Anda di halaman 1dari 8

MODUL VII

TEKNIK PANTAI & PESISIR


TEKNIK PANTAI & PESISIR

1.1. Pendahuluan

Pada Modul ini, menjelaskan kepada mahasiswa perlunya pemahaman


tentang pantai dan pesisir dengan baik agar minat mereka meningkat untuk
mempelajari pantai, yang sangat diperlukan untuk pengelolaan pantai dan
pesisir di negara kita ini yang memiliki pantai dan pesisir yang sangat
panjang. Pemahaman yang mendalam mengenai gelombang pecah dan
run-up gelombang yang sangat diperlukan untuk dapat mengelolah pantai
dan pesisir dengan baik.

Teknik pantai dan pesisir merupakan studi tentang pantai dan pesisir dan
proses-proses yang mempengaruhinya seperti aksi gelombang, arus, pasang
surut dan lainnya. Termasuk didalamnya isu-isu terbaru yang relevan seperti
manajemen perencanaan pantai dan pesisir dan dampak dari proses-proses
yang terjadi di pantai dan pesisir.

1.2. Sasaran Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa akan:

 Agar mahasiswa mampu memahami mengenai gelombang pecah.


 Agar mahasiswa mampu memahami mengenai run-up gelombang.

1.3. Perilaku Awal Mahasiswa

Agar dapat mengikuti pembahasan materi ini dengan baik, mahasiswa


sebaiknya memiliki kemampuan:
 Kesadaran akan arti penting pantai dan pesisir.
 Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kuliah
 Sifat dan sikap disiplin serta menghargai dalam mengkuti proses
perkuliahan.
 Keinginan untuk mendengarkan, memahami dan mencatat materi
dalam proses perkuliahan.
 Kompeten dalam bidang perencanaan atau design skill teknik sipil.
 Mau memberikan respon yang baik dalam proses perkuliahan.
 Sehat jasmani dan rohani

1.4. Petunjuk Belajar


 Kuliah disampaikan oleh dosen.
 Mahasiswa mendengarkan, memahami, mencatat, merespon dan
berdiskusi.
 Dosen merespon pertanyaan mahasiswa.
 Dosen memberikan latihan di kelas, dan atau tugas mandiri.
 Mahasiswa melakukan penyetoran tugas, dan atau melakukan
presentasi tugas mandiri.
 Dosen memberikan nilai (assessment; ujian; presentasi; test; keaktifan di
kelas; kehadiran dan sikap).
2.1. Gelombang pecah

Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami


perubahan bentuk karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut.
Pengaruh kedalaman laut mulai terasa pada kedalaman lebih kecil dari
setengah kali panjang gelombang. Di laut dalam profil gelombang adalah
sinusoidal, semakin menuju ke perairan yang lebih dangkal puncak
gelombang semakin tajam dan lembah gelombang semakin datar.
Selain itu kecepatan dan panjang gelombang berkurang secara
berangsur-angsur sementara tinggi gelombang bertambah. Gelombang
pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perbandingan antara
tinggi dan panjang gelombang. Di laut dalam kemiringan gelombang
maksium di mana gelombang mulai tidak stabil diberikan oleh bentuk
berikut:

Parameter (Hb / H0') disebut dengan indeks tinggi gelombang pecah.

Gelombang pecah dapat dibedakan menjadi tiga tipe berikut ini.

1. Spilling
Spilling biasanya terjadi apabila gelombang dengan kemiringan kecil
menuju ke pantai yang datar (kemiringan kecil). Gelombang mulai pecah
pada jarak yang cukup jauh dari pantai dan pecahnya terjadi berangsur-
angsur. Buih terjadi pada puncak gelombang selama mengalami pecah
dan meninggalkan suatu lapis tipis buih pada jarak yang cukup panjang.
2. Plunging

Apabila kemiringan gelombang dan dasar bertambah, gelombang akan


pecah dan puncak gelombang akan memutar dengan massa air pada
puncak gelombang akan terjun ke depan. Energi gelombang pecah
dihancurkan dalam turbulensi, sebagian kecil di pantulkan pantai ke
laut, dan tidak banyak gelombang baru terjadi pada air yang lebih
dangkal.

3. Surging

Surging terjadi pada pantai dengan kemiringan yang sangat besar seperti
yang terjadi pada pantai berkarang. Daerah gelombang pecah sangat
sempit, dan sebagian besar energi dipantulkan kembali ke laut dalam.
Gelombang pecah tipe surging ini mirip dengan plunging, tetapi
sebelum puncaknya terjun, dasar gelombang sudah pecah.

Gambar 2. 1. Grafik penentuan tinggi gelombang pecah


2.2. Gelombang laut dalam ekivalen

Analisis tansformasi gelombang sering dilakukan dengan konsep


gelombang laut dalam ekivalen. Pemakaian gelombang ini bertujuan
untuk bertujuan untuk menetapkan tinggi gelombang yang mengalami
refraksi, difraksi, dan transformasi lainnya, sehingga perkiraan
transformasi dan deformasi gelombang dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Tinggi gelombang laut dalam ekivalen diberikan oleh bentuk:

Konsep tinggi gelombang laut dalam ekivalen ini digunakan dalam analisis
gelombang pecah, kenaikan (run up) gelombang, limpasan gelombang dan
proses lain.

2.3. Run-up Gelombang

Pada waktu gelombang menghantam suatu bangunan, maka gelombang


tersebut akan mengalami run up pada permukaan bangunan. Run up
sangat penting untuk perencanaan bangunan pantai. Elevasi bangunan yang
direncanakan tergantung pada run up dan limpasan yang diijinkan.
Gambar 2. 2. Run up gelombang

Run up tergantung pada bentuk dan kekasaran bangunan, kedalaman air


pada kaki bangunan, kemiringan dasar laut di depan bangunan dan
karakteristik gelombang. Karena banyaknya variable yang berpengaruh,
maka besarnya run up dapat didekati dengan bilangan Irribaren, seperti
berikut:
Hasil dari bilangan Irribaren tersebut kemudian diterapkan dalam grafik run
up gelombang berikut.

Gambar 2. 3. Grafik run up gelombang

3.1. Tugas Mandiri


Buatlah kajian tentang gelombang pecah dan run-up gelombang. Format
laporan terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup.

3.2. Daftar Pustaka

 Bambang Triatmodjo. 1999. Pelabuhan. Beta offset: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai