Anda di halaman 1dari 11

Identitas Dan Bentuk-Bentuk Budaya Lokal Masyarakat

Kabupaten Kepulauan Talaud Di Daerah Perbatasan Indonesia-


Filipina
Maria Heny Pratiknjo
Antropologi Sosial FISIP-Unsrat, Manado

Abstrak

Talaud merupakan kabupaten kepulauan di daerah perbatasan utara Indonesia yang langsung
bersisian dengan Republik Filipina. Sebagai sebuah daerah yang terikat secara budaya dengan
masyarakat Filipina bagian selatan, maka isu mengenai bagaimana masyarakat perbatasan menjaga
identitas sebagai sebuah bangsa Indonesia melalui tradisi dan budaya setempat menjadi sering
diperdebatkan dalam berbagai laporan ilmiah dan jurnalistik. Artikel ini menggambarkan praktik
kebudayaan masyarakat kabupaten Talaud dalam memperkokoh dan menjaga identitas keindonesian
mereka yang dapat dilihat sebagai suatu praktik ketahanan budaya nasional.

Kata Kunci: daerah perbatasan, kebudayaan, identitas

Abstract

Talaud is an archipelagic regency in the northern border area of Indonesia and immediately next to
the southern part of the Philipines. As a regency with cultural ties to the peoples in southern Philipines,
issues of how peoples in border areas preserve their identity as a nation by practicing local genius has
been debated in many academic and journalistic reports. How they are keep their national identity as
cultural practices. This article portrays the daily cultural practices of the people of Talaud in order to
preserve Indonesian identity, which can be seen as practices for national culture resilience.

Keywords: border area, culture, national identity

Pendahuluan
Sebagai d aer a h perbat asa n, w ilaya h pendapatan rendah tapi berhadapan dengan biaya
Kepulauan Talaud mengalami nasib yang sama hidup yang tergolong cukup tinggi, hal tersebut
dengan daerah sejenis lain di Indonesia, yakni membuat posisi ideologi dan ekonomi warga
kekurangan akses dalam hal transportasi dan menjadi rentan. Dalam hal pemenuhan kebutuhan
komunikasi, termasuk masalah kemiskinan. pangan dan sandang, masyarakat, materialnya
Namun pada sisi lain, daerah ini menjadi banyak dipasok dari daerah selatan Filipina.
lintasan antarbangsa yang membuka peluang Sementara kebutuhan yang dikirim dari Manado
bagi kerentanan pengaruh bangsa luar seperti sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi tingkat
ideologi serta ekonomi, dan bahkan lintasan provinsi mengalami kenaikan berarti karena
aktivitas ilegal seperti penyeludupan, pelintasan disesuaikan dengan biaya transportasi tinggi.
teroris, pelintasan batas anatar negara tampa Dilain pihak ditemukan beberapa laporan
mengantongi surat resmi dan lain sebagainya. yang menyebutkan adanya uang yang beredar
Kondisi ekonomi masyarakat umumnya di pasaran setempat merupakan campuran
nelayan dan bertani ladang, setara dengan antara mata uang Philipina (peso) dan Indonesia

ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016 29


(rupiah). diturunkan lagi sebesar 10%. Hal ini, sejak
Ditinjau dari apek historis kultural, orang kelahiran Indonesia memberikan peluang
Talaud adalah totalitas suku bangsa yang tinggal intensitas hubungan warga di daerah perbatasan
di pulau-pulau kecil antara pulau Sulawesi serta kemungkinan-kemungkinan infiltrasi
dan Filipina bagian selatan. Mereka telah ada ideologi sekalipun diawali dengan motif-motif
kira-kira empat ribuan tahun sebelum Masehi. ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara, warga Indonesia Posisi tersebut membuat perdagangan
yang tinggal di Pulau Mindanao umumnya berasal yang tidak melalui jalur resmi justru sangat
dari pulau-pulau sekitar kepulauan Sangihe dan menguntungkan. Warga perbatasan dapat meraup
Talaud. Data lapangan menceritakan bahwasanya keuntungan besar dari aktivitas ilegal ini. Pada
mereka berasal dari beberapa kelompok suku peristiwa Permesta tahun 50an yang melanda
pendatang yang telah berbaur menjadi satu, kawasan timur Indonesia dengan pusat gerakan
yakni paling awal bangsa Negrito, dari Mindanao di Manado, pemimpin-pemimpin Permesta
Selatan Saranggani, dari Mindanao Tengah memperoleh biaya operasional gerakan mereka,
daratan Merano, dari Kepulauan Sulu Filipina, terutama dari hasil penjualan kopra ke negara
dari kesatuan Bowentehu dan Manado tua. tetangga yang memanfaatkan keuntungan
Kedatangan beberapa suku bangsa di tempat kedekatan geografis.
ini sangat dimungkinkan karena Talaud adalah Sementara pada pihak lain, perbandingan
kabupaten kepulauan yang jaraknya sangat kondisi ekonomi masyarakat Talaud cukup
dekat dengan negara Filipina (Davao), kira- berbeda dengan kondisi warga Filipina Selatan
kira 48 mil laut. Orang Talaud secara turun yang sedikit lebih baik. Secara strategis, ancaman
temurun merasa punya saudara (kerabat) di menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat
Filipina dan sebaliknya. Hubungan antarkerabat akibat minimnya infrastruktur sosial ekonomi
yang melakukan silaturahmi dengan saling mendorong pada kekhawatiran akan menurunnya
mengunjungi ketika melaksanakan acara yang rasa cinta tanah air dan bela negara karena
berhubungan dengan life cycle masih dilakukan kurangnya akses informasi dan komunikasi.
sampai saat ini (walaupun kunjungan antar Pernah terjadi orang Talaud mengibarkan
negara mereka tidak memiliki paspor dan lain- bendera Filipina sebagai bentuk protes terhadap
lain), dan itu dianggap biasa bagi mereka. pemerintah Indonesia karena merasa tidak
Dalam aspek sejarah-ekonomi, ketika Belanda diperhatikan, pembangunan sangat minim, dan
menguasai nusantara Kahin (Kahin, 1995 [1950]: merasa kurang sejahtera menjadi warga negara
215-232) menjelaskan bahwa di awal abad ke-19, Indonesia.
badan usaha pemerintah kolonial Copra Fund Dalam penelusuran awal, kondisi benturan
menetapkan harga yang digunakan produsen kebudayaan dengan ketahanan nasional semacam
untuk menjual kopra miliknya pada mereka ini antara lain terlihat di Desa Bowongbaru Pulau
sebagai satu-satunya pembeli sah. Harga tersebut Salibabu. Hampir sebagian besar warga desa ini
jauh lebih rendah dibandingkan harga yang menjalin hubungan lintas batas karena keluarga
diperoleh di pasar dunia terdekat, yaitu Filipina. mereka banyak tinggal di Filipina. Menurut
Orang-orang nusantara dan Cina di Makassar beberapa informan seperti Denny Lalegit (40 th):
serta Manado mengetahuinya sehingga mereka teknologi pembuatan perahu penangkap ikan saja
menjual kopra dengan harga sekitar dua kali telah diadopsi dari Filipina, yakni pumpboat yang
lipat dari Copra Fund. Hal ini membuat banyak umum dipakai sekarang. Ada juga kapal atau
orang Indonesia tergoda untuk menyelundupkan perahu bertenaga Fuso, yakni mesin yang dipakai
kopra ke Davao meskipun ada hukuman penjara untuk kendaraan truk. Kapal ini berlayar selama
yang berat bila sampai tertangkap oleh pejabat 4-5 jam sampai ke Filipina. Warga Bowongbaru
Belanda. Pada bulan Maret 1949, harga kopra memiliki kurang lebih 200 perahu pumpboat.

30 ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016


Dengan demikian, aktivitas perdagangan orang Durkheim mengemukakan bahwa solidaritas
Talaud dengan Filipina sangat marak di desa organik suatu masyarakat dibentuk dan dipelihara
ini. Selain itu, kapal jenis ini sangat efektif oleh keberadaan suatu sistem nilai kebersamaan
digunakan untuk menangkap jenis ikan pelagis, yang secara historis dibangun melalui tradisi
utamanya Tuna. (Durkheim, 1964: 18-93). Adanya solidaritas
Aktivitas ekonomi semacam ini sebenarnya semacam ini dapat dimaknai sebagai penanda
menyebar di banyak desa di Kepulauan Talaud, masih terbangunnya kepatuhan terhadap tradisi.
sehingga dapat dengan mudah ditemukan barang- Hal ini dapat mengindikasikan sebuah ketahanan
barang yang memiliki label Filipina, seperti: budaya lokal yang melihat solidaritas terhadap
minuman beralkohol, minuman ringan, peralatan komunitas lebih besar, seperti negara bangsa.
makan dan minum, dan sebagainya. Banyak Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
barang asal Davao-Filipina yang diperjualbelikan praktik kebudayaan dalam aras lokal merupakan
di Talaud. Patut diketahui bahwa aktivitas penjamin terjaganya sebuah komunitas yang
ekonomi lintas batas ini telah berlangsung sejak lebih besar.
sebelum kemerdekaan. Secara empiris, kepatuhan warga masyarakat
Dengan demikian hubungan dagang tradisional Talaud kepada adat dan pada pemuka-pemuka
dan hubungan melintas batas antara masyarakat adat atau tokoh masyarakat lainnya masih
Talaud dengan Filipina telah berlangsung sejak sangat kuat. Mereka meyakini bahwa sebuah
lama dan merupakan strategi masyarakat pelanggaran adat akan menimbulkan akibat yang
kepulauan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi akan ditanggung mereka dan bisa mendatangkan
dan menjalinserta mengaktif kan hubungan malapetaka berupa sakit, kematian, bencana alam,
keluarga. Hubungan ini membuat ketergantungan atau kegagalan dalam penghasilan perekonomian.
ekonomi sebagian masyarakat Talaud kepada Lebih luas sebenarnya masuk dalam peraturan-
Filipina menjadi kuat. Fenomena hubungan peraturan larangan, yakni dalam konsep Eha
lintas batas ini menjadi sebuah faktor yang yang dapat dimaknai sebagai pantangan.
dapat mempengaruhi kondisi integritas bangsa Keberadaan lembaga adat (ratumbanua
dalam mempertahankan indentitas nasional, dan inangngu wanua serta timmadde ŗuanga)
karena daya tarik ekonomi yang cenderung mengatur pelaksanaan tradisi dalam kampung
lebih menguntungkan posisi Filipina, pada seperti pelaksanaan eha atau pantang berkala
sisi yang lain perhatian pemerintah Indonesia untuk dua hal. Eha yang diberlakukan pada
masih minim dan dianggap belum memuaskan tanaman kelapa yang dilakukan setiap periode
kesejahteraan masyarakat. Dari latar belakang kuartal atau tiga bulan dan eha lokasi yang
tersebut dapat diketahui bahwa perubahan disiapkan unt uk acara manammi’ (yait u
budaya masyarakat Talaud sangat terbuka dan menangkap ikan dengan tata cara adat setiap
rentan. Efek lanjutannya dapat mempengaruhi tahun). Para pemangku ini juga termasuk
identitas nasional yang melekat pada identitas memberikan sanksi bagi warga mabuk, para
lokal masyarakat Talaud. pelanggar eha, dan pelaku praktik perzinahan.
Eha dan tradisi Manami’ sebenarnya sangat
memperkuat eksistensi budaya orang Talaud.
Ketahanan Budaya Masyarakat Dalam
Memang ditemukan adanya sedikit perbedaan
Tradisi dan Stragei
pola atau sebutan pada beberapa wilayah lain di
Masyarakat di kepulauan Talaud dominan Talaud, seperti Bulude dan Mangaran, dimana
beragama Kristen dan merupakan tipikal pola tradisi semacam ini masih berlangsung.
masyarakat yang masih memegang teguh adat Hal yang dimungkin kan karena adanya
istiadat setempat. Ketahanan budaya dalam beberapa lokasi pantai yang sangat cocok untuk
hubungan dengan identitas dapat dilihat ketika dilangsungkannya upacara Mane’e, yaitu tradisi

ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016 31


mengambil ikan di Kakorotan. Di sana terdapat atau menurunkan parang, yang merupakan
karang-karang pantai yang luas dan berada dalam upacara adat dan biasanya dilakukan untuk
posisi laguna ketika posisi surut terjauh sehingga memulai membuka dan menyiapkan lahan;
ikan-ikan bisa dikumpulkan dengan mudahya Malintukku Wualan atau menurunkan benih/
setelah masa larangan Eha berlalu. bibit yang mengandung makna permohonan
Pada sektor pertanian dikenal adanya adat kepada Yang Maha Esa agar bibit yang ditanam
istiadat yang dilakukan dalam beberapa bentuk bertumbuh dengan baik; Manimbullah Sasuanna
upacara mulai dari membuka lahan hingga masa atau mengasapi/menyehatkan tanaman yang
panen. Panen yang baik selalu dihubungkan merupkan upacara adat agar tanaman tumbuh
dengan kemampuan seorang pemimpin adat. dengan subur; Mallano Sasuanna atau memohon
Sebaliknya apabila terjadi serangan hama, doa agar tanaman terhindar dari penyakit; dan
gagal panen dipercayai karena terjadinya Sawakka (Manawakka) atau upacara selesai
penyimpangan dalam kehidupan keluarga panen sebagai suatu ucapan syukur kepada Tuhan
atau kelompok masyarakat umumnya, seperti Penguasa atas perolehan hasil panen.
hubungan seksual yang sumbang atau incest. Sebelum nya, mengawali pelaksanaan
Dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, kegiatan perladangan para pemimpin adat
pemimpin adat yang baik adalah yang dianggap memberi nasehat-nasehat pada para petani
mampu menghidupi warganya dan dikenal dengan diawali doa bersama permohonan
dengan ungkapan “Ma’aanna wuru ma’ a inassa restu memulai pekerjaan (mangimpalukka) doa
wanua” [mampu menghadirkan makanan dan biasanya dipimpin oleh pendeta, pastor, atau
ikan atau lauk pauk pada warga komunalnya]. penggantinya jika berhalangan, yakni Penatua
Pelaksana dalam setiap upacara adalah para atau ketua Wilayah Rohani. Dalam beberapa
pemimpin adat. Oleh masyarakat setempat, kasus pemimpin adat bisa juga berfungsi sebagai
mereka tidak saja dianggap sebagai orang yang pembawah doa jika pemimpin agama tidak ada.
mengetahui berbagai pengetahuan dalam soal Kemudian dilanjutkan dengan menurunkan
bercocok tanam, seperti pengetahuan tentang padi (Aimpalukku Malintukku Wualana),
waktu-waktu yang dianggap tepat memulai kegiatan ini dilaksanakan setelah lahan/kebun
pekerjaan, tetapi juga mereka dipercaya memiliki selesai dibersihkan dan siap ditanami. Upacara
kemampuan berhubungan dengan penguasa alam dilakukan oleh para pemimpin adat seperti pada
yang ada di bumi sebagai suatu kepercayaan pelaksanaan awal, dimana sambil memegang
lama yang hingga saat ini masih tetap diakui bibit yang hendak ditanam pemimpin adat
oleh masyarakat. membawakan doa.
Pengaturan pola tanam melalui pengetahuan Doa syukur hasil panen (manawakka)
tradisional yang didasarkan pada kondisi dilakukan saat pengambilan hasil panen.
musim dan ekologi setempat tidak hanya Manawakka dibawakan oleh pemimpin adat
ditentukan secara individu dalam masyarakat, dengan mempunyai tujuan menyatakan rasa
tetapi ditentukan secara bersama dengan para hormat dan kasih kepada Tuhan atas hasil
pemimpin adat. Selain memilih waktu yang yang boleh diperoleh, juga karena para pekerja
tepat sesuai musim juga disesuaikan dengan atau petani sudah dipelihara selama bekerja.
pengetahuan tentang pasang surutnya air laut. Berbagai upacara yang dilaksanakan mulai pada
Dalam hal berladang mereka mengenal dua saat membuka lahan sampai pada saat panen,
musim yang disebut lamba dan mattitimma memiliki maknasimbolik agar masyarakat
merupakan waktu yang tepat untuk memulai terhindar dari konflik.
bertanam. Pengembangan kesenian tradisional masih bisa
Terdapat beberapa tahap upacara dalam ditemukan di berbagai tempat di Talaud seperti
bercocok tanam seperti: Malintukku Halele adanya tari Gunde, Bara’a, dan lain sebagainya.

32 ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016


Khusus di Pulau Kabaruan terdapat tarian khas Tondolana. Lagu-lagu tersebut menggambarkan
pergaulan muda-mudi, yakni tarian Garis Dobol. pujian dan pujaan terhadap tanah kelahiran dan
Tari ini sering diadakan pada acara-acara pesta, rasa cinta orang Talaud terhadap tanah Talaud.
pisah tahun, dan peringatan hari-hari besar Lagu-lagu ini mengisahkan bahwa ketika mereka
lainnya. Dalam rangka melestarikan kebudayaan pergi tanah Talaud selalu akan diingat dan tidak
daerah peran pemerintah, pemimpin agama, dan terlupakan. Hal ini memberikan satu gambaran
tokoh masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah bahwasanya pengaruh eksternal tidak mudah
sebagai lembaga formal dan tokoh agama sebagai menggoyahkan identitasnya sebagai orang Talaud
lembaga non formal berkolaborasi dengan sehingga dapat diartikan sebagai ketahanan
strategi sebagai berikut, yakni: pemerintah budaya yang harus dipupuk dan dilestarikan
daerah berupaya mengembangkan kesenian dalam rangka memperkokoh ketahanan budaya
daerah dengan mengumpulkan tokoh-tokoh adat, atau keindonesiaan.
yakni ratumbanua dan ratumtampa, dengan Jadi kekuatan integrasi Talaud dalam dalam
membuat pertemuan-pertemuan terjadwal wilayah Indonesia justru terletak pada ketahanan
untuk menmbahas masalah yang dihadapi budaya masyarakat Talaud itu sendiri. Beberapa
masyarakat. Walaupun pengaruh modernisasi kali terjadi persitiwa yang dapat menggoyahkan
dari negara tetangga masuk ke dalam kehidupan integritasnya akan nasionalisme Indonesia, akan
masyarakat Talaud, berpengaruh sampai kepada tetapi tidak berpengaruh terhadap masyarakat
bentuk-bentuk budaya Talaud, namun budaya luas, misalnya pengibaran bendera Filipina.
orang Talaud masih bisa eksis atau bertahan. Warga perbatasan di Kabupaten Talaud
Masyarakat masih punya budaya patuh di sering merasakan lebih nyaman bertransaksi
samping toleran terhadap masuknya unsur-unsur dagang dengan Filipina, dan hasil pertanian
budaya luar. ataupun perikanan lebih dihargai mahal dan
Eksistensi budaya masyarakat Talaud telah bisa mendapat keuntungan lebih. Secara rasional
memperkuat jati diri orang Talaud, beberapa penulis melihat lebih kepada jarak tempuh yang
unsur budaya dari Talaud yang merupakan lebih dekat ke negara tersebut Untuk membeli
identitas orang Talaud sangat ditentukan oleh keperluan sehari-hari, sarana komunikasi dan
penguasaan atau pemahaman akan tradisi-tradisi hiburan, dan lain-lain. Dalam satu wawancara
Talaud seperti kesenian tradisional, bahasa, penulis menemukan data sebagai berikut:
aturan-aturan adat, dan sebagainya. Ini dipahami “di sini rentan terjadi pencurian ikan oleh
dan dijalankan dalam kehidupan sehari–hari. kapal nelayan asing kami sulit menghalau karena
Meskipun telah lama berada di negara luar seperti peralatan kami sangat sederhana, mulai kapal
Filipina, mereka tetap mengakui keberadaannya patroli kecil dan sarana untuk menembak tidak
sebagai orang Talaud yang merupakan bagian memadai dibandingkan dengan kapal yang
dari bangsa Indonesia. Merekapun mengakui mencuri ikan, kami kan tidak mau mati konyol.”
memiliki hubungan kekerabatan dan leluhur Informan lain mengatakan:
mereka di Talaud. “saya pernah tertangkap oleh angkatan Laut
Lagu-lagu daerah Talaud yang sangat populer Filipina ketika sedang mencari ikan katanya
pada masyarakat dan menunjukkan identitas sudah masuk teritorial negaranya. Kami digiring
kebudayaan Talaud serta kebangsaan Indonesia dengan kapal patroli menuju pelabuhan ikan
sangat mereka cintai. Beberapa lagu daerah di General Santos, setibanya di sana kami
Talaud yang populer adalah lagu-lagu pujian tidak ditangkap, bahkan dusuguhi bubur dan
terhadap daerah seperti lagu Su’Bowon’ Manu susu panas. Ikan hasil tangkapan ditimbang
Darua, Eh Apa Lodda Sia, Porodisa I’lellare, dan dibayar kami gembira karena bisa belanja
Lembungu Rrintulu, Tuta Mandasa, Passaran’nu keperluan sehari-hari dan pulang ke Talaud.”
Indonesia, Oh Taloda Inariadi, dan Tahaloang Informan lainnya mengatakan:

ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016 33


“di sini biar Cuma blanga goreng kaseh dengan seorang pemimpin adat, ia menjelaskan
ta bobale kong sambung kabel so dapa bauni kemampuan seorang pemimpin adat dalam
televisi siaran Filipina.” (Kami dapat mengakses menggerakkan dan mendorong masyarakat
siaran TV Filipina menggunakan penggorengan dalam kegiatan sosial kemasyakaratan melebihi
yang di balik kemudian di sambung dengan kemampuan kepala desa. Hal ini disebabkan
kabel.) karena pemimpin adat senantiasa menetap di
Dalam rangka meminimalisir pengaruh sekitar wilayah tempat tinggal mereka sehingga
eksternal lewat jaringan Televisi maka diperlukan secara kasat mata dapat melihat permasalahan
upaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa yang terjadi, dan turut merasakan segala sesuatu
identitas mereka sebagai orang Talaud yang yang dialami oleh warganya. Di sisi lain seorang
nota bene adalah bagian dari wilayah Negara kepala desa melakukan tugasnya berdasarkan
Kesatuan Republik Indonesia. Identitas sosial komando dari atasannya, sehingga kurang
warga Talaud merupakan bagian dari identitas menyentuh kebutuhan masyarakat.
nasional. Warga memandang diri mereka Adapun pemimpin adat di Kepulauan
secara kultural adalah bagian dari bangsa Talaud memiliki kewenangan penuh untuk
Indonesia. Mereka menggunakan bahasa memberi komando kepada warganya dalam
Melayu-Manado atau Indonesia, mencintai hal aktivitas bersama menunjang program
tradisi berkesenian, antara lain lagu dan tarian pemerintah, seperti halnya kerja bakti bersama,
daerah, serta menaikkan bendera merah putih mulai dari membersihkan pekarangan masing-
dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Mereka masing, membersihkan selokan-selokan sampai
mencintai suku bangsa Talaud dan bangga dengan aktivitas membuat jalan. Dengan
sebagai warga negara Indonesia, sehingga demikian semua warga masyarakat tidak hanya
walaupun menjadi pendatang dan menetap merasakan bantuan pemerintah tetapi juga turut
di negara lain namun ketika mendengar atau melaksanakan dan mensukseskan program dari
menyaksikan tarian dan lagu-lagu daerah pemerintah. Pekerjaan yang dikerjakan secara
mereka sadar bahwa mereka adalah orang bersama-sama seluruh warga masyarakat pada
Talaud yang nota bene adalah orang Indonesia. akhirnya dinikmati secara bersama-sama oleh
Selain itu, proses asimilasi melalui perkawinan, semua warga masyarakat, sehingga tercipta
barter barang dan perdagangan tradisional untuk satu keharmonisan hidup di antara para warga
pemenuhan kesejahteraan bukan merupakan masyarakat. Hal ini dapat terjadi atas kemampuan
kondisi yang mengkhawatirkan mengancam dan loyalitas dari pemimpin adat.
integrasi nasional. Justru hal negatif yang Dalam kehidupan sehari-hari pemimpin
muncul akibat terbukanya kawasan lintas batas adat sangat berpengaruh, seperti menjalankan
dan perdagangan tradisional terjadi proses tradisi upacara-upacara dalam berbagai aspek
niaga antar kedua negara, termasuk aktivitas kehidupan masyarakat (pertanian, menangkap
perdagangan ilegal seperti senjata dan keluar- ikan, perkawinan, kematian, berbagai macam
masuk teroris. selamatan, penjemputan tamu, dan sebagainya).
Bahkan pemimpin adat juga berperan dalam
Peran Lembaga Adat Dalam Memperkokoh
upacara-upacara menghalau berbagai bentuk
Ketahanan Budaya
malapetaka yang dipercayai oleh masyarakat
Kepatuhan kepada para pemimpin adat mengganggu ketenteraman warga.
yang ditokohkan dalam masyarakat ternyata Selain upacara-upacara, pemimpin adat pun
memiliki kemampuan menggerakkan masyarakat harus memiliki pengetahuan secara tradisional
untuk berpartisipasi dalam hal menunjang atau kearifan tradisional dalam berbagai
berbagai program sosial kemasyarakatan. aspek kehidupan. Sebagai masyarakat yang
Bahkan sebagaimana terungkap dari wawancara memiliki mata pencaharian utama bertani, maka

34 ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016


pengetahuan lokal masyarakat tentang cara lampau sampai sekarang. Agar kelestarian
bertani dan pengetahuan tentang musim-musim pemimpin adat tetap terjaga maka mereka harus
yang cocok untuk menanam harus dimiliki oleh memperlihatkan sikap dan perilaku yang baik
pemimpin adat. sesuai dengan tradisi masyarakat setempat.
Para petani melalui pemimpin adat membuat
aturan untuk mengatur berbagai hal terkait Peran Pemimpin Formal, Pemimpin Adat
dengan pola tanam, jenis tanaman yang ditanam, Dan Pemimpin Agama Dalam Kehidupan
waktu menanam, sampai pada teknologi yang Masyarakat Talaud
diterapkan dalam penanaman. Dengan cara
Dalam kehidupan masyarakat Talaud terdapat
seperti ini, para petani benar-benar melakukan
sekian banyak aturan-aturan dan norma-
aktivitas pertanian berdasarkan kaidah-kaidah
norma yang berlaku sampai saat ini, baik yang
mengikuti alam setempat. Secara umum,
bersumber dari aturan formal, aturan adat,
tanaman yang ditanam digilir secara bergantian
maupun aturan agama. Hal ini terlihat dalam
tergantung kondisi kesuburan tanah. Dengan
kehidupan masyarakat berupa aktivitas upacara
demikian ada saatnya ladang pertanian istirahat
yang berkaitan dengan lingkaran daur hidup
ditanami dan memiliki waktu melangsungkan
maupun yang berkaitan dengan sistem mata
siklus pembaharuan unsur hara secara alamiah.
pencaharian, kesenian, sistem peralatan, dan
Aktivitas yang berkaitan dengan politik dalam
lain-lain. Agar kelestarian peraturan-peraturan
hal ini pesta demokrasi sepert i: pemilihan
adat tetap terjaga, maka seluruh komponen
anggota legislatif, pemilihan kepala daerah
warga masyarakat dan para pemimpin, baik
sampai pemilihan presiden, pemimpin adat bisa
formal dalam hal ini pemerintah serta aparatnya,
menjadi sumber inspirasi untuk menentukan
maupun non-formal atau para tokoh adat yang
siapa yang akan dipilih walaupun terkadang
dipercaya, harus berperan aktif. Pemimpin adat
kalah oleh praktik money politics.
harus mampu menjaga kesinambungan adat
Sebuah lembaga adat tidak terlepas dari
istiadat dan memiliki fungsi sebagai pelindung
kepemimpinan seorang pemimpin karena
adat-istiadat, melaksanakan kontrol sosial bagi
kepemimpinan merupakan suatu proses interaksi
warga masyarakat yang melanggar aturan-aturan.
antara pemimpin dengan anggota-anggota lain
Dalam fungsinya yang demikian pemimpin
dalam kelompoknya. Dalam struktur sosial,
adat tidak dapat dijabat oleh sembarang orang.
seorang pemimpin umumnya menduduki posisi
Pemimpin adat ini harus menjadi teladan,
yang menjadi titik penentu (local point) pembuat
panutan bagi masyrakat, sehingga mereka diakui
keputusan. Tidak sedikit sistem pemerintahan
dan memiliki peran pada hampir semua bidang
tradisional yang pernah atau masih bertahan di
kehidupan yang ada di masyarakat.
Indonesia yang kekuasaannya diperoleh dengan
Aktivitas sosial penduduk di Kepulauan
memper-timbangkan trah dimana ada keyakinan
Talaud senantiasa melibatkan berbagai unsur atau
yang dimantapkan oleh anggapan atas kesucian
elemen masyarakat. Partisipasi yang ditunjukkan
tradisi yang diterima.
dalam aktivitas sosial tersebut ada yang diminta
Pemimpin adat dalam masyarakat
langsung oleh pemimpin adat, tetapi ada pula
perbatasan adalah tokoh sentral yang diyakini dan
atas inisiatif warga masyarakat sendiri. Pada saat
diakui oleh masyarakat bahwasanya keberadaan
melakukan pengambilan data di Pulau Kabaruan,
mereka sarat dengan sistem nilai/ajaran agama
Desa Damau, Kecamatan Damau sedang
dan adat setempat. Terpilihnya mereka sebagai
dilaksanakan Dialog Budaya, Festival Budaya,
pemimpin di masyarakat tidak terlepas dari
dan Pameran Budaya yang diselenggarakan
sejarah, keturunan, keahlian, pendidikan, dan
oleh Rumah Budaya Napombaru. Peneliti
perilaku yang ditunjukkan demi menunjang
menyaksikan partisipasi seluruh elemen yang
tatanan kehidupan bermasyarakat di masa

ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016 35


ada dalam masyarakat, yakni sebagai pemimpin tidak terutama bukan hubungan sedarah atau
formal Camat, Kepala Desa, dan perangkatnya, hubungan keluarga dekat dalam tiga tingkatan
pemimpin adat dan para tokoh adat lainnya, keturunan. Ratumbanua juga menentukan waktu
tokoh-tokoh agama dari berbagai denominasi, perkawinan yang tepat dan memberi nasehat-
anak-anak sekolah serta warga masyarakat yang nasehat. Pemerintah mengambil bagian dalam
ada di Kecamatan Damau. Mereka ikut serta pengesahan dalam bentuk akta perkawinan. Di
pada tiap tahap kegiatan. Penulis amati mulai samping itu, institusi-institusi ini juga menjalin
saat penyambutan tamu, pembukaan acara serta komunikasi satu dengan yang lain. Apabila
seluruh kegiatan selalu terlihat partisipasi para pemimpin adat menemukan bahwasanya calon
warga masyarakat seperti sudah digambarkan pengantin masih memiliki hubungan kerabat
dalam alinea sebelumnya. dekat maka perkawinan bisa dibatalkan. Jika
Sebagai contoh, pada saat penyambutan tamu dalam kehidupan berumah tangga terjadi
oleh ratumbanua dilaksanakan dengan ibadah penyelewengan mempunyai WIL (wanita idaman
diikuti unsur pimpinan kecamatan, pimpinan lain) atau PIL (pria idaman lain) bagila maka
agama, tokoh masayarakat, anak-anak sekolah, berdasarkan tradisi setempat mereka harus
serta para warga masyarakat. Demikian halnya dihukum berupa keharusan memberi makan
pada saat pembukaan kegiatan dilakukan masyarakat satu kampung selama satu bulan.
dengan ibadah yang dipimpin oleh pendeta Jika hukuman itu tidak mereka penuhi, maka
dari GERMITA (Gereja Masehi Injili Talaud) pasangan tersebut diusir dari kampung dan
diikuti dengan sambutan-sambutan mewakili dianggap bukan orang kampung asal domisili.
tokoh formal, yakni bapak camat, pemimpin Pe m i mpi n ge reja be r upaya u nt u k
adat ratumbanua, dan para tokoh agama, mengakomodasi simbol-simbol adat dalam
dilanjutkan dengan upacara adat, doa makan, pelayanan, seperti penataan gedung gereja yang
dan makan bersama seluruh warga masyarakat menggunakan ornamen-ornamen adat Talaud,
dan undangan. Masyarakat dari berbagai kalimat-kalimat bahasa Talaud digunakan pada
unsur sangat antusias. Selama tiga hari penulis pintu masuk gedung gereja. Begitu juga beberapa
mengamati dan berpartisipasi dalam kegiatan lagu gereja yang telah dibuatkan dalam bahasa
tersebut terlihat keikutsertaan dan perilaku daerah Talaud dan sering dinyanyikan dalam
para peserta yang adalah warga masyarakat di peribadatan. Lagu rohani berbahasa Talaud ini
Kecamatan Damau begitu bersemangat, dan tidak hanya dilagukan pada peribadatan gereja,
warga lainnya menikmati hiburan berupa atraksi tetapi juga pada acara-acara kedukaan, ibadah
tarian dan lagu-lagu. Bahkan kegiatan festival dalam skala kecil, ibadah hari ulang tahun, dan
budaya ini ditutup dengan KKR (Kebaktian sebagainya. Lagu gereja berbahasa daerah Talaud
Kebangunan Rohani) yang diselenggarakan oleh akhirnya menjadi sangat populer dan juga salah
gereja Tiberias di Damau dengan mendatangkan satu penanda identitas warga Talaud.
penginjil dari Jakarta.
Relasi yang terbangun antara pemimpin Penutup
adat, pemerintah, dan gereja menyiratkan
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan
hubungan yang saling mengisi, meskipun masing-
salah satu kabupaten terluar dari negara Indonesia,
masing memiliki tatanan dan pemahaman yang
terletak di kawasan perbatasan antara negara
terkadang berbeda. Perbedaan masing-masing
Indonesia dan Filipina. Berdasarkan fakta-fakta
ditutupi dengan kerjasama antar institusi
historis sejak dahulu kala Talaud terbuka bagi
tersebut. Misalnya dalam acara adat perkawinan,
kehadiran bangsa lain lewat perannya dalam
gereja mengambil bagian untuk melakukan
menjadi lintasan perdagangan antar bangsa-
pemberkatan, sedangkan ratumbanua melakukan
bangsa bagian utara menuju selatan dunia.
pelacakan silsilah apakah boleh dinikahkan atau

