Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah ditetapkannya delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP)
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu
dari Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Pendidik dan tenaga kependidikan.

Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah juga mengamanatkan tentang tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang
mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan Tugas pokok tersebut dalam implementasinya perlu dikawal
oleh pemangku kepentingan untuk mengetahui keterlaksanaannya.

Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran ,
melaksanakan pembelajaran ,melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan .Guru merupakan
salah satu variable yang sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu pelaksanaan standar prosesi harus dikawal oleh pemangku
kepentingan yaitu pengawas sekolah .Karena hal ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar. Kinerja guru dan kepala sekolah mewarnai
kualitas pendidikan dan berujung pada mutu pendidikan di sekolah .Untuk itu peraturan – peratuturan yang telah ada wajib dikawal akan implementasi
di sekolah .
Salah satu unsur tenaga kependidikan yang dinilai penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah pengawas satuan pendidikan. Pengawas
satuan pendididkan bertugas melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial di sekolah yang ditunjuk melalui kegiatan
pemantauan, penilaian, dan pembinaan serta pelaporan dan tindak lanjut. Tanggung jawab pengawas satuan pendidikan adalah meningkatkan mutu
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Disamping itu pengawas satuan pendidikan juga berfungsi sebagai penjamin mutu pendidikan
pada sekolah binaannya.
Dalam Rangka menjamin perluasan dan pemerataan akses peningkatan mutu dan inovasi, serta tata kelola pendidikan yang baik dan akutantabilitas
pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu dan profesionalisme pengawas yang merupakan kepanjangan tangan dari kebijakan Kepala Dinas Pendidikan
Kaabupaten Dompu untuk memberikan layanan teknis terhadap keberhasilan pendidikan di Tingkat TK/SD/SMP/SMA/SMK/SLB secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan.

Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19Tahun 2005
adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan pejabat fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan
Menpan No.118 / 1996 sebagai berikut :”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari
segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja
baik kinerja guru ,kepala sekolah ,dan staf (tenaga administrasi sekolah ) merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas
sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan .

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui peningkatan kualitas Pembelajaran dan Peningkatan kualitas Pengelolaan . Peningkatan
kualitas pembelajaran memiliki makna strategis dan berdampak positif berupa (1) peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (2) peningkatan kualitas masukan, proses dan hasil belajar, (3) peningkatan
profesionalitas pendidik, dan (4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Sedangkan peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan akan
menciptakan pendidikan yang transparan, akuntabel, berdaya saing tinggi dan menghasilkan pencitraan yang positif.

Kemampuan sekolah dalam memberikan layanan pembelajaran secara efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas guru-gurunya yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual serta kelompok. Guru harus mampu
berperan sebagai desainer (perancang), implementator (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor paling
dominan, karena di tangan merekalah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengarui kualitas pembelajaran khususnya dan kualitas satuan pendidikan pada umumnya.

Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan yang terus-menerus melalui supervisi atau pengawasan baik
akademik maupun manajerial. Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada para guru
untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses
dan kualitas hasil belajar. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan-kegiatan yang menciptkan kondisi yang layak bagi pertumbuhan profesional guru
secara intensif. Kegiatan pengawasan memungkinkan pendidik memperoleh arah dalam mencapai tujuan dan belajar memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi pembelajaran dengan imajinatif, penuh inisiaftif, dan kreatifitas, bukan konformitas (Djam’an Setari, 1989).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kepengawasan yang dalam implementasi dapat berupa bimbingan, pembinaan, unjuk kerja, dan
monitoring hendaknya menjadi kebutuhan serta kebiasaan yang mentradisi dan dilakukan terus-menerus. Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal
maka dalam pengawasan perlu adanya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, terarah, dan terprogram yang meliputi aspek akademik
maupun manajerial.

Dalam laporan ini, menyajikan penilaian kinerja guru dan kinerja kepala sekolah hasil pengawasan ,sedangkan dalam administrasi pendidikan
menyajikan ketercapaian pelaksanaan 8 (delapan standar nasional Pendidikan ) , monitoring ulangan akhir semester dan pelaksanaan peneriman
peserta didik . Penulis berharap laporan semester ini dapat memeberikan kontribusi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu untuk memberikan
pertimbangan dalam membuat kebijakan yang lebih tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Dompu .

2. Fokus Permasalahan
Sesuai latar belakang di atas ,focus permasalahan pada pengawasan ini adalah :

1. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyususn perangkat pembelajaran/persiapan pembelajaran yang meliputi :
1. Program Tahunan dan Program Semester,
2. Analisis konteks ( SI/SK-KD, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian ),
1. Dokumen Analisis KKM
2. buku Nilai siswa,
3. Analisis UH lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta
instrumen penilaian ( kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor ).

1. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Staansar isi dan Standar
Proses?
2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah menggunakan pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan bermutu (Paikem Gembrut) ?
3. Apakah guru telah memiki kemapuan menusun proposal PTK dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ?
4. Apakah tenaga pendidik, kependidikan dan satuan pendidikan telah memiliki kemampuan dalam mengkaji dan mengembangkan serta menyusun Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ?
5. Apakah Satuan Pendidikan (sekolah) binaan sudah memiliki dokumen PSB(Penerimaan Siswa Baru), Ulangan Harian, dan Ulangaan Tengah Semester ,Ulangan
Akhir Semester (UAS) secara lengkap ?
1. Apakah sekolah sudah melaksanakan SNP ?.
6. Apakah pengawasan (supervisi) yang dilaksanakan secara intensif dengan pendekatan dan metode yang sesuai dapat meningkatkan hasil yang optimal ?
3. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
1. 1. Tujuan
Sesuai dengan fokus permasalahan di atas, maka tujuan pengawasan ini ingin mengetahui dan mendiskripsikan :

1. Kemampuan guru dalam menyususn administasi perangkat persiapan pembelajaran yang meliputi : Prota, Promes, Analisis konteks ( SI, SKL, Standar Proses,
Standar Penilaian ), buku Nilai siswa, Analisis UH lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta instrumen penilaian ( kisi-kisi, soasl, kunci, dan
pedoman sekor ).
2. Kemampuan guru dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Staansar isi dan Standar Proses
3. Kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan bermutu (Paikem Gembrut)
4. Kemapuan guru menyusun proposal dan melaksanakan PTK
5. Kemapuan guru , kepala sekolah dalam mengkaji dan mengembangkan serta menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
6. Kelengkapan dokumen UAS/UKK ,US/UN, di sekolah binaan
7. Keterlaksanaan SNP di sekolah binaan.
8. Memperoleh hasil pengawasan yang optimal melalui penerapan pendekatan dan metode yang sesuai.
1. 2. Sasaran
Secara garis besar sasaran kepengawasan mencakup input, proses, dan output.

1. Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses, seperti : sumber daya, perangkat lunak, dan harapan-harapan.
2. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang lebih baik. Faktor-faktornya meliputi : peserta didik, guru, tenaga kependidikan,
kurikulum, alat, dan buku pelajaran, serta kondisi lingkungan sosial dan fisik sekolah.
1. Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non akademik.
Secara khusus sasaran kepengawasan meliputi :

1. Teknis Pendidikan
Untuk focus masalah nomor a, b, c dan d, sasarannya adalah guru mata pelajaran dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran .

1. Administrasi pendidikan
Untuk focus masalah pada nomor e, f dan nomor g sasaranya pada administrasi pendidikan yang berupa bukti fisik .

4. Ruang Lingkup Pengawasan


Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah ,ruang lingkup pengawasan semester I tahun pelajaran 2012/2013 ini mencakup dua aspek, yaitu
aspek akademik dan manajerial meliputi : penilaian, pemantauan dan pembinaan guru dan kepala sekolah pada jenjang SMA/SMK Kabupaten
Dompu.

1. Kepengawasan Akademik
Aspek akademik menekankan pada kompetensi guru (pendidik) dalam meningkatkan kemampuannya untuk menyusun perencanaan pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran serta evaluasi kegiatan belajar mengajar matematika .

Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan,
pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam :(1) merencanakan pembelajaran;, (2)melaksanakan pembelajaran;(3)menilai
hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.

1. a. Pembinaa :
Tujuan:
1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi guru, Kompetensi
guru, pemahaman KTSP).

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar Isi. Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar
Penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan penulisan
butir soal)

3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).

Ruang Lingkup

1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan


pembelajaran/program bimbingan.

2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan

3) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.

4) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media dan sumber belajar

5) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar

6) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenaitugas membimbing dan melatih peserta didik.

7) Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran
8) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran/pembimbingan.

9) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya

1. b. Pemantauan :
Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian

1. c. Penilaian ( Kinerja Guru) :


1) merencanakan pembelajaran;

2) melaksanakan pembelajaran;

3) menilai hasil pembelajaran;

4) membimbing dan melatih peserta didik, dan

5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru

Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan guru dengan
tahapan sebagai berikut:

1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/MGP dan sejenisnya
2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru

3) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru

4) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Bidang peningkatan kemampuan profesional guru difokuskan pada pelaksanaan standar nasional pendidikan, yang meliputi:

1) kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan/standar tingkat pencapaian perkembangan
(bagi TK), dalam kerangka pengembangan KTSP,

2) pembelajaran yang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang relevan,
c. pengembangan bahan ajar,

3) penilaian proses dan hasil belajar

4) PTK untuk perbaikan/pengembangan metode pembelajaran,

1. Kepengawasan Manajerial
Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait
langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidikdan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi manajerial,
pengawas sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan
(4) evaluator terhadap hasil pengawasan.

1. a. Pembinaan:
Tujuan:

Tujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan ( SNP )

Ruang Lingkup:

1) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana
kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).

2) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan.

3) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya.

4) Kemampuan kepala sekolahdalam membimbing pengembangan program bimbingan konseling di sekolah.

5) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah (supervisi manajerial), yang meliputi:

a) Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

b) Melakukanpendampingan dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah.

c) Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.

1. b. Pemantauan:
pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi
sekolah.

1. c. Penilaian:
Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Metode kerja yang dilakukan pengawas sekolah antara lain observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas,
rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam pembinaan.

Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan
kepala sekolah dengan tahapan sebagai berikut:\

1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS dan sejenisnya.

2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah.

3) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen

4) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah

5) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas/sekolah

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau masuk kepala sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan paling sedikit 3
(tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan di sekolah binaan MGMP/MGP/KKKS/MKKS/K3SK. Kegiatan ini dilaksanakan
terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru
yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan kepada guru hal-hal yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam
pembelajaran/pembimbingan.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan
group conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi akademik.

Selain melaksanakan tugas kepengawasan sesuai dengan ruang lingkup di atas, setiap pengawas harus melakukan pengembangan profesi yang
meliputi:

1) pembuatan karya tulis dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan.

2) penerjemahan/penyaduran buku dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/pengawasan.

3) pembuatan karya inovatif.

Kegiatan penunjang tugas pengawas sekolah dapat dilakukan melalui:

1) peranserta dalam seminar/lokakarya dibidangpendidikan formal /kepengawasan sekolah.

2) keanggotaan dalam organisasi profesi.

3) keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah

BAB II

KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Kerangka berpikir
Siklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .

1. Diawali penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun,
dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya.
2. Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap
sekolah dan dari semua sekolah binaan.
3. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.
4. Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya berdasarkan hasil evaluasi
komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.Dari siklus proses pengawasan inilah ,laporan kegiatan pengawasan merupakan tahapan
yang sangat penting dan strategis.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah

2. Pemecahan masalah
Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi, dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif, dan terjadwal secara akurat.

Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan
kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor
penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari
seluruh warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial yang
dapat mereka peroleh melaui pendidikan dn latihan, work shop, maupun pengkajian pustaka, dan dokumentasi.

Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.
Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan
motivasi eksternal.

Dari realita di atas, maka peran pengawas satuan pendidikan dalam membina, membimbing, dan memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki arti yang amat urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan merupakan solusi
logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara maksimal.

BAB III

PENDEKATAN DAN METODE

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan kepengawasan dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih
pendekatan dan metode yang sesuai.

1. A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasannya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan
kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran
pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab sebelumnya.

1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan
melengkapi
1. B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada
saat melaksanakan pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervise
kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP)
dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup .

3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun
supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau contoh langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di sekolah binaan, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat
tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Pendidikan dan pelatihan atau BIMTEK dimaksudkan untuk membekali guru, kepala sekolah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus khusus
di sekolah. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah
hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses .
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan .

BAB IV

HASIL PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN


1. A. Deskripsi Kondisi Awal Objek Pengawasan
Pengawasan dilakukan di satuan pendidikan sesuai wilayah binaan masing-masing pengawas. Pada Tahun Pelajaran 2011/2012, objek (guru /
sekolah) yang menjadi binaan penulis meliputi 67 orang guru matematuka dan TIK di 32 SMA/SMK kabupaten Dompu .Serta ada 3 (tiga) sekolah
binaan khusus. Dari hasil pengawasan tahun sebelumnya guru-guru pada sekolah-sekolah tersebut dan sekolah binaan khusus , pada umumnya
belum menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana tabel berikut :(TABEL : I )

Untuk peningkatan status kinerja guru maupun sekolah- sekolah masih ada peluang dari beberapa sekolah maupun guru yang mendapat kategori
B menuju ke A, dari yang kategori C menuju B dan dari yang D menuju C . sedangkan yang lain ada beberapa sekolah yang kecil kemungkinan untuk
dipacu menuju SSN karena berbagai kendala, terutama pada keterbatasan lahan dan sumber daya pendukung.

Berdasarkan fakta di atas maka penulis telah mencoba meningkatkan efektifitas kepengawsan melalui aplikasi pendekatan yang berbeda,
sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah, dalam upaya untuk mencapai hasil yang lebih baik.

1. B. Deskripsi Hasil Pengawasan


Pengawasan yang dilakukan pada pada semster Gazal tahun pelajaran 2012 /2013 mengacu pada rencana pengawasan yang bersifat akademik
dan manajerial. Pengawasan akademik difokuskan pada pencapaian kompetensi pendidik (guru), sementara pengawasan manajerial lebih
difokuskan pada kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam pengelolaan satuan pendidikan (Sekolah).

Kepengawasan akademik yang dilakukan ditekankan pada aspek pencapaian standar isi dan standar proses yang meliputi dokumen Administrasi
perencanaan pembelajaran , silabus dan RPP dan supervisi kunjungan kelas. Sementara kepengawasan manajerial penekanannya pada aspek
kelengkapan dokumen administrasi sebagai bukti fisik bahwa pengelolaan sekolah sudah dilaksanakan dengan baik. Bukti fisik dokumen terutama
pada Penerimaan siswa baru (PSB), Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) semseter ganjil
2012/2013 , dan dokumen Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Waktu pelaksanaan pengawasan mengacu pada Program Tahunan (PROTA) dan Program Semester (PROMES) yang telah disusun sebelumnya.
Berikut disajikan dalam bentuk tabel / matrik diskripsi pembahasan.Hal tersebut dimaksudkan agar mudah melihat permasalahan yang ada di setiap
sekolah binaan dan tindak lanjut apa yang dilakukan .
1. 1. Hasil Pemantuan PSB/PPDB
1. a. Tabel 2 : SMAN 1 Kempo
1. b. Tabel 3 : SMA TD KOSGORO
1. c. Tabel 4 : SMAN 3 WOJA

1. 2. Tabel 5 : Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP


1. SMAN 1 KEMPO
1. SMA TD KOSGORO
1. SMAN 3 WOJA

1. 3. Hasil Penilaian Kinerja Guru Matematika dan TIK/KKPI


1. Tabel 6: Kategori dan kulaifikasi kinerja guru pada tabel berikut :
1. b. Tabel 7:Hasil Penilaian Kinerja Guru Merencanakan Pembelajaran
Data hasil penilaian kinerja guru matematika dan TIK merencanakan pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut :

1. c. Tabel 8: Hasil Penilaian Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran


Data hasil penilaian kinerja guru melaksanakan pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:

1. Tabel 9: Hasil Penilaian Kinerja Guru Melaksanakan Penilaian Pembelajaran


Data hasil penilaian kinerja guru melaksanakan penilaian pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:

