Telaah Matematis Awal Bulan PDF
Telaah Matematis Awal Bulan PDF
dyah_umm@yahoo.com
Abstrac
The problem of determining the beginning of the fall Qomariyah such as determining the date for
the month of Shawwal, Ramadhan or other Qomariyah months, becomes a problematic interest in
societal life, closely connected in the religious life of Moslems.
The determination may be done one by using Hisab Rukyat Ephemeris method. This method is a
method that performs calculations using the data of the sun and moon data presented every hour
(this data can be ascertained from books published each year by Direktorat Pembinaan Badan
Peradilan Agama Islam Departemen Agama RI (Directorate of Development of Islamic Religious
Court Agency Ministry of Religious Affairs).
The purpose of writing this paper is to find out how to determine the start hisab of month
Qomariyah based on Hisab Rukyat Ephemeris method. From the results of such determination,
then it can be reviewed based on the astronomically formula presented mathematically. Based on
the study results, we can know the basis of differences in early provisions Qomariyah reckoning
that have often occurred.
Key words: Mathematically study, the fall Qomariyah, Ephemeris Hisab Rukyat.
1. PENDAHULUAN
Permasalahan penentuan awal bulan qomariyah seperti penentuan jatuhnya tanggal untuk
bulan syawal, ramadhan atau bulan-bulan qomariyah yang lain, menjadi sebuah problematika
menarik dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini erat kaitannya dalam kehidupan beragama
umat islam. Secara langsung ataupun tidak, permasalahan tersebut dapat berpengaruh pada
persatuan dan kesatuan umat agama islam.
Salah satu cara untuk menentukan jatuhnya tanggal awal bulan qomariyah dengan
menggunakan Hisab. Penentuan jatuhnya tanggal dengan menggunakan hisab dilakukan dengan
jalan menggunakan perhitungan secara astronomi, sehingga secara eksak dapat ditentukan letak
bulan, dengan demikian diketahui pula awal bulan qomariyah tersebut. Dalam pelaksanaannya,
hisab memiliki beberapa metode untuk menentukan awal bulan Qomariyah, antara lain adalah
metode Ephemeris Hisab Rukyat, metode Jean Meeus, metode mawaqit. Dari beberapa metode
yang ada masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang dapat saling melengkapi untuk
mengembangkan ilmu hisab ini. Mengingat beberapa metode perhitungan yang digunakan pada
perhitungan penentuan awal bulan qomariyah maka penulis bermaksud menelaah secara
matematis Metode Ephemeris Hisab Rukyat untuk menentukan Hisab Awal Bulan Qomariyah.
Beberapa manfaat hasil telaah matematis dapat memberikan manfaat antara lain :
a. dapat dijadikan referensi dalam mempelajari Agama Islam, khususnya dalam menentukan
Hisab.
b. dapat memberikan pemahaman tentang cara menentukan hisab berdasarkan Metode
Ephemeris Hisab Rukyat.
c. dapat meminimalisir perbedaan-perbedaan ketentuan hisab.
d. dapat mengaplikasikan ilmu trigonometri pada bidang agama terutama dalam menentukan
Hisab.
2. TINJAUAN LITERATUR DAN METODE
2.1. Fungsi-fungsi trigonometri
Pada trigonometri, perbandingan antara sebarang dua garis dari suatu segitiga siku-siku
ditetapkan sebagai fungsi sudut-sudut di dalam segitiga itu. Umumnya yang sering digunakan
yaitu sinus, kosinus, dan tangen yang penerapannya bisa untuk mencari panjang sisi yang tidak
diketahui ataupun sudut-sudut yang tidak diketahui.
Perhatikan gambar di bawah ini, r adalah sisi miring dan segitiga APP1 atau yang disebut
dengan hipotenusa, y adalah panjang sisi dihadapan , sedangkan x adalah panjang sisi yang
berbatasan dengan :
P
r
y
P1 x A
Gambar 2
Segitiga APP1 adalah siku-siku pada titik P1, AP 1 adalah x, PP 1 adalah y dan AP
adalah r, maka dapat diketahui batasan-batasannya, adalah sebagai berikut:
a) Sinus
panjang sisi dihadapan y
Sinus (sin ) = =
panjang hipotenusa r
b) Kosinus
panjang sisi yang berbatasan dengan x
Kosinus (cos ) = =
panjang hipotenusa r
c) Tangen
panjang sisi dihadapan y
Tangen (tan ) = =
panjang sisi yang berbatasan dengan x
d) Kotangen
panjang sisi yang berbatasan dengan x
Kotangen (Cotg ) = =
panjang sisi dihadapan y
e) Secan
panjang hipotenusa r
Secan (sec ) = =
panjang sisi yang berbatasan dengan x
f) Kosecan
panjang hipotenusa r
Kosecan (Cosec ) = =
panjang sisi dihadapan y
Perbedaan waktu tersebut adalah sebesar 1 jam untuk setiap perbedaan 150 bujur, atau 4
menit setiap 10 bujur. Perhitungan ini diperoleh dari waktu yang diperlukan untuk 1 kali putaran
penuh (3600) selama 24 jam.
Dari dapat disimpulkan :
3600 = 24 jam
150 = 1 jam
0
1 = 4 menit waktu
15 menit busur = 1 menit waktu
1 menit busur = 4 detikwaktu
(10 bujur pada khatulistiwa sekitar 110 km, semakin jauh dari khatulistiwa, semakin
pendek).(Shadiq, 1994:37)
b. Revolusi bumi
Adalah peredaran bumi mengelilingi matahari dari arah barat ke timur dengan
kecepatatan sekitar 30 km/detik. Satu kali putaran penuh (3600) memerlukan waktu 365,2425
hari, sehingga gerak bumi ini disebut „Gerak tahunan“. Jangka waktu revolusi bumi dijadikan
dasar dalam perhitungan tahun Syamsiyah. Satu tahun Syamsiyah dihitung berumur 365 hari
pada tahun biasa (Basithah atau Common Year) daan 366 hari pada tahun panjang (Kabisah atau
Leaf Year).
2.3 Gerak Peredaran Bulan
Bulan sebagai satelit tunggal bumi memiliki diameter 3.480 km. Bulan beredar
mengelilingi bumi pada jarak rata-rata 384.421 km. Sebagaimana bumi, bulan pun mempunyai
dua gerak yang penting, yaitu rotasi bulan dan revolusi bulan.
2.3.1.Revolusi Bulan
Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Satu
kali penuh revolusi bulan memerlukan waktu rat-rat 27 hari 7 jam 43 menit 12 detik. Periode
waktu ini disebut satu bulan sideris atau Syahr Nujumi, yaitu ukuran konjungsi bulan dengan
bintang tertentu.
Revolusi bulan ini dijadikan dasar perhitungan bulan qomariyah, tetapi waktu yang
dipergunakannya bukan waktu syderis, melainkan waktu yang Sinodis atau syahr Iqtironi, yaitu
geraakan bulan dari saat konjungsi dengan matahari sampai saat konjungsi lagi dengan matahari,
yang lama rata-ratanya adalah 29 haari 12 jam 44 menit 2,8 detik.
2.4 Gerak Peredaran Matahari
Perjalanan harian matahari yang terbit dari timur dan terbenam di barat itu bukanlah
gerak matahari yang sebenarnya, melainkan hal demikian itu disebabkan oleh perputaran bumi
pada sumbunya (rotasi) selama sehari semalam, sehingga perjalanan matahari yang seperti itu
disebut perjalanan semu matahari.
