Anda di halaman 1dari 57

Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Lampung


2018

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT JALAN RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

A. PENDAHULUAN
Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung ini merupakan
Pekerjaan yang dibiayai dari sumber pendanaan : APBD Tahun Anggaran 2018.
Jangka Waktu penyelesaian pekerjaan tersebut direncanakan berlangsung selama 150 (seratus lima puluh )
hari kalender.

B. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum Komplek Bangunan ini merupakan bangunan b a r u y a n g s u d a h d i r e n c a n a k a n b a i k
l o k a s i m a u p u n d e s a i n n y a , nantinya akan meliputi pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan
RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung.

C. URAIAN SINGKAT PEKERJAAN


Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung yang akan dilaksanakan
meliputi antara lain :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN PASANGAN
5. PEKERJAAN BETON
6. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA, KUNCI DAN GANTUNGAN
7. PEKERJAAN PARTISI PLAPOND DAN ATAP
8. PEKERJAAN LISTRIK
9. PEKERJAAN PENGECATAN
10. PEKERJAAN SANITAIR
 Pekerjaan instalasi pipa air bersih dan air kotor
 Pekerjaan sanitasi
 Pekerjaan sumur bor
 Pekerjaan Lain-Lain

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 1


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

D. TAHAP PELAKSANAAN
SEKSI 1 : UMUM
SU. 1. Penyiapan gambar kerja, Pembuatan Metode kerja dan Laporan pekerjaan

Perusahaan kami akan menyiapkan dan menyampaikan hal-hal berikut :


gambar-gambar, dokumen-dokumen dan informasi yang diperlukan jika hal tersebut tercantum dalam Dokumen
Kontrak kepada DIREKSI PEKERJAAN untuk dimintakan persetujuannya :

1. Gambar konstruksi dan gambar kerja


2. Metode pelaksanaan konstruksi
3. Data-data produk material

Bilamana dokumen-dokumen tersebut diatas disyahkan oleh DIREKSI PEKERJAAN, maka akan
merupakan bagian daripada Spesifikasi Teknis dari Kontrak. Seluruh jenis pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan elevasi, dimensi dan detail yang ditampakkan pada Gambar Konstruksi yang sudah disyahkan. Apabila
diperlukan oleh DIREKSI PEKERJAAN untuk melaksanakan suatu item pekerjaan tertentu, maka kami juga akan
menyampaikan uraian-uraian material yang diperlukan, peralatan yang dibutuhkan, denah konstruksi, standard
dan tata laksana kerja yang berhubungan dengan gambar-gambar konstruksi tersebut untuk disyahkan oleh
DIREKSI PEKERJAAN.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 2


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


2.A. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan
dengan :
1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi
dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup
penyediaan sarana
pencegah kecelakaan kerja
dan perlindungan Kesehatan
kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko
yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti
ketentuan-ketentuan
pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum
No. 09/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SDIREKSI
PEKERJAAN3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum,
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1
Tahun 1970 (Tambahan
Lembaran Negara No. 1918)
dan peraturan terkait lainnya.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 3


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

2.B. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan
dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, Penilaian risiko dan
pengendaliannya secara berkesinam-
bungan sesuai dengan Rencana K3
Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh
DIREKSI PEKERJAAN.Pihak Kami akan
melibatkan Ahli K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurangkurangnya
Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan
kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3
bertugas untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko
K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia
Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah pekerja
paling sedikit 100 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 4


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

2.C. KANTOR LAPANGAN K3 DAN FASILITASNYA

FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk
kondisi berikut ini:
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan
infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin;
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang
tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Pihak Kami
akan menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-
kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

TOILET FASILITAS SANITASI


a. Pihak Kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.
b. Jika jumlah pekerja lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka:
i. Kami menyediakan 1 urinal peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, ditambah apabila jumlah pekerja
lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka kami akan tambah satu urinal peturasan
untuk setiap 30 orang tambahan;
ii. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka kami menambah satu kloset ditambah beberapa kloset untuk setiap 30
orang tambahan.
c. Toilet pria dan wanita akan dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet mudah diakses, mempunyai
penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Toilet dibuat dan ditempatkan sedemikian
rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan.

AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan:
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum;
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku;

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 5


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

c. Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas;
dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.

FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


a. Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
b. Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.

AKOMODASI UNTUK MAKAN DAN BAJU


a. Akomodasi yang memadai bagi pekerja, tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
b. Akomodasi mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin
tersedianya tempat istirahat makan dan perlindungan dari cuaca.
c. Penyediaan tempat sampah, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik.
d. Penyediaan tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan baju pakaian yang tidak digunakan
selama bekerja.

PENERANGAN
a. Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga
dan gang. Semua penerangan dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan
mesin.
c. Penerangan darurat yang memadai.
PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan
higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.

VENTILASI
a. Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia
berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung nafas
seperti respirator dan pelindung mata.

2.D. KETENTUAN BEKERJA PADA TEMPAT TINGGI PEKERJA YANG BERPENGALAMAN

Bekerja di tempat kerja yang tinggi dilakukan oleh pekerja yang


mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.

Pelindung
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat
menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut: terali
pengaman lokasi kerja, jaring pengaman, sistem penangkap jatuh.

Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat


kerja
a. Membuat terali pengaman lokasi kerja sepanjang tepi lantai kerja
atau tempat kerja yang terbuka.
b. Menggunakan Jaring Pengaman, Jika pelataran kerja atau tempat
kerja berada di atas jalan umum dan untuk mencegah jika ada

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 6


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, dan pengamanan daerah di bawah pelataran kerja
atau tempat kerja bebas dari akses orang.

Terali pengaman lokasi kerja


Terali pengaman memenuhi syarat, Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di
atap, lantai, atau lubang lift :
- 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
- Mempunyai batang tengah (mid-rail);
- Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat kerja.

Jaring pengaman
c. Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh. Digunakan kendaraan khusus
(mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak
tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) atau
menggunakan perancah (scaffolding).
d. Jaring pengaman dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
e. Jaring pengaman dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang
pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.

Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)


a. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rel inersia (inertia reel system),
safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini akan dilatih terlebih dahulu.
b. Jenis sabuk pinggang tidak akan digunakan untuk pekerjaan atap.
c. Pekerja yang menggunakan safety harness tidak akan diperbolehkan bekerja sendiri. Pekerja yang jatuh dan
tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak terjatuh.
d. Perhatian penuh diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman.

Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Pihak Kami akan:
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
e. Tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, kami pastikan tangga tersebut berada sekurang-
kurangnya 1m di atas lantai kerja;

Perancah (scaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan dibangun
oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
Seluruh perancah diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada
saat: sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali
saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang
dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah
digunakan dalam jangka waktu lama.
b. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki
saat inspeksi. Catatan tersebut ditandatangani oleh orang yang
melakukan inspeksi.
c. Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
 Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
 Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat
dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas
kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser
dan/atau tenggelam.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 7


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

 Perancah telah terhubung


dengan bangunan/struktur
dengan kuat sehingga
dapat mencegah runtuhnya
perancah dan menjaga
agar ikatannya cukup kuat.
- Jika beberapa pengikat
telah dipindahkan sejak
perancah didirikan, maka
ikatan tambahan atau cara
lainnya untuk mengganti
harus dilakukan.
 Perancah telah diperkaku
(bracing) dengan cukup
untuk menjaminstabilitas.
 Tiang, batang, pengaku
(bracing), atau strut belum
diindahkan.
 Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
 Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
 Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
 Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, kami pastikan bebannya disebarkan
secara merata.
 Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak lengkap.

2.E. ELEKTRIKAL
Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat:
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus
jika terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth
tidak akan melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).

Supply Switchboard Sementara Perhatian Utama Dan Harus:


a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh
cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga
tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari
kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini.

Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang
menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 8


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Jarak bersih dari saluran listrik


Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari 4
m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.

2.F MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA

Alat pelindung diri


Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:

a. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus
memahami alasan penggunaannya.
b. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh, maka
Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus
menggunakannya.
c. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari
serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
d. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian
jari kaki.
e. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
f. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
g. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan
debu kimia.

Bahaya Pada Kulit


a. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan
berbahaya.
b. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen. Usahakan kontak dengan semen
seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
c. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan
panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung.
d. Pihak Kami Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.
e. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.

Penggunaan bahan kimia


a. Pihak Kami akan mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya
dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
b. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.
c. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang
perlu dilakukan jika terjadi masalah.

Asbestos
a. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci
ulang.
b. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.
c. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.

Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi


Pihak Kami akan memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut:
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada
sambungan selang.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong.
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 9


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Penanganan tabung
a. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan,
gunakan troli dengan mengikat tabung dengan rantai.
b. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
c. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan

Penyimpanan
a. Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.
b. Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.

Peralatan
a. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk
a. memeriksa tanda kerusakan.
b. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang
rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps.
c. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam
d. udara terbuka dan segera kontak suppliernya.

Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung


a. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
b. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.

2.G PENGAMANAN
1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan pelaksanaan konstruksi dan harus
menyediakan anggota Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat-syarat
ini. Tugas dari Satpam Penyedia
adalah menjaga ketertiban dan
keamanan di lokasi proyek, melakukan
pengawalan, mengatur lalu lintas
dilokasi proyek, mencatat dan
memeriksa kendaraan setiap tamu
yang keluar-masuk, dan hal-hal lain
yang dianggap perlu untuk
perlindungan pelaksanaan konstruksi
didalam lokasi proyek termasuk
perlindungan dan penjagaan
peralatan, material Penyedia, DIREKSI
PEKERJAAN dan orang-orang yang
bekerja serta berhubungan dengan
proyek ini secara terus menerus pada
jam kerja
maupun bukan jam kerja siang dan malam selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya
seluruh pekerjaan dan telah diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah didemobilisasi dari
lapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal tersebut

2. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia, perwakilan penyedia atau Subpenyedia
memakai kartu tanda pengenal yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas
penyedia, subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.
3. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia
termasuk peralatan penyedia harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 10


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

2.H PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK K3.


Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan K3 seperti diuraikan berikut ini:
1. Helm safety dengan minimum jumlah : 7 0 buah
2. Sepatu safety berjumlah minimum : 7 0 buah
3. Safety harness berjumlah minimum : 24 buah
4. Sarung tangan berjumlah minimum : 5 0 0 buah
5. Rompi safety berjumlah minimum : 50 buah
6. Ear plug berjumlah minimum : 50 buah
7. Masker berjumlah minimum : 500 buah
8. Kacamata safety berjumlah minimum : 50 buah
9. Baricade berjumlah minimum : 20 roll
10. Tali pengaman dengan panjang minimum : 233 m’
11. Jaring Pengaman dengan luas minimum : 1000 m2
12. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3 : Lump sum (1)
13. Tempat sampah organic dan non organic berjumlah minimum : 10 buah
14. Tangga scaffolding berjumlah minimum : 8 set
15. Lampu Trobolight berjumlah minimum : 1 set
16. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) minimum : 2 set
17. Jas hujan berjumlah minimum : 10 setel
18. Kotak P3K berjumlah minimum : 4 set

Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 11


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 12


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

3. PENYIAPAN STANDARD FASILITAS DIKANTOR LAPANGAN


1. SU.3A UMUM
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas untuk aktifitas yang dilaksanakan di kantor lapangan seperti : meja, kursi, white
board, meja gambar, meja rapat bersama, filing cabinet, rak buku, dll yang merupakan standard penunjang untuk kinerja
selama pelaksanaan konstruksi.

2. SU.3.B. PERSYARATAN
Kami menyediakan fasilitas standard ini ke
DIREKSI PEKERJAAN
Jumlah fasilitas standard minimum yang harus disediakan antara lain :

Untuk Pihak Kontraktor dan untuk rapat:


- Meja ½ biro : 2 buah
- Kursi lipat : 5 buah
- Rak buku : 2 buah
- Filing cabinet : 2 buah
- Meja rapat : 1 set
- White board : 1 buah

Untuk DIREKSI PEKERJAAN :


- Meja ½ biro : 2 buah
- Kursi lipat : 4 buah
- Rak Buku : 1 buah
- Filing cabinet : 1 buah
- White board : 1 buah

4. PENYIAPAN, PEMELIHARAAN DAN PENGETESAN BAHAN BAHAN


DILAPANGAN DAN DILABORATORIUM
4.A. UMUM
1. Seluruh material dan tata laksana kerja harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan standard SNI (Standard
Nasional Indonesia) dan standard lain yang umum berlaku, misal : ACI (American Concrete Institute), American
Society of Testing and Materials (ASTM), AWS (American Welding Society), JIS (Japan International Standard).

2. Apabila bahan-bahan dan tata laksana kerja dipersyaratkan pada Dokumen Kontrak ini mengikuti peraturan dan
Standard yang tercantum maka menjadi tanggung jawab Pihak Kami akan untuk menyiapkan bahan-bahan dan tata
laksana kerja yang sesuai dengan Standard yang sudah ditentukan dalam Kontrak.
3. Juga menjadi tanggung jawab Pihak Kami akan apabila dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak ataupun
permintaan tertulis dari DIREKSI PEKERJAAN untuk menyampaikan seluruh bukti-bukti yang dipersyaratkan bahwa
bahan-bahan ataupun tata laksana kerja sesuai dengan atau melebihi persyaratan dari standard yang tercantum.
Bukti tersebut harus dalam bentuk formulir dan diajukan secara tertulis kepada DIREKSI PEKERJAAN dan
diperlukan juga salinan laporan sertifikasi pengetesan.

4.B. STANDARISASI
Pihak Kami akan selalu menyediakan di kantor lapangannya paling tidak satu (1) salinan untuk setiap Standard dan
Peraturan yang mengacu kepada Dokumen Kontrak, disyahkan sesuai dengan Kontrak dan hal penting lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan dan selalu sedia sebagai referensi oleh DIREKSI PEKERJAAN bila diperlukan..

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 13


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

4.C. INSPEKSI, PENGUJIAN DAN PENGETESAN

BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN


1. Bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan harus diperiksa, diuji dan di tes sebagaimana yang
tercantum dalam kontrak. Untuk mempersingkat waktu pemeriksaan, pengujian dan pengetesan maka Pihak
Kami akan mengajukan kepada DIREKSI PEKERJAAN dua salinan seluruh pemesanan bahan termasuk
gambar-gambar dan
informasi lainnya yang mencakup bahan dan alat yang akan digunakan atau mengajukan bukti lainnya melalui
surat, email atau facsimile. Pemeriksaan, pengujian dan pengetesan bahanbahan dan alat tersebut tidak serta
merta membebaskan tanggung jawab kontraktor untuk menyediakan material dan alat yang memenuhi
persyaratan sesuai kontrak.

2. Seluruh pengujian dan pengetesan harus dilaksanakan oleh Pihak Kami akan dan disaksikan oleh DIREKSI
PEKERJAAN, sesuai dengan standardisasi dan persyaratan. Pengujian dan pengetesan dilaksanakan
dilapangan dimana diperlukan. Pengujian dan pengetesan yang dilaksanakan di luar lokasi pekerjaan
dilakukan dilaboratorium yang disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN.

3. DIREKSI PEKERJAAN mempunyai hak untuk menolak setiap bahan atau alat yang tidak sesuai dengan
persyaratan yang ada di kontrak. Pihak Kami akan tidak berhak untuk memperoleh tambahan pembayaran
atau perpanjangan waktu untuk penyelesaian pekerjaan berkenaan dengan penolakan bahan atau alat
yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ada dikontrak atau karena tertundanya waktu karena
pelaksanaan ulang pengujian dan pengetesan.

