Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Fungsi dan
Transformasi Eksponen” dengan baik.
Makalah ini kami buat dalam rangka mendalami pemahaman tentang
Fungsi kompleks sekaligus menjadi tugas kami dalam menjalankan masa
perkuliahan kami ini di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan. Lebih tepatnya Program Studi Pendidikan Matematika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak ahmad lubab M,Si. selaku
dosen pembimbing kami dalam masa pembelajaran Fungsi Komplek. Tak lupa
juga kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi
bimbingan belajar atau pengetahuan bagi orang lain. Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh Karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan tugas makalah selanjutnya. Atas perhatianya kami ucapkan terima
kasih.
Penyusun
1|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………………. 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………… 3
Bab II Pembahasan
A. Fungsi Eksponensial………………………………………………….. 4
B. Transformasi Eksponensial................................................................... 5
Bab III Penutup
Kesimpulan…………………………………………………………... 10
Daftar Pustaka ……………………………………………………………...... 11
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3|Page
BAB II
ISI
A. Fungsi Eksponensial
Untuk bilangan kompleks 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, fungsi eksponensial
didefinisikan dengan
𝑒 = 𝑒 𝑥+𝑖𝑦 = 𝑒 𝑥 (cos 𝑦 + 𝑖 sin 𝑦)
Kita akan melihat bahwa dalam pengertian tertentu, fungsi yang baru
didefinisikan tersebut merupakan “perluasan alami” fungsi 𝑒 𝑥 pada kasus
peubah kompleks. Kita perhatikan, misalnya, jika 𝑧 merupakan bilangan
nyata dengan 𝑦 = 0, maka 𝑒 𝑧 = 𝑒 𝑥 . Ini menunjukkan bahwa kelakukan
eksponensial kompleks yang didefinisikan di atas merupakan bentuk
eksponensial nyata.
Jika 𝑧 adalah khayal murni (𝑥 = 0), kita mempunyai 𝑒 𝑖𝑦 =
cos 𝑦 + 𝑖 sin 𝑦 , yang dikenal sebagai rumus euler. Bentuk ini dapat
diterapkan untuk menuliskan bentuk kutub 𝑧 = 𝑟(cos 𝑡 + 𝑖 sin 𝑡) . Bagi
bilangan kompleks 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝑡 .
Kita telah membuktikan dalam contoh 4 pasal 7 bahwa fungsi
𝑑
eksponensial adalah fungsi menyeluruh dan benar bahwa 𝑑𝑧 (𝑒 𝑧 ) = 𝑒 𝑧 .
Kenyataan ini menunjukkan lebih jauh bahwa definisi pilihan kita untuk
𝑒 𝑧 mempertahankan semua sifat-sifat umum eksponensial nyata, yang
telah dikenal baik oleh pembaca dari buku kalkulus.
Berikut adalah daftar sifat-sifat aljabar yang paling pokok untuk 𝑒 𝑧 .
Sifat-sifat 𝒆𝒛
Untuk setiap besaran kompleks 𝑧 dan 𝑤 berlaku sifat-sifat berikut :
1. 𝑒 𝑧 ≠ 0
2. 𝑒 0 = 1
3. 𝑒 𝑧+𝑤 = 𝑒 𝑧 𝑒 𝑤
𝑒𝑧
4. 𝑒 𝑧−𝑤 = 𝑒 𝑤
5. 𝑒 𝑧̅ = ̅̅̅
𝑒𝑧
6. 𝑒 𝑧 = 𝑒 𝑧+2𝜋𝑖 (periodisitas eksponensial)
7. Jika 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, maka |𝑒 𝑧 | = 𝑒 𝑥 dan arg (𝑒 𝑧 ) = 𝑦.
4|Page
Kita mencatat bahwa sifat 7 merupakan konsekuensi langsung dari
definisi 𝑒 𝑧 , karena setiap besaran kompleks yang ditulis dalam bentuk
𝑅(cos 𝑇 + 𝑖 sin 𝑇)
Dengan R dan T adalah besaran-besaran nyata, mempunyai modulus R
dan argumen T.
5|Page
bukti di atas. Periodositas eskponensial mempunyai arti geometrik yang
sangat menarik yang akan dibicarakan pada pasal 15.
