Anda di halaman 1dari 8

“GETARAN”

Makalah ini disusun untuk matakuliah Higiene Lingkungan Kerja

Oleh :
Nur Arivianti (12029113)
Mustika Pujiatun (12029115)
Indra Gunawan (12029131)
Naning Febrianti (12029130)
Azhar Alwi Zakaria (12029133)

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2014
A. PENGERTIAN GETARAN
Dalam ilmu fisika, getaran didefinisikan sebagai gerak bolak – bolik secara berkala
melalui suatu titik keseimbangan. Pada umumnya setiap benda dapat melakukan
getaran. Suatu benda dikatakan bergetar bila benda itu bergerak bolak bolik secara
berkala melalui titik keseimbangan. Getaran juga dapat diartikan sebagai gerakan bolak-
balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat lemahnya dipengaruhi besar
kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak bolak-balik
penuh.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI dalam keputusan nomor 51/Menaker/1999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Faktor Fisik menjelaskan bahwa : “Getaran adalah
gerakan yang teratur dari suatu benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya “
Definisi mengenai getaran dikemukakan oleh Mansfeld (dalam Rengkung, 2005)
yang menyatakan bahwa getaran adalah pergerakan emkanis yang berosilasi disekitar
titik yang tetap .Getaran adalah bentuk gelombang mekanik yang mentransfer energy
dimana getaran membutuhkan suatu struktur mekanik yang berfungsi sebagai media
atau jalan untuk bertransmisi . Struktur ini dapat berupa mesin , kendaraan , alat , atau
bahkan manusia .
Aman atau tidaknya suatu getaran dipengaruhi oleh besarnya frekuensi. Getaran
dengan frekuensi tertentu dapat menimbulkan efek kesehatan seperti kerusakan sel
tulang rawan (arthritis permanen), kerusakan spinal, hematuria, perdarahan paru,
tekanan darah dan denyut jantung meningkat.

B. NAB Getaran Ditempat kerja


Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam
lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas
juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini
mempunyai tujuan sama.
Ditempat kerja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai acuan untuk
menentukan nilai ambang batas dari masing-masing faktor tersebut. Beberapa
komponen atau faktor yang mempengaruhi rasa aman dan nyaman ditempat kerja
tersebut seperti getaran.
Untuk mengetahui pengaruh getaran terhadap kesehatan kerja, maka perlu
diketahui nilai ambang batas dari getaran ini. Cara untuk mengetahui nilai ambang batas
dilakukan dengan mengukur getaran yang ada kemudian dibandingkan dengan NAB
yang diijinkan. Berikut ini NAB getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: KEP-51/MEN/1999.

Tabel Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan
Waktu pemaparan Nilai percepatan Nilai percepatan
per hari kerja ( jam ) (meter / detik2) (g meter / detik2)
4-<8 4 0,41
2-<4 6 0,61
1-<2 8 0,81
<1 12 1,22

C. Faktor – Faktor Yang Memprengaruhi Getaran

Faktor yang mempengaruhi getaran :

1. Amplitudo : adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.


Amplitudo darisinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang
terjadi. Makin tinggiamplitudo yang ditunjukkan menandakan makin besar
gangguan yang terjadi, besarnyaamplitudo bergantung pada tipe mesin yang
ada. Pada mesin yang masih bagus dan baru,tingkat vibrasinya biasanya
bersifat relatif.
2. Frekuensi : adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu
putaran waktu.Besarnya frekuensi yang timbul pada sat terjadinya vibrasi
dapat mengdentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi.
3. Phase Vibrasi ( Vibration Phase ) : adalah penggambaran akhir dari pada
karakteristik suatu getaran atau vibrasi yang terjadi pada suatu mesin. Phase
adalah perpindahan atau perubahan posisi pada bagian-bagian yang bergetar
secara relatif untuk menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian
yang lain yang bergetar

D. Dampak Getaran

Terdapat beberapa pandangan mengenai getaran dan akibatnya pada kesehatan


manusia . Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI dalam keputusan nomor
51/Menaker/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Faktor Fisik menjelaskan bahwa :
“Getaran adalah gerakan yang teratur dari suatu benda atau media dengan arah bolak-
balik dari kedudukan keseimbangannya “

Getaran mekanis dapat dirasakan dan terjadi pada seluruh tubuh pada kisaran
frekuensi yang sangat besar yaitu antara 0.1-10.000 Hz,namun secara umum kepekaan
manusia hanya berkisar 4-8 Hz dengan arah naik turun atau kesamping . Didapatkan
bukti epidemiologi yang kuat bahwa terdapat kenaikan secara pasti terhadap rasa sakit
pada punggung dan bagian perut diantara banyak orang yang mengalami Getaran
seluruh badan (Whole Body Vibration ) dengan paparan dalam waktu lama. Sebagai
contoh kasus , Wasserman dan Wasserman, 1999, menyatakan pada karyawan yang
bekerja sebagai operator kendaraan , paparan getaran didapatkan dari dua sumber,
yaitu:

1. Getaran seluruh badan (Whole Body Vibration ), yaitu getaran dari ujung kaki sampai
kepala. Getaran ini berasal dari tempat duduk pengemudi. Definisi lainnya
menyatakan bahwa frekuensi getaran ini aadalah 5-20 Hz.
2. Getaran tangan dan lengan (hand arm vibration), yaitu getaran setempat yaitu
getaran yang merambat melalui tangan sebagai akibat pemakaian peralatan yang
bergetar. Frekuensi ini biasanya antara 20-500 Hz dimana frekuensi 128 Hz adalah
frekuensi yang paling berbahaya dikarenakan tubuh manusia sangat peka terhadap
besaran frekuensi ini .
European Union Physical Agent (vibration) Directive telah mengatur standard
minimum untuk mengontrol risiko dari getaran seluruh badan, dimana hal ini memuat
suatu rancangan tindakan untuk paparan getaran harian, yang membutuhkan kontrol
terhadap resiko bila terdapat paparan yang melebihi ambang batas yang telah
ditentukan . Paparan getaran juga ditentukan oleh Vibration Dose Value (VDV ) atau
paparan getaran harian .
Indonesia sendiri telah memiliki peraturan mengenai besaran paparan getaran yang
diperkenankan dalam industry dimana pada Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menaker no
51/Men/1999 menyatakan bahwa Nilai Ambang Batas getaran alat kerja yang kontak
langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan
sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).
Paparan getaran saat bekerja harus dihilangkan atau diminimalisasi sampai dengan
nilai minimum. Bilamana hal tersebut tidak dilakukan , maka pada dasarnya perusahaan
juga yang akan merugi yang disebabkan oleh merosotnya tingkat produktifitas pekerja
yang disebabkan oleh efek paparan getaran tersebut.
Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam surat keputusannya mencantumkan b
ahwa getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran
mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia
(Kep.MENLH No: KEP-49/MENLH/11/1996).
Pendapat tersebut ditegaskan dalam buku saku Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dari Sucofindo (2002) yang
menyatakan bahwa getaran ialah gerakan ossillatory / bolak-balik suatu massa
melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik tertentu. Dalam kesehatan kerja,
getaran yang terjadi secara mekanis dan secara umum terbagi atas:

1. Getaran seluruh badan,


2. Getaran tangan-lengan.
Besaran getaran dinyatakan dalam akar rata-rata kuadrat percepatan dalam satuan
meter per detik (m/detik2 rms). Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per
detik (Hz). Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang 0,5 . 4,0 Hz dan tangan-
lengan 8-1000 Hz (Harrington dan Gill, 2005).

Vibrasi atau getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis
misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya, oleh sebab itu dapat dibedakan dalam 2
bentuk:

1. Vibrasi karena getaran udara yang pengaruh utamanya pada akustik.


2. Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/turut bergetarnya
alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya mekanis pula
(Gabroel, 1996).

Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak dengan permukaan benda yang


bergerak, sentuhan ini melalui daerah yang terlokasi (tool hand vibration) atau seluruh
tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang
terlazim di dalam pekerjaan.

Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai
tubuh:

3.9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.

6.10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian O2
dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banyak p
erubahan sistem peredaran darah.

10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.

13.15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi.


< 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah,
rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.

E. Pengendalian Getaran

Pengendalian getaan dibedakan atas :


1. Pengendalian secara teknis :
- Menggunakan peralatan kerja rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan
damping / peredam)
- Menambah atau menyisipkan peredam diantara tangan dan alat, misalnya
membalut pegangan alat dengan karet
- Menggunakan bantalan tempat duduk atau injakan kaki yang berisikan kapuk
atau busa
- Memelihara atau merawat peralatan dengan baik, seperti mengganti bagian –
bagian yang aus atau memberikan pelumasan
- Meletakkan peralatan dengan teratur
2. Pengendalian secara administrative
Yaitu dengan mengatur waktu kerja, misalnya :
- Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3
orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak
sepenuhnya mengenai salah seorang, akan tetapi bergantian, dari A, B kemudian
C.
- Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahan pendek (minimal 2 menit setiap
30 menit kerja pada bagian tangan yang terpapar getaran langsung)
- Mengurangi waktu pemaparan terhadap getaran
3. Pengendalian Secara Medis
Pada saat awal, dan kemudain pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekai. Sedangkan
untuk kasus yang berlanjut maka interval yang diambil 2 – 3 tahun sekali.
Pemerisaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah
pengenalan dini individu – individu yang terutama dan membantu mengurangi
meluasnya masalah.
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri
Pengurangan papran dapat ilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah
dilengkapi dengan peredam getar (busa).

Anda mungkin juga menyukai