Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI RUMAH TANGGA

I. LATAR BELAKANG
Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani serta sosial dan
bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat
Indonesia yang dicita-citakan adalah masyarakat Indonesia yang
mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah
satu unsur dari pembangunan kesehatan sumber daya manusia Indonesia
seutuhnya.
Pada tahun 2015 Indonesia membentuk Visi Indonesia Sehat 2015,
yang telah dirumuskan oleh Depkes (2010) menyatakan bahwa, gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS perlu
dilakukan di rumah tangga agar seluruh rumah tangga menjadi rumah
tangga ber-PHBS untuk mencapai Indonesia sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Bayi diberi ASI eksklusif
3. Penimbangan bayi dan balita
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Rumah bebas jentik
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat
maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan
pendidikan kesehatan (Depkes RI 2007).

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Hasil penelitian pada tahun 2012 menunjukkan masih tingginya angka
kematian Ibu (AKI) yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup dan juga angka
kematian balita (AKB) yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup.Sementara telah
diketahui bahwa kedua hal tersebut merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan dalam Indonesia sehat 2015. Bukan hanya itu saja, dalam
masyarakat kita pun masih dijumpai maraknya kasus gizi buruk pada balita
dan anak-anak.
Tingginya angka kematian ibu dan anak serta kejadian penyakit tidak
lepas dari peran masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan PHBS serta
rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam
lingkungan rumah tangga merupakan masalah yang harus diselesaikan. Oleh
karena itu dibutuhkan peran serta pihak puskesmas, pemerintah setempat,
dan masyarakat itu sendiri untuk menggalakkan PHBS dalam lingkungan
rumah tangga.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami
bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dalam Rumah Tangga”. Adapun materi yang
disampaikan pada penyuluhan ini diantaranya pengertian PHBS, tujuan dan
manfaat menerapkan PHBS dalam rumah tangga, dan 10 jenis PHBS yang
dapat diterapkan dalam rumah tangga.

IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Rumah Tangga ini dilaksanakan pada hari tanggal 12 April 2017, bertempat
di Rumah Warga Kecamatan Malilingi, Kabupaten Bantaeng. Penyuluhan
ini diikuti oleh kader dan warga dari kecamatan Malilingi berjumlah 20
orang.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dr. St. Hardiyanti. S. Malik bersama
dengan anggota bidang Promkes PKM Kota Kab.Bantaeng dengan
menggunakan metode ceramah dan alat bantu berupa leaflet. Selama
penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi mengenai pengertian
PHBS, tujuan dan manfaat menerapkan PHBS dalam rumah tangga, jenis-
jenis PHBS dalam lingkungan rumah tangga, serta masalah yang akan
timbul jika tidak menerapkan PHBS dalam rumah tangga. Pemateri juga
mempratekkan 7 langkah cuci tangan yang benar dengan menggunakan air
mengalir dan sabun, kemudian membagi peserta dalam beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok memperagakan kembali 7 langkah tersebut.
Pada sesi, pemateri memberi kesempatan kepada peserta dan kader
kesehatan setempat untuk bertanya seputar materi PHBS khususnya PHBS
dalam rumah tangga.

V. EVALUASI
5.1 Kesimpulan
Penyuluhan tentang PHBS pada masyarakat khususnya para
kader puskesmas kota sangat penting diadakan guna meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta menurunkan
angka kesakitan dan kematian dalam masyarakat.

5.2 Saran
 Kegiatan penyuluhan mengenai PHBS harus dilaksanakan
secara kontinyu agar dapat meningkatkan pemahaman,
kemauan, dan kemampuan masyarakat tentang cara hidup bersih
dan sehat khususnya dalam lingkungan rumah tangga.
 Perlu dilakukan monitoring atau follow up untuk memastikan
bahwa masyarakat telah berperan aktif dalam melaksanakan
PHBS.
 Penyuluhan tidak hanya terbatas pada kader-kader puskesmas
atau masyarakat yang terjangkau dari puskesmas tetapi juga
penting pada masyarakat pedalaman.
 Perlu sesekali dilakukan perlombaan antar desa yang berkaitan
dengan PHBS sehingga memicu semangat warga untuk
mempraktekkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
rumah tangga maupun masyarakat.

Allu, September 2013

PESERTA PENDAMPING

dr. St. Hardiyanti. S. Malik dr. Rezy Friyana


NIP. 19780925 200903 2003

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai