Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS KOTA


KABUPATEN BANTAENG
PERIODE MARET 2016 – JULI 2016

PENCEGAHAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)


MELALUI
PENYULUHAN MENGENAI PENTINGNYA GARAM BERYODIUM

I. LATAR BELAKANG
Gangguan akibat kekurangan yodium (iodine deficiency disorder) adalah
gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan yodium sehingga tubuh
tidak dapat menghasilkan hormone tiroid. Kekurangan hormone tiroid
mengakibatkan timbulnya penyakit gondok, hipotiroid, kretin, gangguan
reproduksi, kematian bayi dan keterbelakangan mental. Gangguan akibat
kekurangan iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang
ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus-menerus
dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup (Depkes RI, 1996).
Makin banyak tingkat kekurangan yodium yang dialami makin banyak
komplikasi atau kelainan yang ditimbulkannya, meliputi pembesaran kelenjar
tiroid dan berbagai stadium sampai timbulnya gangguan mental akibat
kretinisme. Masalah ini umumnya lebih banyak terjadi di daerah pegunungan
dimana makanan yang dikonsumsinya tergantung dari produksi makanan yang
berasal dari tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar
iodium rendah. Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
merupaakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia. Kelompok
masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium
adalah wanita usia subur (WUS) , ibu hamil, anak balita dan anak usia sekolah.
Data tahun 1998 menunjukkan 87 juta penduduk Indonesia tinggal di
daerah endemic GAKY. Akibatnya tidak kurang dari 20 juta penduduk
menderita hipertiroid. GAKY pada ibu hamil berisiko menimbulkan keguguran,
sedangkan pada janin dapat menyebabkan lahir mati ataupun resiko cacat
bawaan, kretinisme, keterbelakangan mental, dan lumpuh. Diperkirakan tiap
tahun ada 9 bayi kretinisme lahir di Indonesia.

II. PERMASALAHAN
Defisiensi iodium merupakan salah satu masalah gizi kurang yang masih
dihadapi oleh Pemerintah Indonesia. Defisiensi gizi ini dapat diderita orang
pada setiap tahap kehidupan, mulai dari masa prenatal sampai lansia. Akibat
defisiensi yodium saat ini diketahui tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid,
tetapi berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia mulai dari
keguguran, lahir mati, cacat bawaan, kretinisme, hipotiroid hingga tumbuh
kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi
tingkat kecerdasan.
Di Indonesia terutama di daerah pedalaman dan pegunungan masih
banyak masyarakat yang mengkonsumsi garam yang tidak mengandung
iodium. Padahal iodium sangat penting untuk kebutuhan manusia. Syarat garam
beryodium yang dapat memberikan manfaat pada konsumen adalah yang
mengandung iodium sebanyak >30 ppm, akan tetapi masih banyak berdar
garam beryodium <30 ppm.
Provinsi dengan cakupan konsumsi garam beryoidum terendah adalah
Nusa Tenggara Barat (27,9%), Nusa Tenggara Timur (31,0%) dan Sulawesi
Barat (34,2%).
Di kabupaten Bantaeng, khususnya di kecamatan Bantaeng, tidak semua
ibu rumah tangga memiliki garam yang mengandung iodium sebanyak >30
ppm. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari ketidaktahuan ibu
akan pentingnya garam beryodium, cara penyimpanan garam beryodium yang
salah, hingga cara penggunaan garam beryodium yang salah.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka pengetahuan masyarakat khususnya
pemahaman ibu rumah tangga mengenai pentingnya dan cara penggunaan
garam beryodium perlu ditingkatkan agar jumlah masyarakat yang menderita
GAKY berkurang.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Pentingnya Garam
Beryodium”. Pada penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian
garam beryodium, manfaat garam beryodium, jumlah garam beryodium yang
dianjurkan untuk dikonsumsi, cara penyimpanan garam beryodium yang benar,
ciri-ciri garam beryodium yang baik, gangguan yang dapat dialami jika
kekurangan garam beryodium dan lain sebagainya. Selain itu, pemateri akan
mengunjungi beberapa rumah masyarakat dan melakukan tes pada garam dapur
masyarakat dengan tes yodida. Pada penyuluhan ini, diberikan pula kesempatan
kepada para peserta untuk bertanya seputar pentingnya garam beryodium.

IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai Pentingnya Garam beryodium ini
dilaksanakan pada Kamis, 7 April 2016, bertempat di JL. Mangga Kecamatan
Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Penyuluhan ini diikuti oleh peserta yang terdiri
dari 9 orang ibu yang datang untuk melakukan pemeriksaan. Pemateri
menyampaikan informasi mengenai pentingnya garam beryodium yang disertai
dengan pengetesan beberapa garam dapur masyarakat sekitar yang mengandung
kadar yodium yang cukup. Pemateri juga menyampaikan informasi mengenai
pengertian garam beryodium, manfaat garam beryodium, jumlah garam
beryodium yang dianjurkan untuk dikonsumsi, cara penyimpanan garam
beryodium yang benar, ciri-ciri garam beryodium yang baik, gangguan yang
dapat dialami jika kekurangan garam beryodium dan lain sebagainya.
Kemudian di akhir sesi, pemateri memberi kesempatan kepada peserta dan
kader untuk bertanya seputar pentingnya garam beryodium.

V. EVALUASI
5.1 Kesimpulan
Jumlah ibu yang mengetahui pentingnya garam beryodium di
kecamatan Bantaeng masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari jumlah ibu-
ibu yang menjadi peserta penyuluhan, hanya sekitar sepertiga total peserta
saja yang mengetahui apa itu garam beryodium dan manfaatnya. Setelah
mendapatkan materi penyuluhan, banyak peserta yang baru menyadari
akan pentingnya garam beryodium terutama untuk kecerdasan anak
mereka. Antusiasme peserta cukup tinggi selama pemberian materi
pentingnya garam beryodium. Hampir seluruh peserta aktif memberikan
pertanyaan seputar garam beryodium maunpun gejala dari kekurangan
garam beryodium.

5.2 Saran
Penyuluhan maupun informasi tentang pentingnya garam
beryodium harus terus digalakkan, terutama untuk para ibu rumah tangga.
Ibu-ibu tidak memberikan garam beryodium untuk keluarganya dengan
alasan ketidaktahuan ataupun adanya cara penempatan dan pemasakan
garam beryodium yang tidak benar. Pemahaman tentang gangguan akibat
kekurangan garam beryodium juga perlu dijelaskan.
Allu, September 2013

PESERTA PENDAMPING

dr. A. Mutmainna R dr. Rezy Friyana


NIP. 19770828 2009021004
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai