Perbaikan Cairan Amnion
Perbaikan Cairan Amnion
PENDAHULUAN
2.1.4.1 hidramnion
Volume cairan amnion dikendalikan lewat sejumlah cara. Pada awal kehamilan, rongga
amnion akan terisi oleh cairan yang komposisinya serupa dengan komposisi cairan ekstrasel.
Selama trisemester pertama, pengalihan air dan molekul kecil lainnya tidak berlangsung lewat
selaput amnion melainkan melalui sirkulas fetal. ( mochtar,2012)
Dalam trisemester kedua, janin mulai meperlihatkan kegiatan urinasi, menelan dan mengisap
cairan amnion proses ini hampir selalu mempunyai peranan yang penting dalam mengendalikan
volume cairan amnion. Meskipun sumber utama cairan amnion pada kasus hidramnion dianggap
terdapat pada epitel amnion atau perubahan kimia pada cairan amnion tidak ditemukan.
( green,2012)
Karena janin normalnya akan menelan cairan amnion, mekanisme ini diperkirakan menjadi salah
satu cara untuk mengendalikan volume cairan tersebut. Kebenaran teori ini dibuktikan dengan
hidramnion yang hampir selalu terjadi kalau aktivitas menelan di hambat, misalnya saja pada kasus
atresia esofagus. Namun demikian, aktivitas menekan sama sekali bukan satu-satunya mekanisme
untuk mencegah terjadinya hidramnion. ( green,2012)
Pada kasus anensefalus dan spina bifida peningkatan transudasi cairan dari meningen yang
terbuka kedalam rongga amnion dapat menjadi faktor penyebab. Keadaan lain yang mungkin
menerangkan terjadinya hidramnion pada anensefalus ketika aktivitas menelan terganggu, adalah
urinasi berlebihan yang dapat terjadi akibat stimulasi pusat-pusat serebrospinal yang tidak
mempunyai penutup untuk melindunginya. Konsentrasi prolaktin juga turut mempengaruu
produksi cairan amnion. Prolaktin juga dicurigai berperan dalam pengendalian volume cairan
amnion. Konsentrasi prolaktin dalam cairan amnion biasanya lebih tinggi bila dibandingkan
dengan kadarnya dalam plasma maternal, dan reseptor prolaktin ditemukan dalam daun korion.
pengikatan reseptor prolaktin lebih sedikit pada kasus-kasus hidramnion idiopatik daripada
keadaan normal, dan mereka mengemukakan hipotesis bahwa resistensi yang disebabkan oleh
defisiensi reseptor mungkin menjadi penyebab yang mendasari hidramnion kronis.(mochtar,2012)
DAFTAR PUSTAKA
Green, Carol J.2012. Rencana Asuhan Keperawatan: Maternal dan bayi baru lahir. Jakarta:EGC