Bab 9 Pasar Vang dan Pasar Modal
TUJUAN PEMBAHASAN INI ADALAH:
1. Mengetahui dan memahami teori permintaan uang dan teori penawaran uang dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
2. Mengetahui definisi uang dan pemahaman tentang wang itu sendiri.
3. Memahami tentang jumlah uang yang beredar (JUB).
2. Mengetahui dan memahami apa itu pasar uang dan pasar modal.
3. Mengetahui kondisi pasar uang dan pasar modal di Indonesia.
PASAR UANG
Definisi Pasar Uang
Pasar Uang adalah tempat bertemunya permintaan akan uang dan penawaran akan ang.
Dalam pembahasan ini kita menganggap bahwa yang dimaksud dengan penawaran uang ialah
jumlah uang yang beredar (JUB) yang ditentukan oleh Pemerintah dan Lembaga Keuangan
(dengan kebijaksanaan tertentu. Sedangkan untuk permintaan wang, ada dua teori yang bisa
digunakan, yaitu teori dari kaum Kalsik dan Teori Keynes. Kaum Klasik mempunyai teori
tentang permintaan vang yang dikenal dengan Teori Kuantitas. Teori ini mengatakan bahwa
motivasi masyarakat untuk memegang vang tunai adalah hanya untuk melakukan transaksi
tukar-menukarmerekadan untuk berjaga-jaga. Sedangkan menurut Keynes, motivasimasyarakat
untuk memegang uang terdiri daritiga keinginan, yaitu, untuk transaksi, berjaga-jaga dan untuk
spekulasi. Dalam sub-bab berikutnya nanti akan diuraikan lagi secara jelas satu persatu
mengenai bekerjanya masing-masing teori ini dalam pasar uang, namun sebelumnya akan
diuraikan terlebih dahulu apa itu uang dan teori permintaan akan uang.
Uang
Uang biasa didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk
melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun hutang. Definisi ini hanyalah merupakan
definisi yang fungsional, dimanauang didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menunjukkan
fungsi tertentu, dan bukan merupakan definisi yang bertalian dengan sifat-sifat kebendzan.
‘Yang menjadikan sesuatu menjadi uang adalah tergantung pada pemilihan masyarakat,
hukum dan sejarahnya. Meskipun demikian, ada beberapa kriteria tertentu yang dapat
12dijadikan sebagai pedoman. Beberapa kriteria tersebut akan kami jelaskan nanti dalam bab
ini pula.
Fungsi Uang
Uang mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai satuan pengukur nilai.
Dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Di
Indonesia misalnya, satuan pengukur nilai dari barang-barang dan jasa yang
diperdagangkan di pasar adalah Rupiah.
2. Sebagai Alat Tukar-menukar.
Keputusan untuk membeli dan menjual dipisahkan oleh fungsi ini. Adanya uang sebagai
alat di dalam tukar-menukar dapat menghilangkan perlunya ada kesamaan keinginan
hanus ada terlebih dahulu untuk terjadinya tukar-menukar barang dengan barang.
3. Sebagai alat penimbun kekayaan.
Uang merupakan salah satubentuk kekayaan yang dimiliki seseorang selain barang
seperti emas, mobil surat berharga, dan lain-lain. Sehingga orang dapat menyimpan
kekayaannya dalam bentuk uang,
Nilai Dari Uang
Nilai dari uang diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli barang danjasa serta
valuta asing. Dengan demikian besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa.
Apabila haga basang naik (turun) maka nilai uang akan naik (turun) pula.
Pada umumnya ada tiga metode untuk mengukur nilai vang yaitu dengan menggunakan
indeks biaya hidup (IBH), indeks harga barang-barang perdagangan besar atau dengan GNP
deflator.
Klasifikasi Uang
Uang dapat diklasifikan dalam beberapa dasar uang berbeda, seperti:
a. Sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang;
b. Yang mengeluarkan/mengedarkan, yakni pemerintah, Bank sentral, atau bank komersial;
c, Hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang.
Beberapa type wang atas dasar klasifikasi ini adalah sebagai berikut,
Berdasarkan nilainya:
a. Full bodied money;
b. Representatif full-bodied money;
c. Credit money.
Yang dikeluarkan oleh pemerintah :
1. Token coins;
2. Representative token coins;
3. Uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah
113Yang dikeluarkan oleh bank:
I. Uang kertas yang dikeluarkan bank sentral;
2. Demand deposit (uang giral)
Kriteria Uang
Untuk menjadikan sesuatu afat/barang itu menjadi uang adalah tergantung dari pemilihan
masyarakat, hukum dan sejarahnya. Akan tetapi, meskipun demikian ada beberapa kriteria
tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman, diantaranya adalah sebagai berikut:
1, Acceptability dan Cognitability (Dapat diterima dan diketahui secara umum).
Ini merupakan syarat utama dari diterimanya syarat menjadi uang. Digunakannya secara
umum dan dapat diterima sebagai alat tukar, alat penimbun kekayaan dan sebagainya ini
tumbuh secara luas karena dirasakan manfaat dari uang itu untuk ditukarkan dengan
barang-barang dan jasa-jasa.
2. Elasticity of Supply (Penawarannya yang elastis)
Pemegang otorita moneter telah diberikan Pemerintah kepada Bank Sentral. Dimana
Bank Sentrallah yang harus mampu melihat sejauh mana kebutuhan masyarakat akan
uang dan kapan harus mengurangi uang yang beredar di masyarakat guna
menyeimbangkan dengan jalannya perkembangan kegiatan perekonomian. Jika Bank
Sentral (Pemerintah) tidak jeli dalam mengamati perkembangan perekonomian dan laju
uang yang beredar di masyarakat, maka akan mengakibatkan kemacetan dalam kegiatan
perkonomian dan akan mengganggu stabilitas perekonomian. Dalam hal ini misalnya,
jika dirasa uang beredar terlatu banyak, maka Bank Sentral harus cepat bertindak
menarik/mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya. Jadi
kemampuan Bank Sentral serta lembaga-lambaga keuangan yang lainnya dalam hal
penyediaan uang harus dijamin tetap baik (elastis).
3. Durability (awet/tahan lama)
Jika alat yang dijadikan sebagai uang itu tidak tahan secara fisik atau gampang rusak,
maka hal ini akan dapat menurunkan nilai uang itu dan merusakkan kegunaan moneter
dari uang tersebut. Maka dari itu harus dipilih dari bahan yang awet dan tahan lama dan
tidak cepat rusak sehingga dapat dijaga nilai fisiknya.
4. Stability of Value (nilainya tetap)
Nilai vang harus selalu idjaga kestabilannya. Karena salah satu manfaat dari uang adalah
memberikan adanya nilai uang. Jika uang mempunyai nilai yang tidak stabil, maka lama
kelamaan uang tersebut tidak akan dipercaya lagi secara umum untuk untuk dipakai
sebagai alat untuk menyimpan kekayaan. Karena masyarakat menginginkan sesuatu alat
yang stabil untuk menyimpan kekayaannya. Begitu pula jika fluktuasi nilai vang tersebut
sangat tajam, maka hal ini akan mengurangi fungsi uang tersebut sebagai alat tukar dan
satuan hitung.
14