Anda di halaman 1dari 76

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI

ü Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa.

ü Suatu Intoleransi karbohidrat ringan ( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat yang
terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.

ü Penyakit kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bias secara otomatis


mengendalikan tingkat glukosa dalam darahnya.

Berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan
turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke
janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan rutin.

B. ETIOLOGI

DMG disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas
yang bekarja menghasilkan insulin.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan
janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan produksi insulin yang
mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul dalam kehamilan ).

C. TANDA DAN GEJALA

ü Sering kencing pada malam hari ( polyuria )

ü Selalu merasa haus ( polydipsia)

ü Selalu merasa lapar ( polyfagia )


ü Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi

ü Penglihatan menjadi kabur

ü Hyperglaisimia ( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )

ü Glaikosuria ( glukosa dalam urine )

ü Mata kabur

ü Pruritus vulva.

ü Ketonemia.

ü BB menurun

ü Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.

ü Gula darah sewaktu > 200 mg/dl

ü Gula darah puasa > 126 mg/dl.

D. KLASIFIKASI

1. Diabetes mellitus yang tergantung pada insulin ( Tipe 1/ Id DM )

Biasanya terdapat pada orang yang masih muda. Gejalanya terjadi dengan tiba – tiba . kadar
glukosa darah yang tinggi.

2. Diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin ( Tipe 2 / NID DM)

Biasanya terdapat pada orang yang usianya > 40 tahun , terjadi secara perlahan – lahan , dan
kemungkina tidak ada tanda atau gejala , biasanya terdapat pada orang gemuk , usia lanjut
dan tidak aktif.
3. Diabetes tipe lain.

4. Diabetes mellitus gestasional (DMG) yaitu diabetes yang hanya timbul dalam
kehamilan.
E. KOMPLIKASI

 Tekanan darah tinggi, preeclampsia dan eclampsia.


Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang
tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk terkena
preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang
menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain, yang dapat membahayakan ibu maupun
sang buah hati.

 Diabetes di kemudian hari.


Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami kembali pada
kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita diabetes tipe 2 di
kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur gaya hidup seperti makan makanan yang
bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi resiko terkena diabetes tipe 2 nantinya. Untuk
wanita dengan riwayat gestational diabetes, yang berhasi menurunkan berat badan hingga
ideal setelah melahirkan, maka resikonya untuk terkena diabetes tipe 2 hanya kurang dari 1
per 4 wanita.

F. PATOFISIOLOGI

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi
secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu
yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh
insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen.
Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga
mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam
kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan
insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan
hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi
abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

G. FAKTOR RESIKO

a. Factor kebidanan

ü Beberapa kali keguguran

ü Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas.

ü Riwayat pernah melahirkan anak dengan cacat bawaan.

ü Pernag pre-eklampsi

ü polihidramnion

b. Factor ibu

ü Umur ibu hamil lebih dari 30 tahun

ü Riwayat DM dalam keluarga

ü Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya

ü Infeksi saluran kemih yang berulang-ulang sebelum hamil.


I. PENATALAKSANAAN

a) Pengelolaan medis

Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama
didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.

1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih
dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.

2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan
infeksi dengan baik.

3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus
glukosa.

4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB


ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.

5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.

6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:

− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal

− Kalori kegiatan jasmani 10-30%

− Kalori untuk kehamilan 300 kalor

− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah
120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.

Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan
ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.

Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

− Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl

− Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl

− Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%

− Mencegah episode hipoglikemia

− Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik

− Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.

Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika
mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal
pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin
sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.

Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya
rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang
dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5
kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).

Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang
digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal
dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan

terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar
darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.

Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja
intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus
lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk
mencapai kadar glukosa yang diharapkan.

Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang
tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI
BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

Proses manajsmen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan unttan
yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupul bagi tenaga kesehatan. Proses ini
menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini
bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai. Denga:r demikian
proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang
tnenyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah rnenjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien (Varney. 1997).

Proses manajemen menurut varney (1997) terdiri dedli 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik- Proses dimulai dengan pengumpulan data
dasar & berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suafu ksrangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.

Langkah-langkah penerapan manajemen kebidanan dilakukan secar berkesinambungan, yairu


:

1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien


secara lengkap.
2. Mengidentifikasi masalah atau cliagnosa berdasarkan interpretasi yang
benar dari data tersebut.
3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin
terjadi karena masalah atau diagnosa yane telah diidentifikasi.
4. Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter.
5. Mengembangkan rsncana asuhan yang menyeluruh.
6. Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman
7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
Langkah-langkah dalam penatalaksanan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam pernbahasan
singkat mengenai langkah-langkah tersebut mungki akan lebih memperjelas proses pemikiran
dalam proses klinis yang berorientasi pada langkah ini. Pemrlis membatasi hanya pada kasus
persalina post-term.

Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah I: Pengkajian.

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan data


dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien
Data-data yang dikumpulkan meliputi :

1. Data Subjektif
1. Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal, klien.

1. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.

Kemungkinan yang ditemui : ibu mengalami DMG seperti sering kencing,


cepat haus.untuk mengetahui hal patologis dalam kehamilan yang dirasakan oleh ibu.
Misalnya : ibu dengan DM sering merasakan polyfagi ( ibu sring merasa lapar), polyuri
(sering kencing), polydipsi (sering mersa haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG
terjadi perubahan fisiologis, juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang abnormal terhadp
insulin. Sehingga terjadi juga perubahan kinetika serta resistensi terhadap insulin yang
mengakibatkan komposisi sumber energy dalam plasma ibu rendah ( kadar gula darah tinggi
dan kadar insulin juga tetap tinggi)..
1. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan diketahui stafus perkawinan, urnur waktu kawin, berapa lama kawin baru
hamil.

1. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan, siklus, lama,
banyaknya bau, warna dan apakah nyeri wakru haid. serta kapan mendapat haid pertama
kalinya

1. Riwayat Obstetrik yang lalu


Riwayat ini sangat penting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali
ibu pernah hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah
atau tidak abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat
bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak, jenis
persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur anak sekarang
untuk mengetahui bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan
DMG komplikasi pada janin megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin mati,
atau kelainan congenital.

Makrosomia adalah bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini dikarenakan :

 Terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin,


diantaranya,hiperglikemi,kelebihan asam amino, asamlemak
berlebihan,
 Kompensasi dari sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin
sehingga overnutrisi dapat diubah menjadi bentuk anabolic janin
metabolism alam bentuk anabolic terjadi sema bagian janin kecuali
otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan

 Perubahan metabolism ibu hamil yang menyebabkan hiperglikemia,


hiperketosis bahkan dapat terjadi hipoglikemia. Dengan demikian,
sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga dalam
pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
 Dalam keadaan tertentu glikolisis terganggu. Bil gangguan terjadi
sejak umur 7 minggu, pada saat organogenesis, ganguan pembentukan
organ dan kelainan congenital apat terjadi
 Konsentrasi glycosylated haemoglobin yang merupakan bentuk radikal
glukosa sangat memengaruhi kejadian kelainan congenital
 Glikosil adalah bentuk radikal dari glukosa yang berkaitan dengan
hemoglobin. Glikosil bentuk glycosylated hemoglobin yang tidak
efektif menghantarkan o2
 Untuk mengurangi kemungkinan kelainan congenital dapat diberikan
asam folik setiap hari sekitar 4-5 mg. asam foliat dapat diberikan
mulai saat terlambat menstruasi

Kematian Janin dalam rahim

Kadar glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya


janin mati dalam rahim, yang merupakan kejadian khas pada ibu
dengan diabetes
1. Riwayat kehamilan sekarang
– Kemungkinan klien merasa mual, muntah, perdarahan.

– Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali

– Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,


mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe

– Kemungkinan adanya tanda-tanda persalinan : keluarnya blood slem, keluat air-air,


nyeri pinggang menjalar ke ari-ari.

1. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan yang lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu
pernah menderita penyakit DM
 Riwayat kesehatan sekarang, untuk mngetahui apakah ibu menderita
DM

1. Riwayat kesehatan keluarga


 Perlu ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang
mempunyai riwayat DM

1. Riwayat kontrasepsi
 Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan
ibu, berapa lama dan apakah ada keluhan seelama memakai alat
kontrasepsi. Misalnya pada pil KB kombinasi hormone estrogen dan
progestin lebih cenderung menyebabkan perubahan dalam kontrol
glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak boleh di gunakan karena
akan menyebabkan semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.
1. Riwayat seksualitas
Kemungkinan klien mengalami dispareunia, frigid, apakah aktifitasnya normal atau ada
gangguan.

1. Riwayat sosial, ekonorni dan budaya.


Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.

1. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama & kepercayaannya dengan baik.

1. Riwayat psikologis.
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan ini. Kemungkinan klien dan keluarga untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu
pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami DMG.

1. Kebutuhan dasar.
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.

1. 2. Data Objektif.
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan ulnum dan pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan
tampak cemas, gelisah.
 Keadaan Umum
 Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak
 Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien

 Keadaan Emosional
Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam
keadaan stabil atau tidak
 TTV ( Tanda – tanda Vital )
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan
yang dirasakan ibu

Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan


metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan
besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar pancreas dengan
memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa masuk kedalam sel, insulin
juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat
diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu
system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh
darah mengerut sehingga darah menjadi tinggi.

 Berat badan dan tinggi badan


untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.

1. Pemeriksaan Khusus.
– Secara Inspeksi. yairu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.

Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, sklera, hidung dari telinga, mulut apakah ada caries dentis; stomatitis. karang
gigi leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih ada varices atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina atau apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan
bawah apakah ada kelainan.

– Secara palpasi

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu
pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.

– Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung, janin, frekwensinya teratur atau tidak dan posisi
punctum maximumnya.

– Secara perkusi.

Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif

– Pemeriksaan ukuran panggul


Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

– Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)

Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dalam cm – 13 ) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm

1. 3. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang
lebih pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia.
 Periksaan urine lengkap untuk untuk mengetahui apakah ada
kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
 Pemeriksaan darah . contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi
adanya DM atau tidak
 Periksa kadar kolesterol trigliserida karna makan yang banyak
mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini
hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
 Pemeriksaan infeksi TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil
tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena apabila
terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yurg spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena, beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan
yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu :

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.


2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan,
4. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajernen kebidanan.
5. Didukung oleh Clinical Judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan kasus ini. maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :

1. Diagnosa Kebidanan
Ibu hamil/tidak G..P..A..H usia kehamilan.. minggu,janin
hidup/tidak,tunggla/kembar,intrauterine/ekstrauterin,let-kep/let-su,pu-ka/pu-ki,keadaan jalan
lahir normal/tidak,dengan diabetes militus.

Dasar :

Data Subjektif

– HPHT,plano-test (+),adanya gerakan janin yang dirasakan ibu

– Ibu mengatakan tidak dating haidd sejak…

– Ibu mnengatakan ini anak ke…

– Ibu mengatakan sering haus dan lapar

– Ibu mengatakan sering kencing dan penglihatan kabur

Data Objektif

– KU ibu baik /tidak

– Pemeriksaan Leopold

– Teraba satu/dua/tiga bagian besar janin

– Nyeri tekan/tidak pada perut ibu saat palpasi

– Pemeriksaan panggul / berdasarkan persalinan yang lalu

– Terdengar DJJ oleh bidan

1. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan

Dasar : kehamilan kehamilan disertai DM dapat menyebabkan bayi makrosomia.

1. Kebutuhan
1) Dukungan psikologi

Dasar : Kehamilan disertai DM.


2) Kebersihan vulva, terutama dalam kehamilan.

Dasar : Pencegahan infeksi. rasa nyaman.

3) Diet

Dasar : Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).

4) Olahraga

Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.

5) Pengobatan insulin

Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa / rnasalah potensial ini benar-benar terjadi.

Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul:

1. Potensial bayi makrosomia


Dasar :. Makrosomia terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin

1. Potensial kematian janin


Dasar : Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan,
bahu janin dapat tersangkut dan peningkatan jumlah operasi caesar.

1. Potensial distosia bahu


Dasar : janin besar (makrosomia)
Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan disertai DM antara lain :

1. Kolaborasi dengan dokter untuk menangani ibu hamil yang disertai


DM tersebut.
Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu dan


janin saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai padapagi
atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat.
4. Berikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional yaitu
keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui
pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Jelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati,
gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika ibu
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan ibu
untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Berikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal
dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Anjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula
darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran
partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu dan bayi.
8. Anjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu ada
keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.

Langkah YI : Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainaya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan
berkolaborarsi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi
maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap. bertanggtung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waklu dan biaya serta meningkatkan mutu dari
asuhan klien.

Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu


dan janin saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai
padapagi atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional
yaitu keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang
diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional
terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu
hati, gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika
ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain
dan atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Memberikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah
normal dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Menganjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika
kadar gula darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati
hari taksiran partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu
dan bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu
ada keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.
Langkah VII : Evaluasi

Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalinan post term. Asuhan
manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu dievaluasi setiap tindakan
yang telah diberikan agar lebih efektif

Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :

1. Tercapai selumh ptrencanaan tindakan


2. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan
revisi
MANEJEMEN SOAP

S : Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari pasien,keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien.

Dalam kasus ini pasien merasakan :

– Sering merasa lapar dan haus

– Penglihatan kabur

– Sering BAK

– Sering mengantuk

O : Objektif

Yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga kesehatan dan data
dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan
tampak cemas, gelisah.
 Keadaan Umum
Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak

 Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien

 Keadaan Emosional
Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam
keadaan stabil atau tidak

 TTV ( Tanda – tanda Vital )


Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan
yang dirasakan ibu

Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan


metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan
besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar pancreas dengan
memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa masuk kedalam sel, insulin
juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat
diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu
system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh
darah mengerut sehingga darah menjadi tinggi.

 Berat badan dan tinggi badan


untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.

1. Pemeriksaan Khusus.
– Secara Inspeksi. yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.

Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, sklera, hidung dari telinga, mulut apakah ada caries dentis; stomatitis. karang
gigi leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih ada varices atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina atau apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan
bawah apakah ada kelainan.

– Secara palpasi

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu
pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.

– Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung, janin, frekwensinya teratur atau tidak dan posisi
punctum maximumnya.

– Secara perkusi.

Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif

– Pemeriksaan ukuran panggul

Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

– Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)

Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dalam cm – 13 ) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm
1. 4. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang
lebih pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia.
 Periksaan urine lengkap untuk untuk mengetahui apakah ada
kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
 Pemeriksaan darah . contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi
adanya DM atau tidak
 Periksa kadar kolesterol trigliserida karna makan yang banyak
mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini
hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
 Pemeriksaan infeksi TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil
tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena apabila
terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.
A : Assaament

Diagnosa

Ibu hamil/tidak G..P..A..H usia kehamilan.. minggu,janin


hidup/tidak,tunggla/kembar,intrauterine/ekstrauterin,let-kep/let-su,pu-ka/pu-ki,keadaan jalan
lahir normal/tidak,dengan diabetes militus.

Dasar :

Data Subjektif

– HPHT,plano-test (+),adanya gerakan janin yang dirasakan ibu

– Ibu mengatakan tidak dating haidd sejak…

– Ibu mnengatakan ini anak ke…

– Ibu mengatakan sering haus dan lapar

– Ibu mengatakan sering kencing dan penglihatan kabur

Data Objektif

– KU ibu baik /tidak

– Pemeriksaan Leopold
– Teraba satu/dua/tiga bagian besar janin

– Nyeri tekan/tidak pada perut ibu saat palpasi

– Pemeriksaan panggul / berdasarkan persalinan yang lalu

– Terdengar DJJ oleh bidan

1. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan

Dasar : kehamilan kehamilan disertai DM dapat menyebabkan bayi makrosomia.

1. Kebutuhan
1) Dukungan psikologi

Dasar : Kehamilan disertai DM.

2) Kebersihan vulva, terutama dalam kehamilan.

Dasar : Pencegahan infeksi. rasa nyaman.

3) Diet

Dasar : Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).

4) Olahraga

Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.

5) Pengobatan insulin

Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi.

P : Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu dan
janin saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai padapagi
atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat.
4. Berikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional yaitu
keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui
pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Jelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati,
gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika ibu
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan ibu
untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Berikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal
dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Anjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula
darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran
partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu dan bayi.
8. Anjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu ada
keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.

BAB III

PEMBAHASAN

1. 1. Data Subjektif
1. Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal, klien.

1. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.

Kemungkinan yang ditemui : ibu mengalami DMG seperti sering kencing,


cepat haus.untuk mengetahui hal patologis dalam kehamilan yang dirasakan oleh ibu.
Misalnya : ibu dengan DM sering merasakan polyfagi ( ibu sring merasa lapar), polyuri
(sering kencing), polydipsi (sering mersa haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG
terjadi perubahan fisiologis, juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang abnormal terhadp
insulin. Sehingga terjadi juga perubahan kinetika serta resistensi terhadap insulin yang
mengakibatkan komposisi sumber energy dalam plasma ibu rendah ( kadar gula darah tinggi
dan kadar insulin juga tetap tinggi)..
1. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan diketahui stafus perkawinan, urnur waktu kawin, berapa lama kawin baru
hamil.

1. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan, siklus, lama,
banyaknya bau, warna dan apakah nyeri wakru haid. serta kapan mendapat haid pertama
kalinya

1. Riwayat Obstetrik yang lalu


Riwayat ini sangat penting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali
ibu pernah hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah
atau tidak abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat
bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak, jenis
persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur anak sekarang
untuk mengetahui bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan
DMG komplikasi pada janin megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin mati,
atau kelainan congenital.

Makrosomia adalah bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini dikarenakan :

 Terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin,


diantaranya,hiperglikemi,kelebihan asam amino, asamlemak
berlebihan,
 Kompensasi dari sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin
sehingga overnutrisi dapat diubah menjadi bentuk anabolic janin
metabolism alam bentuk anabolic terjadi sema bagian janin kecuali
otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan
 Perubahan metabolism ibu hamil yang menyebabkan hiperglikemia,
hiperketosis bahkan dapat terjadi hipoglikemia. Dengan demikian,
sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga dalam
pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
 Dalam keadaan tertentu glikolisis terganggu. Bil gangguan terjadi
sejak umur 7 minggu, pada saat organogenesis, ganguan pembentukan
organ dan kelainan congenital apat terjadi
 Konsentrasi glycosylated haemoglobin yang merupakan bentuk radikal
glukosa sangat memengaruhi kejadian kelainan congenital
 Glikosil adalah bentuk radikal dari glukosa yang berkaitan dengan
hemoglobin. Glikosil bentuk glycosylated hemoglobin yang tidak
efektif menghantarkan o2
 Untuk mengurangi kemungkinan kelainan congenital dapat diberikan
asam folik setiap hari sekitar 4-5 mg. asam foliat dapat diberikan
mulai saat terlambat menstruasi

Kematian Janin dalam rahim

Kadar glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya


janin mati dalam rahim, yang merupakan kejadian khas pada ibu
dengan diabetes
1. Riwayat kehamilan sekarang
– Kemungkinan klien merasa mual, muntah, perdarahan.

– Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali

– Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,


mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe

– Kemungkinan adanya tanda-tanda persalinan : keluarnya blood slem, keluat air-air,


nyeri pinggang menjalar ke ari-ari.

1. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan yang lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu
pernah menderita penyakit DM
 Riwayat kesehatan sekarang, untuk mngetahui apakah ibu menderita
DM

1. Riwayat kesehatan keluarga


 Perlu ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang
mempunyai riwayat DM
1. Riwayat kontrasepsi
 Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan
ibu, berapa lama dan apakah ada keluhan seelama memakai alat
kontrasepsi. Misalnya pada pil KB kombinasi hormone estrogen dan
progestin lebih cenderung menyebabkan perubahan dalam kontrol
glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak boleh di gunakan karena
akan menyebabkan semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.
1. Riwayat seksualitas
Kemungkinan klien mengalami dispareunia, frigid, apakah aktifitasnya normal atau ada
gangguan.

1. Riwayat sosial, ekonorni dan budaya.


Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.

1. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama & kepercayaannya dengan baik.

1. Riwayat psikologis.
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan ini. Kemungkinan klien dan keluarga untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu
pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami DMG.

1. Kebutuhan dasar.
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.

1. 5. Data Objektif.
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan ulnum dan pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan
tampak cemas, gelisah.
 Keadaan Umum
Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak

Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien

 Keadaan Emosional
Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam
keadaan stabil atau tidak

 TTV ( Tanda – tanda Vital )


Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan
yang dirasakan ibu

Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan


metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan
besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar pancreas dengan
memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa masuk kedalam sel, insulin
juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat
diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu
system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh
darah mengerut sehingga darah menjadi tinggi.

 Berat badan dan tinggi badan


untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.

1. Pemeriksaan Khusus.
– Secara Inspeksi. yairu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.

Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, sklera, hidung dari telinga, mulut apakah ada caries dentis; stomatitis. karang
gigi leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih ada varices atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina atau apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan
bawah apakah ada kelainan.

– Secara palpasi

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu
pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.

– Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung, janin, frekwensinya teratur atau tidak dan posisi
punctum maximumnya.

– Secara perkusi.

Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif

– Pemeriksaan ukuran panggul


Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

– Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)

Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dalam cm – 13 ) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm

1. 6. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang
lebih pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia.
 Periksaan urine lengkap untuk untuk mengetahui apakah ada
kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
 Pemeriksaan darah . contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi
adanya DM atau tidak
 Periksa kadar kolesterol trigliserida karna makan yang banyak
mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini
hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
 Pemeriksaan infeksi TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil
tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena apabila
terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yurg spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena, beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan
yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu :

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.


2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan,
4. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajernen kebidanan.
5. Didukung oleh Clinical Judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan kasus ini. maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :

1. Diagnosa
Ibu hamil/tidak G..P..A..H usia kehamilan.. minggu,janin
hidup/tidak,tunggla/kembar,intrauterine/ekstrauterin,let-kep/let-su,pu-ka/pu-ki,keadaan jalan
lahir normal/tidak,dengan diabetes militus.

Dasar :

Data Subjektif

– HPHT,plano-test (+),adanya gerakan janin yang dirasakan ibu

– Ibu mengatakan tidak dating haidd sejak…

– Ibu mnengatakan ini anak ke…

– Ibu mengatakan sering haus dan lapar

– Ibu mengatakan sering kencing dan penglihatan kabur

Data Objektif

– KU ibu baik /tidak

– Pemeriksaan Leopold

– Teraba satu/dua/tiga bagian besar janin

– Nyeri tekan/tidak pada perut ibu saat palpasi

– Pemeriksaan panggul / berdasarkan persalinan yang lalu

– Terdengar DJJ oleh bidan

1. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan

Dasar : kehamilan kehamilan disertai DM dapat menyebabkan bayi makrosomia.

1. Kebutuhan
6) Dukungan psikologi

Dasar : Kehamilan disertai DM.


7) Kebersihan vulva, terutama dalam kehamilan.

Dasar : Pencegahan infeksi. rasa nyaman.

8) Diet

Dasar : Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).

9) Olahraga

Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.

10) Pengobatan insulin

Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa / rnasalah potensial ini benar-benar terjadi.

Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul:

1. Potensial bayi makrosomia


Dasar :. Makrosomia terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin

1. Potensial kematian janin


Dasar : Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan,
bahu janin dapat tersangkut dan peningkatan jumlah operasi caesar.

1. Potensial distosia bahu


Dasar : janin besar (makrosomia)
Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan disertai DM antara lain :

1. Kolaborasi dengan dokter untuk menangani ibu hamil yang disertai


DM tersebut.
Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu dan


janin saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai padapagi
atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat.
4. Berikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional yaitu
keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui
pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Jjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati,
gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika ibu
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan ibu
untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Berikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal
dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Anjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula
darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran
partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu dan bayi.
8. Anjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu ada
keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.
Langkah YI : Melaksanakan Perncanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainaya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan
berkolaborarsi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi
maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap. bertanggtung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waklu dan biaya serta meningkatkan mutu dari
asuhan klien.

Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu


dan janin saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai
padapagi atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional
yaitu keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang
diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional
terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu
hati, gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika
ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain
dan atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Memberikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah
normal dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Menganjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika
kadar gula darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati
hari taksiran partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu
dan bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu
ada keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.
Langkah VII : Evaluasi

Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalinan post term. Asuhan
manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu dievaluasi setiap tindakan
yang telah diberikan agar lebih efektif

Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :

1. Tercapai selumh ptrencanaan tindakan


2. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan
revisi

Daftar Pustaka

Cunningham, Dkk. 2013. Obstetri Williams edisi 23. Jakarta: EGC.

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba Medika.

Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.


BAB I

TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI

ü Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa.

ü Suatu Intoleransi karbohidrat ringan ( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat yang
terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.

ü Penyakit kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bias secara otomatis


mengendalikan tingkat glukosa dalam darahnya.

Berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan
turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke
janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada
saat pemeriksaan rutin.
B. ETIOLOGI

DMG disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas
yang bekarja menghasilkan insulin.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan
janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan produksi insulin yang
mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul dalam kehamilan ).

C. TANDA DAN GEJALA

ü Sering kencing pada malam hari ( polyuria )

ü Selalu merasa haus ( polydipsia)

ü Selalu merasa lapar ( polyfagia )

ü Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi

ü Penglihatan menjadi kabur

ü Hyperglaisimia ( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )

ü Glaikosuria ( glukosa dalam urine )

ü Mata kabur

ü Pruritus vulva.

ü Ketonemia.

ü BB menurun

ü Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.

ü Gula darah sewaktu > 200 mg/dl

ü Gula darah puasa > 126 mg/dl.


D. KLASIFIKASI

1. Diabetes mellitus yang tergantung pada insulin ( Tipe 1/ Id DM )

Biasanya terdapat pada orang yang masih muda. Gejalanya terjadi dengan tiba – tiba . kadar
glukosa darah yang tinggi.

2. Diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin ( Tipe 2 / NID DM)

Biasanya terdapat pada orang yang usianya > 40 tahun , terjadi secara perlahan – lahan , dan
kemungkina tidak ada tanda atau gejala , biasanya terdapat pada orang gemuk , usia lanjut
dan tidak aktif.
3. Diabetes tipe lain.

4. Diabetes mellitus gestasional (DMG) yaitu diabetes yang hanya timbul dalam
kehamilan.

E. KOMPLIKASI

 Tekanan darah tinggi, preeclampsia dan eclampsia.


Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang
tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk terkena
preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang
menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain, yang dapat membahayakan ibu maupun
sang buah hati.

 Diabetes di kemudian hari.


Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami kembali pada
kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita diabetes tipe 2 di
kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur gaya hidup seperti makan makanan yang
bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi resiko terkena diabetes tipe 2 nantinya. Untuk
wanita dengan riwayat gestational diabetes, yang berhasi menurunkan berat badan hingga
ideal setelah melahirkan, maka resikonya untuk terkena diabetes tipe 2 hanya kurang dari 1
per 4 wanita.
F. PATOFISIOLOGI

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).

Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi
secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu
yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh
insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen.
Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga
mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam
kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan
insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan
hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi
abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

G. FAKTOR RESIKO

a. Factor kebidanan

ü Beberapa kali keguguran

ü Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas.


ü Riwayat pernah melahirkan anak dengan cacat bawaan.

ü Pernag pre-eklampsi

ü polihidramnion

b. Factor ibu

ü Umur ibu hamil lebih dari 30 tahun

ü Riwayat DM dalam keluarga

ü Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya

ü Infeksi saluran kemih yang berulang-ulang sebelum hamil.

I. PENATALAKSANAAN

a) Pengelolaan medis

Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama
didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.

1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih
dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.

2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan
infeksi dengan baik.

3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus
glukosa.

4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB


ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.

5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:

− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal

− Kalori kegiatan jasmani 10-30%

− Kalori untuk kehamilan 300 kalor

− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah
120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.

Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan
ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.

Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

− Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl

− Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl

− Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%

− Mencegah episode hipoglikemia

− Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik

− Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.

Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika
mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal
pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin
sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.

Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya
rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang
dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5
kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang
digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal
dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan

terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar
darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.

Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja
intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus
lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk
mencapai kadar glukosa yang diharapkan.

Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang
tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI

BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

Proses manajsmen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan unttan
yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupul bagi tenaga kesehatan. Proses ini
menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini
bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai. Denga:r demikian
proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang
tnenyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah rnenjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien (Varney. 1997).

Proses manajemen menurut varney (1997) terdiri dedli 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik- Proses dimulai dengan pengumpulan data
dasar & berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suafu ksrangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.

Langkah-langkah penerapan manajemen kebidanan dilakukan secar berkesinambungan, yairu


:

1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien


secara lengkap.
2. Mengidentifikasi masalah atau cliagnosa berdasarkan interpretasi yang
benar dari data tersebut.
3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin
terjadi karena masalah atau diagnosa yane telah diidentifikasi.
4. Mengevaluasi perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter.
5. Mengembangkan rsncana asuhan yang menyeluruh.
6. Mengembangkan rencana asuhan tersebut secara efisien dan aman
7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
Langkah-langkah dalam penatalaksanan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam pernbahasan
singkat mengenai langkah-langkah tersebut mungki akan lebih memperjelas proses pemikiran
dalam proses klinis yang berorientasi pada langkah ini. Pemrlis membatasi hanya pada kasus
persalina post-term.

Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah I: Pengkajian.

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan data


dan menganalisa data sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien

Data-data yang dikumpulkan meliputi :

1. 1. Data Subjektif
1. Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal, klien.

1. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.

Kemungkinan yang ditemui : ibu mengalami DMG seperti sering kencing,


cepat haus.untuk mengetahui hal patologis dalam kehamilan yang dirasakan oleh ibu.
Misalnya : ibu dengan DM sering merasakan polyfagi ( ibu sring merasa lapar), polyuri
(sering kencing), polydipsi (sering mersa haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG
terjadi perubahan fisiologis, juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang abnormal terhadp
insulin. Sehingga terjadi juga perubahan kinetika serta resistensi terhadap insulin yang
mengakibatkan komposisi sumber energy dalam plasma ibu rendah ( kadar gula darah tinggi
dan kadar insulin juga tetap tinggi)..
1. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan diketahui stafus perkawinan, urnur waktu kawin, berapa lama kawin baru
hamil.
1. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan, siklus, lama,
banyaknya bau, warna dan apakah nyeri wakru haid. serta kapan mendapat haid pertama
kalinya

1. Riwayat Obstetrik yang lalu


Riwayat ini sangat penting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali
ibu pernah hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah
atau tidak abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat
bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak, jenis
persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur anak sekarang
untuk mengetahui bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan
DMG komplikasi pada janin megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin mati,
atau kelainan congenital.

Makrosomia adalah bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini dikarenakan :

 Terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin,


diantaranya,hiperglikemi,kelebihan asam amino, asamlemak
berlebihan,
 Kompensasi dari sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin
sehingga overnutrisi dapat diubah menjadi bentuk anabolic janin
metabolism alam bentuk anabolic terjadi sema bagian janin kecuali
otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan

 Perubahan metabolism ibu hamil yang menyebabkan hiperglikemia,


hiperketosis bahkan dapat terjadi hipoglikemia. Dengan demikian,
sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga dalam
pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
 Dalam keadaan tertentu glikolisis terganggu. Bil gangguan terjadi
sejak umur 7 minggu, pada saat organogenesis, ganguan pembentukan
organ dan kelainan congenital apat terjadi
 Konsentrasi glycosylated haemoglobin yang merupakan bentuk radikal
glukosa sangat memengaruhi kejadian kelainan congenital
 Glikosil adalah bentuk radikal dari glukosa yang berkaitan dengan
hemoglobin. Glikosil bentuk glycosylated hemoglobin yang tidak
efektif menghantarkan o2
 Untuk mengurangi kemungkinan kelainan congenital dapat diberikan
asam folik setiap hari sekitar 4-5 mg. asam foliat dapat diberikan
mulai saat terlambat menstruasi

Kematian Janin dalam rahim

 Kadar glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya


janin mati dalam rahim, yang merupakan kejadian khas pada ibu
dengan diabetes
1. Riwayat kehamilan sekarang
– Kemungkinan klien merasa mual, muntah, perdarahan.

– Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali

– Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,


mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe

– Kemungkinan adanya tanda-tanda persalinan : keluarnya blood slem, keluat air-air,


nyeri pinggang menjalar ke ari-ari.

1. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan yang lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu
pernah menderita penyakit DM
 Riwayat kesehatan sekarang, untuk mngetahui apakah ibu menderita
DM

1. Riwayat kesehatan keluarga


 Perlu ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang
mempunyai riwayat DM

1. Riwayat kontrasepsi
 Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan
ibu, berapa lama dan apakah ada keluhan seelama memakai alat
kontrasepsi. Misalnya pada pil KB kombinasi hormone estrogen dan
progestin lebih cenderung menyebabkan perubahan dalam kontrol
glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak boleh di gunakan karena
akan menyebabkan semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.
1. Riwayat seksualitas
Kemungkinan klien mengalami dispareunia, frigid, apakah aktifitasnya normal atau ada
gangguan.

1. Riwayat sosial, ekonorni dan budaya.


Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.

1. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama & kepercayaannya dengan baik.

1. Riwayat psikologis.
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan ini. Kemungkinan klien dan keluarga untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu
pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami DMG.

1. Kebutuhan dasar.
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.

1. 2. Data Objektif.
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan ulnum dan pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan
tampak cemas, gelisah.
 Keadaan Umum
 Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak
 Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien

 Keadaan Emosional
Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam
keadaan stabil atau tidak

 TTV ( Tanda – tanda Vital )


Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan
yang dirasakan ibu

Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan


metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan
besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar pancreas dengan
memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa masuk kedalam sel, insulin
juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat
diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu
system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh
darah mengerut sehingga darah menjadi tinggi.

 Berat badan dan tinggi badan


untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.

1. Pemeriksaan Khusus.
– Secara Inspeksi. yairu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.
Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, sklera, hidung dari telinga, mulut apakah ada caries dentis; stomatitis. karang
gigi leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih ada varices atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina atau apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan
bawah apakah ada kelainan.

– Secara palpasi

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu
pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.

– Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung, janin, frekwensinya teratur atau tidak dan posisi
punctum maximumnya.

– Secara perkusi.

Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif

– Pemeriksaan ukuran panggul

Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

– Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)

Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dalam cm – 13 ) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm

1. 3. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang
lebih pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia.
 Periksaan urine lengkap untuk untuk mengetahui apakah ada
kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
 Pemeriksaan darah . contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi
adanya DM atau tidak
 Periksa kadar kolesterol trigliserida karna makan yang banyak
mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini
hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
 Pemeriksaan infeksi TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil
tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena apabila
terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yurg spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena, beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan
yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu :

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.


