80% ditentukan oleh serumpun kemampuan yang disebut kecerdasan emosional." (Daniel
Goleman).

B. Kesabaran dan SQ

Istilah SQ ini meengkapi istilah lain di bidang kecerdasan yang kita kenal di sini
seperti misalnya EQ (kecerdasan emosional) atau IQ (kecerdasan intelektual). Secara
fungsi, ada yang berpendapat bahwa kalau IQ (kecerdasan intelektual) berfungsi untuk
melihat kandungan diluar diri kita dan di dalam diri kita (aiun yubshiru), dan EQ berfungsi
untuk mengolah apa yang di dalam diri kita seperti perasaan dan mood (udzunun yasma'u)
maka SQ (spiritual) adalah pusat di dalam diri kita (qolbu yafqohu).
Hasl studi ilmu pengetahuan yang pernah dilakukan oleh kelompok Donah Zohar
dan Ian Marshall ini menyebutkan bahwa di dalam pikiran manusia ada bagian yang pantas
disebut God Spot (titik Tuhan) yang selalu menyuarakan kebenaran kepada hati kita.
Suara Tuhan yang mengalir ke hati kita dan menyuarakan apa yang benar untuk
dilakukan yang kemudian isebut suara hati. Suara hati inilah yang bekerja untuk slalu
memberikan sinar atau cahaya bagi langkah kita yang kemuian lengkapnya kita sebut hati
nurani (Arab : nuurun adalah cahaya).
Jalaludin Rumi menyimpulkan: "mata hati mempunyai 70 kali lebih besar untuk
melihat kebenaran daripada dua indra penglihatan." Cak Nur menyimpulkan: "Dan amu
tidak dapat menipu diri kamu sendiri, sebab hati nurani itu tunggal dan selamanya hanya
membisikkan yang baik dan yang benar saja. "Allah tidak membuat untuk seseorang dua
hati dalam rongga dadanya." (QS. Ahzab: 4). Bahkan oleh sebagian ulama dikatakan
bahwa saking jelasnya suara hati itu bagi kita sehingga Al-Qur'an tidak perlu menjelaskan
lagi apa itu suara hati kecuali sifat-sifatnya atau hasilnya.
Berbicara tentang Kecerdasan Spiritual ini, bisa dikatakan bahwa semua manusia
memiliki kecerdasan ini atau semua manusia sudah diberi hati oleh Tuhan yang
menyuarakan tentang apa yang benar untuk dilakukan. Tetapi bedanya adalah:
1. ada orang yang slalu meningkatkan usaha, dan
2. ada orang yang slalu membiarkan.
Menjadi orang yang pertama akan membuat kita SQ kita terus bertambah.

C. Kesabaran & AQ

Merujuk pada penjelasan Paul G. Stoltz, Ph. D., tokoh yang dikenal banyak terlibat
dalam mempromoikan istilah ini, AQ bukan sekedar kemampuan cara pasif dari serangan
penderitaan.
Kemampuan seperti ini sudah dimiliki oleh banyak orang. AQ adalah kemampuan
seseorang untuk mengolah penderitaan menjadi kreasi, prestasi atau potensi aktual lainnya
yang bermanfaat buat kita. AQ adalah kemampuan seseorang untuk mengubah penderitaan
kemampuan seseorang untuk mengubah penderitaan menjadi peluang yang
menguntungkan kita (turning obstacles into Opportunities), seperti dalam contoh kasus
yangmenimpa orang-orang berprestasi di dunia ini.
Berdasarkan teori-teori yang berkembang tentang kecerdasan ini, ada satu kata
kunci yang bisa ita pedomani sebagai indikator apakah kita memiliki AQ rendah, sedang
atau tinggi. Satu kata kunci yang saya maksudkan itu adalah keputusan (decision). Artinya,
model keputusan yang kita ambil ketika kita tertimpa kemlangan atau penderitaan, entah
itu kecil atau besar, sementara atau selamnya, bisa kita jadikan sebagai tolak ukur tingkat
AQ kita.
Karena keputusan ini memegang peranan penting, maka Jim Rohn mengatakan
bahwa nasib seseorang tidak ditentukan oleh kebetulan yang diterimanya (by change)
tetapi ditentukan oleh keputusan yang dipilihnya (by choice).
Secara umum model keputusan yang dipilih oleh manusia ketika sedang tertimpa
kemalangan, bisa digolongkan sebagai berikut:
 Keputusan untuk mundur, hancur atau kalah.
 Keputusan untuk kembali kenormal, masa bodoh , diam atau pasrah apa adanya.
 Keputusan untuk tetap melangkah maju atau keputusan tetap naik mendaki
tangga"mi'roj" prestasi.

