Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sebagai
Poros
Maritim
KOMPAS.com - Gagasan poros maritim yang dilontarkan oleh presiden terpilih Joko
Widodo mendapat perhatian luas dan respons beragam dari berbagai kalangan, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Di satu pihak, gagasan itu dilihat sebagai angin segar di tengah
kegersangan ide mengenai arah masa depan yang ingin dituju oleh Indonesia. Di sisi lain, ada
juga yang bersifat skeptis, terutama karena pengalaman masa lalu di mana gagasan
kemaritiman Indonesia kerap berlalu sebagai wacana belaka. Namun, berbeda dengan
berbagai wacana serupa sebelumnya, gagasan poros maritim yang dilontarkan Jokowi
memberi harapan dan optimisme lebih kuat. Perbedaan itu dapat dilihat dari keutuhannya
sebagai sebuah pemikiran yang mencakup tiga elemen dasar—sebagai sebuah cita-cita,
sebagai doktrin, sebagai bagian dari agenda pembangunan nasional—dan cara/strategi untuk
mewujudkannya.
Tiga elemen poros maritim
Poros maritim dapat dipahami dalam tiga makna atau unsur. Pertama, poros maritim
dapat dilihat sebagai sebuah visi atau cita-cita mengenai Indonesia yang ingin dibangun.
Dalam konteks ini, gagasan poros maritim merupakan sebuah seruan besar untuk kembali ke
jati diri Indonesia atau identitas nasional sebagai sebuah negara kepulauan, yang diharapkan
akan mewujud dalam bentuk Indonesia sebagai kekuatan maritim yang bersatu (unity),
sejahtera (prosperity), dan berwibawa (dignity).
Kedua, poros maritim juga dapat dipahami sebagai sebuah doktrin, yang memberi
arahan mengenai tujuan bersama (a sense of common purpose). Sebagai doktrin, Jokowi
mengajak bangsa Indonesia melihat dirinya sebagai ”Poros Maritim Dunia, Kekuatan di
Antara Dua Samudra”. Doktrin ini menekankan realitas geografis, geostrategis, dan
geoekonomi Indonesia yang masa depannya tergantung, dan pada saat yang bersamaan ikut
memengaruhi, dinamika di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Ketiga, gagasan poros maritim Jokowi tidak berhenti pada level abstraksi dan
konseptualisasi. Gagasan itu menjadi operasional ketika platform Jokowi juga memuat
sejumlah agenda konkret yang ingin diwujudkan dalam pemerintahannya ke depan. Misalnya,
rencana pembangunan ”tol laut” untuk menjamin konektivitas antarpulau, pengembangan
industri perkapalan dan perikanan, pembangunan pelabuhan, perbaikan transportasi laut, serta
fokus pada keamanan maritim, mencerminkan keseriusan dalam mewujudkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia. Dengan kata lain, gagasan poros maritim juga bagian penting
dari agenda pembangunan nasional.
Strategi maritim nasional
Pertanyaannya, bagaimana strategi untuk mewujudkan gagasan poros maritim itu?
Penting disadari, upaya mewujudkan visi Indonesia sebagai ”Poros Maritim Dunia” perlu
proses dan waktu tidak singkat. Namun, kita tak boleh terpaku pada perbincangan mengenai
cita-cita, tetapi sudah harus segera mulai bekerja membangun fondasi yang kuat bagi
perwujudan cita-cita itu.
Kerja untuk mewujudkan gagasan poros maritim dunia itu perlu difokuskan
setidaknya pada tiga strategi dasar. Pertama, kesiapan sumber daya manusia. Hal ini perlu
dimulai dengan melakukan pengarusutamaan wawasan bahari ke dalam proses pendidikan.
Indonesia juga perlu menyiapkan keahlian di berbagai bidang kelautan, mulai dari yang
bersifat teknis, teknologi, sampai ahli-ahli strategi dan hukum laut internasional. Pada level
yang lebih strategis, bangsa Indonesia juga perlu memperkuat kesadaran lingkungan maritim
(maritime domain awareness/MDA).
Kedua, wawasan bahari dan MDA perlu ditopang oleh, dan dituangkan dalam,
determinasi untuk melakukan penguatan infrastruktur maritim. Fokus pada pembangunan
infrastruktur ini sudah tertuang dalam rencana kerja agenda pembangunan Jokowi-Jusuf
Kalla. Ketiga, pembangunan maritim perlu biaya yang besar, ketersediaan teknologi yang
cukup, dan waktu yang panjang. Sulit rasanya membayangkan semua itu dapat dilakukan
oleh Indonesia secara mandiri.
Karena itu, Indonesia perlu menyusun kerangka kerja sama kemitraan maritim
multilateral untuk mewujudkan cita-cita dan pelaksanaan agenda pembangunan poros
maritim ini. Misalnya, Indonesia dapat membentuk Indonesia Maritime Partnership Initiative
(Prakarsa Kemitraan Maritim Indonesia) bersama Jepang, Tiongkok, India, Korea Selatan,
dan Singapura.
Tantangan dalam menjalankan ketiga strategi itu tentunya tak mudah untuk diatasi.
Namun, Indonesia tidak memiliki pilihan lain, kecuali segera mengambil dan memulai upaya
untuk mengembalikan jati dirinya sebagai negara kepulauan, yang berada di antara dua
samudra strategis.
Sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2014/08/21/080000726/Gagasan.Poros.Maritim
Pertanyaan:
a. Menurut anda, mengapa gagasan poros maritim dapat memberi harapan dan
optimisme lebih kuat?
b. Mengapa gagasan poros maritim merupakan sebuah seruan besar untuk kembali ke
identitas nasional sebagai sebuah negara kepulauan?
c. Bagaimana pembangunan “tol laut” dapat menjamin konektivitas antarpulau?
d. Untuk mewujudkan gagasan poros maritim dunia itu perlu kesiapan sumber daya
manusia. bagaimana cara anda ikut ambil bagian dalam kesiapan itu?
e. Menurut anda, perlukah indonesia membangun kerja sama kemitraan maritim
multirateral untuk mewujudkan cita-cita dan pelaksanaan agenda pembangunan poros
maritim ini? Mengapa?
Isilah tabel berikut dengan tanda centang (√) sesuai dengan keadaan sebenarnya.