2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan,
4. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajernen kebidanan.
5. Didukung oleh Clinical Judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan kasus ini. maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :

1. Diagnosa Kebidanan
Ibu hamil/tidak G..P..A..H usia kehamilan.. minggu,janin
hidup/tidak,tunggla/kembar,intrauterine/ekstrauterin,let-kep/let-su,pu-ka/pu-ki,keadaan jalan
lahir normal/tidak,dengan diabetes militus.

Dasar :

Data Subjektif

– HPHT,plano-test (+),adanya gerakan janin yang dirasakan ibu

– Ibu mengatakan tidak dating haidd sejak…

– Ibu mnengatakan ini anak ke…

– Ibu mengatakan sering haus dan lapar

– Ibu mengatakan sering kencing dan penglihatan kabur

Data Objektif
– KU ibu baik /tidak

– Pemeriksaan Leopold

– Teraba satu/dua/tiga bagian besar janin

– Nyeri tekan/tidak pada perut ibu saat palpasi

– Pemeriksaan panggul / berdasarkan persalinan yang lalu

– Terdengar DJJ oleh bidan

1. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan

Dasar : kehamilan kehamilan disertai DM dapat menyebabkan bayi makrosomia.

1. Kebutuhan
1) Dukungan psikologi

Dasar : Kehamilan disertai DM.

2) Kebersihan vulva, terutama dalam kehamilan.

Dasar : Pencegahan infeksi. rasa nyaman.

3) Diet

Dasar : Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).

4) Olahraga

Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.

5) Pengobatan insulin
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa / rnasalah potensial ini benar-benar terjadi.

Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul:

1. Potensial bayi makrosomia


Dasar :. Makrosomia terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin

1. Potensial kematian janin


Dasar : Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan,
bahu janin dapat tersangkut dan peningkatan jumlah operasi caesar.

1. Potensial distosia bahu


Dasar : janin besar (makrosomia)

Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan disertai DM antara lain :

1. Kolaborasi dengan dokter untuk menangani ibu hamil yang disertai


DM tersebut.
Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu dan
janin saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai padapagi
atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat.
4. Berikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional yaitu
keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui
pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Jelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati,
gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika ibu
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan ibu
untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Berikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal
dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Anjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula
darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran
partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu dan bayi.
8. Anjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu ada
keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.

Langkah YI : Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainaya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan
berkolaborarsi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi
maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap. bertanggtung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waklu dan biaya serta meningkatkan mutu dari
asuhan klien.

Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :


1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu
dan janin saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai
padapagi atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional
yaitu keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang
diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional
terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu
hati, gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika
ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain
dan atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Memberikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah
normal dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Menganjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika
kadar gula darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati
hari taksiran partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu
dan bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu
ada keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.
Langkah VII : Evaluasi

Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalinan post term. Asuhan
manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu dievaluasi setiap tindakan
yang telah diberikan agar lebih efektif

Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :

1. Tercapai selumh ptrencanaan tindakan


2. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan
revisi
MANEJEMEN SOAP

S : Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari pasien,keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien.
Dalam kasus ini pasien merasakan :

– Sering merasa lapar dan haus

– Penglihatan kabur

– Sering BAK

– Sering mengantuk

O : Objektif

Yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga kesehatan dan data
dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan
tampak cemas, gelisah.
 Keadaan Umum
Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak

 Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien

 Keadaan Emosional
Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam
keadaan stabil atau tidak

 TTV ( Tanda – tanda Vital )


Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan
yang dirasakan ibu

Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan


metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan
besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar pancreas dengan
memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa masuk kedalam sel, insulin
juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat
diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu
system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh
darah mengerut sehingga darah menjadi tinggi.

 Berat badan dan tinggi badan


untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.

1. Pemeriksaan Khusus.
– Secara Inspeksi. yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.

Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, sklera, hidung dari telinga, mulut apakah ada caries dentis; stomatitis. karang
gigi leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih ada varices atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina atau apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan
bawah apakah ada kelainan.

– Secara palpasi

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu
pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.

– Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung, janin, frekwensinya teratur atau tidak dan posisi
punctum maximumnya.

– Secara perkusi.

Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif

– Pemeriksaan ukuran panggul

Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

– Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)

Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dalam cm – 13 ) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm

1. 4. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang
lebih pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia.
 Periksaan urine lengkap untuk untuk mengetahui apakah ada
kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
 Pemeriksaan darah . contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi
adanya DM atau tidak
 Periksa kadar kolesterol trigliserida karna makan yang banyak
mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini
hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
 Pemeriksaan infeksi TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil
tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena apabila
terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.
A : Assaament

Diagnosa

Ibu hamil/tidak G..P..A..H usia kehamilan.. minggu,janin


hidup/tidak,tunggla/kembar,intrauterine/ekstrauterin,let-kep/let-su,pu-ka/pu-ki,keadaan jalan
lahir normal/tidak,dengan diabetes militus.

Dasar :

Data Subjektif

– HPHT,plano-test (+),adanya gerakan janin yang dirasakan ibu

– Ibu mengatakan tidak dating haidd sejak…

– Ibu mnengatakan ini anak ke…

– Ibu mengatakan sering haus dan lapar

– Ibu mengatakan sering kencing dan penglihatan kabur

Data Objektif

– KU ibu baik /tidak

– Pemeriksaan Leopold

– Teraba satu/dua/tiga bagian besar janin

– Nyeri tekan/tidak pada perut ibu saat palpasi


– Pemeriksaan panggul / berdasarkan persalinan yang lalu

– Terdengar DJJ oleh bidan

1. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan

Dasar : kehamilan kehamilan disertai DM dapat menyebabkan bayi makrosomia.

1. Kebutuhan
1) Dukungan psikologi

Dasar : Kehamilan disertai DM.

2) Kebersihan vulva, terutama dalam kehamilan.

Dasar : Pencegahan infeksi. rasa nyaman.

3) Diet

Dasar : Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).

4) Olahraga

Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.

5) Pengobatan insulin

Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi.

P : Planning

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu dan


janin saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai padapagi
atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat.
4. Berikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional yaitu
keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui
pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Jelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati,
gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika ibu
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan ibu
untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Berikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal
dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Anjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula
darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran
partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu dan bayi.
8. Anjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu ada
keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.

BAB III

PEMBAHASAN

1. 1. Data Subjektif
1. Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal, klien.


1. Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.

Kemungkinan yang ditemui : ibu mengalami DMG seperti sering kencing,


cepat haus.untuk mengetahui hal patologis dalam kehamilan yang dirasakan oleh ibu.
Misalnya : ibu dengan DM sering merasakan polyfagi ( ibu sring merasa lapar), polyuri
(sering kencing), polydipsi (sering mersa haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG
terjadi perubahan fisiologis, juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang abnormal terhadp
insulin. Sehingga terjadi juga perubahan kinetika serta resistensi terhadap insulin yang
mengakibatkan komposisi sumber energy dalam plasma ibu rendah ( kadar gula darah tinggi
dan kadar insulin juga tetap tinggi)..
1. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan diketahui stafus perkawinan, urnur waktu kawin, berapa lama kawin baru
hamil.

1. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah HPHT untuk menentukan taksiran persalinan, siklus, lama,
banyaknya bau, warna dan apakah nyeri wakru haid. serta kapan mendapat haid pertama
kalinya

1. Riwayat Obstetrik yang lalu


Riwayat ini sangat penting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali
ibu pernah hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah
atau tidak abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat
bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin anak, jenis
persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur anak sekarang
untuk mengetahui bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan
DMG komplikasi pada janin megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin mati,
atau kelainan congenital.

Makrosomia adalah bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini dikarenakan :

 Terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin,


diantaranya,hiperglikemi,kelebihan asam amino, asamlemak
berlebihan,
 Kompensasi dari sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin
sehingga overnutrisi dapat diubah menjadi bentuk anabolic janin
metabolism alam bentuk anabolic terjadi sema bagian janin kecuali
otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan

 Perubahan metabolism ibu hamil yang menyebabkan hiperglikemia,


hiperketosis bahkan dapat terjadi hipoglikemia. Dengan demikian,
sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga dalam
pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
 Dalam keadaan tertentu glikolisis terganggu. Bil gangguan terjadi
sejak umur 7 minggu, pada saat organogenesis, ganguan pembentukan
organ dan kelainan congenital apat terjadi
 Konsentrasi glycosylated haemoglobin yang merupakan bentuk radikal
glukosa sangat memengaruhi kejadian kelainan congenital
 Glikosil adalah bentuk radikal dari glukosa yang berkaitan dengan
hemoglobin. Glikosil bentuk glycosylated hemoglobin yang tidak
efektif menghantarkan o2
 Untuk mengurangi kemungkinan kelainan congenital dapat diberikan
asam folik setiap hari sekitar 4-5 mg. asam foliat dapat diberikan
mulai saat terlambat menstruasi

Kematian Janin dalam rahim

Kadar glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya


janin mati dalam rahim, yang merupakan kejadian khas pada ibu
dengan diabetes
1. Riwayat kehamilan sekarang
– Kemungkinan klien merasa mual, muntah, perdarahan.

– Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kali

– Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,


mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe

– Kemungkinan adanya tanda-tanda persalinan : keluarnya blood slem, keluat air-air,


nyeri pinggang menjalar ke ari-ari.

1. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan yang lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu
pernah menderita penyakit DM
 Riwayat kesehatan sekarang, untuk mngetahui apakah ibu menderita
DM

1. Riwayat kesehatan keluarga


 Perlu ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang
mempunyai riwayat DM

1. Riwayat kontrasepsi
 Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan
ibu, berapa lama dan apakah ada keluhan seelama memakai alat
kontrasepsi. Misalnya pada pil KB kombinasi hormone estrogen dan
progestin lebih cenderung menyebabkan perubahan dalam kontrol
glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak boleh di gunakan karena
akan menyebabkan semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.
1. Riwayat seksualitas
Kemungkinan klien mengalami dispareunia, frigid, apakah aktifitasnya normal atau ada
gangguan.

1. Riwayat sosial, ekonorni dan budaya.


Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.

1. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama & kepercayaannya dengan baik.

1. Riwayat psikologis.
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan ini. Kemungkinan klien dan keluarga untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu
pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami DMG.

1. Kebutuhan dasar.
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.

1. 5. Data Objektif.
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan ulnum dan pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu,
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan
tampak cemas, gelisah.
 Keadaan Umum
Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak

Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien

 Keadaan Emosional
Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam
keadaan stabil atau tidak

 TTV ( Tanda – tanda Vital )


Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan
yang dirasakan ibu
Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan
metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan
besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar pancreas dengan
memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa masuk kedalam sel, insulin
juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat
diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu
system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh
darah mengerut sehingga darah menjadi tinggi.

 Berat badan dan tinggi badan


untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.

1. Pemeriksaan Khusus.
– Secara Inspeksi. yairu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala sampai kaki.

Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, sklera, hidung dari telinga, mulut apakah ada caries dentis; stomatitis. karang
gigi leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan puting susu menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih ada varices atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina atau apakah ada haemorhoid, extremitas atas dan
bawah apakah ada kelainan.

– Secara palpasi

Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu
pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.

– Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung, janin, frekwensinya teratur atau tidak dan posisi
punctum maximumnya.

– Secara perkusi.

Kemungkinan reflex patella kiri dan kanan positif

– Pemeriksaan ukuran panggul

Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.


– Pemeriksaan tafsiran berat janin (TBJ)

Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dalam cm – 13 ) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100 cm

1. 6. Pemeriksaan Penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang
lebih pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia.
 Periksaan urine lengkap untuk untuk mengetahui apakah ada
kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
 Pemeriksaan darah . contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi
adanya DM atau tidak
 Periksa kadar kolesterol trigliserida karna makan yang banyak
mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini
hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
 Pemeriksaan infeksi TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil
tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena apabila
terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yurg spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena, beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan
yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu :

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.


2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan,
4. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajernen kebidanan.
5. Didukung oleh Clinical Judgement dalam lingkup praktek kebidanan.
Berdasarkan kasus ini. maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :

1. Diagnosa
Ibu hamil/tidak G..P..A..H usia kehamilan.. minggu,janin
hidup/tidak,tunggla/kembar,intrauterine/ekstrauterin,let-kep/let-su,pu-ka/pu-ki,keadaan jalan
lahir normal/tidak,dengan diabetes militus.
Dasar :

Data Subjektif

– HPHT,plano-test (+),adanya gerakan janin yang dirasakan ibu

– Ibu mengatakan tidak dating haidd sejak…

– Ibu mnengatakan ini anak ke…

– Ibu mengatakan sering haus dan lapar

– Ibu mengatakan sering kencing dan penglihatan kabur

Data Objektif

– KU ibu baik /tidak

– Pemeriksaan Leopold

– Teraba satu/dua/tiga bagian besar janin

– Nyeri tekan/tidak pada perut ibu saat palpasi

– Pemeriksaan panggul / berdasarkan persalinan yang lalu

– Terdengar DJJ oleh bidan

1. Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah kecemasan

Dasar : kehamilan kehamilan disertai DM dapat menyebabkan bayi makrosomia.

1. Kebutuhan
6) Dukungan psikologi

Dasar : Kehamilan disertai DM.

7) Kebersihan vulva, terutama dalam kehamilan.

Dasar : Pencegahan infeksi. rasa nyaman.


8) Diet

Dasar : Terapi nutrisi adalah terapi utama di dalam penatalaksanaan diabetes. Tujuan utama
terapi diet adalah menyediakan nutrisi yang cukup bagi ibu dan janin, mengontrol kadar
glukosa darah, dan mencegah terjadinya ketosis (kadar keton meningkat dalam darah).

9) Olahraga

Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah.

10) Pengobatan insulin

Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa / rnasalah potensial ini benar-benar terjadi.

Kemungkinan diagnosa atau masalah potensial yang timbul:

1. Potensial bayi makrosomia


Dasar :. Makrosomia terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin

1. Potensial kematian janin


Dasar : Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan,
bahu janin dapat tersangkut dan peningkatan jumlah operasi caesar.

1. Potensial distosia bahu


Dasar : janin besar (makrosomia)
Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan disertai DM antara lain :

1. Kolaborasi dengan dokter untuk menangani ibu hamil yang disertai


DM tersebut.
Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu dan


janin saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai padapagi
atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat.
4. Berikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional yaitu
keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui
pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional terjadi
karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Jjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati,
gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika ibu
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan ibu
untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan
atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Berikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal
dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Anjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula
darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran
partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu dan bayi.
8. Anjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu ada
keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.
Langkah YI : Melaksanakan Perncanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainaya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Bila bidan
berkolaborarsi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi
maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap. bertanggtung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waklu dan biaya serta meningkatkan mutu dari
asuhan klien.

Beberapa tindakan yang mungkin dapat dilakukan antara lain :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,keadaan ibu


dan janin saat ini.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Pola
makan ibu dalam sehari tiga kali makan besar diselingi tiga kali makan
kecildengan pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan
dalam sehari.
3. Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti jalan-jalan santai
padapagi atau sore hari agar tubuh ibu tetap sehat
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang Diabetes Melitus Gestasional
yaitu keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang
diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestasional
terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamila, diperkirakan karena
adanya perubahan pada metabolisme glukosa.
5. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu
hati, gerakan janin berkurang dan ada gangguan pada penglihatan, jika
ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka menganjurkan
ibu untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain
dan atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikan
penanganan lebih lanjut.
6. Memberikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah
normal dan memberikan vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk
memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta memberitahu ibu cara
penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari
dengan air putih.
7. Menganjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika
kadar gula darah ibu masih belum normal saat ibu sudah mendekati
hari taksiran partus. Ibu bersedia melakukan SC untuk keselamatan ibu
dan bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk periksa ulang dua minggu lagi dan jika ibu
ada keluhan.
9. Mendokumentasikan Asuhan yang telah diberikan pada asuhan
kebidanan ibu hamil.
Langkah VII : Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalinan post term. Asuhan
manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu dievaluasi setiap tindakan
yang telah diberikan agar lebih efektif

Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :

1. Tercapai selumh ptrencanaan tindakan


2. Tercapai sebagian dari perencanaan tindakan sehingga dibutuhkan
revisi

Daftar Pustaka

Cunningham, Dkk. 2013. Obstetri Williams edisi 23. Jakarta: EGC.

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta: Salemba Medika.

Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.


JANTUNG

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Defenisi
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan
penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat
merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita
dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis.
Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan
dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat hamil mulai
minggu ke enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50 % karena proses
pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim
melalui ari – ari untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin sehingga kerja jantung
menjadi lebih berat.

2.1.2 Etiologi
a. penyakit jantung congenital
Penyakit jantung disebabkan oleh kelainan jantung congenital dan penyakit otot jantung,
penyakit jantung wanita hamil masih merupakan sebab kematian baru diketahui seperti :
sesak nafas, syanosis, kelainan nadi, oedeme, jantung yang berdebar-debar. Peningkatan
volume plasma yang dimulai kira-kira pada akhir trismester pertama dan mencapai
puncaknya pada minggu 32-34 minggu yang selanjutnya menetap pada trismester akhir
kehamilan dimana volume plasma bertambah sebesar 22%, peningkatan volume sel darah
merah dapat mengkibatkan anemia, disulosional.
Penyakit jantung pada wanita hamil bias mempengaruhi janin, janin kemungkinan dilahirkan
: perematur, penyakit jantung berat pada wanita hamil tiba-tiba memburuk janin bias mati,
bayi lahir dengan apgar lemah.
b. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik
Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam rematik. Diagnosis
demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan pada criteria Jones sebagai dasar
untuk diagnosis demam rematik aktif.
Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta karditis. Perubahan kehamilan
yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin
oleh karena sikap tubuh yang memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan
kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit.
Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk. Adanya
aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:
1. Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
2. Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
3. Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya
c. Penyakit Jantung Hipertensi
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada golongan usia
lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi esensial, penyakit ginjal atau
koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus
disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit
jantung hipertensi adalah mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada
penurunan tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.
Perubahan tersebut disebabkan oleh :
1. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32
minggu lalu menetap
2. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim.
Dalam kehamilan :
1. Denyut jantung dan nadi: meningkat
2. Pukulan jantung: meningkat
3. Tekanan darah: menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantungbahkan dapat
menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).
Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan
terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagipenderita adalah :
1. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya (hipervolumia).
2. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja
jantung yang berat.
3. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,
sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi
2.1.3 Penyebab
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil
dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat
makanan dari ibu ke janin melalui ari-ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang
diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta
kekurangan oksigen.
Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran, kelahiran prematur
(kelahiran sebelum cukup bulan), lahir dengan Apgar rendah atau lahir meninggal, dan
kematian janin dalam rahim (KJDR). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak
mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.

2.1.4 Tanda Gejala


Berikut tanda dan gejala penyakit jantung :
1. mudah lelah
2. nafas terengah-engah
3. ortopnea(pernafasan sesak ,kecuali dalam posisi tegak)
4. batuk malam hari
5. hemoptisis
6. sinkop
7. nyeri dada
8. riwayat keluarga
2.1.5 Penanganan
1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang
teratur.
2. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog
3. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat
anemia, harus diobati.
4. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus diobati.
5. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan
sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
6. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali
seminggu setelahnya.
7. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
8. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan
28-30 minggu.
d. Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

2.1.6 Prognosis
a. Bagi ibu
Bergantung pada beratnya penyakit, umur dan penyulit-penyulit lain. Pengawasan
pengobatan, pimpinan persalinan, dan kerjasama dengan penderita serta kepatuhan dalam
mentaati larangan, ikut menentukan prognosis.
Angka kematian maternal secara keseluruhan : 1-5% Angka kematian maternal bagi
penderita berat : 15%

b. Bagi bayi
Bila penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal.
Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan buruk karena akan terjadi gawat janin.
BAB III
MANAJEMEN KEBIDAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN
Proses manajemen kebidan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan-
urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun tenega kesehatan. Proses ini
menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini
bukan hanya terdiri dari permikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat dicapai. Dengan demikian proses
manejemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan
pengatahuan, hasil temuan , dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi kesatu satuan yang
berfhokus pada manajemen klien (verney,1997)
Proses manajemen menurut varney 1997 terdiri dari tujuh langakah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan mengumpulkan data
dasar dan berakhir evalusai. Ketujuh langkah –langkah tersebut membentuk sesuatu kerangka
lengkap yang dapat dan di aplikasikan dalam setuaisi apapun.
Langkah – langkah penerapan manajemen kebidan dilakukan secara kesenambungan, yaitu :
1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien secara lengkap
2. Mengidentifikasi masalah atau diagnose berdasarkan interpretasi yang benar dari data
tersebut.
3. Mengantisipasi masalah pontesial atau diagnose lainnya yang mungkin terjadi karena
masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi.
4. Mengevaluasi perlu nya intervensi segera oleh bidan atau dokter.
5. Mengembangkan rencana asuhan yang menyeluruh.
6. Mengembangkan rencana asuahan tersebut secara efisien dan aman.
7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
Langkah – langkah dalam penatalaksanaan pada dasarnya jelas, akan tetapi dalam
pembahasan singkat mengenai langkah – langkah tersebut mungkin akan lebih memperjelas
proses pemikiran dalam proses klinis yang berorientasi pada langkah ini.ketujuh langkah
tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan data
dan menganalisa data sehingga dapat di ketahui masalah dan keadaan klien. Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Data – data yang dikumpulkan meliputi :
1. DATA SUBYEKTIF
a. Biodata Atau Identitas Klien Dan Suami
Yang perlu dikaji : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Maksud
pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal klien).
b. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
c. Keluhan utama
Merupakan alasan utama untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang dirasakan klien.
Kemungkinan yang ditemui pada kehamilan dengan JANTUNG adalah : Ibu mengatakan
sulit bernafas dan merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian kiri.

d. Riwayat mensturasi
Yang ditanyakan adalah HPHT, siklus , lamaa, banyaknya, bau, warna, dan apakah nyeri aktu
haid, serta kapan mendapat haid pertama kalinya. (HPHT ditanyakan untuk menentukan
taksiran persalian, usia kehamilan)
e. Riwayat perkawinan
Kemungkinan diketahui status perkawinan, umur waktu kawin, berapa lama kawin baru
hamil.
f. Riwayat obstetric yang lalu
Kehamilan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami sesak nafas, syanosis, kelainan
nadi, oedame, jantung yang berdebar – debar. Persalinan yang lalu, kemungkinan klien
pernah mengalami kelahiran premature, penyakit jantung berat pada wanita hamil bisa
mempengaruhi kematian perinatal dan lahir dengan apgar rendah.
Nifas yang lalu, kemungkinan klien mengalami infeksi.

g. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Kemungkinan ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak.

h. Riwayat kehamilan sekarang


Yang ditanyakan meliputi kemungkinan ibu merasakan pergerakan janin, kemungkinan
kapan merasakan gerakan janin pertama kali, kemungkinan apakah ada pemeriksaan
kehamilan pada tenaga kesehatan, mendapatkan imunisasi TT dan tablet Fe, kemungkinan
adanya tanda dan gejala ibu mengidap penyakit jantung.
i. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu : kemungkinan klien pernah menderita penyakit jantung
congenital, jantung akibat demam reumatik, dan penyakit jantung hipertensi dll.
Riwayat kesehatan sekarang : kemungkinan klien sedang menderita penyakit jantung
congenital, jantung akibat demam reumatik, dan penyakit jantung hipertensi dll.

j. Riwayat kesehatan keluarga


Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit menular,
atau riwayat jantung.

k. Riwayat seksualitas
Kemungkinan ibu mengalami tanda dan gejala mengidap penyakit jantung, dan apakah
aktifitasnya normal atau ada gangguan.

l. Riwayat sosisal, ekonomi, dan budaya


Kemungkinan hubungan ibu dengan suami, keluarga baik. Dan kemungkinan kemungkinan
ibu, suami dan keluarga dimasyarakat kurang baik, kemungkinan ekonomi yang kurang
mencukupi, serta ketidaknyamanan di dalam lingkungan sekitar.

m. Riwayat spiritual
Kemungkinan ibu melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik.
n. Riwayat psikologis
Kemungkinan adanya tanggapan ibu dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan ini. Kemungkin ibu dan suaminya mengharapkan dan senang dengan kehamilan
ini atau kemungkinan ibu cemas dan gelisah dengan kehamilannya.

o. Kebutuhan dasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-pisiko yang meliputi, pemenuhan nutrisi, proses
eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.

2. DATA OBYEKTIF
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus

1. Pemeriksaan Umum
Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum klien baik, yang
mencakup kesedaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan, berat badan dan keadaan
umum.

Pada keadaan kehamilan yang disertai penyakit jantung : keadaan umum ibu kurang baik,
sulit bernapas, tekanan darah menurun sedikit dan nadi meningkat.

2. Pemeriksaan fisik
a. secara inspeksi
kemungkinan yang dinilai ialah rambut, muka, mata, hidung, telinga, mulut, apakah ada
kelainan atau normal, dan payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan puting susu
menonjol atau tidak, colostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan usia kehamilan
dan apakah ada luka operasi atau tidak, dan pada genetalia bersih,ada varises atau tidak, anus
ada haemoroid atau tidak, dan pada ekstremitas atas dan bawah ada kelainan .

b. Secara palpasi
Dengan menggunakan cara Leopold kemungkinan yang ditemukan ialah :
Leopold I : tinggi fundus uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian kepala,
bokong atau lainnya.
Leopold II : pada dinding perut sebelah kiri atau kanan kemungkinan teraba punggung,
anggota gerak atau bokong atau kepala.
Leopold III : Pada bagian terbawah kemungkinan sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV : kemungkinan seberapa jauh bagian janin dalam masuk PAP.
3. Tinggi fundus uteri ( TFU )
kemungkinan pembesaran uterus ibu normal / tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Dasar : kehamilan disertai penyakit jantung

4. Pemeriksaan tafsiran berat janin ( TBBJ )


Kemungkinan berat badan janin dengan rumus : ( TFU dalam cm – 13 ) 155.
Kemungkinan berat badan janin lahir dengan BBLR.