Berdasarkan tiga model di atas, kita bisa mengaudit keputusan yang biasa kita
ambil jika kita memilih untuk memutuskan menjadi orang yang semakin hancur, semakin
putus asa, semakin malas, semakin gelap, atau semkain sesat gara-gara ada hal-hal yang
tidak kita inginkan menimpa kita, berarti AQ kita rendah dan sangat perlu untuk
ditingkatkan.
Antony Robbins mengatakan:"Rahasia kesuksesan adalah belajar bagaimana
menggunakan kesengsaraan dan kesenangan, bukan mnjadi korban kesengsaran atau
kesenangan. Jika kamu melakukan ini maka kamu tidak melakukannya hidupmu akan
dikontrol."
Al Qur'an menyuruh kita untuk belajar menciptakan model keputusan maju. Satu
dari sekian perintah Al Qur'an itu bisa kita tangkap dari penjelasan Al- Baqarah ayat 156:
".....(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Inna
lillahi wa inna ilaihi roaaji'un" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-
lah kami kembali)."
BAB IV

Mengapa Kita Gagal Menjadi Penyabar?

Kesabaran itu adalah hasil dari usaha kita untuk memperbaiki, memperkuat dan
mengembangkan diri. Kesabaran itu bukan pembawaan dari lahir. Kesabaran itu bukan
pula hadiah dari Tuhan yang diberikan kepada orang tertentu an tidak diberikan kepada
orang lain. Kesabaran itu adalah balasan dari Tuhan yang diberikan kepada semua orang
yang mengusahakan sesuatu.
Saya yakin semua orang ingin untuk menjadi penyabar. Meski demikian, tidak
semua yang berhasil menjadi penyabar. Kebanyakan orang malah gagal untuk menjadi
penyabar. Apa yang membuat mereka gagal? Ada beberapa masalah batin yang dapat
menghalangi usaha kita utnuk menjadi orang yang sabar, di antara lainnya:

A. Tujuan Hidup
Semua orang yang berprestasi tinggi di dnia ini memiliki sesuatu yang berarti di
dalam dirinya yang saya sebut dengan istilah tujuan hidup itu. Soal mereka menamakannya
dengan dengan istilah yang berbeda-beda,itu soal nama saja. Studi ilmiah di bidang
leadership menunjukkan bahwa semua pemimpin besar di dunia memiliki ciri-ciri antara
lain :
1. Mereka punya mimpi (visi yang jauh ke depan) yang bisa menempus kenyataan ini.
2. Mereka punya sasaran atau target-target yang pasti dari setiap usahannya.
3. Mereka punya keyakinan-keyakinan yang beralasan (keyakian dengan logika)
4. Mereka punya fokus fikiran yang teratur rapi (tidak mengacak dan ngawur)
5. Mereka bisa melihat masalah-masalah sebatas sebagai hal yang perlu diselesaikan,
bukan hantu-gaib yang dipandang sebagai sesuatu yang tidak bisa deselesaikan.

Kalau anda tidak memiliki tujuan hidup yang berarti bagi diri anda,maka spirit
perjuangan anda lemah. Ketika anda kehilangan spirit memperjuangkan sesuatu ini, maka
resiko yang anda hadapi bukan saja anda tidak mendapatkan hasil, tetapi juga diri anda
tidak terlatih untuk menjadi orang yang kuat termasuk tidak terlatih menjadi orang yang
sabar.
" Tetapi, ada penderitaan dalam hidup ini. Ada kekalahan. Tak seorangpun yang
bisa mnehindarinya. Hanya saja lebih baik kalah dalam pertempuran memperjuangkan
mimpimu ketimbang harus dikaalahkan tanpa kamu ketahui apa yang kamu perjuangkan."
(Paulo Coelho)

Dengan alasan itulah orang tua kita mengajarkan kita agar setiap anak perlu
memiliki cita-cita yang lluhur. Setiap guru di taman kanak-kanak pasti tidak lupa
menannyakan apa cita-cita anak didiknya.

"Ya Tuhanku berilah aku kehidupan dunia yang baik , berilah aku kehidupan
akhirat yang baik dan jagalah aku dari pada api neraka" (Robbana aatinaa fid dunya
hasanah wafil aakhiroti hasanah waqina adzaban naar).

B. Lemah Iman
Kaitannya dengan bahasan ini adalah, jika kita sudah mengimani kebenaran Hukum
Pembalasan Akhir itu , niscaya kita tidak mudah dipatahkan oleh perubahan realitas yang
sifatnya sementara itu. Pikiran kita akan selalu terfokus pada sebuah ingatan bahwa usaha
kita yang baik akan tetap mendapatkan balasan.
Ingatan semacam ini akan membuat kita sabar dalam usaha, tidak cepat kapok
dalam berbuat baik atau tidak mudah tertipu realitas. Meski iman tidak menyelesaika
masalah tetapi untuk menyelesaikan masalah dengann baik dan benar dibutuhkan
keimanan.
"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berbeda di tepi (tidak
sepenuhnya). Jika ia memperoleh kebaikan tetaplah ia dalam keadaan itu dan ia ditimpa
oleh suatu bencana, berbaliklah ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang
demikian itu addalah kerugiannya yang nyata." (QS. Al-Hajj:1)
Seperti yang dikatakan diatas, semua pejuang di dunia ini punya model keimanan
pembuktian itu. Kalau tidak punya,mana mungkin mereka kuat menghadapi kenyataan
yang brutal. Mana mungkin mereka bisa tahan dan konsisten untuk melakukan usaha-usaha
perbaikan yang terus menerus.

C. Miskin Pengetahuan Spesifik


Pengetahuan spesifik bukanlah pengetahuan yang sedikit dan terbatas. Pengetahuan
ini adalah pengetahuan yang menyeluruh tentang hal yang aspesifik. Setiap bidang, etiap
pekerjaan, dan setiap wilayah prestasi tertentu memiliki prinsip utama, kebiasaan dna
watak tersendiri memiliki prinsip utama, kebiasaan dan watak tersendiri yang bekerja.
Ketika semua itu tidak kita ketahui secara akurat maka ini memudakan kita utnuk
mengambil keputusan yang mematikan, menghentikan langkah, tak sabar, pasrah dan
seterusnya.
Kaitannya dengan kesabaran adalah, ketika kita melakukan perjalanan di Jakarta
atau kota besar lainnya yang penuh dengan kemacetan tetapi kita menggunakan
pengetahuan kita tentang perjalanan dipedesaan yang tidak kenal macet dna ternyata
kenyataan kemacetan itu tidak beneran, maka secara mental kenytaan demikian tidak
langsung bisa masuk ke ruang kesadaran-penerimaan kita.
Sedikit banyaknya kita menolak lebih dulu, dan selama tidak kita ganti
pengetahuan itu, maka selama itu pula kita akan menolak. Penolakan itu biasannya kita
lampiaskan dalam berbagai bentuk termasuk salah satunya adalah ketidaksabaran.
Nabi karena itu menyuruh kita menambah ilmu panjang hidup. Berhenti menambah
ilmu akan membuat kita dekat dengan kesengsaraan. Dekat dengan kebodohan akan
membuat kita dekat dengan kesengsaraan. Seperti kata petuah bijak bahwa paling banyak
membuat kita sengsara adalah kebodohan kita tentang keadaan tertentu yang melingkupi
hidup kita.

"Jika sasesorang memiliki informasi yang lebih bagus maka ia akan sangaup
membuat keputusan yang lebih berbobot. Titik." (Suzanne Muchin, CEO Civitas).

D. Makna Negatif
Kalau boleh dipendekkan, romantika hidup itu rasanya hanya dua, yaitu ada yang
enak tetapi ada yang tidak enak. Meski rasanya begitu, tetapi makna nya tidak harus
begitu. Makna ini tergantung pada bagaimana kita meniptakan pemahaman de dalam iri.
Kesengsaraan bisa kia maknai sebagai pemacu untuk maju tetapi juga bisa kita maknai
sebagai penghancur kemajuan.
Karena itu ada pesan yang mengingatkan bahwa ; "Nasibmu tidak ditentukan oleh
apa yang menimpamu tetapi ditentukan oleh apa yang kamu lakukan atas apa yang
menimpamu."
"Trauma yang akan abadi di dalam diri kita adalah penderitaan yang tidak kita ikuti
dengan perubahan diri kearah positif".(Dr. Felice Leonardo Buscaglia).
Menciptakan makna positif ke dalam diri ini penting untuk kita terapkan dalam
berbagai hal, tidak saja terhadap musibah yang luar biasa sifatnya. Saya ingin
mencontohkan misalnya saja kita dihina orang lain aatas ketidakmampuan kita. Menurut
tandar perasaan yang noermal, yang namanya dihina itu tidak ada yang enak. Karena itu
etika moral, etika kepribadian, atau etika apapun, melarang kita menghina orang lain.
Tetapi jangan lupa bahwa makna hinaan itu berbeda dengan rasanya dihina. Makna
hinaan itu bisa dua: a) hinaan itu bisa bermakna sesuatu yang menghancurkan kidan dan b)
hinaan itu bisa bermakna sesuatu yang mendorong kita bahwa untuk membuktikan bahwa
kita mampu. Inilah tentunya kembali pada bagaimana kita menciptakan makna itu delam
diri kita.

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu. Dan


sesungguhnya merugilah yang mengotorinya." (QS. Syams ayat 9-10)

"Rahasia kesuksesan adalah belajar bagaimana menggunakan kesengsaraan dan


kesenangan, bukan menjadi korban kesengsaraan atau kesenangan. Jika kamu melakukan
ini maka kamu akan bisa mengontrol hidupmu dan sebaliknya jika kamu tidak bisa
melakukannya maka kamu akan dikontrol." (Anthony Robbins)

Anda mungkin juga menyukai