Anda di halaman 1dari 12

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Motor Listrik


Motor Listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik dalam bentuk gerakan. Motor dalam industri sering lebih dikenal sebagai
motor listrik. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab
diperkirakan bahwa motor-motor ini menggunakan sekitar 70% beban listrik total
di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama, yaitu:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok:
1. Beban torsi konstan, adalahh beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyor, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
2. Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah
pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
3. Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
3.2 Motor AC / Arus Bolak-balik
Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan
arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua
buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor".Stator merupakan komponen listrik
statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.
Seperti pada motor DC pada motor AC, arus dilewatkan melalui kumparan
menghasilkan torsi pada kumparan, sejak saat itu motor akan berjalan lancar
hanya pada frekuensi gelombang sinus. Hal ini di sebut motor sinkron.dimana
dalam kumparan berputar daripada yang diberikan kepada mereka secara
langsung.
A. Kontruksi Motor AC
Motor Induksi terdiri dari 2 bagian utama:
1. Rotor
2. Stator
Pada bagian stator (bagian yang tidak bergerak sesuai namanya) terdiri lilitan
atau kumparan (windings) yang mengelilingi semua bagian stator. Stator ini
berfungsi untuk membangkitkan medan magnet (EMF) ketika dialiri oleh listrik.
Sesuai dengan Hukum Faraday:
“Jika suatu kumparan dialiri oleh arus listrik, maka akan timbul medan magnet
pada sekitar kumparan tersebut.”

Gambar. 3.1 Kontruksi Motor AC


1. Rotor
Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
a. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan
dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan
pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
b. Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi
kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke
cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel
padanya.

Gambar 3.2 Rotor Sangkar

Gambar 3.3 Rotor Belit / Kumparan


2. Stator
Stator Bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar.
Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai alur-alur sebagai tempat
meletakkan kumparan dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah
kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
Gambar 3.4 Stator

B. Prinsip Kerja Motor AC


Pada stator motor induksi medan magnet akan dibangkitkan ketika dialiri oleh
arus listrik. Arah medan magnet akan sangat bergantung pada arah sekuen
(sequence) pada sumber listrik 3 phasa. Pada bagian rotor (bagian yang bergerak)
terdiri dari inti besi dan kumparan dengan rangkaian tertutup.
Sehingga tidak perlu untuk dihubungkan pada rangkaian eksternal seperti
pada stator atau pada rotor synchronus motor. Rotor pada motor induksi ini sering
disebut dengan rotor jenis sangkar tupai.
Dengan konstruksi seperti yang telah dijelaskan diatas. Motor Induksi akan
bergerak seketika ketika pada bagian stator (windings) kita aliri dengan arus listrik
3 phasa yang akan membangkitkan medan magnet pada sekitaran kumparan dan
menggerakkan rotor.

3.3 Jenis Motor AC/Arus Bolak-balik


1. Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada
sistim yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah;
1) Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan
perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit
rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-
excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan
dengan medan magnet lainnya.
2) Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekuensi yang dipasok.
2. Motor Asinkron/Motor Induksi
Motor induksi merupakan jenis motor asinkron atau motor yang kecepatannya
tidak konstan. Ketidakkonstanan kecepatan motor induksi disebabkan karena
motor ini sangat mengandalkan sifat kemagnetan stator sebagai satu-satunya
sumber kemagnetan yang ada dalam motor. ketika tegangan AC yang diterima
tidak konstan, maka kuat magnet yang dihasilkan juga tidak konstan, hal inilah
yang menyebabkan.
Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam
berbagai aplikasi mulai dari aplikasi di lingkungan rumah tangga sampai aplikasi
di industri-industri besar. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki
berbagai keunggulan dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya
karena harganya yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta
karakteristik kerja yang baik.
Karena begitu luasnya penggunaan motor induksi maka kita memerlukan
suatu analisa mengenai unjuk kerja motor induksi tersebut. Pada awalnya motor
induksi digambarkan dengan menggunakan model suatu transformator dengan
beban yang variabel.
Dengan menggunakan model motor induksi konvensional tersebut, maka
terdapat berbagai keterbatasan dalam menganalisis motor induksi, yaitu:
a) Tegangan sumber harus sinusoidal.
b) Parameter beban konstan.
c) Hanya untuk analisis pada kondisi steady state.
Dalam operasi motor induksi sebenarnya, terdapat berbagai permasalahan
yang tidak dapat diselesaikan melalui analisis motor dengan menggunakan model
konvensional. Permasalahan tersebut antara lain :
a) Tegangan sumber tidak selalu sinusoidal dan simetri.
b) Parameter beban dapat berubah.
c) Dapat terjadi perubahan pada : sumber, beban, serta motor itu sendiri.
Oleh karena itu diperlukan suatu model motor induksi yang dapat
menyelesaikan analisis motor induksi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
dalam operasional motor.
A. Karakteristik Motor Induksi
Secara umum motor induksi yang baik mempunyai standar bentuk
karakteristik tertentu. Tiap - tiap motor mempunyai karakteristik sendiri - sendiri.
Dibawah ini disebutkan beberapa karakteristik yang menggambarkan
hubungan antara suatu parameter dan mesin yang lain, yaitu :
1. Karakteristik beban nol adalah karakteristik yang menggambarkan
hubungan antara tegangan ke motor dengan arus daya cos φ motor pada
keadaan tanpa beban, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.5, jadi
putaran mendekati sinkron atau sama.

