Anda di halaman 1dari 17

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

RELAKSASI NYERI PADA PASIEN DI RUANG MERAK RSUD DR.


SUTOMO SURABAYA

Disusun oleh:
Kelompok 6-Profesi Ners
Pembimbing Akademik:
Aria Aulia Nastiti, S.Kep, Ns., M.Kep

Lailaturohmah Kurniawati 131411131016


Nur Puji Winasis 131411131009
Devi Dwi Otaviani 131411131004
Elfira Fitria Rohma 131411131026
Pratiwi Putri Marminingrum 131411133034
Sucowati Dwi Jatis 131713143080

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
PENYULUHAN KESEHATAN
RELAKSASI NYERI PADA PASIEN DI RUANG MERAK RSUD DR.
SUTOMO SURABAYA

Sasaran :Keluarga dan pasien yang dirawat di Ruang Merak RSUD DR.
Sutomo Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis / 16 Agustus 2018
Tempat : Ruang Tunggu Ruang Merak RSUD DR. Sutomo Surabaya
Waktu : 10.00 - 10.35 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners - Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 35 menit, peserta penyuluhan dapat
mengetahui dan memahami materi terkait relaksasi nyeri pada pasien di
Ruang Merak RSUD DR. Sutomo Surabaya
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan dapat:
1. Mengetahui tentang definisi nyeri
2. Mengetahui penyebab nyeri
3. Mengetahui tanda dan gejala nyeri
4. Mengetahui hubungan relakasasi nyeri dengan perjalanan nyeri
5. Mengetahui manajemen nyeri dengan metode progresif dan Bonson
II. Sasaran
Keluarga dan Pasien yang dirawat di Ruang Merak RSUD DR. Sutomo
Surabaya.

2
III. Materi
1. Mengetahui tentang definisi nyeri
2. Mengetahui penyebab nyeri
3. Mengetahui tanda dan gejala nyeri
4. Mengetahui hubungan relakasasi nyeri dengan perjalanan nyeri
5. Mengetahui manajemen nyeri dengan metode progresif dan Bonson
IV. Metode
1. Ceramah dan Peraga
2. Tanya jawab
V. Media
1. X-Banner
VI. Setting Tempat
Peserta duduk berdampingan dengan tim penyuluhan

Keterangan :
: Penyuluh : Peserta
: Observer :Fasilitator/peraga
: Notulen

3
VII. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Aria Aulia Nastiti S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing Klinik : .......................
3. Moderator : Lailaturohmah Kurniawati
4. Penyuluh : Sucowati Dwi Jatis
5. Fasilitator : Nur Puji Winasis
: Pratiwi Putri Marminingrum
6. Observer : Devi Wahyu Dwi Oktaviani
7. Notulen : Elfira Fitria Rohma
8. Peserta : Keluarga dan Pasien yang dirawat diRuang
Merak RSUD Dr. Sutomo Surabaya
VIII. Job Description
No. Nama Sie Job Description
1. Moderator 1. Membuka dan menutup acara
2. Mengatur jalannya acara dari awal hingga akhir
3. Memperkenalkan diri dan tim penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu penyuluhan
5. Memimpin jalannya acara

1. Penyuluh 1. Menyampaikan materi penyuluhan


2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta

2. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan


berlangsung
2. Membantu memperagakan relaksasi nyeri
3. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
4. Membantu mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil
5. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya

3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai

4
dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan
rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan

4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan


berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan

5
IX. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Pembukaan:
Menit 1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim
3. Menjelaskan kontrak waktu dan penyuluh
topik penyuluhan 3) Mengetahui kontrak
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan waktu dan topik
5. Menyebutkan materi penyuluhan penyuluhan
yang akan diberikan dan menggali 4) Mengerti tujuan dari
pengetahuan dasar mengenai materi penyuluhan
5) Tahu apa saja yang
akan disampaikan
2. 15 Pelaksanaan:
Menit Menjelaskan serta menggali 1) Mendengarkan dan
pengetahuan masyarakat tentang materi memperhatikan
yang disampaikan: materi
1. Mengetahui tentang definisi
nyeri
2. Mengetahui penyebab nyeri
3. Mengetahui tanda datangnya
nyeri
4. Mengetahui hubungan relaksasi
nyeri dengan timbulnya nyeri
5. Mengetahui manajemen nyeri
yang baik
6. Mengetahui relaksasi nyeri
progresif dan terapi benson