1. Tabel 10:Nilai Akhir Kinerja Guru Matematika , TIK /KKPI Kab.Dompu


1. 4. Hasil Penilaian Guru Sekolah Binaan Khusus Sman 1 Kempo
1. Tabel,11: Data Kinerja guru membuat administasi perencanaan pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut :
1. Tabel 12:Data Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
1. Tabel 13: Data Kinerja Guru Melaksanakan Penilaian Pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
1. Tabel 14: Nilai Akhir Kinerja Guru SMAN 1 Kempo
1. 5. Hasil Penilaian Guru Sekolah Binaan Khusus SMA TD Kosgoro Dompu
1. Tabel 15: Data Kinerja guru membuat administasi perencanaan pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel
1. Tabel 16:Data Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
1. Tabel 17:Data Kinerja Guru Melaksanakan Penilaian Pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel berikut:
1. Tabel 18:Nilai Akhir Kinerja Guru SMA TD Kosgoro Dompu
1. 6. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
1. a. Tabel 19 :Pra Pembinaan Minat Guru Terhadap PTK (Evaluasi Diri)
1. b. Tabel 20:Pra Pembinaan: Kemampuan Guru Melaksanakan PTK
1. c. Tabel 18:Hasil Pembimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (
1. d. Tabel 19: Hasil Penilaian PTK

1. C. Pembahasan Hasil Pengawasan


1. 1. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah penilain kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi administrasi
pembelajaran , dan pembuatan silabus dan RPP. Serata Penampilan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Permendiknas nomor 41
tahun 2007 tentang standar Proses yang mengamanatkan seorang guru wajib merencanakan proses pembelajaran , melaksanakan proses
pembelajaran , melakukan proses penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran .

Penilaian pada RPP difokuskan pada komponen : a).Tujuan pembelajaran , b).bahan belajar , c).metode pembelajaran , d).media pembelajaran dan
e). evaluasi

Sedangkan penilaian pada penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada : a). Kegiatan Pendahuluan, b). Kegiatan Inti (
Eksplorasi, Elaborasi dan Komfirmasi ) dan c). Kegiatan Penutup .

Dari hasil penilaian kinerja 85 guru matematika dan TIK didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut :

1). Nilai rata-rata Kinerja guru pembuatan persipan pembelajaran adalah 83,40 (termasuk dalam kategori B, baik ), dengan presentase kinerja
kategori A 14,12%. Presentase kinerja kategori B 85.88% . Presentase kinerja kategori C dan 0% atau tidak ada guru yang mempunyai kinerja C dan
D untuk komponen perencanaan pembelanjara .Dari hasil supervise kinerja guru membuat administrasi perencanaan pebelajaran disimpulnan
berada pada kategori A dan B. Dari tiap komponen perencanaan pembelajaran yang belum lengkap atau masih ditingkatkan adalah berturut-turut :
komponen Analisis SK/KD, RPP, Dokumen KKM, dan silabus.

2). Nilai rata-rata Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah 75,34 (kategori B ) dengan presentase kinerja kategori A=11,76% , Kategori
B=88,24%, kategori C dan D =0% atau tidak ada guru yang nilai kinerja C atau D pada komponen pelksanaan pembelajaran.

3). Nilai rata-rata Kinerja guru dalam penilaian pembelajaran adalah 82,35 (kategori B ) dengan presentase kinerja kategori A=22,35% , Kategori
B=77,65%, kategori C dan D =0% atau tidak ada guru yang nilai kinerja C atau D pada komponen penilaian pembelajaran.

(N. Persiapan pemb) + (2 x N. pel pemb )+(N. Penilaian Pembel)

NA KG=

= 79,11 = Kategori Baik (B)

Dengan demikian dari rangkuman instrumen hasil supervisi diketahui indikator keberhasilan kepengawasan akademik mencapai 79,11 artinya bahwa
secara umum kemampuan rata-rata guru yang telah dijadikan objek supervisi perencanaan , pelaksanaan, dan penialain pembelajaran dalak
kategori BAIK. Sedangkan untuk guru yang belum sempat disupervisi pengawas, pelaksanaannya diserahkan kepada kepala sekolah masing-masing.

Berikut disajikan dalam bentuk tabel / matrik diskripsi pembahasan, agar mudah melihat permasalahan yang ada di setiap sekolah binaan dan tindak
lanjut apa yang dilakukan .