Gambar 3.5 Karakteristik beban nol


2. Karakteristik motor yang diblok adalah karakteristik yang menggambarkan
hubungan antara tegangan masuk dan arus yang masuk, cos φ, daya
masuk. Seperti yang ditampilkan pada gambar 3.6 dibawah ini :
Gambar 3.6 Karakteristik motor yang di blok
3. Karakteristik start ini dipakai untuk menggambarkan hubungan antara waktu
dan arus. Putaran untuk macam – macam beban pada tegangan masuk konstan.
Dari gambar dibawah berikut (Gambar 3.7) dapat dijelaskan bahwa :
a. Jika waktu start dari motor induksi makin lama, maka pemanas pada belitan
akan lebih besar pula pada elemen pengaman. Hal ini akan berpengaruh
terhadap lifetime dari motor.
b. Arus akhir ke motor lebih tinggi.
c. Putaran akhir motor akan lebih rendah.

Gambar 3.7 Karakteristik start


4. Daerah kerja motor terletak pada daerah perputaran mendekati ns. Kopel lawan
beban 1 dan 2 pada waktu start < Ts maka motor dapat distart, masing-masing
dengan titik kerja 1 (kopel kerja = T1 dan putaran kerja n1) dan titik kerja 2.
Bila kopel lawan beban pada saat start > Ts maka motor tidak dapat distart.
Selama motor belum berputar, arus motor tinggi. Seperti yang terlihat pada
gambar 3.8 berikut ini :
Gambar 3.8 Karakteristik daerah kerja motor
3. Motor Induksi 1 Phase
Motor ini umumnya memiliki satu gulungan stator utama (main winding) dan
satu gulungan stator bantu (auxilary winding), beroperasi dengan pasokan daya
satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat
untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang
paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin
cuci dan pengering pakaian, dan lain-lain.
Dalam penggunaannya, motor satu fasa ternyata tidak bisa berputar hanya
dengan memanfaatkan sumber satu fasa. Pada awal putaran diperlukan sebuah
torsi tambahan agar rotor motor dapat berputar, umumnya torsi ini diperoleh
dengan menambah satu fasa lagi sebagai sumbernya sehingga motor satu fasa ini
menjadi motor dua fasa pada awal putarannya. Sumber fasa ke dua diperoleh
dengan membuat lilitan stator bantu (auxilary winding).
Dalam motor induksi “dua fase” ini, kedua lilitan stator (main dan auxilary
winding) terpisah sejauh 90o. Arus yang dihasilkan akan juga berbeda fase 90o.
Setiap arus menghasilkan medan magnet sehingga terbentuklah medan putar
dalam motor. Medan putar inilah yang menyebabkan rotor motor dapat berputar.
Ketika rotor motor telah berputar maka arus pada auxilary winding diputus
dengan menggunakan saklar (umumnya centrifugal switch) sehingga pada
akhirnya hanya ada satu fasa yang menjadi sumber tegangan untuk memutar rotor
motor induksi satu fasa. Selain hanya menggunakan lilitan bantu, motor induksi
satu fasa biasanya dilengkapi dengan kapasitor untuk memperbesar beda fasa
antara kedua arus yang dihasilkan oleh tiap-tiap fasa sumber. Dengan besarnya
beda fasa ini, maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar.
A. Kontruksi Motor Induki 1 Phase

Gambar 3.9 Bagian-bagian Motor Induksi 1 Phase


Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan
stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan
bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk slinder dan bergerigi
sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari seluruh badan rotor. Stator
harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada
stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan
kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet.
Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan
membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor
berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar
silikon dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada
sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy
current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi
untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu,
rotor juga dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang
digunakan. Masing-masing komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan
seperti pada gambar berikut:
Gambar 3.10 Kontruksi Motor Induksi 1 Phase

3.4. Motor Induksi 3 Phase


Motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
yang berupa tenaga putar. Motor listrik terdiri dari dua bagian yang sangat penting
yaitu stator atau bagian yang diam dan Rotor atau bagian berputar. Pada motor
AC, kumparan rotor tidak menerima energi listrik secara langsung, tetapi secara
induksi seperti yang terjadi pada energi kumparan transformator.
Oleh karena itu motor AC dikenal dengan motor induksi. Dilihat dari
kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan kokoh serta mempunyai
karekteristik kerja yang baik, motor induksi tiga fasa yang cocok dan paling
banyak digunakan dalam bidang industri.
Penggunaan motor induksi yang banyak dipakai di kalangan industri
mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1) Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat dan hampir
tidak pernah mengalami kerusakan yang berarti.
2) Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
3) Efisiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat
sehingga rugi – rugi daya yang diakibatkannya dari gesekan dapat
dikurangi.
4) Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan
khusus dan tidak harus sinkron.
Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor – faktor kerugian
yang tidak menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :
1. Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi
efesiensinya.
2. Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya
beban, tidak seperti motor DC atau motor shunt.
3. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

A. Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Phase


Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul
medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
dimana:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F)
pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut
timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan

S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari
cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau
asinkron.

Anda mungkin juga menyukai