4. Pihak Kami akan menyiapkan bahan-bahan yang akan di test dan bersedia membantu dan bekerjasama guna
memberikan izin pelaksanaan pengetesan ditempat kerja dilapangan termasuk juga menghentikan pekerjaan
untuk keperluan pengetesan.

5. Pihak Kami akan menyerahkan satu (1) asli dan satu (1) salinan untuk setiap hasil laporan pengetesan dan
catatancatatan lainnya untuk pekerjaan Sipil, arsitektur dan M&E dengan format yan g disetujui oleh DIREKSI
PEKERJAAN dalam waktu 7 hari setelah selesainya pengetesan

4.D. PENGETESAN DI LABORATORIUM DAN LAPANGAN


1. Pihak Kami akan melaksanakan pengetesan lapangan untuk seluruh pekerjaan Sipil, Arsitektur dan M&E
sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak .
2. Untuk pengetesan-pengetesan tersebut Pihak Kami akan boleh menyiapkan alat-alat laboratorium sendiri
ataupun dari laboratorium dan alat pihak ketiga yang sudah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN.
3. Pihak Kami akan mengajukan kepada DIREKSI PEKERJAAN bukti bahwa alat alat pengetesan yang
digunakan sudah dikalibrasi dengan benar sebelum dilakukannya pengetesan baik itu dilaboratorium sendiri
atau laboratorium pihak ketiga
yang sudah disetujui DIREKSI PEKERJAAN. Selama pelaksanaan konstruksi Pihak Kami akan tetap harus
mempertahankan alat
instrument tersebut terkalibrasi dari badan sertifikasi resmi. Informasi kalibrasi tersebut harus dimasukkan oleh
Pihak Kami akan dalam Sistem QA&QC Pihak Kami akan.
4. Pihak Kami akan menyiapkan skedul pengetesan lapangan dan laboratorium dengan mempertimbangkan dan
mengkorelasikan juga Skedul Pelaksanaan dan Kemajuan pekerjaan dan mengajukannya kepada DIREKSI
PEKERJAAN untuk dikaji.
5. Dalam pengetesan Pihak Kami akan mengikuti prosedur QA&QC yang sudah disetujui guna meyakinkan
bahwa bahan-bahan dan alat sudah sesuai dengan persyaratanpersyaratan DIREKSI PEKERJAAN dan
hal-hal lain yang tercantum dalam Kontrak.
6. DIREKSI PEKERJAAN berhak menyaksikan pengetesan yang dilakukan oleh Pihak Kami akan guna keperluan
pengendalian mutu pekerjaan dan sebagai bagian dari audit system QA&QC Pihak Kami akan. Alat
pengetesan laboratorium atau lapangan harus setiap saat disiapkan dan dapat diakses oleh DIREKSI
PEKERJAAN. Setiap kesaksian pengetesan dari DIREKSI PEKERJAAN bukan berarti Pihak Kami akan lepas
dari kewajiban yang tercantum dalam Kontrak.
7. Pihak Kami akan menunjukkan lokasi-lokasi pengetesan termasuk juga pengetesan yang diarahkan oleh
DIREKSI PEKERJAAN
dan memasukkan hal tersebut dalam laporan pengetesan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 14


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

8. Satu asli dan satu salinan dari masing-masing laporan pengetesan dan catatan-catatan lainnya sesuai dengan
yang ada dalam Dokumen Kontrak sesuai format yang disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN akan diajukan ke
DIREKSI PEKERJAAN sesegera mungkin dalam waktu maksimum 3 hari.

4.E. JAMINAN MUTU PEKERJAAN


1. Faham dengan Standard-standard dan Peraturan. Dalam pengadaan bahan-bahan yang ada di item pekerjaan
adalah tanggung jawab Pihak Kami akan untuk memverifikasi persyaratan-persyaratan secara rinci dalam
standard dan peraturan guna meyakini bahwa bahan-bahan yang disiapkan sudah memenuhi atau melampaui
standard dan peraturan yang berlaku.
2. Penolakan atas item pekerjaan yang tidak sesuai standard
3. DIREKSI PEKERJAAN mempunyai hak untuk menolak item pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum
yang ada.

5. SURVEY DAN PENGUKURAN

5.A TITIK KONTROL SURVEY

1. Penggunaan titik control survey untuk elevasi dan sudut dilapangan untuk memulai pekerjaan nantinya akan
ditentukan oleh DIREKSI PEKERJAAN. Pembuatan BM dan referensi nantinya akan dilakukan oleh Pihak
Kami akan setelah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN 2. Setiap titik control survey yang rusak akibat dari
Pihak Kami akan atau Subpenyedia harus diganti oleh Pihak Kami akan dengan biaya sendiri. Titik kontrol
yang diperbaiki akan diperiksa oleh DIREKSI PEKERJAAN atas biaya Pihak Kami akan.
2. Pihak Kami akan boleh membuat titik kontrol sementara, akan tetapi masing-masing titik ditempatkan dilokasi
yang mantap dan aman dari gangguan pelaksanaan pekerjaan Pihak Kami akan atau Subpenyedia. Setiap titik
bantu harus secara akurat berhubungan dengan titik control survey yang permanen.
3. Masing-masing titik control survey termasuk yang sementara harus secara rutin diperiksa oleh Pihak Kami akan
selama pelaksanaan konstruksi guna meyakinkan bahwa titik-titik tersebut tidak rusak atau bergeser.

5.B. SURVEY LAPANGAN


1. Pihak Kami akan secara bersamaan atau segera setelah memulai setting out melakukan pengukuran dan
menyiapkan profil potongan melintang dan memanjang dari kondisi lapangan yang ada (0%)sesuai dengan
instruksi dari DIREKSI PEKERJAAN untuk persiapan Gambar-gambar Konstruksi ataupun untuk setting out
struktur.
2. Hasil pengukuran akan diajukan ke DIREKSI PEKERJAAN untuk kaji ulang dan persetujuan.

5.C. PEMATOKAN (STAKING OUT) PEKERJAAN KONSTRUKSI


1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk menentukan patok untuk pengukuran dan harus menyiapkan
tenaga surveyor
1. yang berpengalaman dan cakap dalam pekerjaan tersebut yang disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN.
2. Pihak Kami akan dalam penawarannya harus memasukkan semua bahan-bahan, buruh dan alat survey
termasuk juga patok-patok, template dan lain-lain yang dibutuhkan penyedia dalam melaksanakan setting out
setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Pihak Kami akan menggunakan alat survey yang mempunyai keakuratan
yang baik guna menetapkan titik survey yang benar dan untuk kontrol atas hasil pengukuran nantinya.
3. Apabila pada saat pengukuran selama masa konstruksi terdapat kesalahan atas posisi bangunan, elevasi,
dimensi dll, maka Pihak Kami akan atas instruksi DIREKSI PEKERJAAN harus memperbaiki kesalahan
tersebut atas biaya penyedia sendiri sampai DIREKSI PEKERJAAN menerima hasil pengukuran dimaksud.

5.D. DATA SURVEY DAN PERHITUNGAN


Pihak Kami akan menyerahkan seluruh data survey, informasi, perhitungan, hasil-hasil dan catatan-catatan lain kepada
DIREKSI PEKERJAAN segera setelah dokumen dimaksud siap diserahkan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 15


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

5.E. SURVEY UNTUK PENGUKURAN VOLUME PEKERJAAN


1. Apabila Pembayaran Bulanan berdasarkan persentase pekerjaan aktual terhadap total kuantitas pekerjaan,
maka penyedia harus mengukur volume/kuantitas pekerjaan dimaksud yang dilaksanakan pada bulan
bersangkutan dengan teknik pengukuran alat survey kecuali jika pengukuran volume pekerjaan bisa langsung
dilakukan berdasarkan gambar-gambar yang sudah disetujui.
2. Pengukuran volume pekerjaan dengan alat survey hanya bisa dilakukan dengan disaksikan oleh DIREKSI
PEKERJAAN. Pihak Kami akan memberitahukan DIREKSI PEKERJAAN dalam waktu 24 jam sebelum pelaksanaan
pengukuran tersebut.

6. MOBILISASI DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG PERSONIL


(INDIRECT COST)
6.A UMUM
Mobilisasi dimaksudkan disini adalah transportasi dari tempat asal ke lokasi pekerjaan untuk peralatan penyedia, personil
inti dan staff lainnya berdasarkan jadwal. Apabila mobilisasi alat dan personil yang ada dalam daftar yang dibuat
penyedia sudah lengkap dan dapat beroperasi, maka penyedia harus mengajukan dokumentasi yang diperlukan ke
DIREKSI PEKERJAAN untuk persetujuan dan sertifikasi pembayaran.

Jadwal dan pemberitahuan transportasi alat


Bersamaan dengan pengajuan skedul pelaksanaan dan rencana kerja penyedia harus menyerahkan ke DIREKSI
PEKERJAAN rencana mobilisasi alat ke lokasi pekerjaan. Pihak Kami akan terus memberitahukan DIREKSI
PEKERJAAN untuk kedatangan alat, dan bahan-bahan penyedia dilapangan.

1. Biaya tidak langsung personil .


Pihak Kami akan memasukkan semua biaya tidak langsung personil Pihak Kami akan, seperti : mobilisasi, gaji, biaya
cuti, Jamsostek, THR dan bonus personil.

2. Pihak Kami akan menyiapkan jumlah personil minimum seperti berikut :


a. 1 orang Penanggung Jawab Teknik
b. 1 orang Pelaksana Bangunan Gedung
c. 1 orang Pelaksana Lapangan Pekerjaan Plumbing
d. 1 orang Tukang Besi Beton
e. 1 o r a n g T u k a n g A l u m u n i u m
f. 1 orang Tukang Rangka Atap Baja Ringan
g. 1 orang Tukang Pasang Plafond
h. 1 orang Tukang Listrik
i. 2 orang yang bertugas sebagai admin dan logistik
j. Jamsostek pekerja sesuai peraturan pemerintah untuk seluruh staf inti dan pekerja/buruh dilapangan.

1. Pihak Kami akan terus memberitahukan Direksi Keet untuk kedatangan personil.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 16


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

6.B. RAPAT PRA KONSTRUKSI (PRE CONSTRUCTION MEETING)


Dalam waktu 3 atau 7 hari setelah Penandatanganan Kontrak, Pihak Kami akan harus mengikuti Rapat Pra Pelaksanaan
(Pre Construction Meeting) yang dihadiri PPK, Konsultan Pengawas, dan Pihak Kami akan untuk membahas semua hal
baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.

7. DEMOBILISASI
7.A. UMUM
Demobilisasi mencakup pemulangan peralatan penyedia dan personil inti serta staff lainnya dari lokasi pekerjaan .
Apabila demobilisasi alat dan personil yang ada dalam daftar yang dibuat penyedia sudah dipulangkan dari lokasi
pekerjaan, maka penyedia harus mengajukan dokumentasi yang diperlukan ke DIREKSI PEKERJAAN untuk
persetujuan dan sertifikasi pembayaran.

8. PAGAR SEMENTARA DAN AKSES JALAN ANGKUTAN SEMENTARA


8.A. PAGAR SEMENTARA
a. Pihak Kami akan membangun pagar sementara disekeliling areal proyek guna mencegah gangguan aktivitas
konstruksi terhadap kegiatan perkuliahan. Taksiran panjang keliling pagar yang dibangun sekitar 15 m’ dengan
tinggi pagar ± 2 m’. Pagar terbuat dari seng gelombang dengan tiang dolken dan gelagar kayu dan dicat. Pondasi
tiang terbuat dari beton dan berjarak sekitar 2m’ antar tiang. Pintu depan harus dibuat gerbang yang mudah dibuka
– tutup.
b. Menjadi tanggung jawab kami untuk melaksanakan pemeliharaan pagar sementara selama pelaksanaan konstruksi.
Pagar sementara harus diperbaiki apabila terjadi kerusakan

8.B. JALAN AKSES SEMENTARA


a. Pihak Kami akan membangun jalan akses sementara ke lokasi pekerjaan termasuk drainase yang diperlukan. Untuk
50 m’ pertama dari tepi jalan masuk kedalam area kampus, jalan yang ada hanya cukup untuk beberapa kali
lintasan truk kapasitas 8 m3 sehingga diperlukan penimbunan kembali lapis pondasi baru setelah beberapa kali
dilalui sedangkan sisa sekitar 95 m’ berikutnya penyedia harus menyiapkan selain lapis pondasi juga timbunan.

b. Pihak Kami akan mendesain dan membangun jalan akses sementara dengan lebar aman yang cukup yang
diperuntukkan nantinya dilalui oleh kendaraan angkut kapasitas 8 – 10 m3. Seluruh permukaan jalan akses harus
dilapisi dengan lapis pondasi aggregate (minimum kelas C) dengan ketebalan yang cukup. Desain jalan akses
sementara tersebut diajukan ke DIREKSI PEKERJAAN untuk persetujuannya.

8.C. PEMELIHARAAN JALAN AKSES


Menjadi tanggung jawab penyedia untuk melaksanakan pemeliharaan jalan dimaksud selama pelaksanaan konstruksi.

Dalam memelihara jalan akses ini penyedia harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menambal lobang jalan dengan material yang sesuai seperti disebutkan dalam klausul 8 A. (2) diatas jika terjadi
kerusakan. Permukaan jalan akan tetap dijaga baik dan dilakukan perataan permukaan setelah selesai ditambal
b. Memelihara struktur sementara jalan akses
c. Menjaga agar jangan ada jatuhan batu besar, pohon, ranting, timbunan yang berlebihan diatas jalan akses
sementara. Jika terdapat jatuhan material tersebut akan segera dibersihkan.
d. Menjaga agar drainase samping jalan akses sementara tidak terganggu.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 17


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

9. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil, PT. MITRA ECLAT
GUNUNG ARTA yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek besar yang sejenis, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan akan terjamin.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin kepala proyek dibantu oleh beberapa tenaga
staf, dan beberapa tenaga pelaksana Lapangan beserta stafnya, Kepala Proyek bertanggung jawab kepada pimpinan PT.
MITRA ECLAT GUNUNG ARTA
Kepala proyek berkuasa penuh atas manajemen proyek, dan berkewajiban memimpin seluruh kegiatan pekerjaan di proyek
baik dibidang administrasi, teknis, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

 Untuk masalah teknik engineering dan Quality control, Kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.

 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian personalia dan keuangan beserta
stafnya.
 Urusan Logistik dan peralatan dibantu oleh logistik dan peralatan.
• Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan di atas serta kerjasama yang baik dengan pihak
pengawas, dan owner diharapkan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dyang disyaratkan

2. Joint Operation, Sub Kontraktor dan Supplier


Sesuai dengan Perpres dalam pelaksanaan proyek ini PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA sebagai kontraktor
utama dalam pengadaan material kami akan melibatkan suplier setempat, khususnya untuk material lokal, untuk
material pabrikan kami akan bekerja sama dengan agen utama atau supllier yang berpengalaman pada
bidangnya.