Tabel 20 :Diskripsi matrik pembahasan :


1. 2. Pemantauan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
Pemantauan 8 standar nasional meliputi standar Isi dan SKL , standar Proses ,standar Pendidik dan tenaga kependidikan ,standar sarpras ,standar
pengelolaan ,standar pembiayaan , standar penilaian dan Dukungan eksternal .Dari hasil pemantauan tersebut telah dipaparkan di atas dan bisa kita
lihat ketercapaian 8 standar nasional pendidikan di setiap sekolah .

Berikut ini akan dibahas mengenai permasalahan atau kendala yang dihadapi sekolah sekaligus memberi alternative untuk pemecahan masalah
/tindak lanjut dalam upaya tercapainya pemenuhan 8 standar nasional pendidikan .

1). Tabel 21:CAPAIAN SNP SMAN 1 KEMPO

Nama Kepala sekolah : Drs.Muhdar

2). Tabel 22:CAPAIAN SNP SMA KOSGORO DOMPU

Kepala Sekolah : Pahlawan Indra Jaya,SE

3). Tabel 23:CAPAIAN SNP SMAN 3 WOJA

Nama Kepala Sekolah : M.Umar,S.Pd,M.MPd

1. 3. Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru


Melihat data Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru dalam PTK di atas, dapat disimpulkan bahwa guru banyak yang belum pernah
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Tetapi guru–guru sebagian besar kurang berani menyatakan tidak tahu atau tidak memahami tentang
penelitian tindakan kelas. Alasan sementara yang diperoleh berdasarkan wawancara masih banyak tugas lain yang harus dikerjakan.

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian tindakan kelas dan profil kelompok guru SMP/SMA/SMK Negeri maupun Swasta di Kabupaten
Dompu sebagai berikut.
Tabel 24 Berikut adalah profil guru sesudah mengikuti pembinaan tentang penelitian tindakan kelas.

Keterangan:

85,01 % – 100 % = Sangat Baik

70,01 % – 85,00% = Baik

56,01 % – 70,00 % = Cukup

≤ 56 = Kurang

Pada tabel 16 merupakan gambaran kondisi yang sebenarnya karena belum mendapat pembinaan, sebagai bukti bahwa guru-guru yang menyatakan
belum pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) cukup banyak mencapai 81,37%. Kemudian setelah menerima pembinnaan pada minat
guru terhadap penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang terlihat pada tabel 24 menunjukkan yang “sangat berminat” 67,24 % dan 31,07 %, “sedikit
berminat” dan yang “belum berminat” pun masih ada 1,70 %. Hal ini membuktikan bahwa guru-guru ada keinginan untuk melaksanakan PTK, namun
masih ada beberapa kendala seperti hasil wawancara bahwa guru-guru belum pernah mengikuti pelatihan khusus tentang PTK dan banyak pekerjaan
lain yang harus dikerjakan, tetapi saya berkeyakinan apabila dimotivasi dan didorong terus dengan berbagai pendekatan dan diberi peluang
apalagi reward oleh kepala sekolah, lambat laun guru-guru akan termotivasi untuk melaksanakan dan akan membuahkan PTK.

Evaluasi diri setelah pembinaan tentang PTK guru-guru yang sangat memahami PTK mencapai 39,34 % dan yang memahami sebagian 57,77 % ,
yang tahu akan manfaat PTK 70,84% dan yang tahu sebagian 29,16% berarti tidak ada yang tidak tahu akan manfaat PTK. Tetapi tentang prinsip-
peinsip PTK masih ada yang belum tahu seperti terlihat pada tabel 24.

Dari hasil pembinaan PTK tersebut, ketercapaian rata-rata untuk minan dan evaluasi diri yang “sangat memahami PTK” 39,34 % tergolong masih
sangat kurang, yang “memahami sebagian” 57,77% tergolong cukup, tetapi bila digabung hanya memahami saja tergolong “sangat baik” 97,11%.
Fokus utama sebetulnya berkenaan dengan minat guru untuk melaksanakan PTK, melihat rata-rata dari 3 kali pembinaan menunjukkan “sangat
berminat” 67,24 berarti baru tergolong cukup, dan yang “sedikit berminat” 31,07% , jadi bila dilihat dari sisi minatnya tergolong “sangat baik”
menunjukkan 98,31%. Yang tahu tentang manfaat PTK 70,84% berarti tergolong “Baik”, tetapi bila digabungkan dengan tahu sebagian 29,16 berarti
tergolong ‘sangat baik” dan yang “tahu” prinsip-prinsip PTK 38,78 % yang “tahu sebagian” 56,00 % berarti tergolong “sangat baik” 94,78 %. Bila
dihitung rata-rata keseluruhan tabel 3 sesuai dengan yang diharapkan mencapai 54,05 % tergolong “Kurang” berarti masih sangat perlu pembinaan.