B. Tranformasi Eksponensial
Dimulai dengan transformasi eksponensial
𝑤 = 𝑒𝑧
Untuk menunjukkan bahwa 𝑤 = 𝑒 𝑧 , merupakan pemetaan maka diperiksa dua
kasus yaitu menentukan bayangan, di bawah 𝑤 = 𝑒 𝑧 , dari garis mendatar
𝑦 = 𝑏 dan penggal garis tegak 𝑥 = 𝑐.
1. Kita akan menentukan bayangan, di bawah 𝑤 = 𝑒 𝑧 , dari garis
mendatar . Pertama, kita ingat bahwa jika 𝑤 = 𝑒 𝑧 , maka |𝑤| = 𝑒 𝑥
dan 𝑤 = 𝑦. Sekarang, setiap titik pada garis yang diberikan
mempunyai bentuk
𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑏, − ∞ < 𝑥 < ∞;
jadi, karena berubah-ubah dari−∞ hingga +∞, 𝑒 𝑥 berubah-ubah dari 0
hingga+∞. Sementara 𝑦 tinggal tetap pada 𝑦 = 𝑏. Dengan kata lain,
jika 𝑥 berubah-ubah dari −∞ hingga +∞ , |𝑤| berubah-ubah dari 0
hingga +∞ sedang arg|𝑤| tinggal tetap arg|𝑤| = 𝑏. Hal ini berarti
bahwa, jika 𝑧 berubah-ubah sepanjang garis yang diberikan, 𝑤
menentukan suatu sinar yang dipancarkan dari (tetapi tidak memuat)
pusat koordinat dan sudut inklinasinya ialah 𝑏 radial; lihat Gambar
3.12.
𝑩𝒊𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒛 𝑩𝒊𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒘
Gambar 3.12. Contoh 1
6|Page
2. Kita akan menentukan bayangan, di bawah persamaan (1), penggal
garis tegak
𝑥=𝑐 −𝜋 <𝑦 ≤𝜋
Lagi, setiap titik pada penggal garis yang diberikan (lihat gambar 3.12)
mempunyai bentuk
𝑧 = 𝑖𝑦 −𝜋 <𝑦 ≤𝜋
Jadi, jika 𝑦 berubah-ubah dari −𝜋 ke +𝜋 , cos 𝑦 + 𝑖 sin 𝑦 menentukan
suatu lingkaran lengkap, sedang |𝑤| tinggal tetap pada 𝑒 𝑐 . Dengan
kata lain, jika 𝑧 berubah-ubah sepanjang penggal garis yang diberikan,
𝑤 menentukan suatu lingkaran berpusat pada 𝑤 = 0 dan berjari-jari
𝑒𝑐.
Sangat penting untk diperhatikan, bahwa jika 𝑦 diperbolehkan untuk
melampaui domain yang lebih luas (tetapi, selalu, pada garis tegak
yang sama), maka 𝑤 akan mengulangi jejaknya pada lingkaran yang
sama, dan jika kita mengambil seluruh garis tegak 𝑥 = 𝑐, maka
lingkaran |𝑤| = 𝑒 𝑐 akan terulang tak berhingga kali.
Kita ikhtisarkan temuan-temuan kita pada contoh di atas
sebagai berikut :
Di bawah garis mendatar 𝑤 = 𝑒 𝑥 dipetakan ke sinar-sinar yang
dipancarkan dari 𝑤 = 0 dan garis tegak dipetakan ke lingkaran-lingkaran
berpusat di 𝑤 = 0.
Dengan menggunakan dua kenyataan pokok ini, kita sekarang
mengalihkan sebagai berikut : Jika kita mengambil semua garis mendatar
antara 𝑦 = −𝜋 (tak termasuk) dan 𝑦 = 𝜋 (termasuk),bayangannya akan
merupakan semua sinar dengan sudut-sudut inklinasi berkisar dari hingga
Tetapi keseluruhan sinar-sinar itu menghabiskan semua titik pada bidang
𝑤 kecuali 𝑤 = 0;lihat gambar 3.13. Di pihak lain jika kita mengambil
semua penggal garis tegak, seperti pada contoh di atas, yang termuat di
antara garis 𝑦 = −𝜋 dan 𝑦 = 𝜋, maka bayangannya akan merupakan
lingkaran-lingkaran dengan jari-jari positif berpusat di 𝑤 = 0; lihat
gambar 3.14. tetapi,sekali lagi, keseluruhan semua lingkaran itu akan
menutupi 𝑤 ≠ 0.