3. Tenaga Kerja
Personil yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek sejenis akan ditempatkan sebagai personil inti dalam
organisasi proyek. Tenaga Kerja terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat jika kualifikasi
maupun jumlah tidak memadai akan ditambah dari daerah lain.
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:

a.Tenaga Pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk site engineer.


b.Tenaga operasional lapangan: Pelaksana (Supervisor) Mekanik dan Operator alat
c. Pekerjaan (Mandor, Kepala Tukang, Tukang dan Kenek)

10. MANAJEMEN MUTU


Untuk menjamin sistem manjemen agar berlangsung dengan baik, perusahaan telah mengeluarkan kebijakan mengenai sistem
manajemen proyek berupa kebijakan mutu. Sistem manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana lain,
berupa software dan hardware, sebagai peralatan penunjang pelaksanaan pekerjaan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 18


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Metode Pengendalian Mutu di Proyek dapat dijelaskan pada skema (Quality Control Proses) di bawah ini:

11. MANAJEMEN LINGKUNGAN


Dalam rangka meningkatkan kinerja PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA menerapkan sistem manajemen lingkungan yang mengacu
pada standar ISO 14001 : 2004 secara umum, sistem Manajemen Lingkungan adalah sebagai mana tergambar dalam skema
dibawah ini:

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 19


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 20


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

IDENTIFIKASI SITE

SITE EKSISTING

Lokasi pekerjaan berada di kawasan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung, beralamat di Jalan Raya Gedong Tataan
KM.13 Bandarlampung.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 21


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

SITE PLAN RENCANA

LOKASI PEKERJAAN
Direksi Keet & Gudang

Area loading matrial

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 22


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

SITE MANAGEMEN PROYEK

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 23


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

SEKSI 2 - PEKERJAAN TANAH


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan tanah ini akan meliputi antara lain :
 Pekerjaan galian
 Pekerjaan urugan tanah kembali bekas galian
 Pekerjaan Urugan pasir di bawah lantai
 Pembuangan material galian

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
(a) Pihak Kami menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat dan sarana pengangkutan serta peralatan
lain yang diperlukan untuk pekerjaan tanah.
(b) Pihak Kami terlebih dahulu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah (Geotechnical Investigation Report) yang
telah dilaksanakan di lokasi proyek, sebelum memulai pekerjaan tanah. Ringkasan Boring Log telah
dilampirkan pada Dokumen lelang, sedangkan Laporan lengkapnya bisa diminta pada UnMuha melalui Direksi
Pekerjaan dengan permohonan tertulis.
(c) Semua penggalian dan cara pengukuran sesuai ketentuan spesifikasi teknik dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi atau wakilnya (Pengawas Lapangan).
(d) Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan pada pelaksanaan
pekerjaan tanah. Perubahan tersebut dilakukan Pihak Kami dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

3. KEADAAN TANAH
Pihak Kami berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum mengajukan penawaran, untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan tanah yang akan digali dan diurug, menaksir galian yang akan
dikeluarkan dan tanah urug yang akan dibutuhkan, serta apakah tanah hasil galian akan kiranya memenuhi syarat
untuk dipakai kembali sebagai tanah urug. Perkiraan ini semata-mata menjadi resiko dari penyedia dan tidak akan
diadakan pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian.

4. LEVEL LAPANGAN
Level lapangan dan titik-titik atau kontur dianggap berlaku pada BM (bench mark) utama. Bilamana Pihak Kami tidak
yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran BM utama maka Pihak Kami menyatakan hal ini secara tertulis kepada
Manajemen Konstruksi sebelum penggalian, pengukuran dan pemadatan dimulai.Klaim ketidaktepatan peil
pengukuran tidak akan dipertimbangkan.

5. GALIAN
5.1. Uraian Umum
1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk
septictank, reservoir, pit, saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai gambar.
2. Galian tanah untuk pondasi,septictank, reservoir, saluranair, pondasi dan galian-galian lainnya sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
3. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan / aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat
di bagian pondasi yang akan dilaksanakan dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak
terpakai disumbat. Biaya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
4. Galian tanah untuk pondasi, khususnya untuk pondasi foot plat, dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan
dalam gambar rencana. Dalamnya semua galian sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebelumnya. Dasar galian bebas dari lumpur, humus dan air, dalam keadaan bersih dan
padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug sesuai gambar.
2. Pihak Kami melaporkan hasil pekerjaan penggalian tanah yang telah selesai, dan menurut pendapatnya sudah
dapat digunakan untuk pemasangan pondasi, khususnya foot plat, kepada Direksi Pekerjaan untuk
dimintakan persetujuannya. Semua pekerjaan yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan, dapat
mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut. Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali
pondasi atau pile cap adalah menjadi tanggung jawab Pihak Kami.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 24


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

6. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari elevasi tanah yang direncanakan untuk
ketinggian dasar struktur dan dasar pondasi, dan bila ada juga untuk parit pipa serta saluran drainase. Hasil-
hasil galian diangkut ke tempat-tempat dimana diperlukan pengurugan, bila memang memenuhi syarat sebagai
tanah urug, atau ke tempat lain yang disetujui Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini Pihak Kami hendaknya
menyediakan satu tempat yang disetujui Direksi Pekerjaan untuk menampung tanah hasil galian, yang setelah
mencapai jumlah tertentu, segera disingkirkan ke tempat lain yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
7. Galian tanah baru bisa dimulai setelah pemasangan patok atau bouwplank disetujui Direksi Pekerjaan.
8. Penggalian sesuai dengan garis dan elevasi yang telah tertera pada gambar rencana.
9. Kemiringan sisi galian membentuk sudut kemiringan yang aman dengan memperhatikan stabilitas kemiringan
lereng untuk jenis tanah di lokasi kerja. Untuk penentuan sudut kemiringannya, disamping perlu mempelajari
Laporan Penyelidikan Tanah terdahulu, juga perlu meninjau karakteristik visual lapisan tanah yang dijumpai di
lokasi kerja.
10. Pihak Kami menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian seperti air tanah, hujan, air permukaan,
kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan
ini sudah diperhitungkan dalam biaya penawaran.
11. Jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat hal-hal tersebut di atas, maka penyedia bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan tersebut dan memperbaikinya kembali sesuai dengan instruksi Direksi
Pekerjaan.
12. Untuk galian-galian yang memotong saluran-saluran di bawah tanah, baik itu berupa kabel listrik,
telekomunikasi, saluran air dan sebagainya, maka Pihak Kami bertanggung jawab penuh agar tidak terjadi
gangguan/kerusakan pada saluran-saluran tersebut, untuk kemudian segera melapor kepada Direksi
Pekerjaan, dan bila diperlukan, memindahkannya ke tempat yang disetujui Direksi Pekerjaan.
13. Penyimpanan/pembuangan tanah galian tidak boleh mengganggu kedudukan patok-patok/bouwplank, atau
bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terganggu kedudukannya.

5.1.2 Kedalaman galian


Kedalaman galian dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Namun demikian,
bila diperlukan, atau bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang galian digali lebih dalam sampai
kedalaman yang diperlukan/ ditentukan, dan sampai didapat dasar galian yang bersih. Setelah galian selesai,
permukaan tanah diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.

5.1.3 Penggalian tanah untuk pondasi


1. Penggalian dilakukan sesuai dengan kebutuhan lebar lantai kerja pondasi, dimana lereng tanah
disebelah kiri-kanan galian dimiringkan keluar arah pondasi atau pile cap, dengan sudut kemiringan yang
aman dan stabil sehingga tidak menimbulkan keruntuhan.
2. Untuk pekerjaan penggalian tanah yang cukup luas dan dalam, serta bila lokasinya memungkinkan, maka
dipertimbangkan penggunaan alat berat dengan kapasitas yang sesuai.
3. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, dasar dari galian datar (waterpass). Jika pada dasar
galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang berongga (tidak padat),
maka bagian itu dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi diisi dengan pasir.
4. Setiap kelebihan galian di bawah permukaan yang telah ditentukan diurug kembali sampai permukaan
semula (yang direncanakan) dengan pasir , untuk mencegah turunnya struktur atas yang akan dikerjakan.
Pekerjaan pengurugan kembali tersebut dilaksanakan dengan biaya Pihak Kami.
5. Penggalian lapisan 15 cm terakhir dari dasar pondasi dilakukan dengan tangan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat-alat berat, agar bisa didapatkan dasar galian yang rata dan bersih.
6. Air yang tergenang di lapangan atau galian yang ditimbulkan oleh mata air, hujan, kebocoran pipa-pipa,
atau sebab-sebab lainnya selama pelaksanaan pekerjaan, dikeringkan dan dipompa keluar atas biaya
Pihak Kami, dimana hal ini sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan pekerjaan.
7. Jika tanah galian longsor secara terus menerus, maka Pihak Kami membuat turap penahan tanah atau
sheet pile atas biaya Pihak Kami. Hal ini juga sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan
galian di dalam penawaran.

5.1.4 Penggalian batuan dan batuan besar


Batu-batu besar yang dijumpai pada waktu pengisian dikeluarkan atas biaya Pihak Kami. Hal ini sudah
diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan galian.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 25


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

6. PENGAWASAN PENGGALIAN
Semua galian diperiksa terlebih dulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan lantai kerja, pembesian, dan
elemen-elemen lain dipasang. Bila dipadatkan keadaan kurang memuaskan atau ternyata peil galian yang
tercantum dalam galian belum mencapai kedalaman yang disyaratkan, maka Pihak Kami mendapat ijin Direksi
Pekerjaan sebelum galian selanjutnya dilaksanakan.

7. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN PADA GALIAN


Semua penyimpangan-penyimpangan penggalian akan diukur dari waktu ke waktu, dicatat, dan untuk selanjutnya
disahkan oleh Manajemen Konstruksi. Pihak Kami tidak boleh menutup kembali galian tersebut sebelum
pengukuran disetujui.

8. LANTAI KERJA
 Apabila konstruksi beton bertulang akan langsung terletak di atas tanah, maka dibawahnya dibuat lantai kerja
yang rata.
 Sebelum lantai kerja ini dibuat, maka semua lapisan tanah di bawahnya akan dipadatkan dan diratakan dengan
baik, serta kemudian dilapisi dengan lapisan pasir setebal yang disyaratkan dalam gambar. Lapisan pasir ini
juga selanjutnya dipadatkan sesuai dengan prosedur pemadatan, sampai didapatkan permukaan yang padat
dan rata, hal mana diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadat tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Lantai kerja dibuat dari beton mutu K-125 menurut N1-2, atau setara dengan fc’ – 10 Mpa menurut SKSNI-T15-
1991, kecuali bila disebutkan lain dalam spesifikasi ini.
 Tebal dan peil lantai kerja sesuai dengan gambar. Jika tidak dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka
tebal lantai kerja diambil setebal 10 cm.

9. PENGURUGAN TANAH
 Material yang digunakan untuk sub-grade memenuhi standar spesifikasi AASHTO-M.57-64 dan diperiksa
terlebih dahulu di laboratorium tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Material yang dipakai untuk timbunan atau sub-grade memenuhi syarat pemadatan tanah untuk mencapai 95%
dari berat jenis kering maksimum (maximum dry density) menurut AASHTO-T.99.
 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka penyedia mendatangkan
tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik, tanah urug ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal
maksimum 20 cm dan dipadatkan sebaik baiknya dengan penambahan air secukupnya sehingga didapat
pemadatan yang optimum. Bila permukaan tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan
secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Direksi Pekerjaan.
 Alat berat tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh Direksi Pekerjaan. dianggap berbahaya atau
dengan jarak yang kurang dari 45 cm terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaan lain yang mungkin bisa
menjadi rusak
 oleh karenanya.
 Pengurugan kembali dari pondasi atau pile cap dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-
lapisan setebal maksimum 20 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

10. URUGAN PASIR


 Urugan pasir dilakukan di bawah semua pondasi, pile cap, atau lantai yang berhubungan langsung dengan
tanah, dengan ketebalan sesuai gambar, termasuk lantai rabat beton.
 Urugan pasir disiram air kemudian ditumbuk hingga padat.
 Bahan urugan pasir bersih, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

11. TEMPAT PEMBUANGAN MATERIAL


 Tempat pembuangan material hasil galian, sampah atau bongkaran menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
 Pihak Kami menjaga tempat pembuangan material agar tidak merusak lingkungan.
 Timbunan tanah bekas galian dibuat dan diatur sedemikian rupa sehingga aman dari terjadinya longsoran.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 26


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

12. PEMOMPAAN AIR TANAH (DEWATERING)


Penggalian tanah dikerjakan dalam keadaan kering. Bila karena adanya hujan, air permukaan lingkungan, air tanah
atau mata air sehingga lokasi pekerjaan atau galian menjadi tergenang, maka Pihak Kami bertanggung jawab untuk
merencanakan sistem pemompaan air tanah yang sudah dimasukkan dalam biaya penawaran lelang. Pemompaan
dapat dikerjakan dengan memompa secara langsung, atau cara-cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.

BAB 2. PEKERJAAN PONDASI


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pondasi ini akan meliputi semua pengadaan tenaga kerja dan bahan-bahan material untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut, dan semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pondasi, sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar.

2. JENIS PONDASI
Sesuai dengan kondisi tanah di lokasi pekerjaan, pondasi foot plat akan dipakai sebagai elemen pondasi utama
bangunan serta pondasi batu belah. Untuk jenis pemakaiannya disesuaikan dengan rincian pekerjaan yang tertera di
RAB.

3. PEKERJAAN PONDASI FOOT PLAT


Yang termasuk dengan Pekerjaan Pondasi Plat antara lain adalah:
a. Penentuan as–as titik pondasi poer plat ;
b. Galian tanah pada titik as–as pondasi yang telah ditetapkan;
c. Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi poer dari besi beton dengan mutu U-24,sesuai dengan RKS dan
Gambar Kerja (Bestek);
d. Penyiapan bekisting
e. Pengecoran beton pondasi foot plat, dengan mutu beton K-250.

Adapun langkah-langkah pembuatan pondasi foot plat adalah :


 Melakukan galian pondasi
 Menghampar urugan pasir tebal 5 – 10 cm diatas permukaan tanah galian.
 Membuat dan menghampar adukan beton lantai kerja 1 : 3 : 5 diatas urugan pasir.
 Menyiapkan besi tulangan, spek dan ukuran besi sesuai yang dipersyaratkan dalam RKS.
 Setelah rangkaian besi pondasi jadi, kemudian diletakkan diatas permukaan dasar lantai kerja, dengan diberikan
ganjalan antara besi dengan lantai kerja yang berfungsi sebagai selimut beton.
 Bahan selimut beton adalah beton campuran min. 1 :3 : 5.
 Menyiapkan bekisting untuk dinding tapak dan kolom pedestal dari bahan multiplek/papan yang sudah dibuat
sebelumnya.
 Setelah bekisting siap dan terpasang, maka posisi pondasi foot plat diukur kembali untuk memastikan
kelurusannya.
 Melakukan pengecoran dengan menggunakan cor beton site mix mutu K-250.

5. PEKERJAAN PONDASI BETON DANGKAL

(a) Uraian Umum


1. Bila ditunjukkan dalam gambar atau dalam hal dibutuhkan pondasi dangkal diluar pondasi tiang pancang, maka
untuk beban-beban yang ringan, bisa dipakai pondasi beton dangkal berupa pondasi telapak atau jalur.
2. Walaupun pondasi tipe ini hanya akan dipakai sebagai pondasi sekunder, namun pelaksanaannya mengikuti
sebagaimana yang diminta dalam spesifikasi ini dan gambar yang terkait.
3. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak akan diterima oleh Direksi Pekerjaan, dan
dengan demikian diulang dengan biaya sepenuhnya dari Pihak Kami.