Secara keseluruhan bisa dilihat pada tabel 24, dari hasil pembinaan terbukti bahwa minat guru untuk melaksanakan PTK ada peningkatan.
Peningkatan minat seperti yang tertuang pada tabel 24 di atas, memungkinkan pembinaan masih perlu terus dilaksanakan dan penelitian pun perlu
ditindak-lanjuti, jangan sampai ada anggapan karena sudah 3 kali diberi bimbingan oleh pengawas, maka jawaban yang diberikan kurang cocok
tujuan pembinaan. Melalui pembinaan hanya merupakan salah satu cara agar guru memiliki keinginan untuk mengembangkan kreativitasnya dalam
menulis berbagai kejadian selama pembelajaran dan dituangkan menjadi sebuah penelitian tindakan kelas (PTK). Yang pasti, apabila ada kemauan
pasti ada hasil walaupun tidak banyak. Pada tabel berikut menggambarkan kemampuan guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan PTK
dengan perhitungan dari siklus ke siklus dan dari jawaban yang diharapkan/benar di gabung dan dihitung rata-ratanya.

BAB V

PENUTUP

1. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kepengawasan (supervisi) dan pembinaan yang dilakukan secara intens
dan berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang sesuai dapat meningkatkan hasil kepengawasan baik akademik maupun manajerial.
Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajaran memang tidak bisa instan, serta belum
mampu menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu pembinaan intens dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru
semakin meningkat, terutama di sekolah-sekolah swasta kecil.

Peningkatan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengelola sekolah sudah semakin baik, meski masih ada
sekolah yang sangat sulit untuk ditingkatkan statusnya karena keterbatasan dalam segala aspek/komponen. Di sinilah peran pengawas selaku
supervisor dan konsultan sangat diperlukan untuk membuat pengelolaan pendidikan menjadi semakin baik.

2. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis menyampaikan rekomendasi kepada kepala dinas dan para pengambil kebijakan di bidang
pendidikan,:

Bagi Pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten :

1. Untuk Peningkatan kinerja guru :


1. Untuk meningkatkan kinerja guru , pemangku kepentingan tingkat Kabupaten perlu membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan prasarana
.Seperti yang segera dipenuhi RKB,Ruang multi media ,Lap Top , LCD .
2. Sosialisasi Permendiknas no.41 th.2007 tentang standar proses terus dilakukan selama penyusunan RPP belum mengacu ke sana .
3. Adanya pelatihan pemanfaatan computer mikro sebagai alat bantu / media pembelajaran .Misal dengan aplikasi software : power point ,Ms word dan Exel
atau yang lain selama membantu guru dalam PBM.
4. Untuk Pemenuhan 8 (delapan standar nasional pendidikan )
1. Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan apapun ke sekolah agar melibatkan pengawas sekolah. Karena Pengawas sekolah yang
lebih mengetahui kondisi sebenarnya di sekolah .Hal ini sangat penting karena banyak sekolah yang semestinya wajib mendapat bantuan ternyata
bantuan itu diberikan ke sekolah yang mestinya tidak perlu .
2. agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawaslah ujung tombak dalam melakukan pembinaan di sekolah-sekolah dalam rangka
mewujudkan pendidikan yang berkualitas, baik di bidang akademik maupun manajerial.
Bagi Kepala sekolah

1. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru


2. Meningkatkan intensitas supervise akademik /kunjungan kelas untuk mengetahui penampilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai bentuk
implementasi penyusunan RPP.
Korwas SMP/SMA/SMK Dompu, Juli 2011

Pengawas sekolah,

H.Muchtar Ali,S.Pd Suaidin

NIP.195410091979031008 NIP 196301081987031013

Mengetahui

Kepala Dinas Dikpora Kab.Dompu

H.Ictiar, SH

NIP. 196612311988031325

Anda mungkin juga menyukai