6
3. 10 Diskusi / Tanya jawab dan evaluasi:
menit 1. Memberikan kesempatan pada 1) Mengajukan
peserta untuk bertanya kemudian pertanyaan
didiskusikan bersama 2) Menanggapi jawaban
2. Menanyakan kepada peserta tentang 3) Menjawab
materi yang telah diberikan sebagai pertanyaan
review materi
3. Memberikan reinforcement kepada
peserta bila dapat menjawab dan
menjelaskan kembali pertanyaan/
materi
4. Memberikan kesimpulan
penyuluhan
4 5 Terminasi:
Menit 1) Mengucapkan terima kasih kepada 1) Mendengarkan dan
peserta membalas salam
2) Mengucapkan salam penutup

X. Evaluasi
A. Kriteria struktur
1. Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilaksanakan
2. Pembuatan SAP dan X-banner dikerjakan maksimal 1 hari sebelumnya
3. Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan
4. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan
B. Kriteria proses
1. Peserta sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung
2. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal
sampai akhir
3. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat

7
4. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
C. Kriteria hasil
1. Peserta yang mengikuti penyuluhan ini minimal 10 orang
2. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
3. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar

XI. Pertanyaan Lisan


1. Apa definisi dari nyeri?
2. Apa saja penyebab nyeri?
3. Apa saja tanda nyeri yang mulai parah?
4. Bagaimana hubungan antara relaksasi dengan nyeri?
5. Bagaimana manajemen nyeri yang baik itu dengan relaksasi?
6. Apa terapi relaksasi nyeri progresif dan benson?

XII. Antisipasi
1. Jika peserta tidak hadir, maka tim penyuluh akan memberikan KIE
langsung ke keluarga pasien
2. Jika peserta meninggalkan tempat saat penyuluhan, diusahakan dari
awal sudah diberikan kontrak waktu sehingga tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat ditengah-tengah penyuluhan

8
PENYULUHAN KESEHATAN
RELAKSASI NYERI PADA PASIEN DI RUANG MERAK RSUD DR.
SUTOMO SURABAYA
KAMIS, 16 AGUSTUS 2018

No. NAMA ALAMAT TTD


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.

9
DAFTAR PERTANYAAN
PENYULUHAN KESEHATAN
RELAKSASI NYERI PADA PASIEN DI RUANG MERAK RSUD DR.
SUTOMO SURABAYA
KAMIS, 16 AGUSTUS 2018

No. NAMA PERTANYAAN JAWABAN

10
Lampiran 1
SUSUNAN ACARA PENYULUHAN
RELAKSASI NYERI PADA PASIEN DI RUANG MERAK RSUD DR.
SUTOMO SURABAYA
KAMIS, 16 AGUSTUS 2018

Jam Agenda Jobdesc


09.30-09.50 Persiapan acara PKRS Semua mahasiswa profesi
Ners UNAIR
10.00-10.05 Pembukaan penyuluhan Moderator
10.05-10.20 Penyajian materi manajemen stres Penyuluh
pada pasien dengan penyakit
jantung
10.20- 10.30 Tanya jawab Penyuluh dan fasilitator
10.30- 10.35 Penutupan Penyuluh

11
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Nyeri
Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya (Mc. Ceffery 1979). Mengatakan nyeri merupakan suatu
perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa
menimbulkan ketegangan (Wolf Waifsel Feusest 1974). Mengatakan
bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul
ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut
bereaksi untuk menghilangkan rangsangan rasa nyeri (Arthur C. Curfon
1983). Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh
ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional (Hidayat
Aziz, 2008, hal. 124).

2. Etiologi Nyeri
1. Trauma
1. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)
2. Thermis (panas dan dingin)
3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif
lainnya)
4. Elektris (listrik)
5. Peradangan (inflamasi)
2. Nyeri disebabkan oleh pembengkakan yang menyebabkan meregangnya
syaraf dan pelepasan mediator kimia.
Misalnya: Trauma Psikologis
3. Keluhan yang berhubungan dengan psikologis
Misalnya: Gangguan sirkulasi
4. Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh
Misalnya: Neuplasma
5. Nyeri tidak ada ujung reseptor
Misalnya : tumor

3. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada
persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu (Hidayat Aziz, 2008,
hal. 121).

