Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DOSEN PENGAMPU

AZIWARTI, SH, MH.

DISUSUN OLEH

MARISKA FITRI SILVIA (171042203)

SALSABILA LUQYANA (1710422023)

KELAS BIOLOGI KBI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala karunia dan nikmatnya sehingga
makalah Pancasila yang berjudul “Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa” ini dapat
diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diampu oleh Ibu Aziwarti, SH,
MH.

Makalah ini berisi tentang Peran Pancasila sebagai ideologi Bangsa. Dalam
penyusunan makalah ini melibatkan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu
penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat
dalam memahami makna Pancasila dan latar belakangnya. Demikian apa yang bisa
saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.

Padang, 27 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………..1

Daftar Isi……………………………………………………………………….…2

BAB I Pendahuluan…………………………………………….………………..3

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..3

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….4

1.3 Tujuan………………………………………………………………………...4

1.4 Manfaat……………………………………………………………………….5

BAB II Pembahasan……………………………………………………………..6

BAB III Penutup………………………………………………………………..16

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..16

3.2 Saran………………………………………………………………………….16

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang
memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara
ingin berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan
hidup berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara
yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang
kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era
yang serba modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan
oleh perkembangan tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah
perumusan Pancasila melalui proses yang sangat panjang dan rumit.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam
masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa
Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-
gagasan. Ideologi secara fungsional merupakan seperangkat gagasan
tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang
dianggap baik. Ciri-ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang
membedakan dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama
adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia
terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.Kedua adalah
penghargaan kepada sesama umat manusia, suku bangsa dan bahasanya
sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga adalah bangsa
Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa
kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar dapat
menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang
menyimpang dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Ideologi merupakan seperangkat sistem yang diyakini setiap warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. Setiap
sistem keyakinan itu terbentuk melalui suatu proses yang panjang karena
ideologi melibatkan berbagai sumber seperti kebudayaan, agama, dan
pemikiran para tokoh. Ideologi yang bersumber dari kebudayaan, artinya
berbagai komponen budaya yang meliputi: sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan
peralatan, sebagaimana diungkapkan Koentjaraningrat dalam buku
Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (2004), memengaruhi dan
berperan dalam membentuk ideologi suatu bangsa. Perlu diketahui bahwa
ketika suatu ideologi bertitik tolak dari komponen-komponen budaya yang
berasal dari sifat dasar bangsa itu sendiri, maka pelaku-pelaku ideologi, yakni
warga negara, lebih mudah melaksanakannya. Para pelaku ideologi merasa
sudah akrab, tidak asing lagi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi
yang diperkenalkan dan diajukan kepada mereka.
Perlu diketahui juga bahwa agama dapat menjadi sumber bagi suatu
Ideologi.Di saat ideologi bersumber dari agama, maka akan ditemukan suatu
bentuk negara teokrasi, yakni sistem pemerintahan negara yang berlandaskan
pada nilai-nilai agama tertentu. Apabila suatu negara bercorak teokrasi, maka
pada umumnya segala bentuk peraturan hukum yang berlaku di negara
tersebutberasal dari doktrin agama tertentu. Demikian pula halnya, dengan
pemimpin negara teokrasi pada umumnya adalah pemimpin agama. Dalam
rumusan bahasa yang sederhana, dapat diberikan rumusan tentang negara
teokrasi sebagai berikut. NT = HA + PA (Negara Teokrasi = Hukum Agama
+ PemimpinAgama). Pada zaman dahulu, banyak negara yang bercorak
teokrasi, seperti kerajaan-kerajaan di Cina, Jepang, bahkan Indonesia pada
zaman kerajaan. Dewasa ini, bentuk negara teokrasi masih menyisakan
beberapa negara di antaranya ialah negara Vatikan.
Masalah Pancasila merupakan dasar Negara Repupblik Indonesia
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dan
tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan dasar Negara
Indonesia yang menjadi alas untuk berpijak dan mampu memberikan
kekuatan untuk berdiri menjadi Negara yang kokoh.Pancasila sebagai dasar
Negara bearti pancasila dijadikan dasar, pedoman, dan petunjuk dalam
mengatur kehidupan bersama serta mengatur penyelenggaraan pemerintahan
negara.
Pancasila sebagai ideologi bangsa berakar pada pandangan hidup dan
budaya bangsa. Oleh karena nilai-nilai pancasila harus direalisasikan dalam
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.hal ini berdasarkan
pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia
dalam hidup berbangsa dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang
tertuang dalam sila-sila pancasila.
Pengamalan nilai pancasila sangat penting dalam kehidupan
bernegara, karena pancasila merupakan sendi, asas dan aturan hukum
tertinggi. Namun, pada saat sekarang ini pengamalan nilai-nilai pancasila
tidak tertanam pada jati diri bangsa Indonesia, kesetian warga Negara
Indonesia terhadap negaranya terlihat sangat kurang terutama dalam tingkah
laku dalam melakukan pelanggaran hukum, dan rasa nasionalisme yang mulai
memudar. Dengan demikian pancasila sebagai ideologi bangsa diharapkan
mampu untuk menyaring pengaruh dari luar dan memperkokoh kekuatan
bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa


masalah yaitu:

1. Apa arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia?


2. Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
3. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara Indonesia?
4. Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Dapat mendeskripsikan pengertian ideologi.

2. Dapat mengetahui makna ideologi bagi Negara.

3. Dapat menjelaskan peranan pancasila sebagai ideologi.

4. Dapat menjelaskan pengertian pancasila sebagai ideologi terbuka.

5. Dapat membandingkan ideologi pancasila dengan ideologi liberalme dan


ideologi sosialisme

1.4 Manfaat

1. Dapat mendeskripsikan pengertian ideologi.

2. Dapat mengetahui makna ideologi bagi Negara.

3. Dapat menjelaskan peranan pancasila sebagai ideologi.

4. Dapat menjelaskan pengertian pancasila sebagai ideologi terbuka.

5.Dapat membandingkan ideologi pancasila dengan ideologi liberalisme dan


ideologi sosialisme.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara

Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara
etimologis, artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013: 60-61). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir
seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan
tujuan yang merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008: 517). Beberapa komponen penting dalam sebuah
ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan
politik.
Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut
digunakan Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapanbelas. Tracy
menyebut ideologi sebagai science of ideas, yaitu suatu program yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat
Perancis. Namun, Napoleon mengecam istilah ideologi yang dianggapnya
suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu
hanya impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam kenyataan
(Kaelan,2003: 113). Jorge Larrain menegaskan bahwa konsep ideologi erat
hubungannya dengan perjuangan pembebasan borjuis dari belenggu feodal
dan mencerminkan sikap pemikiran modern baru yang kritis. Niccolo
Machiavelli (1460--1520) merupakan pelopor yang membicarakan
persoalan yang secara langsung berkaitan dengan fenomena ideologi.
Machiavelli mengamati praktik politik para pangeran, dan mengamati pula
tingkah laku manusia dalam politik, meskipun ia tidak menggunakan istilah
“ideology” sama sekali. Ada tiga aspek dalam konsep ideologi yang dibahas
Machiavelli, yaitu agama, kekuasaan, dan dominasi.

2.2 Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Setelah Anda menelusuri berbagai pengertian, unsur, dan jenis-jenis


ideologi, maka terlihat bahwa Pancasila sebagai ideologi negara
menghadapi berbagai bentuk tantangan. Salah satu tantangan yang paling
dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi merupakan era saling
keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang
lain sehingga masyarakat dunia menjadi lebih terbuka. Dengan demikian,
kebudayaan global terbentuk dari pertemuan beragam kepentingan yang
mendekatkan masyarakat dunia. Sastrapratedja menengarai beberapa
karakteristik kebudayaan global sebagai berikut:

a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap


pengaruh timbal balik.

b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam

berbagai kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.

c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda

bekerjasama dan bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yang

dominan.

d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi

tetap bersifat plural dan heterogen.

e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi


nilai - nilai yang dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang
berbeda-beda (Sastrapratedja, 2001: 26--27).

Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya


Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila bersifat
integralistik, yaitu paham tentang hakikat Negara yang dilandasi dengan
konsep kehidupan bernegara, pancasila yang melandasi kehidupan bernegara,
menurut Supomo adalah dalam kerangka Negara integralistik, untuk
membedakan paham-paham yang digunakan oleh pemikir kenegaraan
lainnya. Untuk memahami konsep pancasila bersifat integralistik, maka
terlebih dahulu kita harus melihat beberapa teori (paham) mengenai dasar
Negara, yaitu sebagai berikut :

1.Teori Perorangan (Individualistik)

Pada intinya, menurut teori ini, Negara adalah masyarakat hukum (legal
society) yang disusun atas kontrak antara seluruh orang dalam msyarakat
itu (social contract)

2. Teori golongan (class theory)

Teori ini diajarkan, antara lain Karl Marx (1818-1883). Menurut Karl
Marx, Negara merupakan penjelmaan dari pertentangan-pertentangan
kekuatan ekonomi.

3. Teori kebersamaan (integralistik)

Teori integralistik semula diajarkan oleh Spinoza, Adam Muhler, dan lain-
lain yang mengemukakan bahwa Negara adalah suatu susun masyarakat
yang integral di antara semua golongan dan semua bagian dari seluruh
anggota masyarakat. Persatuan masyarakat itu merupakan persatuan
masyarakat organis pancasila bersifat integralistik karena :

a) Mengandung semangaat kekeluargaan dalam kebersamaan

b) Adanya semangat kerja sama (gotong-royong)

c) Memelihara persatuan dan kesatuan

d) Mengutamakan musyawara untuk mufakat.

2.3 Peranan Pancasila Sebagai Ideologi


Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu
dalam kehidupan politik Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan
sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Madjid (dalam Ibrahim, 2010:140-141) bagi bangsa dan Negara
Indonesia, ideologi yang paling tepat ialah pancasila. Setiap bangsa
mempunyai etos atau suasana kejiwaan yang menjadi karakteristik utama
bangsa itu termasuk bangsa Indonesia. Etos itu kemudian dinyatakan dalam
bentuk berbagai perwujudan seperti jati diri, kepribadian, ideologi dan
seterusnya. Perwujudan di zaman modern ini adalah dalam bentuk perumusan
formal yang sisteematik yang kemudian menghasilkan ideologi. Berkenaan
dengan bangsa Indonesia, pancasila dapat dipandang sebagai perwujudan etos
nasional dalam bentuk perumusan formal, sehingga sangat lazim dan
semestinya pancasila disebut sebagai ideologi nasional.

Berdasarkan paparan diatas dapat dikemukakan bahwa ideologi


bangsa Indonesia ialah sila-sila pancasila, sebagai hasil rumusan para pendiri
bangsa tentang etos dan suasana kejiwaan bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi bangsa memiliki fungsi sebagai nilai-nilai dasar bersama
dimana segenap tingkah laku rakyat dan Negara harus mengacu kepadanya.
Sebagai sebuah ideologi, pancasila adalah sebuah gagasan yang berorientasi
futuristik yang berisi keyakinan yang jelas yang membawa komitmen untuk
diwujudkan atau berorientasi pada tindakan.

Menurut Afrani (1996:45) ideologi mempunyai peranan sebagai


pernyataan kepentingan bangsa dan sekaligus sebagai alat pengekang jika
nilai-nilai dirasakan akan terancam. Peranan pancasila untuk kepentingan
bangsa merupakan suatu identitas nasional bangsa Indonesia yang ditandai
dengan karakter bersamanya. Selain itu pancasila juga mempunyai peranan
sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku, dan perbuatan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara bagi bangsa Indonesia di manapun mereka berada. Sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai
pandangan hidup sehari-hari dan digunakan sebagai petunjuk arah semua lam
semua bidang. Dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma kehidupan.

2.4 Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Menurut Tjarsono (2013: 885-886) fungsi pancasila berdasarkan


tahapan nya antara lain sebagai berikut:

a. Pancasila sebagai ideologi pemersatu

b. Pancasila sebagai ideologi pembangunan

c. Pancasila sebagai ideologi terbuka

Berdasarkan tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa pancasila mempunyai


peran dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi bangsa menjadikan pijakan bagi bangsa Indonesia dalam
mengambil tindakan serta merupakan filter terhadap perubahan zaman,
sehingga tetap menjaga nilai-nilai dasar yang ada pada masyarakat Indonesia.