(b) Pekerjaan galian


1. Untuk pelaksanaan pondasi yang sesuai dengan gambar, perlu dilakukan penggalian sampai minimal selebar
ukuran lantai kerja dan sedalam level dasar lapisan yang disyaratkan. Dalam galian diperiksa dan
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2. Dasar galian bebas dari lumpur, humus dan air, dalam keadaan bersih dan cukup padat.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 27


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

3. Pihak Kami menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian, seperti air tanah, hujan, air permukaan,
kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda lain yang tidak diinginkan. Bila karena adanya
hujan, air permukaan lingkungan, air tanah atau mata air sehingga lokasi pekerjaan atau galian menjadi
tergenang, maka Pihak Kami bertanggung jawab untuk merencanakan sistem pemompaan air tanah yang
sudah harus dimasukkan dalam biaya penawaran lelang.

(c) Pekerjaan persiapan pembetonan


1. Untuk persiapan pembetonan pondasi, maka dasar galian perlu terlebih dahulu dilapisi dengan lapisan pasir
setebal yang disyaratkan dalam gambar rencana, dan yang kemudian dipadatkan sesuai prosedur pemadatan.
Hasil pelapisan dan pemadatan pasir tersebut diperiksa dan mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.

2. Selanjutnya sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar, dibuat lantai kerja dengan ukuran dan tebal
seperti yang disyaratkan dalam gambar.

3. Lantai kerja dibuat dari beton mutu K-125 menurut NI-2, atau lebih kurang setara dengan fc’ = 10 MPa
menurut SKSNI-T15-1991. Peil akhir lantai kerja diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang disyaratkan
dalam gambar rencana.

(d) Pekerjaan beton bertulang


1. Bahan beton untuk pondasi dangkal dilaksanakan dengan standar mutu bahan sebagai berikut :

Mutu beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 20 MPa, artinya mempunyai kuat tekan hancur
karakteristik sebesar 20 MPa pada benda uji silinder dengan diamater 150 mm dan
tinggi 300 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut diatas adalah lebih kurang
setara dengan mutu beton K-225, pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur karakteristik
sebesar 250 kg/cm2 pada benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat umur beton 28
hari.

Tulangan baja : - BJTP-24, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh sebesar
240 MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm.
- BJTS-40, artinya baja tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan
leleh sebesar 400 MPa, untuk tulangan besar dengan diameter lebih besar atau sama
dengan 13 mm.

Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang
bisa mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas dan bersih dari karat sesuai dengan ukuran pabrik,
bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya
daya ikat besi beton terhadap beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Direksi Pekerjaan akan
memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untuk membersihkan besi beton tersebut sebelum
dipergunakan.

2. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi yang terpasang telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
3. Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan menjamin bahwa ukuran-
ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.
4. Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan ukuran, bentuk dan peil yang sesuai
dengan gambar rencana.
5. Adukan beton berupa “ready mixed concrete” dan memenuhi syaratsyarat SKSNI. Pada batching plant, Pihak
Kami harus mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang
baik, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang diisyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.
6. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran
(potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
7. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang diusulkan Pihak
Kami dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang terlampau tinggi sehingga bisa menimbulkan pengendapan
agregat, yang dengan demikian akan menurunkan mutu dan kinerja beton.
8. Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 28


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018
ada, maka selama proses pengecoran perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah benda uji yang diambil akan ditentukan oleh Manajemen
Konstruksi, sesuai dengan volume pengecoran. Prosedur uji slump, pengambilan contoh benda uji dan contoh
cetakannya sesuai dengan SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
9. Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
10. Setelah selesainya pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing) selama berlangsungnya proses
pengerasan, terutama terhadap panas matahari, angin, hujan atau aliran air dan juga pengeringan sebelum
waktunya.

6. PASANGAN BATU
(a) UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pasangan batu sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh
DIREKSI PEKERJAAN.

b) Penerbitan Detil Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan
akan diterbitkankan oleh DIREKSI PEKERJAAN sebelum memulai pelaksanaan.

(b) BAHAN
1) Batu
a) Batu bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh DIREKSI PEKERJAAN, batu memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15
cm, lebar tidak kurang
dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

2) Adukan
a. Adukan haruslah adukan semen dan pasir yang memenuhi syarat sesuai standard yang berlaku untuk semen
dan aggregate halus (mengacu pada : Bab 3. Seksi 3a dan 3b Pekerjaan Struktur Beton di spesifikasi ini)..
Campuran adukan berupa 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
b. Untuk permukaan bagian luar dari pasangan batu di areal Ruang Kuliah dan Laboratorium/Perpustakaan
permukaan pasangan batu diplester minimum tebal 2 – 3 cm dan diberi acian sehingga permukaan terlihat
mulus dan usahakan tidak mengalami keretakan permukaan.

3) Pengecatan
Permukaan pasangan yang sudah diplester agar di beri cat tembok.

(c) PELAKSANAAN PASANGAN BATU

1) Persiapan Pondasi
Pondasi untuk struktur pasangan batu disiapkan sesuai dengan syarat (lihat Seksi .5, Galian). Terkecuali
disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan tegak lurus, atau
bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding.

2) Pemasangan Batu
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan
pada sudut-sudut. Perhatian diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama. Batu
dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang. Batu ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok disediakan untuk mema-sang batu yang lebih besar dari ukuran
yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 29


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

3) Penempatan Adukan
Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup sehingga
untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu
yang akan dipasang. Tebal dari landasan adukan pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan
kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. Banyaknya
adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi
dengan adukan yang baru.
4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi
Dinding dari pasangan batu dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari
sumbu satu ke sumbu lainnya dan berdiameter 50 mm. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding
penahan tanah, maka delatasi dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi 30 mm lebarnya
dan diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan dipilih
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.

5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


a) Sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi
tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu dikerjakan dengan
tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai
lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu dibersihkan
dari bekas adukan.
d) Permukaan yang telah selesai dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal
7.1.5.(4) dari Spesifikasi ini.
e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari
14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali dilaksanakan seperti
disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh pihak Direksi Pekerjaan.

SEKSI 3. PEKERJAAN STRUKTUR BETON


1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan beton ini akan meliputi semua pengadaan material dan tenaga kerja untuk produksi serta pelaksanaan
pekerjaan beton dan beton bertulang, termasuk uji kekuatan dan perawatannya, yang akan meliputi antara lain :
 Material pembentukan beton
 Pengadaan beton
 Baja tulangan
 Pekerjaan beton bertulang
 Perawatan beton
 Uji kelayakan dan kekuatan beton

2. PENGADAAN, MUTU DAN KINERJA BETON


(a) Semua pekerjaan beton yang termasuk dalam lingkup spesifikasi ini berupa “ready mixed concrete”, kecuali
bila ditetapkan lain secara khusus dalam spesifikasi. Semua pekerjaan beton memenuhi syarat-syarat
SKSNIT15- 1991.
(b) Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang
baik, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.
(c) Sebelum produksi beton, Pada batching plant, Pihak Kami dikan membuat adukan percobaan (trial mixes)
untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan kinerja seperti yang diisyaratkan,
untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 30


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum.

(d) Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberikan
kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa
menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
(e) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran
(potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
(f) Mutu beton untuk masing-masing elemen struktur bangunan memenuhi pada umumnya kriteria dibawah ini,
kecuali bila ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi :

Mutu Beton : Minimal dengan kuat tekan silinder fc’ = 22,5 MPa, artinya mempunyai kuat tekan
hancur karakteristik sebesar 22,5 MPa pada benda uji silinder dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, saat umur beton 28 hari. Kuat tekan tersebut di atas adalah
lebih kurang setara dengan mutu beton K-225 pada NI-2, yaitu kuat tekan hancur
karakteristik sebesar 225 kg/cm2 pada benda uji kubus dengan sisi 150 mm, saat
umur beton 28 hari. Kuat tekan karakteristik adalah kuat tekan beton yang sudah
memperhitungkan adanya deviasi secara statistik pada sejumlah benda uji beton,
baik itu silinder maupun kubus, sesuai dengan SKSNI-T15-1991, atau NI-2-1971
dalam hal benda uji kubus.

Tulangan baja : BJTP-30, artinya baja tulangan polos dengan batas elastis atau tegangan leleh
sebesar 300 MPa, untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil dari 13 mm
BJTS-40, artinya baja tulangan ulir (deformed) dengan batas elastis atau tegangan
leleh sebesar 400 MPa.

3. BAHAN-BAHAN
(a) Semen Portland
1. Semen yang dipakai adalah jenis Porland Cement normal tipe-I yang segara dengan tidak ada tanda-tanda
prahidrasi (proses pembatuan), dan yang memenuhi semua ketentuan dan kriteria standar SII 0013-81 dan
Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, atau ASTM-C150.
2. Semen disimpan di dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai tumpuan setinggi + 30 cm,
dengan tumpukan kantong semen tidak melebihi sepuluh lapis.
3. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman serta dipakai sesuai urutan pengirimannya.

(b) Pasir (agregat halus)


1. Agregat halus atau pasir untuk beton, berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Agregat halus terdiri dari butir yang keras dan tajam. Butir-butir agregat bersifat kekal, artinya tidak menjadi
lapuk atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.
3. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan
dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melaui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui
5% maka agregat dicuci dulu sebelum dipakai dalam pengadukan, dengan metode pencucian yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka raqam besarnya dan mempunyai penyebaran gradasi
butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Pasir laut tidak dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton.

(c) Kerikil dan batu pecah (agregat kasar)


1. Agregat kasar untuk beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecah batu, sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan dari SII 0052-8- “Mutu dan cara uji agregat beton”, atau ASTM-C33, dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir
lebih dari 5 mm. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton, maka
agregat kasar memenuhi ketentuan-ketentuan di bawah ini.
2. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar tidak melebihi :
 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau berkas batang tulangan, atau
 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau
 1/3 dari tebal plat.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 31


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018
3. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan mempunyai penyebaran gradasi
butiran yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir
pipih tersebut tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya. Agregat kasar tidak mengandung lumpur lebih
dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat dicuci dulu sebelum digunakan
dalam adukan beton, dengan metode pencucian yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.

(d) Gradasi butiran agregat halus dan kasar


susunan butiran agregat halus dan kasar untuk semua beton struktural diperiksa dengan melakukan analisa
ayakan, sesuai standar yang berlaku. Untuk itu ditetapkan susunan ayakan dengan lubang-lubang persegi, dengan
ukuran lubang dalam mm berturut-turut 31,5-16,0-8,0-4,0-2,0-1,0-0,5-0,25 (ayakan ISO).Kecuali untuk beton yang
dipakai pada lantai kerja.

(e) Air
1. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air YANG tidak mengandung minyak, asam, alkali, bahan-
bahan organik atau bahan-bahan lain yang bisa merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air yang lulus pengujian di laboratorium sebagai air tawar yang dapat diminum.
2. Apabila terdapat keraguan mengenai air dianjurkan untuk mengiriDireksi Pekerjaanan contoh air ke lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang
bisa merusak beton dan/atau baja tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebutkan diatas tidak dapat dilakukan, maka dalam hal adanya
keragu-raguan mengenai air, diadakan percobaan perbandingan antara tekanan kekuatan mortar (semen dan
pasir) dengan memakai air itu dan dengan memakai air minum. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila
kekuatan tekan mortar dengan menggunakan air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit 90% dari kekuatan
tekan mortar dengan memakai air minum.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton diusahakan secermat-cermatnya dan setepat-tepatnya,
dengan sudah memperhitungkan semua koreksi yang perlu dilakukan akibat kadar air yang berbeda yang
dikandung agregat di lapangan.

(f) Baja tulangan


1. Baja tulangan untuk beton struktural pada umumnya menggunakan baja tulangan ulir atau deform (BJTD)
dengan tegangan leleh 400 MPa, kecuali untuk tulangan kecil dengan diameter lebih kecil 13 mm atau untuk
tulangan spiral bisa digunakan baja tulangan polos (BJTP) dengan tegangan leleh 240 MPa.
2. Semua baja tulangan beton struktural yang dipakai dalam pekerjaan ini memenuhi salah satu dari syarat dan
ketentuan berikut :
(a) Mutu dan cara uji baja tulangan beton SII 0136-84.
(b) Specification for deformed and plain billet-steel bars for concrete reinforcement ASTM-A615.
(c) Specification for rail-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-A616.
Disamping itu terhadap baja tulangan dilakukan uji lengkung (bend test) dan hasil ujinya memenuhi
persyaratan uji lengkung untuk batang tulangan baja poros (axle-steel) ASTM-A617, mutu 400.
(d) Specification for axle-steel deformed and plain bars for concrete reinforcement ASTM-A617.
(e) Standar specification for low-alloy steel deformed bars for concrete reinforcement ASTM-A706.
Pemakaian baja tulangan dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas, mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
3. Baja tulangan deform/ulir yang mempunyai tegangan leleh melampaui 400 MPa boleh dipakai asalkan
tegangan lelehnya memberikan regangan awal leleh sebesar 0.35% dan baja tulangan tersebut memenuhi
salah satu syarat dan ketentuan dalam spesifikasi di atas serta mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
4. Baja tulangan disuplai dari satu sumber (manufacture), akan dilakukan pengujian tarik baja tulangan pada
laboratorium yang disetujui Direksi Pekerjaan, berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk setiap jenis
percobaan, untuk besi yang diameternya diatas 13 mm dengan panjang + 100 cm untuk masing-masing.
Percobaan mutu baja tulangan juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi
Pekerjaan. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kami.
Pengiriman contoh benda uji ke laboratorium dilakukan bersama-sama wakil Direksi Pekerjaan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 32


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

5. Pemasangan baja tulangan dilakukan sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan. Hubungan antara baja tulangan yang satu dengan lainnya menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran dan pemadatan beton, serta bebas dari kotoran
berminyak, tanah dan lain sebagainya. Hanya bila ditunjukkan dalam gambar dengan suatu tanda khusus, baja
tulangan boleh dilas dengan seijin Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini disertakan standar SII atau ASTM
mengenai baja tulangan, untuk keperluan laporan tentang sifat bahan guna memenuhi prosedur pengelasan
yang ditetapkan dalam “Structural welding code for reinforcing steel” (AWSD1.4) dari Amerian Welding Society.
6. Penggunaan jaringan baja tulangan yang sudah jadi seperti steel wire-mesh dan sejenisnya terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka jaringan baja tulangan
tersebut memenuhi ketentuan dan syarat dalam SII 0784-83 “Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton”
atau “Specification for welded steel wire fabricated for concrete reinforcement” ASTM-A185.

(g) Bahan campuran tambahan ( additives / admixtures )


Jika disetujui secara tertulis oleh Manajemen Konstruksi, maka bahan campuran tambahan atau
additives/admixtures boleh dipakai. Bahan tambahan merupakan cairan, atau bubuk yang bisa ditambahkan ke
dalam adukan beton selama proses pencampuran/pengadukan, untuk memperbaiki sifat fisik dan/atau kimiawi
adukan beton (fresh concrete) maupun beton yang sudah mengeras (hardened concrete). dimana tujuan
penggunaan bahan tambahan yang bisa dibenarkan dalam pekerjaan ini adalah bila memenuhi salah satu tujuan:
a. Perbaikan sifat adukan beton.
b. Meningkatkan mutu beton.
c. Meningkatkan workability tanpa menambahkan kadar air.
d. Mengurangi kadar air untuk meningkatkan mutu beton namun tidak mengurangi workability beton.
e. Memperlambat setting awal untuk mengantisipasi transportasi yang jauh.
f. Mengurangi slump loss (kecepatan penurunan nilai slump).
g. Meningkatkan pumpability (kemudahan pemompaan).
h. Mengurangi panas hidrasi yang timbul, terutama pada proses pengecoran beton massa.
i. Membuat ekspansi volume untuk keperluan grouting.
j. Meningkatkan ketahanan anti korosi pada beton, terutama pada lingkungan yang agresif seperti di bawah
tanah atau di dekat laut.
k. Membuat beton kedap air.

4. UJI MUTU DAN KINERJA BETON

(a) Adukan percobaan ( trial mixes )


Pihak Kami sekurang-kurangnya dua minggu sebelum memulai pekerjaan beton membuat adukan percobaan (trial
mixes) dengan menggunakan contoh bahan-bahan beton (semen, agregat, air dan bahan tambahan) yang akan
digunakan nantinya, untuk menunjukkan bahwa campuran tersebut memenuhi kriteria untuk mencaai mutu kerja
kinerja beton yang diisyaratkan.

(b) Uji mutu dan kinerja beton


Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai spesifikasi dan standar yang ada,
Pihak Kami melakukan uji mutu dan kinerja beton, baik untuk campuran percobaan maupun secara kontinyu
selama proses pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan tersebut, minimal ada dua teks yang dilakukan.
1. Uji tekan hancur.
2. Uji slump.

Prosedur pengujian bak uji tekan maupun uji slump dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hasil dari
pengujian ini segera diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk dievaluasi. Jumlah dan prosedur pembuatan
contoh benda uji sesuai dengan ketentuan dalam SKSNI-T15-1991, dengan benda uji berbentuk silinder
berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dimana mutu beton diperiksa pada umur 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari dan 28
(dua puluh delapan) hari untuk setiap macam adukan yang diambil contohnya

(c) Standar mutu ( Standar of Acceptance )


Pihak Kami dikan membuat pengujian pendahuluan (trial test) atas benda uji silinder sejumlah minimum 30 buah
untuk setiap proporsi adukan yang dikehendaki, yang diuji pada umur beton 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Trial test ini
sudah dilaksanakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau penunjukan Pihak Kami.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 33


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

5. PELAKSANAAN

(a) Adukan Beton


1. Adukan beton berupa “ready mixed concrete” dan memenuhi syarat-syarat SKSNI. Pihak Kami
mengadakan/membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan
bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang ditentukan/disyaratkan dalam spesifikasi ini, sesuai
dengan jenis atau bagian pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan beton dengan kinerja yang baik.
2. Sebelum produksi beton, Pihak Kami akan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mendapatkan
proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi campuran
yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan campuran yang optimum.

3. Proporsi campuran bahan dasar beton ditentukan sedemikian agar beton yang dihasilkan memberikan
kekuatan tekan dan tingkat kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, perataan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke sekitar tulangan, tanpa
menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
4. Untuk struktur atas bangunan, karena pengecoran dilakukan hingga elevasi yang cukup tinggi, maka beton
yang dihasilkan juga mempunyai tingkat kemudahan pemompaan (pumpbality) yang baik sebagai flowing
concrete, agar supaya pada saat pengecoran, agregat kasarnya tidak mudah tertinggal dari pada semennya,
serta dapat mengisi dengan padat semua rongga di dalam acuannya. Dalam hal ini, bila diperlukan, dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, admixture atau addtive boleh digunakan dengan jenis dan dosis yang
sesuai.

(b) Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing)


Adukan beton yang dibuat setempat untuk volume kecil, memenuhi syarat syarat - sebagai berikut :
1. Pelaksanan penakaran semen dan agregat dengan kotak-kotak takaran yang volumenya sama sesuai hasil
trial mixes dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Banyaknya air untuk campuran beton sesuai dengan trial mixes, sedemikian rupa sehingga tercapai sifat
kemudahan kerja (workability) yang sesuai dengan penggunaannya.
3. Adukan beton dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk beton (batch mixer), dimana tipe dan
kapasitasnya mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan .
4. Kecepatan pengadukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
5. Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
6. Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.
7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit dibersihkan duludari sisa-sisa beton lama sebelum
dimulainya adukan beton yang baru.

(c) Lantai kerja


Lantai kerja pada umumnya dibuat dari beton dengan mutu fc’ = 10 MPa menurut SKSNI-T15-1991, atau lebih
kurang setara dengan K-125 menurut NI-2. Peil akhir lantai kerja diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang
disyaratkan dalam gambar rencana. Khusus untuk lantai kerja pondasi dangkal/telapak, lantai kerja bisa dibuat dari
beton mutu B0 menurut NI-2, atau lebih kurang setara dengan fc’ = 8 MPa menurut SKSNI-T15-1991. Sebagai
pedoman umum, beton dengan mutu B0 (menurut NI-2) dapat dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan 1 : 3 : 5. Namun demikian hal apapun, perbandingan jumlah pasir dan kerikil (atau batu pecah)
terhadap jumlah semen, tidak melampaui 8 : 1.

(d) Penggunaan beton


1. Beton secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan, dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pengendapan agregat maupun bergesernya posisi tulangan atau acuan. Pengecoran dilaksanakan secara
kontinyu dalam satu elemen struktur atau diantara siar pelaksanaan (construction joint) yang telah disetujui.
2. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum acuan/bekisting dan pemasangan baja tulangan
selesai diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Sebelum pengecoran dimulai, maka
tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan
lainlain) dan dibasahi dengan air semen.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 34


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

5. Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode pengecoran yang diusulkan Pihak
Kami dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi , dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran
terutama untuk volume pengecoran yang besar (beton massa), agar tidak terjadi cold joint dan juga
menghindari kemungkinan degradasi atau kerusakan beton akibat panas hindrasi yang ditimbulkan. Untuk itu,
sebelum pengecoran dilaksanakan, Pihak Kami menyampaikan usaha prosedur pengecoran yang optimum
kepada Direksi Pekerjaan, untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan .
7. Selama proses pengecoran, perlu dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengan disaksikan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan contoh benda uji dan
contoh cetakannya sesuai dengan SKSNI, dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi. Namun dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga puluh) buah
untuk pengecoran dengan mutu beton yang sama, yang diambil minimal 1 buah benda uji setiap 5 m3
pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3, atau minimal 1 buah setiap 10 m3
pengecoran beton untuk volume pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150
mm dan tinggi 300 mm.

(e) Pemadatan beton


1. Selama pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan memakai vibrator, yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah
yang cukup untuk menjamin efisiensi pekerjaan tanpa adanya penundaan. Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan dan lain sebagainya, dihindarkan.
2. Beton pada umumnya dicor secara berlapis. Lapisan-lapisan ini masing - masing dipadatkan, dan dijaga
sedemikian rupa supaya mempunyai ikatan yang baik satu sama lain.

(f) Siar pelaksanaan ( construction joint)


Posisi dan pengaturan adanya siar pelaksanaan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Namun secara
umum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Siar vertikal dalam dinding supaya dihindari.
2. Siar dibuat sesedikit dan sekecil mungkin, serta atas persetujuan Manajemen Konstruksi. Sebelum
pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama (di tempat siar penyambungan) supaya dibersihkan
dengan seksama dan dikasarkan. Kotorankotoran disingkirkan dengan cara menyemprotkan air ke permukaan
beton lama dan menyikatnya sampai bersih. Setelah permukaan siar tersebut bersih, ditambahkan lapisan tipis
bonding additive sejenis epoxy resin atau setara, atau minimal air semen, sesuai dengan instruksi dan
persetujuan Direksi Pekerjaan, merata ke seluruh permukaan, untuk memperkuat ikatan antara beton lama
dengan pengecoran selanjutnya.

(g) Perawatan beton (curing)


1. Beton dirawat (curing) dan dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap panas matahari,
angin, hujan atau aliran air dan pengeringan sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara
menyemprotkan air atau menggenangkan air pada permukaan beton tersebut, atau dengan cara lain yang
diusulkan Pihak Kami. Metode curing lebih dahulu diusulkan dan mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan, sebelum proses pengerasan beton.
3. Untuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton diperhatikan. Pihak
Kami bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan curing ini.

(h) Pembengkokan dan penyetelan baja tulangan


1. Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana kerja pemotongan
dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang
bisa mengurangi daya letaknya.
3. Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan dalam SKSNI.
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 35


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

4. Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan pengganjal
jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut yang sesuai dengan gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi, maka dapat dipakai ketentuan dalam
peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat antara
permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap permukaan beton yang terkecil atau terdekat untuk
setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan
adalah :

Minimum
KONDISI
(mm)

Seluruh beton yang di cor


A 75
dan berhubungan langsung dengan tanah.
Balok pondasi, pelat pondasi, poer pondasi,
B 50
pondasi diatas lantai kerja.
Balok, kolom yang berhubungan atau
C 50
terkena langsung dengan cuaca.
Balok, kolom yang tidak berhubungan atau
D 40
tidak terkena langsung dengan cuaca.
Pelat, dinding beton yang berhubungan/
E 40
terkena langsung dengan cuaca.
Pelat, dinding beton yang tidak berhubungan
F 25
atau tidak terkena langsung

5. Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan berubah
tempatnya.
6. Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal yang umum dipakai dalam praktek, seperti terbuat dari
beton (dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor), dengan jumlah minimum 4 buah
setiap m2 cetakan atau lantai kerja, atau seperti yang diinstruksikan oleh Direksi Pekerjaan, dan tersebar
merata.
7. Pada tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang dari tulangan bawah oleh batang-batang penunjang, atau
ditunjang langsung dari tepi bawah cetakan atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.

(i) Acuan pengecoran beton


a. Perlu sangat diperhatikan perencanaan kinerja beton yang dicor, agar bisa menunjang kecepatan, keamanan
dan kualitas pelaksanaan sistem acuan ini, terutama yang berhubungan denga usaha keseragaman waktu
setting beton , terlebih lagi bila digunakan admixture semacam retarder, yang seringkali perlu diberikan untuk
meningkatkan kinerja beton pada saat pengecoran. Kondisi pengerasan beton yang tidak merata bisa
mengakibatkan retak-retak atau pecahnya beton pada saat pendongkarakan acuan ini.
b. Oleh sebab itu, minimal dua minggu sebelum pelaksanaan pengecoran, sudah menyerahkan kepada
Direksi Pekerjaan semua prosedur pelaksanaan pengecoran, lengkap dengan gambar kerjanya, untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Acuan beton menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar maupun yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi. Bila
ditunjukkan dalam gambar, acuan dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk lawan lendut seperti tertera
pada gambar.
d. Apabila acuan memikul beban-beban yang besar atau mempunyai bentang besar yang bebas, maka
membuat perhitungan dan gambar rencana yang khusus. Disamping kekuatan dan kekauannya, stabilitas dari
acuan juga diperhitungkan dengan baik.
e. Tiang-tiang acuan dari besi atau kayu dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan dapat disetel dengan
mudah dan dengan ketepatan yang baik. Tiang-tiang tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang
tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang acuan.

(j) Pembongkaran acuan


1. Pembongkaran acuan dilaporkan dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan, serta dilakukan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sebelum pembongkaran, meyakini bahwa bagian-bagian konstruksi yang

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 36


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018
akan dibongkar acuannya sudah dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaan.

2. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat lainnya, yang
akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka penyedia segera memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan untuk meminta persetujuan Direksi Pekerjaan mengenai cara pengisian, perbaikan
atau penutupannya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya pengisian,
perbaikan atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggungan penyedia.
3. Bila beton yang keropos atau cacat tersebut diragukan mutunya, maka Direksi Pekerjaan berhak untuk
meminta melaksanakan uji coba non destruktif seperti Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau kalau dianggap
perlu, mengadakan pengujian dengan melakukan core drilling pada bagian beton yang benda ujinya gagal
memenuhi syarat spesifikasi. Dalam hal ini, coring beton dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman agar
bisa didapat hasil coring yang baik, serta juga persiapan dan pemotongan benda uji (hasil coring) yang
memenuhi syarat, untuk bisa mendapatkan hasil uji mutu beton yang obyektif. Ketentuan penerimaan atau lolos
tidaknya hasil uji tekan dan uji lainnya yang dianggap perlu dari specimen coring mengikuti peraturan beton
Indonesia yang berlaku.
4. Acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi yang ditopangnya telah mencapai umur dan kekuatan
yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang akan bekerja padanya. Kekuatan
ini ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang bersangkutan. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran tidak dibuat benda-benda uji seperti ditentukan di atas, maka acuan baru boleh dibongkar
setelah beton berumur minimal 2 minggu. Khusus untuk cetakan samping boleh dibongkar setelah beton
berumur minimal 5 hari, kecuali bila dapat dibuktikan sebaliknya atau bila diijinkan oleh Direksi Pekerjaan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 37


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Flow Chart of Concrete Placement for Footing Foundation

Periksa spesifikasi beton & rebar &


persyaratan

Mengatur Rebar dan Formulir


untuk Pondasi Pijakan

Periksa barang yang akan tertanam seperti


lengan, penjangkaran, dll

INSP
T

Periksa semua Y Mengatur jumlah yang


peralatan dan alat dibutuhkan dari beton

Menuangkan Beton

Pengawetan

Checking level as required

Memeriksa tingkat yang diperlukan

INSP

Tanah pengurukan dan Pemadatan

Tahap
Selanjutnya

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 38


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Dinding dan Beton Kolom

Perkerasan pelat pada kelas / gelagar

Menandai Dinding dan Kolom

T
INSP

Rebar kolom / dinding

Barang itu akan tertanam seperti lengan, jangkar untuk


pintu palang balok / jendela, dll

T
INSP

Pembentukan Dinding kolom

Survei tegak lurus dalam dua arah


dan Penyesuaian

INSP

Perkerasan dinding / kolom hingga soffit dari


gelagar

Tahap
Selanjutnya

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 39


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Menangguhkan Balok / Slab termasuk tembok pembatas

Menandai Balok Beton dinding / kolom hingga soffit dari gelagar


/ AXIS tingkat
Slab
Persiapan pentahapan dan perancah &
menyangga kerja

INSP

Pembuatan Betuk
Balok
Pembentukan Balok / Slab
Rebar pembuatan
Rebar pengaturan &
memperbaiki

Barang yang akan tertanam seperti, pelat, pipa


saluran lengan, jangkar, M & E dan dll

INSP

Perkerasan dari Balok / Slab


termasuk kantilever & bawah

Menandai posisi kolom / dinding

pengawetan

Langkah
selanjutnya

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 40


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN DINDING
1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

1.1. Lingkup pekerjaan


Meliputi pengadaan bahan dan pemasangan dinding sisi dalam/luar bangunandan dinding pembatas ruangan, pagar atau
sesuai gambar.

1.2. Bahan

1.2.1. Bahan dinding untuk bagian dalam bangunan dan dinding luar bangunan
Material batu bata yang digunakan adalah material bata ringan. Ukuran tebal batu bata ringan dapat disesuaikan dengan
tebal dinding akhir (finish) yang disyaratkan dalam gambar. Batu bata merah ataupun jenis lainnya dapat digunakan
untuk dinding jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum pekerjaan dimulai, kami memberikan contoh bahan kepada
Direksi Pekerjaan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Contoh batu bata yang telah disetujui disimpan di
kantor proyek. Apabila bahan yang datang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui, maka Direksi Pekerjaan
/Pengawas berhak menolak bahan tersebut dan segera mengeluarkan bahan tersebut dari lokasi proyek dalam waktu 2
kali 24 jam.

1.2.2. Bahan untuk campuran siar bata


Bahan yang dipakai memakai semen mortar dengan spesifikasi yang disesuaikan/dipersyaratkan.

1.3. Pelaksanaan
 Sebelum batu bata dipasang, batu bata tersebut direndam dalam air sampai gelembung udara tidak terlihat
lagi. Batu bata yang dipasang utuh, kecuali untuk pasangan sudut dapat memakai batu bata pecahan.
 mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar.
 Selama 1 (satu) hari pemasangan dinding bata tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter dan pengakhiran
pemasangan pada satu hari dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk menghindari retaknya
dinding dikemudian hari.
 Pada semua pasangan bata ½ batu, satu sama lain dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan
menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk pasangan sudut/las-lasan.
 Pada pasangan batu bata 1 batu dan pasangan yang lebih tebal disusun sesuai dengan petunjuk/peraturan
yang seharusnya.
 Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali di tiap-tiap pertemuan
dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
 Setiap pertemuan tegak lurus, terdapat ikatan pemasangan yang sempurna, kecuali ditiap-tiap pertemuan
dimana ada tiang-tiang beton merupakan bingkai.
 Bidang dinding yang luasnya lebih dari 10 m2 ditambah kolom dan balok penguat (beton praktis) dengan
ukuran 13x13 cm, pembesian 4 bh Æ 10 mm, beugel (ring) Æ 8 mm tiap jarak 15 cm.
 Seluruh keliling kosen-kosen pintu dan jendela, diberi kolom dan balok beton dengan ukuran 13x13 cm,
pembesian 4 bh Æ 10 mm, beugel (ring) Æ 8 mm tiap jarak 15 cm.
 Semua pasangan baru, dijaga tidak terkena sinar matahari langsung dan Pihak Kami menyediakan karung-
karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya basah, selain karung goni, juga dapat
digunakan kajang bogor atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut.
 Pembuatan lubang pada pasangan dinding untuk steger sama sekali tidak diperkenankan.
 Bagian pasangan dinding yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank
beton dan lain-lain) diberi stek-stek besi beton Æ 10 mm jarak 60 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian kolom beton dan pada bagian yang tertanam dalam pasangan batu bata sekurang-kurangnya
40 cm, kecuali ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi/Pengawas, pemasangan stek besi dilakukan
sebelum beton dicor.
 Di tempat yang akan terdapat kosen pintu, kosen jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, penempatan pasangan
batu bata hendaknya disesuaikan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 41


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, plumbing, AC atau lain–lain dimana diperlukan adanya instalasi listrik,
plumbing, AC dan lain-lainnya, yang ditanam pada dinding, maka dibuat pahatan secukupnya, pahatan
tersebut setelah dipasang pipa ditutup dengan adukan yang sama, bila pahatannya untuk diisi lebih dari 1
(satu) pipa, lubang pahatan tersebut dibungkus kawat nyamuk.

2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN DINDING

2.1. Lingkup pekerjaan


a) Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat
bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding, sehingga dapat dicapai
hasil plesteran yang bermutu baik.
b) Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding, kolom-kolom beton, balok-balok beton, listplank
beton, serta bagian lain yang diplester.
c) Plesteran boleh dikerjakan apabila seluruh instalasi jaringan listrik, telepon, antenna TV, kabel data, AC, air bersih, air
panas, air kotor/ bekas, air hujan, sudah selesai dipasang.

2.2. Bahan
Bahan yang dipakai untuk plesteran memakai bahan pasir dan semen dengan komposisi perbandingan 1 : 3 untuk
pekerjaan dinding bata trassram dan 1 : 4 untuk pekerjaan dinding bata biasa.

2.3. Pelaksanaan
a) Permukaan dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran, debu, partikel lain.
b) Pencampuran menggunakan mesin mixer.
c) Pencampuran air secara bertahap dan diaduk sampai rata selama 3-4 menit.
d) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan telah selesai dipasang, kolom dan ring
balok telah dicor, bobokan untuk instalasi listrik (pipa), AC, instalasi air bersih dan instalasi lainnya telah
ditanam dalam dinding.
e) Dinding pasangan bata yang akan diplester, sebelumnya selalu disirami air sampai jenuh selama 3 hari, agar
adukan plesteran dapat melekat dengan baik pada dinding.
f) Plesteran halus (acian) dapat dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
g) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 100 cm, dipasang tegak lurus dan menggunakan potongan kecil
kayu plywood, untuk patokan kerataan dinding, potongan plywood tersebut dilepas apabila kepala plesteran
telah mongering.
h) Ketebalan plesteran mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal
plesteran 15-20 mm. Jika ketebalan melebihi dari 2 cm diberi tambahan kawat ayam (wire mesh), untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
i) Seluruh pertemuan bidang plesteran dengan keliling kosen dibuat tali air ukuran 5 x 5 mm, atau 6 x 6 mm atau
sesuai permintaan, hasil pengerjaan lurus, rata, rapih, baik dan tidak bergelombang.
j) Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkung atau cembung tidak melebihi 5mm untuk setiap
jarak 200 cm. Jika melebihi, berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Pihak Kami.
k) Kelembaban plesteran dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak terlalu tiba-tiba dan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan dilindungi dari terik matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
l) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, atau akibat lainnya, maka plesteran tersebut
dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Pengawas dengan biaya
atas tanggungan Pihak Kami. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia selalu
menyiram dengan air sampai jenuh sekurangkurangnya 1 kali sehari.
m) Sudut-sudut luar dinding : - Seluruh sudut vertical, dikerjakan dengan baik, tegak dan lurus.
n) Pekerjaan finishing (pengecatan) dapat dilakukan apabila plesteran telah berumur lebih dari 21 (dua puluh
satu) hari, dan plesteran tersebut sudah benar-benar dalam keadaan kering.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 42


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

PEKERJAAN PENUTUPAN & PELAPISAN

1. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

1.1 Bahan

a) Bahan rangka atap memakai bahan baja ringan Zincalume berkekuatan G 550 yang merupakan baja yang dilapisi
campuran dengan komposisi 50 % Aluminium, 43,5 % Zinc dan 1,5 % Silicon. Dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan bahan rangka atap dapat memakai bahan baja ringan yang dilapisi Zinc dengan proses Hot Dip .
b) Batang untuk rangka dalam keadaan lurus, tidak melengkung ataupun bengkok.
c) Tidak ada perubahan bentuk pada penampang profil.
d) Panjang material yang digunakan mencukupi serta tidak boleh terdapat sambungan pada badan.
e) Ukuran profil seragam dari ujung satu ke ujung yang lainnya.

1.2. Pekerjaan Kontruksi Kuda-kuda

a) Kuda-kuda dibentuk dengan menyatukan batang-batang profil berketebalan paling tidak 1 mm dengan di skrup dengan
menggunakan bor listrik dan hexagonal socket.
b) Kuda-kuda inti dirakit terlebih dahulu dan selanjutnya dilakukan perakitan kuda-kuda pendukung ataupun penahan.
Sistim interlock antara kuda-kuda dapat menjamin kestabilan kuda-kuda terhadap semua beban yang bekerja pada
rangka atap tersebut.
c) Jarak antara satu kuda-kuda ke kuda-kuda lainnya tidak lebih dari 150 cm. Pengurangan jarak kuda-kuda dilakukan
sesuai dengan pemilihan bahan penutup atap yang digunakan.
d) Sekrup yang digunakan adalah tipe 12 – 14 x 20 mm HWFS yang dilapisi anti
karat

2. PEKERJAAN GENTENG PENUTUP ATAP

2.1. Bahan

a) Penutup atap berupa genteng metal berpasir dengan bahan dasar metal berlapis Galvalume atau aluminum stucco
embossed. Bentuk profil gelombang yang menyerupai genteng tanah liat yang akan dipasang mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
b) Nok genteng, genteng nok 3 arah dan genteng nok ujung menggunakan bahan yang sama seperti genteng metal.
Insulation memakai all foil single side beserta roof mesh.
c) Warna penutup atap yang akan dipasang akan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
d) Reng ZincAlume yang digunakan pada kuda-kuda mempunyai ketebalan paling tidak 0,6 mm.

2.2. Pelaksanaan

Penempatan reng dan penutup atap lembaran metal bergelombang dipasang sedemikian rupa untuk menjamin tidak
terjadinya ketidakrataan permukaan atap, kebocoran atap dan lendutan pada atap.

3. PEKERJAAN LISTPLANK ATAP DAN BETON


Listplank atap menggunakan bahan kayu Kamper Singkil. Sedangkan pelaksanaan pengerjaan listplank beton
mengikuti ketentuan spesifikasi spesifikasi struktur.

4. PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA KAYU SERTA KACA

4.1. Umum
Material kosen, pintu, jendela adalah material yang berkaitan erat dengan arsitekturnya dan termasuk material
halus, finishing yang perlu diperhatikan prosedurnya baik mulai dari pemasangan sampai pemeliharaannya. Untuk
menghindari resiko salah pemasangan, ukuran dan material kosen maupun accesoriesnya, untuk itu penyedia
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) mengadakan pemeriksaan pengukuran di lapangan, agar ukuran kosen yang dipasang telah disesuaikan
dengan ukuran di lapangan dan membuat shop drawings, lalu diajukan kepada Direksi Pekerjaan dan
Perencana untuk dimintakan persetujuannya.
b) mengajukan contoh-contoh bahan yang digunakan pada proyek ini.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 43


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

c) Bahan yang cacat dan bernoda tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang sesuai dengan contoh bahan
yang sudah disetujui Perencana/Direksi Pekerjaan.
d) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pengerjaan, pemasangan alat-alat bantu, alat-alat angkut dari
gudang ke lokasi proyek dan peralatan lainnya.
e) Sebelum kosen dibuat/dipesan, diwajibkan membuat mock-up kosen, pintu, jendela dengan skala 1 : 1,
lengkap dengan kunci, engsel, kaca dan finishing melamik di proyek untuk diperiksa dan di ACC terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan Perencana Arsitektur.
f) Pemasangan kosen dilakukan paling akhir setelah dinding diplester dan diaci, naad/pertemuan kosen dengan
dinding diberi sealent.

4.2. Bahan / Material


Bahan yang dipakai menggunakan kayu Kamper Samarinda, dan tidak terdapat cacat kayu, ukuran minimal 6 cm x 15
cm dengan double skonengan. Jalusi memakai bahan yang sama, tebal jadi 1,5 cm.

 Persiapan
a. Ukuran-ukuran kosen dicek dahulu berdasarkan gambar dan kondisi di lapangan, bila perlu ada
penyesuaian-penyesuaian / koreksikoreksi pada gambar. Bila kondisi lapangan dan gambar kerja
tidak sesuai, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan /Perencana untuk diperiksa.
b. Untuk ukuran kosen pintu dan daun pintu yang berhubungan dengan areal luar seperti teras, selasar,
balkon, kamar mandi / wc dan sebagainya, atau yang berhubungan dengan perbedaan peil lantai,
perlu ada penambahan ketinggian kosen dan daun pintu agar tidak ada celah, pada teras, selasar
dan balkon setinggi 2 cm, sedang pada KM/WC/Toilet tingginya ditambah 5 cm atau sesuai
ketinggian perbedaan peil lantai pada tiap pintu kosennya, demikian juga untuk daun pintunya perlu
ditambah. Penambahan ketinggian kosen/pintu tidak berarti kayunya yang disambung, tetapi ukuran
tinggi kosen/pintu ditambah pada saat pembuatan kosen dan pintunya, sehingga tidak terjadi
tambatan pada kosen atau pintu. Bila terjadi tambalan, maka kosen dan daun pintu tersebut
dibongkar dan diganti dengan yang baru, biaya penggantiannya ditanggung oleh Pihak Kami.

 Pemasangan
a) Kosen hanya diperkenankan dipasang bila kondisi di lapangan sudah memadai, pekerjaan-pekerjaan
kasar seperti : pengecoran struktur, pemasangan dinding bata, floor/ rabat beton lantai dasar,
pengerjaan struktur lantai atas, kuda-kuda dan atap sudah selesai dipasang dan pekerjaan menuju
tahap finishing (lebih baik bila dinding dan lantai sudah di finish).
b) Kosen-kosen tidak diperkenankan dipasang bila masih dalam pekerjaanpekerjaan struktur/persiapan,
untuk menghindari kesalahan ukuran dan terjadi kerusakan-kerusakan akibat benturan.
c) Kosen-kosen yang sudah dipasang dilindungi dari kerusakan-kerusakan akibat tabrakan/benturan
dengan ditutup lembaran plywood 9 mm atau papan, penutupan papan/plywood
dipasang/ditempatkan pada lubang-lubang skonengan, sehingga tidak merusak permukaan kayu
kosen akibat paku, pemakuan untuk lembaran plywood pelindung dengan menggunakan paku kecil.
d) Kosen-kosen pintu, jendela, bovenlight yang terletak di antara 2 kolom/ dinding, dipasang
rapat/presisi, tidak boleh ada plesteran tambahan atau belah, yang ada hanya boleh untuk tali air
selebar 5 mm.
e) Tali air dipasang pada seluruh keliling kosen pintu dan jendela dengan lebar 5 mm tidak difinish cat,
pengecatan dinding hati-hati, agar tali air/naad tersebut tidak terkena lapisan cat
f) Dalam pemasangan / penyetelan kosen, penggunaan paku yang dapat merusak permukaan kayu
kosen dihindari, pemakuan pada tempat yang ada terdapat engsel, atau accessories pintu atau
jendela, sehingga lubang-lubang bekas paku tidak terlihat.
g) Pada saat melakukan plesteran/acian, adukan yang menempel pada kosen segera
dibersihkan/dicuci sebelum adukan mengering.

 Finishing Akhir
a. Finishing akhir untuk seluruh kosen, daun pintu kayu dan daun jendela di finish Melamix; material
finishing sudah dapat persetujuan terlebih dahulu oleh Perencana/Direksi Pekerjaan (lihat
spesifikasi pekerjaan pengecatan).
b. Accessories seperti engsel pintu, handle, letak engsel pintu, kunci pintu, engsel jendela jungkit dan
pengunci jendela dan sebagainya, dan cara pemasangannya dibuat mock-up terlebih dahulu dan
dimintakan persetujuan dari Arsitek/Direksi Pekerjaan.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 44


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

c. Lebar engsel pintu lebih kecil minimal 5 mm dari lebar daun pintu/jendela, agar engsel tertanam
dengan baik.
d. Letak posisi engsel pintu, engsel jendela, handle, kunci di ACC terlebih dahulu oleh Arsitek.
e. Posisi engsel jungkit untuk daun jendela tertanam dengan baik, dan tidak boleh terlihat pada waktu
jendela dalam keadaan tertutup, baik dari dalam, maupun dari luar.
f. Semua kosen, pintu, jendela yang sudah difinish, dilindungi/dibungkus dengan plastik.

4. 4. Pekerjaan Daun Pintu Panel


a. Daun pintu panel ini terbuat dari kayu Kamper Samarinda, rangka vertical, horizontal tengah dan atas
setelah diserut halus (ukuran jadi) dengan ukuran yang sesuai dengan gambar.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, membuat shop-drawing, tentang bentuk pintu panel beserta ukuran-
ukuran dengan skala 1:10, juga digambarkan letak-letak engsel, handle, kunci disertai dengan
ukuranukurannya, lalu diajukan kepada Direksi Pekerjaan & Arsitek/Perencana untuk disetujui.
c. Daun pintu panel ini dibuat di workshop, untuk itu agar Pihak Kami mengajukan sub pekerjaan
pintu/jendela kepada Arsitek Perencana/Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
d. Pemasangan daun pintu ini dipasang oleh tenaga yang ahli dalam pemasangan daun pintu, agar
hasil pemasangannya benar-benar rapih dan halus.

4. 5. Pekerjaan Daun Pintu Kaca dan Daun Jendela Kaca

- Daun pintu kaca


a) Rangka/frame daun pintu kaca terbuat dari kayu Kamper Samarinda, ukuran jadi untuk rangka vertical dan
horizontal disesuaikan dengan gambar.
b) Sebelum pekerjaan dimulai mengajukan gambar kerja kepada Perencana/Direksi Pekerjaan untuk
disetujui.
c) Pembuatan daun pintu, dilakukan di workshop.
d) Pemasangan daun pintu dikerjakan oleh tenaga yang ahli dalam pemasangan daun pintu.

- Daun jendela
a) Rangka/frame daun jendela kaca memakai kayu Kamper Samarinda, ukuran disesuaikan dengan gambar.
b) Pembuatan daun jendela dilakukan di workshop.
c) Pemasangan daun jendela dikerjakan oleh tenaga yang ahli dalam pemasangan daun jendela.
d) Pemasangan engsel jungkit mengikuti petunjuk spesifikasi teknisnya, sehingga dapat menghasilkan
pemasangan yang rapih dan baik, lancar dibuka dan ditutup.

5. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG / ENGSEL

- Bahan
a) Semua kunci yang dipakai untuk daun pintu kayu untuk ruang-ruang maupun daun pintu kamar mandi memakai
merk Solid atau yang setara dengan merk solid.
b) Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel Solid atau setara Solid dengan tipe disesuaikan ukuran berat daun
pintu.
c) Engsel daun jendela jungkit memakai engsel Solid atau setara Solid dengan ukuran disesuaikan dengan berat
daun jendela dan sesuai dengan spesifikasi teknisnya.
d) Pengunci untuk daun jendela memakai merk Solid atau setara Solid.
e) Engsel encasement menggunakan Dekson atau setara Dekson; sedangkan seperti yang sudah disebut handle,
kunci, engsel pintu, engsel jendela, handle jendela, hak angina, grendel, grendel tanam dan lainnya memakai
merk Solid atau setara Solid.
1. Untuk seluruh daun pintu ayun/swing, dilengkapi dengan door stop merk Solid atau setara Solid, sebelum
dipesan/dibeli, door stop tersebut dimintakan persetujuan / di ACC dahulu oleh Arsitek/Perencana.

- Pelaksanaan
a) Sebelum dipasang, mengajukan seluruh contoh bahan beserta brosurnya, dan diajukan kepada
Arsitek/Perencana untuk disetujui.
b) Accessories seperti engsel pintu, handle/kunci, engsel daun jendela jungkit, pengunci daun jendela, tarikan daun
jendela dan sebagainya, dan cara pemasangannya dibuatkan mock-up terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan/ACC Arsitek.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 45


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

c) Lebar engsel pintu lebih kecil, minimal 5 mm dari lebar daun pintu/daun jendela, agar engsel tertanam dengan
baik.
d) Posisi engsel pintu, engsel jendela jungkit, handle/kunci, tarikan daun jendela di ACC dahulu oleh Arsitek.
e) Posisi engsel jungkit untuk daun jendela tertanam baik, dan tidak boleh terlihat pada saat daun jendela dalam
keadaan tertutup, baik dari dalam maupun dari luar.
f) Pemasangan dilakukan oleh pekerja yang benar-benar ahli dalam pemasangan daun pintu/jendela/-
accesoriesnya, sehingga hasil pekerjaannya benar-benar rapih, baik dan halus.
g) Bila menurut pengamatan Direksi Pekerjaan /Arsitek, hasil pemasangannya tidak baik dan rapih, maka daun
pintu / daun jendela yang sudah dipasang diganti dengan yang baru, dan pekerjaannya harus diganti dengan
pekerja yang benar-benar terampil dan ahli.
h) Setelah daun pintu / daun jendela beserta accesoriesnya sudah selesai dipasang, maka daun pintu dan daun
jendela tersebut dilindungi, agar tidak rusak/cacat akibat benturan
.
6. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

6.1. Ketentuan Umum


a) Pekerjaan langit-langit ini (plafond) baru boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi seperti kabel-
kabel, pipa-pipa dan peralatan lainnya yang berada didalam plafond sudah selesai dipasang dan telah diuji
coba (ditest).
b) Bahan yang dipasang baru, baik, tidak cacat dan telah mendapatkan persetujuan dari Perencana.
c) Seluruh pekerjaan langit-langit sudah termasuk pembuatan lubang lampu (armature), grille exhaust dan
lubang-lubang lainnya yang berada pada plafond. Biaya pembuatan lubang tersebut dimasukkan pada harga
pekerjaan langit-langit (plafond).
d) Lokasi Man Hole pada langit-langit (plafond) mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Manajemen
konstruksi.

6.2. Lingkup Pekerjaan


a) Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan langit-langit (plafond), alat-alat Bantu, rangka dan penggantung,
list sudut, koef plafond dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan langit-langit.
b) Membuat gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui perencana.
c) Menyediakan contoh-contoh bahan dan diajukan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas/ Perencana untuk
disetujui / di ACC.
d) Membuat mock-up untuk disetujui / di ACC Direksi Pekerjaan/ Pengawas/ Perencana.

6.3. Pekerjaan Plafond PVC

6.3.1. Bahan
1. Rangka
 Rangka plafond memakai rangka hollow 40 mm : 40 mm, tebal 0,45 mm tiap jarak 60 x 60 cm.
 Penggantung dipasang tiap jarak 120 x 120 cm memakai rangka hollow 40 x 40 mm, tebal 0,45
mm, digantung sampai rangka atap.

2. Penutup langit-langit
Penutup langit-langit memakai panel gypsum board merk Jaya Board dengan tebal 9 mm.

6.3.2. Pelaksanaan
1. Sebelum rangka dipasang kami akan mengajukan contoh bahan kepada Manajemen
Konstruksi/Pengawas untuk disetujui.
2. Seluruh instalasi M&E yang berada di atas plafond telah terpasang dan telah di test.
3. Setelah seluruh rangka plafond terpasang, bidang permukaan harus rata, waterpass dan tidak
bergelombang.
4. Penggantung untuk rangka plafond tiap jarak 120 x 120 cm atau sesuai gambar.
5. Bahan penutup langit-langit memakai plafond PVC, naad mati / tanpa naad, sambungan-
sambungan panel ditutup dengan compound dan dilapisi kain kassa kualitas baik.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 46


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

7. Seluruh pertemuan sudut antara plafond dengan dinding diberi list profil aluminium ukuran 10 mm
x 10 mm atau sesuai gambar.
8. Dalam pengerjaan plafond ini, sudah termasuk pembuatan lubang armature, biayanya dimasukan
ke dalam harga satuan plafond.

6.4. Pekerjaan Plafond UPVC

6.4.1. Bahan
1. Rangka
 Rangka plafond memakai rangka hollow 40 mm x 40 mm, tebal 0,45 mm tiap jarak 60 x 60 cm
atau sesuai gambar.
 Penggantung tiap jarak 120 x 120 cm memakai rangka hollow 40 x 40 mm, tebal 0,45 mm atau
sesuai gambar.
2. Penutup langit-langit
 Penutup langit-langit memakai UPVC Plafond merk Warren / Kang Bang.
 Penutup langit-langit Kalsiboard dipasang pada seluruh plafond KM/WC, plafond luar
bangunan/overstek, yang berhubungan dengan udara luar.

6.4.1.1. Pelaksanaan
1. Seluruh instalasi M&E yang berada di atas plafond telah terpasang dan telah di test.
2. Setelah seluruh rangka plafond terpasang, bidang permukaan harus rata, waterpass dan tidak
bergelombang.
3. Bahan penutup langit-langit memakai panel Kalsiboard, naad mati/ tanpa naad, sambungan-
sambungan panel ditutup dengan compound + lapisan kain kassa kualitas baik.
4. Lembaran Kalsiboard direkatkan pada rangka plafond dengan menggunakan skrup tiap jarak 15
cm, pembuatan lubang untuk skrup dibor, dengan ukuran sesuai diameter skurp, ditanam
sedalam 1-2 mm dari permukaan panel, agar dapat terisi oleh compound.
5. Seluruh pertemuan sudut antara plafond dengan dinding diberi list aluminium ukuran 10 mm x
10 mm atau sesuai gambar.
6. Dalam pengerjaan plafond ini, sudah termasuk pembuatan lubang armature, biayanya dimasukan
ke dalam harga satuan plafond.

7. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

7.1. Umum
Sebelum pekerjaan pelapis lantai diakukan maka :
1. akan diadakan penelitian terhadap peil lantai agar sesuai dengan gambar rencana.
2. Lapisan waterproofing untuk daerah basah, KM/WC, toilet, balkon dan ruang-ruang lainnya yang berhubungan
dengan air dan telah diadakan pengetesan dengan hasil tidak bocor disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dengan
berita acara hasil pengecekan bersama
3. Pekerjaan plafond telah selesai dipasang.
4. Membuat gambar kerja (shop drawings)
5. Mengajukan contoh bahan kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas untuk disetujui jenis bahannya, lalu
membuat mock-up/contoh pemasangan di proyek untuk disetujui bahwa hasil pemasangan memang benar-
benar rapih, bila tidak rapih, maka dibongkar dan diganti dengan pekerja yang ahli dalam pemasangan batu
paras yogya.
6. Pemasangan pelapis lantai dan dinding dikerjakan tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan
yang belum selesai.
7. Lebar naad untuk lantai 3-4 mm, dan naad untuk dinding maksimal 2 mm.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 47


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

7.2. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan, pemasangan, penyediaan alat-alat bantu dan pembersihan.

7.2.1. Pekerjaan lantai keramik homogeneous tile

7.2.1.1. bahan

- Jenis : Keramik
- Ukuran : 40 x 40 cm atau sesuai gambar
- Merk : setara Roman
- Warna : Sesuai rencana
- Plint : Memakai Plint Roman tinggi 10 cm
- Naad : Di isi memakai AM Grout 50 atau setara

7.2.1.2. Pemasangan
Pemasangan mengacu pada :
a. Gambar kerja telah disetujui Direksi Pekerjaan / Pengawas / Perencana.
2. Bahan keramik yang akan dipasang diajukan kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas/Perencana untuk
mendapatkan persetujuan lalu dibuatkan mock-up di proyek, ukuran 120x120 cm, untuk mengetahui
pola pemasangan, lebar naad dan warna grouting.
3. Peil lantai telah diteliti kebenarannya dan telah dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas.
4. Peil lantai yang akan dipasang telah bersih dari berbagai macam kotoran.
5. Pemasangan memakai perekat keramik merk/jenis Drymix Tile.
6. Sebelum pemasangan keramik dimulai, seluruh permukaan lantai beton diratakan / di screed memakai
Drymix Screed tebal + 3,5 cm.
7. Siar-siar (naad) dibuat sekecil mungkin, rata dan sama besar.
8. Pemasangan dikerjakan oleh pekerja yang ahli dan terampil dalam pemasangan.
9. Setiap jarak 420 cm dibuat dilatasi diisi sealent yang sewarna dengan warna grouting, memakai sealent
merk Downcorning.
10. Seluruh pertemuan lantai dengan dinding diberi plint Roman tinggi 10 cm dan di finish cat plint, ini Pihak
Kami dikerjakan walaupun tidak dijelaskan dalam gambar.
11. Adukan yang menempel pada permukaan lantai harus segera dibersihkan sebelum mengering.
12. Pengisian naad/grouting setelah pemasangan lantai selesai dipasang dan telah mengering.
13. Setelah selesai dipasang dan digrouting, maka lantai tersebut dijaga kebersihannya sampai penyerahan
pertama.
14. Bahan-bahan yang dapat merusak lantai keramik harus segera dijauhkan dan tidak diperkenankan
disimpan pada ruang-ruang yang telah selesai dipasang keramik.

7.2.2. Pekerjaan Lantai dan Dinding Lapis Keramik

7.2.2.1. Bahan

- Jenis : Keramik kualitas B


- Warna : Sesuai rencana
- Ukuran : 2 5 x 25 cm atau sesuai gambar
- Produksi : Roman
- Pengisi naad : Naad diisi Grouting AM

7.2.2.2. Pemasangan
1. Pemasangan dilakukan setelah pekerjaan instalasi air bersih/ air kotor yang berada pada dinding telah selesai
dikerjakan dan telah ditest.
2. Permukaan dinding telah diplester kasar memakai adukan 1 PC :2 Pasir.
3. Pemasangan keramik menggunakan Drymix Tile.
4. Siar-siar / naad rata dan sama besar, lebar naad dibuat sekecil mungkin dan setiap perpotongan siar
membentuk 2 (dua) garis lurus yang saling tegak lurus.
5. Pemotongan unit keramik menggunakan mesin potong.
6. Adukan yang menempel segera dibersihkan sebelum mengering.
7. Sebelum pengisian naad dilakukan, permukaan dinding keramik bersih dari berbagai macam kotoran, bila
sudah bersih naad-naad keramik diisi ibagrout, setelah diisi lalu dibersihkan dengan lap yang bersih.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 48


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

8. Kerusakan-kerusakan selama proyek berlangsung yang diakibatkan oleh pekerjaan lainnya, maka perbaikan
dinding keramik tersebut menjadi tanggung jawab penyedia sepenuhnya.
9. Untuk itu penyedia Pihak Kami menjaga keramik yang telah terpasang sampai penyerahan I (Pertama).

7.2.3. Pekerjaan Dinding Lapis Keramik

7.2.3.1. Bahan
- Jenis : Keramik kualitas B
- Warna : Sesuai rencana
- Ukuran : 25 x 45 cm atau sesuai gambar
- Produksi : Roman
- Pengisi naad : Naad diisi Grouting AM

7.2.3.2. Pemasangan
1. Pemasangan dilakukan setelah pekerjaan instalasi air bersih/air kotor yang berada pada dinding telah selesai
dikerjakan dan telah ditest.
2. Permukaan dinding telah diplester kasar memakai adukan 1pc: 2psr.
3. Pemasangan keramik menggunakan Drymix Tile.
4. Siar-siar / naad rata dan sama besar, lebar naad dibuat sekecil mungkin dan setiap perpotongan siar
membentuk 2 (dua) garis lurus yang saling tegak lurus.
5. Pemotongan unit keramik menggunakan mesin potong.
6. Adukan yang menempel segera dibersihkan sebelum mengering.
7. Sebelum pengisian naad dilakukan, permukaan dinding keramik bersih dari berbagai macam kotoran, bila
sudah bersih naad-naad keramik diisi ibagrout, setelah diisi lalu dibersihkan dengan lap yang bersih.
8. Kerusakan-kerusakan selama proyek berlangsung yang diakibatkan oleh pekerjaan lainnya, maka perbaikan
dinding keramik tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
9. Untuk itu Pihak Kami menjaga keramik yang telah terpasang sampai penyerahan I (Pertama).

8. PEKERJAAN PENGECATAN
8.1. Lingkup Pekerjaan

1. Meliputi penyediaan bahan-bahan, alat-alat bantu dan penyediaan tenaga kerja.


2. Seluruh permukaan dinding telah difinish, plafond telah selesai dikerjakan, kosen-kosen/pintu/jendela telah
selesai dipasang.
3. Mengajukan brosur-brosur cat dinding/cat plafond/politur melamik dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan.
4. Membuat mock-up pada dinding/plafond untuk dipilih dan disetujui warnanya.