Perhitungan peredaran matahari yaitu saat kulminasi atas atau tengah hari sedangkan
perhitungan jam dihitung dari tengah malam atau saat matahari berkulminasi bawah, maka jam
waktu matahari ditambah dengan 12 jam, yaitu waktu sejak matahari berkulminasi bawah atau
180 0
saat tengah malam sampai saat kulminasi atasnya atau tengah hari = . waktu matahari yang
15
dihitung demikian adalah waktu matahari rata-rata.
sudut waktu matahari
Jadi, jam (waktu matahari rata-rata) = + 12 jam
15
00000’ 00,00”
= -0,0207057287
000 28’ 06,67” x
t =91011’ 11,07”
000 00’ 00,00”
12 – e =11j 44m 31,97d
+
000 00’ 00,00”
t : 15 =06j 04m 44,73d
e jam 10 : 28: 06,67 = 00015’ 32,00”
12 – e + t : 15 = 17j 49m 16,70d
14. ho = -(SDo + 00o34’30’’ + Dip)
: 15 =07i 21m 10,03d -
=-(00o16’ 05,16” + 00o34’30” + 000
matahari terbenam =10j 28m 06,67d 03’ 55,86”)
GMT (Perkiraan)
Ho = -00o 54’ 31,02” -00o13’ 15,07”
15. cos to = -tan tan o + sin ho :
cos : cos o ARc jam 10 : 28: 06,67=
207o61’30,40”=208o01’33,07”
= -tan –0,8o 01’ 49,2” x tan –11o
04’37,83” + sin –00o 53’ 31,02” : cos 19) c jam 10 = -14o 42’ 03,00” -
–0,8o 01’ 49.2” : cos –11o04’37,83” c jam 11 =-14o 54’ 41,00”
= -0,020734104
To = 91o 11’ 17,02” 00o12’ 38,00” x
Gambar Hasil Perhitungan Penentuan Awal Bulan Qomariyah pada Metode Ephemeris
Hisab Rukyat
B S
P
Hasil Telaah Matematis Penentuan Awal Bulan Qomariyah pada Metode Ephemeris Hisab
Rukyat dan Jean Meeus
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan jatuhnya tanggal 1 syawal 1427 H dengan
menggunakan metode ephemeris hisab rukyat, diketahui bahwa pada tanggal 22 oktober 2006
tinggi hilal = 000 18’ 05,76” artinya secara matematis hilal sudah wujud karena tinggi hilal di
atas ufuk pada saat matahari terbenam > 00. Apabila hilal sudah wujud pada tanggal 22 oktober
2006 maka 1 syawal 1427 H jatuh pada hari Senin, tanggal 23 oktober 2006.
Kriteria DEPAG RI mengatakan bahwa pergantian bulan qomariyah itu manakala pada
saat terbenam matahari posisi hilal yang sudah sedemikian rupa yang menurut perjalanan hilal
dapat tampak dilihat (imkanurrukyat) menurut kriteria Depag RI > 20 dari ufuk Mar’i
(Khazin:2004) atau dapat dikatakan tinggi hilal > 20. Jadi, menurut perhitungan di atas dengan
menggunakan metode ephemeris hisab rukyat tinggi hilal di atas ufuk pada saat matahari
terbenamnya < 20 maka jatuhnya tanggal 1 syawal 1427 H jatuh pada tanggal 24 oktober 2006.
Jatuhnya tanggal pada penentuan awal bulan qomariyah dapat dianalogkan dengan
penentuan waktu untuk penanggalan Masehi. Telah kita ketahui bahwa perjalanan putaran waktu
dimulai sejak matahari berkulminasi bawah atau sesaat setelah tengah malam (khazin:2004)
tepatnya pukul 24:00 WIB. Sehingga dapat dikatakan bahwa pukul 24:00 sebagai patokan
putaran waktu. Jadi, pukul berapapun sebelum pukul 24:00 merupakan tanggal 22 oktober 2006
maka pada pukul 24:00 lebih berapapun merupakan tanggal berikutnya yaitu tanggal 23 oktober
2006. Jika dianalog dengan penentuan hisab, apabila tinggi hilal di atas ufuk pada saat matahari
terbenam > 00 maka keesokan harinya merupakan tanggal 1 bulan berikutnya dan apabila tinggi
hilal di atas ufuk pada saat matahari terbenam < 00 maka keesokan harinya merupakan hari ke-30