36 ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016


Keterbukaan ini membawa pengaruh besar Berbagai bentuk kebudayaan dan nilai budaya
terhadap eksistensi masyarakat dan kebudayaan. milik etnik Talaud masih tetap dipertahankan,
Berbagai peristiwa bahkan tindakan kriminal a nt a r a lai n sistem ke pem i mpi na n ad at
yang menyalahi aturan negara, aturan agama, ratumbanua, kearifan dalam bentuk Eha, Mane’e,
dan aturan adat berpotensi terjadi di daerah Manamme, dan kesenian rakyat seperti lagu-
ini. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai lagu daerah, tari ba’ra, tari gunde, garis dobol.
aspek, yaitu ideologi, politik, sosial-budaya, Faktor kepatuhan masyarakat terhadap adat
dan ekonomi. Hubungan paling intens dengan istiadat dan kepada tokoh informal yang sangat
masyarakat Filipina berupa hubungan dagang kuat ikut mempertinggi kekuatan ketahanan
tradisional, kunjungan kekeluargaan; dan yang budaya masyarakat Talaud. Hal ini terjadi
paling buruk area ini menjadi lintasan para karena adanya keyakinan dan kepercayaan akan
teroris di Filipina bagian selatan, perdagangan ditimpa malapetaka berupa kutukan baik secara
senjata ilegal, serta penyelundupan narkotika. pribadi maupun keluarga dalam beberapa aspek
Aktivitas tersebut agak sukar diawasi mengingat kehidupan jika melakukan pelanggaran adat.
Kepulauan Talaud terdiri atas gugusan pulau- Identitas nasional Indonesia melekat dalam
pulau yang relatif mudah disinggahi untuk identitas kedaerahan mereka sebagai orang
dijadikan tempat aktivitas ilegal. Di samping itu Talaud yang merupakan bagian dari bangsa
sistem pengawasan berupa sarana dan prasana Indonesia, sehingga kondisi rentan kawasan
relatif minim dan tidak memadai, sementara Talaud yang bisa menggoyahkan identitas
sebagian warga membiarkan aktivitas illegal nasional dapat ditangkal. Orang Talaud meski
tersebut karena memperoleh keuntungan. memiliki hubungan yang terbuka dengan bangsa
Kondisi rentan masyarakat Talaud terhadap luar namun tetap mempertahankan jatidiri
pengaruh asing sangat mungkin terjadi karena sebagai orang Indonesia pada umumnya dan
posisi geografis kawasan Talaud, dan dijadikan orang Talaud khususnya. Beberapa kali kejadian
sebagai lintasan antar bangsa.. Di samping sekelompok orang yang merasa perhatian
perkembangan moder nisasi masyarakat, pemerintah Indonesia sangat buruk dan mau
pengaruh tersebut dapat melunturkan identitas beralih ke kedaulatan bangsa luar tidak didukung
nasional masyarakat Talaud terhadap Indonesia, oleh mayoritas masyarakat Talaud sendiri, dan
manakala terjadi ketergantungan perekonomian hanya terlewatkan begitu saja. Mereka sulit
kepada negara luar sementara masyarakat Talaud memisahkan identitas nasional Indonesia dan
masih berada dalam kondisi keterbelakangan kesukuannya sebagai etnik Talaud.
dalam hal akses sumberdaya dan kemiskinan Dalam kehidupan masyarakat Talaud sehari-
karena pemerataan pembangunan yang tidak hari, pimpinan adat, pimpinan formal serta
seimbang, sehingga sulit menikmati kesejahteraan pimpinan agama senantiasa melakukan interaksi
secara layak. dan koordinasi untuk mengimplementasikan
Kebudayaan Talaud yang nampak dari berbagai program, baik yang berasal dari
kompleksitas nilai budaya masyarakat menjadi pemerintah maupun yang berasal dari adat-
semangat memperkokoh ketahanan nasional. istiadat.

ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016 37


DAFTAR PUSTAKA

Amartya, Sen
2006  Kekerasan dan Ilusi tentang Identitas Tanggerang: Marjin Kiri
Bogdan, R., & Taylor, S.J
1975 Introduction to qualitative research methods. New York: John Wiley
Bungin, Burhan
2003 Analisis Data Dalam Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah
Penyusunan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
Denzin, N.K.
1978 Sociological methods. New York: McGraw-Hill
Kahin, George McTuman
1995 Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Koentjaraningrat
1986 Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
1997 Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Rajawali.
Lincoln, Y.S. Guba E.G.L.
1984 Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication, inc.
Mikkelsen, Britha
2008 Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Moleong, Lexy
2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya.
Mubiyarto
1984 Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: P3PK UGM.
Muhadjir, H. Noeng
2000 Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Raksarasin.
Manggala, Pandu Utama
2009 Globalisasi vs nasionalisme: Mencari Identitas Bangsa. Makalah.
Goff M. Patricia
2000 Invisible Borders: Economic Liberalization and National Identity. Oxford: Blackwell Publishers
Perwita, A. A Banyu dan Yayan Mochamad Yani
2005 Pengantar Ilmu Hubungan Internasional Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Pratiknjo Maria Heny
2015 Memperkokoh KeIndonesiaan lewat Ketahanan Budaya Masyarakat Perbatasan di Bibir
Pacifik Study kasus di Kabupaten Kepulauan Talaud (laporan penelitian) FISIP Universitas
Sam Ratulangi Manado

38 ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016


Pristiwanto
2011 Komodifikasi dan Pergeseran Makna Kearifan Lokal Studi Kasus Upacara Tradisional Tangkap
Ikan Mane’e Pada Masyarakat Di Perbatasan Indonesia-Philipina (Tesis). FISIP Universitas
Airlangga Surabaya.
Raharto, Aswatini
1997 Migrasi Kembali Orang Sangir-Talaud dari Pulau-pulau diWilayahFilipina Selatan, Laporan
Penelitian Puslitbang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jakarta: LIPI.
Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara
2000 Buku Rinci Di Provinsi Sulawesi Utara.
Saud, Lily dan E. Katuuk
2009 Peran Lagu Talaud. BPSNT Manado
Salindeho, Winsunlangi dan Pitres Sombowadile
2008 Kawasan Sangihe-Talaud-Sitaro; Daerah Perbatasan Keterbatasan Pembatasan. Yogyakarta:
FUSPAD
Sarundajang, Sinyo Harry
2011 Geostrategi. Jakarta: Penerbit KATA.
Saifuddin, Ahmad Fedyani
2011 Konflik dan Interaksi. Jakarta: Rajawali.
Singarimbun, Masri (Ed.)
1986 Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

ANTROPOLOGI INDONESIA No. 1 2016 39

Anda mungkin juga menyukai