8.2. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Interior

8.2.1. Bahan

- Jenis
Cat dasar : Dulux
Cat akhir : Dulux
- Produksi : Dulux
- Warna : Sesuai rencana

8.2.2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Direksi Pekerjaan/Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
 Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Dulux sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata.
Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Dulux sampai benar-benar
rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Pemberi Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan mengikuti technical data dari Dulux.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 49


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 - Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 - Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari
 Direksi Pekerjaan/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

8.3. Pekerjaan Cat Dinding / Tembok Untuk Exterior

8.3.1. Bahan
- Jenis
Cat dasar : Dulux Weathershield
Cat akhir : Dulux Weathershield
- Produksi : Dulux
- Warna : Sesuai rencana

8.3.2. Pengecatan
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan telah mengering dengan
sempurna.
 Warna cat telah disetujui Direksi Pekerjaan /Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
 Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Dulux Weathershield sebanyak 1 lapis sampai
benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Duluxweathershield
sampai benar-benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan/Pemberi
Tugas/Perencana.
 - Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari Dulux.
 Pengecatan halus menggunakan roller, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
 - Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.
 - Aplikasi pengecatan dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi dari DIREKSI PEKERJAAN/Pengawas atau dari produksi cat.
 memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari cat
dasar dan cat akhir adalah benar dari produksi yang sama.

8.4. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)

8.4.1. Bahan
- Jenis
Cat dasar : Dulux Weathershield
Cat akhir : Dulux Weathershield
- Produksi : Dulux
- Warna : Sesuai rencana

8.4.2. Pengecatan
- Pengecatan langit-langit meliputi :
a. Plafond beton
b. Plafond gypsum, plafond calsiboard
c. Dan plafond lainnya sesuai gambar
- Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit (plafond) dibersihkan dari berbagai
macam kotoran, lubanglubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan telah diamplas sampai halus,
lalu diberi lapisan cat dasar Dulux sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali
resisting primer dan telah mengering lalu diamplas halus.
- Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat Dulux sampai benar-benar
rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Pemberi Tugas / Perencana.
- Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari Dulux.
- Pengecatan halus menggunakan roiler, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat tertentu saja.
- Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik cat.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 50


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

- Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah mendapatkan
rekomendasi/ pengawasan dari produksi cat.
- memberikan surat jaminan yang dikeluarkan oleh pabrik cat, bahwa cat yang dipakai, mulai dari meni /
cat dasar / cat akhir adalah benar dari produksi Dulux.

8.5. Pekerjaan Cat Finishing Melamik

8.5.1. Bahan

- Bahan untuk finishing kosen, pintu dan jendela bagian dalam memakai finishing melamik ex. Propan
raya atau setara.
- Bahan untuk finishing bagian luar memakai finishing melamik Polyurethane agar tahan air dan tahan
sinar ultra violet.

8.5.2. Pengerjaan

1. Pekerjaan melamik ini untuk finishing :


- Kosen, daun pintu, dan daun jendela.
- Lapisan lantai papan kayu dan papan tangga
- Railing kayu
- Dinding lambrisering kayu
- Plafond lambris kayu
- Dan pekerjaan lainnya sesuai gambar dan perincian biaya pekerjaan.

2. Sebelum pekerjaan dimulai, mengajukan contoh warna melamik kepada Manajemen Konstruksi
/Pengawas/Perencana untuk disetujui dan membuat mock-up di proyek.
3. Pekerjaan finishing melamik dikerjakan oleh Sub Pihak Kami yang ahli dalam pengerjaan melamik.
4. Hasil pengerjaan rapih, rata dan sama warnanya.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. PEKERJAAN SANITAIR DAN PERLENGKAPANNYA

a. Umum
Pekerjaan pemasangan sanitair dapat dilakukan apabila seluruh instalasi air bersih, instalasi air kotor telah
selesai dikerjakan dan telah dilakukan pengetesan, serta pekerjaan finishing pada ruang KM/WC telah selesai
dikerjakan.

b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, peralatan, pemasangan, alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai pekerjaan yang bermutu dan sempurna. Pengadaan dan
pemasangan sanitair beserta peralatannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam gambar dan
perincian pekerjaan. Kami akan membuat gambar kerja (shop drawings) dan mengecek semua ukuran-ukuran.
Mengajukan brosur beserta contoh warna dan mengajukan contoh peralatan sanitair sesuai dengan type-type
yang tertera dalam gambar/perincian biaya pekerjaan.

c. Bahan
Bahan-bahan sanitair memakai merk dengan type/model dan accessoriesnya seperti yang diuraikan dalam bill of
item (perincian biaya pekerjaan). Seluruh sanitair dan perlengkapan yang dipasang dalam keadaan lengkap
dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan type-type sanitair serta komplit dengan fitting yang dikeluarkan
oleh Pabrik Surya Toto Indonesia.

d. Pemasangan
Semua bahan yang dipasang sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi /
Pengawas/ Pemberi Tugas/ Perencana. Bahan-bahan dan peralatan sanitair dapat dipasang apabila telah
mendapat ijin dari Direksi Pekerjaan/Pengawas/Perencana. Bahan-bahan dan peralatan sanitair dichek ulang
sebelum dipasang. Bila terdapat cacat/rusak, dikeluarkan dari proyek dan diganti dengan yang baru.
Pemasangan sanitair beserta perlengkapannya dilakukan oleh pekerja yang ahli di bidangnya. Perletakan
perlengkapan sanitair terletak diantara persimpangan atau pertemuan naad-naad pelapis dinding. Sanitair yang
PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 51
Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018
telah dipasang diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pemasangan. Pihak Kami
memperbaiki dan mengganti bila ada kerusakan atas bahanbahan/peralatan sanitair yang terjadi selama masa
pemeliharaan dan biayanya menjadi tanggung jawab Pihak Kami. Seluruh brosur sanitair dan perlengkapannya
diserahkan kepada pemberi tugas selepas masa pemeliharaan.

4. PEKERJAAN Dinding Partisi Lipat Sorong type Sorepa bahan Glaswool/Rockwool

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, peralatan, pemasangan, alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan ini, sehingga tercapai pekerjaan yang bermutu dan sempurna.
Pengadaan dan pemasangan Dinding Partisi Lipat Sorong type Sorepa beserta peralatannya sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam gambar dan perincian pekerjaan. kami akan membuat gambar
kerja (shop drawings) dan mengecek semua ukuran-ukuran. Mengajukan brosur beserta contoh warna dan
mengajukan contoh sesuai dengan type-type yang tertera dalam gambar/perincian biaya pekerjaan.

c. Bahan
Partisi mengunakan bahan : Glasswool/Rockwool

d. Pemasangan
Semua bahan yang dipasang sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan /
Pengawas/ Pemberi Tugas/ Perencana. Bahan-bahan dan peralatan Dinding Partisi dapat dipasang apabila
telah mendapat ijin dari Direksi Pekerjaan /Pengawas/Perencana. Bahan-bahan dan peralatan tersebut
dichek ulang sebelum dipasang. Bila terdapat cacat/rusak, dikeluarkan dari proyek dan diganti dengan
yang baru. Pemasangan Dinding Partisi beserta perlengkapannya dilakukan oleh pekerja yang ahli di
bidangnya.

5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

5.1 UMUM

5.1.1 Lingkup kerja


Menyiapkan seluruh buruh, material, peralatan dan pengangkutan juga instalasi dan test yang musti
dilakukan untuk kelengkapan dan pengoperasian system kelistrikan secara lengkap sesuai persyaratan
dari gambar atau Spesifikasi.
a. Layanan kelistrikan secara lengkap termasuk system penyambungan ke PLN.
b. System kabel listrik (Power wiring system) dan system grounding nya.
c. Lampu penerangan dan panel board, distribution board, unit sekering saklar, Termasuk juga fixture
lampu, stop kontak, conduit, junction box. Dll.
d. Harus disediakan pembungkus kabel (conduit) dalam dinding bata, pasangan batu, batako,dll. guna
penginstalasian yang semestinya sesuai dengan persyaratan di gambar dan spesifikasi.
e. Sediakan juga penginstalasian kabel listrik lainnya yang dibutuhkan untuk perkakas mesin, alat
elektronik secara lengkap sesuai dengan
f. yang ada di gambar atau sesuai spesifikasi.
g. Apabila pekerjaan kelistrikan berhubungan dengan pekerjaan penyedia lain atau dengan pihak
UnMuha maka berkoordinasi guna mendapatkan informasi yang diperlukan, gambar kelistrikan pihak
lain, dimensi dan lain sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

5.1.2. Bahan-bahan
Sebelum instalasi, mengajukan contoh bahan (MAR = Material Approval Request) ke DIREKSI
PEKERJAAN untuk persetujuan pemakaian . Seluruh bahan-bahan dan peralatan yang baru dan
sesuai dengan standard yang berlaku
seperti : PUIL 2000 (SNI 04-0225-2000) atau standard yang berlaku secara umum di Indonesia. Apabila
jenis bahan sudah ditentukan dalam spesifikasi maka bahan tersebut digunakan atau dapat digunakan
bahan yang setara dengan itu. Untuk bahan MCB minimal yang dipakai adalah merk : SCHNEIDER atau
yang setara dan kabel merk SUPREME atau yang setara dengan itu, untuk saklar dan stop kontak
digunakan merk LEGRAND atau PANASONIC atau yang setara.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 52


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

5.1.3. Pelaksanaan kerja


Tata laksana kerja dan tampilan yang baik dari penginstalasian agar sama pentingnya dengan efisiensi
secara elektrikal dan mekanis, seluruh instalasi secara umum mempunyai kualitas yang setara dan
tampak rapi. mengecek secara keseluruhan dari gambar jumlah kuantitas kelistrikan. Material yang kurang
atau rusak selama penginstalasian harus diperbaiki atau diganti oleh dengan biaya sendiri. Seluruh
pekerjaan pemotongan, pengeboran, penyambungan yang diperlukan untuk instalasi dilakukan
sedemikian rupa dan disetujui oleh D i r e k s i P e k e r j a a n . Setiap kerusakan atas finishing
dinding, pelat baja, kayu, pasangan batu, pasangan bata. Yang diakibatkan dari pelaksanaan instalasi
diganti atau diperbaiki dengan biaya sendiri dari Pihak Kami. Selama pelaksanaan Pihak Kami
memperbaharui data rinci penginstalasian untuk informasi kepada DIREKSI PEKERJAAN apabila diminta
dan sebagai penyiapan gambar terlaksana.

5.1.4. Pengetesan dan Jaminan


Seluruh peralatan dan instalasi secara keseluruhan dijamin atas kerusakan material dan tampak instalasi
(ketatalaksanaan kerja) selama kurun waktu 12 bulan dari saat serah terima awal (PHO) sampai serah
terima akhir (FHO). Selama kurun waktu masa pemeliharaan ini seluruh kerusakan dan cara instalasi yang
tidak bagus diperbaiki oleh atas tanggungan biaya sendiri.

5.1.5 Pentanahan (Grounding)

Menginstalasi grounding utama keseluruh titik listrik dengan menggunakan ukuran kawat tembaga sesuai
dengan yang disyaratkan

5.2. KABEL
Seluruh kabel diinstalasi didalam pembungkus yang standard apabila kabel masuk kedalam beton atau
dinding bata, panel kayu, kolom dll. Ukuran minimum kabel NYM 2 dan 3 x2.5 mm pembungkus kabel jenis
PVC ukuran 1.25 cm.
Apabila tidak ditentukan lain, maka seluruh saklar dan stop kontak dipasang dengan ketinggian dari
permukaan lantai seperti berikut :
- Saklar di dinding ---------------------------- 1.40m
- Stop kontak ---------------------------- 0.40m

5.3. PELENGKAP PENERANGAN


Pihak Kami menyiapkan dan meng instalasi pelengkap penerangan secara lengkap untuk setiap saklar
lampu dan stop kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran yang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau
BOQ.

5.4. LAMPU-LAMPU
Jenis dan bentuk lampu penerangan ini berikut pelengkapnya yang dipasang di beberapa lokasi sesuai
dengan yang ada dalam gambar. Pelengkap penerangan (rumah lampu), condenser, ballast, tabung dan
starter sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis. Ketinggian pemasangan lampu seragam. Merk
lampu yang dipakai PHILIPS atau yang setara dengan itu.

5.5. SPOT DOWN LIGHT


Pihak Kami menyediakan dan memasang Spot down light lengkap, selain bola lampu termasuk juga rumah
lampunya. Seluruh spot down light ketinggiannya sama satu dengan lainnya. Jenis spot down light yang
berkualitas baik .

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 53


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

7. PEKERJAAN SUMUR BOR

Adapun tahapan pelaksanaannya adalah :

TAHAP PERSIAPAN
2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE)
3. TAHAP ELECTRICAL LOGING
4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)
5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)
6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK)
7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)
8. TAHAP PENGECORAN
9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)
10.TAHAP FINISHING

I. TAHAP PERSIAPAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan bahan-bahan pemboran
beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
lapangan.

2. Pekerjaan Persiapan Lokasi

Pada tahap pekerjaan ini meliputi :

a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan tanah paling atas yang akan
dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

II. TAHAP PEMBORAN AWAL

Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary drilling) dan tekanan bawah (pull
down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang
dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan
atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

- Kekentalan (viskositas) Lumpur bor


- Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi waktu permeter)
- Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
- Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil atau kotak sample dan
masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai
data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 54


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

III. TAHAP ELECTRICAL LOGING

Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan ini sebagai penentu
konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik tunggal
dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan
kedalam lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke
elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

IV. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE)

Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter konstruksi pipa casing dan
saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada
pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa
casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen)
serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

V. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN)

Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah
direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa
cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman aspek-aspek hydrogeology
diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal
dan kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

VI. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT(GRAVEL PACK)

Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring masuknya air dari formasi lapisan
akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan
(screen). Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang
encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa casing
dengan dinding lubang bor.

VII. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk dapat membersihkan
dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat
terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :

Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang bor.

Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.

Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :

1. Water Jetting

Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini
dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan
penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air
bersih kedalam sumur dalam.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 55


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa penghantarnya dan naik
turun sepanjang saringan (screen).

2. Air Lift

Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari tekanan kecil kemudian
perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara
berurutan hingga ke dasar sumur dalam.

VIII. TAHAP PENGECORAN (GROUTING)

Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :


- Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.

- Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing melalui saringan (screen).

IX. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST)

Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur
dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam
tersebut.

Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :


a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)
b. Debit pemompaan
c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
d. Waktu sejak dimulai pemompaan
e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
f. Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :

1) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)


Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang berbeda.

2) Uji pemompaan panjang

Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan akhir pemompaan.
Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan
dari sumur dalam tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :


- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).

X. TAHAP FINISHING

Tahap finishing meliputi :

- Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.


- Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah, pembuatan apron apabila well
head posisinya diatas level tanah.
- Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
- Pembersihan dan perapihan lokasi.

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 56


Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung
2018

III. PENUTUP.

Demikian metode pelaksanaan ini kami buat sebagai gambaran pelaksanaan untuk pekerjaan tersebut diatas,
saran yang positif sangat diharapkan untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan jika kami memenangkan
tender ini.

Bandar Lampung, 18 Mei 2018


PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA

HAMDANI
Direktur Utama

PT. MITRA ECLAT GUNUNG ARTA Hal. 57

Anda mungkin juga menyukai