Dasar : peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan
mengelami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen yang diterima janin semakin lama akan
berkurang. Janin mengelami gangguan pertumbuhan serta kekurangan oksigen.

5. Secara auskultasi
kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya, teratur atau tidak dan posisi
punctum maximunnya.
Kemungkinan denyut jantung dan nadi ibu meningkat.
Dasar : bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan
payah jantung.

6. Secara perkusi
Kemungkinan reflek patellatkiri dan kanan (+)

7. Pemeriksaan ukuran panggul


Kemungkinan normal atau tidak dengan menggunakan pengukuran jangka panggul.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb dan golongan darah dll.
Urine : kemungkinan ditemui protein urin, aceton dan kadar esteriol.
b. USG
Kemungkinan keadaan janin hidup, intra uteri, cairan amnion normal
c. Pemeriksaan EKG
Kemungkinan ditemui kelainan irama, infark, iskemia, penyakit pericardium dan adanya
kardiomgali.
d. Pemeriksaan ekokardiografi
Kemungkinan ditemui kelainan anatomi dan fungsi pericardium, Katup dan bilik.

Langkah 2 : interpretasi data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di interpretasikan sehingga di temukan
masalah atau diagnosa yang spesifik.
Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tiak dapat di
selesaikan seperti diagnosa membutuhkan penangananan yang dituangkan dalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Diagnosa yang di
tegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan.
Berdasarkan kasus kehamilan dengan asma ini,maka kemungkinan interpretasi data yang
timbul adalah:
1. Diagnosa Kebidanan
a. Ibu hamil / tidak, G..,P…,A…H,…gravid…minggu, janin hidup / tidak, tunggal / kembar,
intrauterine / ekstrauterin, let – kep / let – su, pu – ka / pu – ki , keadaan jalan lahir normal /
tidak, KU ibu dan janin baik / tidak dengan penyakit jantung.
Dasar :
Data subyektif
1) HPHT, plano test (+) , adanya gerakan janin yang dirasakan ibu.
2) Ibu mengatakan ini kehamilan ke.
3) Ibu mengatakan tidak datang haid sejak.
4) Ibu mengatakan hamil dalam bulan.
5) Ibu mengatakan sesak nafas dan nyeri dada.
Data obyektif
1) Hasil plano test (+) dan taksiran persalinan
2) Menghitung Usia kehamilan dalam minggu.
3) Keadaan umum ibu baik / tidak
Kehamilan disertai penyakit jantung kemungkinan tekanan darah menurun sedikit, suhu
normal / tidak, nadi normal / meningkat, pernapasan normal / sulit bernapas dan DJJ normal /
tidak.

b. Kebutuhan
1) Dukungan psikologis
Dasar : kehamilan disertai penyakit jantung.
2) Kie pada ibu
Dasar : tentang tanda – tanda penyakit jantung
3) KIE pola hidup sehat
Dasar : hindari merokok, alcohol dan sejenis lainnya dapat menyebabkan payah jantung.
4) KIE diet nutrisi yang seimbang
Dasar : pengaruh obesitas dalam kehamilan disertai penyakit jantung.

Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose petonsial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose maslah potensial ini benar-benar terjadi.
Kemungkinan diagnose atau masalah potensial yang timbul pada janin : janin lahir
prematuritas, BBLR, dismaturitis, lahir dengan apgar rendah dan kematian janin dalam lahir.
Dasar : Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada
ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengelami kelelahan. Akhirnya pengiriman
oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin mengelami gangguan
pertumbuhan serta kekurangan oksigen.

Langkah 4 : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsulkan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.
Kemungkinan tindakan segera pada kasus kehamilan kelainan
1. Lakukan pemasangan inhalasi O2
Dasar : nafas sesak dan nyeri dada.
2. Lakukan kolaborasi dengan dokter kardiologi, obstetric, anestesiu, dan tim dokter anak.
Dasar : untuk asuhan terpadu
3. Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap untuk penanganan penyakit
jantung.
Dasar : pengawasan dan pengobatan yang lebih intensif.

Langkah 5: Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh


Suatu rencana asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak bidan maupun klien agar
perencanaan dapat dilakukan dengan efektif. Semua keputusan harus bersifat rasional dan
valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa yang akan dan tidak dilakukan.
Perencanaan tindakan yang yang mungkin dilakukan antara lain
1. Pemeriksaan keadaan ibu dan janin.
Dasar : keadaan ibu baik / tidak baik, TD normal / menurun, suhu normal / tidak normal,
pernafasan normal / tidak normal, nadi normal / meningkat dan DJJ normal / tidak normal.
2. Jelaskan pada ibu tentang kehamilan yang dialami
Dasar : kehamilannya mengelami komplikasi penyakit jantung
3. Beritahu ibu tentang tanda gejala yang dialami.
Dasar : agar ibu waspada apabila dapat gejala yang dialami.
4. Beritahu pada ibu tentang resiko yang akan dialami pada kehamilan
Dasar : agar ibu menjaga kondisi / kesehatan ibu selama hamil.
5. Beri KIE nutrisi ibu hamil
Dasar : mencegah obesitas dan anemia.
6. Lakukan rujukan
Dasar : untuk asuhan terpadu
7. Dokumentasi

Langkah 6: Melaksanakan Pelaksanaan


Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilakukan secara efesian dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan
sebagian oleh klien, atau anggota kesehatan lainya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia
tetap melakukan sendiri, bidan tetap memiliki tanggung jawab sendiri dalam menjalani
tugasnya. Bila bidan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan seperti dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi maka keterlibatan bidan dalam manejemen asuhan bagi
klien adalah tetap tanggung jawab terhadap tugasnya untuk melaksanakan rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efesien akan menyingkat waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan : keadaan umum ibu dan janin baik / tidak, TD normal
/ tidak normal, suhu normal / tidak normal, pernapasan normal / tidak normal, nadi / denyut
jantung normal / tidak, dan djj normal / tidak normal.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit jantung dan
apabila tidak segera ditangani akan mengganggu kesehatan ibu serta janinnya serta penyebab
terjadinya penyakit jantung antara lain dikarenakan oleh : Hipervolumia, Pembesaran rahim,
Demam rematik.
3. Memberitahu ibu tentang tanda dan gejala penyakit jantung seperti : Aritmia, Pembesaran
jantung, Mudah lelah, Dispenea, Nadi tidak teratur, Edema pulmonal, Sianosis.
4. Memberitahu ibu tentang resiko yang akan terjadi pada kehamilan dengan penyakit jantung
seperti :
1. Dapat terjadi abortus
2. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan.
3. Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah.
4. Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati.
5. Kematian jani dalam lahir ( KJDL )
5. Memberitahu ibu untuk makan, makanan yang bergizi yang mengadung protein misalnya
tahu, tempe, telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roti, jagung, singkong dan lain-lain.
Vitamin misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral misalnya susu dan sayuran hijau-
hijauan. Memberitahu ibu agar tidak makan makanan yang mengganggu kesehatan misalnya
bahan makanan yang banyak mengadung bahan pengawet, minum minuman berakohol,
minum jamu dan merokok.
6. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap untuk penanganan penyakit.
7. Melakukan pendokumentasian.

4. EVALUASI
Adalah merupakan hal terakhir yang dilakukan dari proses asuhan kebidanan kehamilan
disertai dengan asma. Asuhan menajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga
perlu dievaluasi setiap tindakan yang telah diberikan agar lebih efektif kemungkinan hasil
evaluasi yang ditemukan :
a. Ibu mengatakan sudah mengatahui tentang keadaannya.
b. Ibu sudah mengetahui kehamilannya mengelami komplikasi
c. Ibu telah mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit jantung, ditandai dengan ibu
mengatakan sudah mengerti tanda dan gejala penyakit jantung.
d. Ibu telah mengetahui tentang resiko yang akan terjadi pada kehamilannya.
e. Ibu mengtakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat menjelaskan
kembali.
f. Sudah dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap untuk penenganan
penyakit jantung.
g. Sudah dilakukan dokumentasi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan
penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat
merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita
dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis.
Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan
28-30 minggu.
d. Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, rustam.2012. SINOPSIS OBSETETRI. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC


Prawiharjo, Sarwono.2009. ILMU KEBIDANAN SARWONO PRAWIHARJO. Jakarta. PT
Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
Kumala, Popy.1006.Kamus saku kedokteran Dorland E/25.Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Rukiyah, ali yeyeh dan Lia yulianti. 2010. Asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan),
Jakarta timur : CV. TRANS Info media
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan . Yayasan Esentia
Medika

Anda mungkin juga menyukai