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak


dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani,
moral dan budaya masyarakatnya sendiri, oleh sebab itu, ideologi terbuka
adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya di
dalamnya. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat
ideologi terbuka itu, sebelumnya terdapat dalam penjelasan umum UUD 1945
yang menyatakan “Terutama bagi Negara baru dan Negara muda, lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan
aturan-aturan yang menyelenggarakan atran pokok itu diserahkan kepada
undang-undang yang lebih muda cara membuatnya, mengubahnya, dan
mencabutnya”.

2.5 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme dan


Ideologi Sosialisme

1. Ideologi Pancasila
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas
serta karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu
sendiri. Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia
lahir dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah diyakini
kebenarannya. Ideologi pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam
ideologi pancasila mengakui atas kebebasan dan kemerdekaan individu,
namun dalam hidup bersama juga harus mengakui hak dan kebebasan orang
lain secara bersama sehingga dengan demikian harus mengakui hak-hak
masyarakat. Selain itu manusia menurut pancasila berkedudukan kodrat
sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Oleh
karena itu nilai-nilai ketuhanan selalu menjiwai kehidupan manusia dalam
hidup bernegara.

2. Ideologi liberalisme

Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu


paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi,
materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang
mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan
indra manusia), serta individualism yang meletakkan nilai dan kebebasan
individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan Negara.

Manusia menurut paham liberalisme memandang bahwa manusia


sebagai manusia pribadi yang utuh, lengkap dan terlepas dari manusia lainya.
Sedangkan Negara menurut paham liberalisme harus tetap menjamin
kebebasan individu, dan untuk itu maka manusia secara bersama-sama
mengatur Negara. Berdasarkan latar belakang timbulnya paham liberalisme
yang merupakan sintesa dari beberapa paham antara lain meterialisme,
rasionalisme, empirisme, dan individualisme, maka dalam penerapan ideologi
tersebut dalam Negara senantiasa didasari oleh aliran-aliran tersebut secara
keseluruhan. Rasio merupakan tingkatan tertinggi dalam Negara sehingga
dimungkinkan akan berkedudukan lebih tinggi dari pada nilai religius.
Menurut Hechter (dalam Smith, 2003:87) rasionalita sdalam
nasionalisme, tidak memberikan tempat bagi nilai-nilai, kenangan, simbol
dan emosi kolektif kecuali bagi hal-hal yang tidak tetap seperti kekayaan,
status dan kekuasaan.Paham liberalisme yang dipengaruhi oleh paham
rasionalisme, materialisme, empirisme serta individualisme. Dalam Negara
liberal membedakan dan memisahkan antara Negara dan agama atau bersifat
sekuler.

3. Ideologi sosialisme

Paham sosialisme merupakan reaksi atar perkembangan masyarakat


kapitalis sebagai hasil dari ideologi liberal. Ideologi ini mendasarkan pada
suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah hanya makhluk
sosial saja. Hak milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menmbulkan
kapitalisme pada gilirannya akan melakkan penindasan pada kaum proletar.
Negara dalam ideologi sosialisme adalah sebagai manifestasi dari manusia
sebagai makhluk komunal.Mengubah masyarakat secara revolusioner harus
berakhir dengan kemenangan pada pihak kelas proletar.Sehingga pada
gilirannya pemerintahan Negara harus dipegang oleh orang-orang yang
meletakkan kepentingan pada kelas proletar. Demikian jga hak asasi dalam
Negara hanya berpusat pada hak kolektif, sehingga hak individual pada
hakikatnya adalah tidak ada. Negara yang berpaham sosilisme adalah bersifat
atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan kehidupan agama.
Nilai yang tertinggi dalam kehidupan Negara adalah materi, sehingga nilai
manusia ditentukan oleh materi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran (science
des ideas). Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun
Negara, namun juga membentuk masyrakat menuju cita-citanya.

2. Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya Indonesia,


yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila bersifat integralistik,
yaitu paham tentang hakikat Negara yang dilandasi dengan konsep kehidupan
bernegara, pancasila yang melandasi kehidupan bernegara, menurut Supomo
adalah dalam kerangka Negara integralistik, untuk membedakan paham-
paham yang digunakan oleh pemikir kenegaraan lainnya. Untuk memahami
konsep pancasila bersifat integralistik, maka terlebih dahulu kita harus
melihat beberapa teori (paham) mengenai dasar Negara, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Perorangan (Individualistik)

2. Teori golongan (class theory)

3. Teori kebersamaan (integralistik)

3. Ideologi mempunyai peranan sebagai pernyataan kepentingan bangsa dan


sekaligus sebagai alat pengekang jika nilai-nilai dirasakan akan terancam.
Peranan pancasila untuk kepentingan bangsa merupakan suatu identitas
nasional bangsa Indonesia yang ditandai dengan karakter bersamanya.
Selain itu pancasila juga mempunyai peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam hal sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi
bangsa Indonesia di manapun mereka berada. Sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai pandangan hidup
sehari-hari dan digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan didalam
semua bidang. Dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma kehidupan.

4. Ideologi pancasila tentunya berbeda dengan ideologi liberalisme dan


ideologi sosialisme. Ideologi pancasila menitikberatkan kepada hubungan
warga negaranya dengan agama, dalam ideologi pancasila agama
merupakan hal yang sangat penting bagi warga Negara, serta memberikan
kebebsan bagi individu dalam mengembangkan kreativitasnya asalkan
tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Pada ideologi liberal lebih
menekankan kepada rasionalisme, materialism dan empirisme sebagai nilai
tertinggi dalam Negara, sedangkan pada ideologi sosialisme lebih
menekankan kepada masyarakat banyak tanpa memandang kelas, hanya
saja dalam ideologi sosialisme ini semuanya di atur oleh pemerintah dan
kebebasan individupun terbatas. Ideologi sosialisme ini merupakan tempat
berkembangnya paham komunisme.

5. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan


perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber
semangat ideologi terbuka itu, sebelumnya terdapat dalam penjelasan
umum UUD 1945 yang menyatakan “Terutama bagi Negara baru dan
Negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat
aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan
atran pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih muda cara
membuatnya, mengubahnya, dan mencabutnya”.

4.2 Saran

Pancasila merupakan dasar Negara republik Indonesia yang dijadikan


sebagai pedoman bagi bangsa Indonesia untuk bertindak sekaligus
menggambarkan jati diri bangsa Indonesia. Pengamalan nilai-nilai
pancasila hendaknya diterapkan secara utuh oleh masyarakat Indonesia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dikalangan
mahasiswa karena mahasiswa sebagai agent of change dalam
kehidupan bermasyarakat yang mampu membawa perubahan ke arah yang
lebih baik. Dengan penerapan nilai-nilai pancasila dapat meminimalisir
konflik perbedaaan dan menyatukan bangsa Indonesia dalam kesatuan
yang utuh sehingga menggambarkan identitas suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Afrani, Riza Noer. 1996. Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Al Marsudi, Subandi. 2008. Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi.
Jakarta: Rajawali Press.

Ibrahim, Anis. 2010. Perspektif Futuristik Pancasila Sebagai Asas/Ideologi dalam


UU Keormasan. Jurnal Konstitusi, Volume III Nomor 2.

Juremi, Radi Anky. 2006. Penerapan Ideologi dan Konstitusi Negara Indonesia
Dewasa Ini. Law Review, Fakultas Hukum, Universitas Pelita Harapan,
Volume IV Nomor 2.

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Karsadi, dkk. Pancasila di Perguruan Tinggi: Bentuk Moral, Karakter, dan Budaya
Bangsa. Kendari: Universitas Halu Oleo.

Mubyarto. 1991. Pancasila sebagai Ideologi: Pancasila sebagai Ideologi dalam


Kehidupan Kebudayaaan.Jakarta: BP-7 Pusat.

Smith, Anthony D. 2003. Nasionalisme : Teori, Ideologi, Sejarah. Jakarta; Erlangga.

Tjarsono, Idjang. 2013. Demokrasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika Solusi
Heterogenitas. Jurnal Transnasional, Volume IV Nomor 2.

Toyibin, A. Aziz, dan A. Kosasih Djahiri. 1991. Pendidikan Pancasila 1. Jakarta :


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Anda mungkin juga menyukai