12
4. Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan Hidayat Aziz (2008), klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni
nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang yang tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang
termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat
dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri
terbakar.
3. Perbedaan nyeri akut dan kronis
No Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
1. Pengalaman Suatu Situasi, status
kejadian eksistensi
2. Sebab Tidak di ketahui
eksternal atau atau pengobatan
penyakit terlalu lama
dalam
3. Serangan Mendadak Bisa mendadak,
berkembang, dan
terselubung
4. Waktu Sampai 6 Lebih dari 6 bulan
bulan samai bertahun-
tahun
5. Pertanyaan Daerah nyeri Daerah nyeri sulit
nyeri tidak di dibedakan
ketahui secara intensitasnya
pasti sehingga sulit di
evaluasi
(perubahan
perasaan)
6. Gejala klinis Pola respon Pola respon yang
yang khas bervariasi dengan
dengan gejala sedikit gejala
yang lebih (adaptasi)
terbatas berlangsung terus
menerus
7. Perjalanan Biasanya Penderita
berkurang meningkat setelah
beberapa saat beberapa saat

13
1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain.
Umumnya terjadi akibat kerusakan pada bagian cidera organ.
2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik
yang timbul akibat psikologis.
3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas
diamputasi.
4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di
sepanjang atau di beberapa jalur syaraf.

5. Stimulus Nyeri
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat
mengenai jumlah stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold)
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 123).
Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :
a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat
terjadinya kerusakan pada jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor.
b. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem
akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
c. Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri.

5. Patofisiologi Nyeri
1. Respon Simpatis
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan suhu
 Peningkatan respirasi
2. Respon muskular
 Gelisah
 Meraba
 Membatasi respirasi
3. Respon emosional
 Perubahan perilaku
 Iritable, merintih dan menangis
 Ekspresi wajah : menyeringai, masalah

6. Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya
(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124).
 Teori penusahan (specificity theory)
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna
dorsatis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus

14
dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhirnya di konteks
sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.
 Teori pola (pattern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis
dan merangsang aktivitas sel.
 Teori pengendalian gerbang (gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya
berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar
akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan
tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan ikut terlambat.
 Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls
syarafi, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh
neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul nyeri menjadi
efektif oleh impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem
supresif.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri


Berdasarkan Hidayat, Aziz (2008, hal. 124), pengalaman nyeri pada
seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
 Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif. Seperti
membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh
beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,
lingkungan dan pengalaman.
 Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada
konteks.
 Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri
yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis,
gesekan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat.
 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri
seperti: nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan sosial kesehatan fisik dan mental.

15
8. Sumber Nyeri
Berdasarkan Smellchzer, S.C. Bare. B.G (2006) terdapat 3 sumber nyeri
yaitu:
1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan
jaringan subcutan.
2. Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga
tubuh.
3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-
jaringan yang menyokong.

9. Upaya mengatasi Nyeri


1. Distraksi dengan mengalihkan perhatian

Misalnya : nonton TV, baca majalah, mengajak bicara pasien.


2. Relaksasi berupa : RELAKSASI “PROGRESIS MUSLE
RELAXTION” DAN “RELAKSASI BENSON”.

Langkah-langkah relaksasi nyeri benson (Benson dan Proctor, 2000):

 SUASANA TENANG
 SIKAP PASIF : MENGABAIKAN PIKIRAN-PIKIRAN YANG MENGGANGGU
FOKUS KITA.
 ATUR POSISI NYAMAN
 PILIH SATU KATA ATAU UNGKAPAN SINGKAT YANG MENCERMINKAN
KEYAKINAN. SEBAIKNYA PILIH KATA ATAU UNGKAPAN YANG
MEMPUNYAI ARTI KHUSUS. MISAL : “ALLHAMDULILLAH”
 PEJAMKAN MATA DENGAN RILEKS
 LALU BERNAFAS DALAM DAN KELUARKAN SECARA PERLAHAN
 LEMASKAN OTOT OTOT SELURUH BADAN. DARI KEPALA HINGGA KAKI
PADA SAAT MENGELUARKAN NAFAS PERLAHAN
 ULANGI LANGKAH DIATAS 2X
 RILEKSASI

16
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218
Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009
Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta :
EGC, 2005

17

Anda mungkin juga menyukai