7|Page
Dari pembicaraan di awal dapat disimpulkan bahwa lajur pokok
𝑆: −𝜋 < 𝑦 ≤ 𝜋, − ∞ < 𝑥 < +∞,
dipetakan menjadi seluruh bidang 𝑤 kecuali pusat koordinatnya. Maju
selangkah ke depan orang boleh mendalihkan dalam pandangan yang sama
bahwa lajur mendatar (lihat gambar 3.15)
𝑆1 : −𝜋 < 𝑦 ≤ 𝜋, − ∞ < 𝑥 < +∞
8|Page
Gambar 3.14. 𝒘 = 𝒆𝒛 Garis ke Lingkaran
𝑩𝒊𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒛 𝑩𝒊𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒘
Gambar 3.15. Pemetaan 𝒘 = 𝒆𝒛
Akibat pemetaan eksponensial pada bidang 𝑤 sekarang semuanya
menjadi jelas. Ternyata pemetaan itu bersifat banyak ke satu dalam suatu
“arah tegak” (vertikal sense) seperti yang disarankan pada Gambar 3.15,
misalkan jika 𝑤0 adalah bayangan titik 𝑧0 dibawah pemetaan
eksponensial, maka 𝑤0 juga merupakan bayangan 𝑧0 + 2𝜋𝑖, dan bayangan
𝑧0 − 2𝜋𝑖, dan bayangan 𝑧0 + 4𝜋𝑖, dan sebagainya. Pola itu, tentu saja tak
lain daripada ungkapan geometrik untuk periodisitas untuk periodisitas
eksponensial
𝑒 𝑧 = 𝑒 𝑧+𝑘𝜋𝑖
Yang telah dibuktikan pada contoh 4, pasal 10. Transformasi eksponensial
dapat dianggaop sebagai pemetaan satu-satu jika kita membatasi
domainnya pada lajur pokok S, atu pada sembarang lajur mendatar yang
lain selebar 2𝜋 dalam hal demikian fungsi eksponensial mampu memiliki
suatu invers yang merupakan suatu fungsi.
Karena turunan fungsi ekxponensial tidak pernah nol dan ada
untuk semua 𝑧 maka 𝑤 = 𝑒 𝑧 adalah serupa dimana-mana. Gambaran yang
sederhana untuk keserupaan fungsi eksponensial telah diberikan pada
contoh 1, dimana kita melihat bahwa bayangan kurva ortogonal adalah
kurva ortogonal.
9|Page
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Salah satu fungsi terpenting dalam semua matematika adalah fungsi eksponensial,
dimana untuk bilangan kompleks 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, fungsi eksponensial didefinisikan
dengan
𝑒 = 𝑒 𝑥+𝑖𝑦 = 𝑒 𝑥 (cos 𝑦 + 𝑖 sin 𝑦).
𝑑
Fungsi eksponensial adalah fungsi menyeluruh dan benar bahwa 𝑑𝑧 (𝑒 𝑧 ) = 𝑒 𝑧 .
Kenyataan ini menunjukkan lebih jauh bahwa definisi pilihan kita untuk 𝑒 𝑧
mempertahankan semua sifat-sifat umum eksponensial nyata.
Berikut merupakan sifat-sifat 𝑒 𝑧 antara lain :
1. 𝑒 𝑧 ≠ 0
2. 𝑒 0 = 1
3. 𝑒 𝑧+𝑤 = 𝑒 𝑧 𝑒 𝑤
𝑒𝑧
4. 𝑒 𝑧−𝑤 = 𝑒 𝑤
5. 𝑒 𝑧̅ = ̅̅̅
𝑒𝑧
6. 𝑒 𝑧 = 𝑒 𝑧+2𝜋𝑖 (periodisitas eksponensial)
7. Jika 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, maka |𝑒 𝑧 | = 𝑒 𝑥 dan arg (𝑒 𝑧 ) = 𝑦.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
11 | P a g e